Sudah tiga hari Farel berada di negara orang untuk bekerja. Saat itu Farel, Billy dan Anton sedang berjalan - jalan karena pada saat itu hari terakhir mereka berada di Singapura setelah bekerja. Hermawan Group memperbesar usahanya sampai ke Singapura dengan membuka cabang perusahaan di negara itu. Beberapa klien besaran yang ada di Singapura pun sudah banyak yang bekerja sama dengan perusahaan mereka.
"Mas antar aku ke pusat perbelanjaan itu ya aku mau membeli beberapa oleh - oleh." Ucap Farel kepada Billy.
"Memang kamu mau beli untuk siapa?." Tanya Billy yang berjalan mengikuti Farel.
"Untuk Rafi, Yoga, bik Iyah, Rico, mama papa, ya itu aja sih mas." Jawab Farel.
"Buat aku Rel?." Tanya Anton yang ada di belakangnya.
"Buat apa aku beliin kamu oleh - oleh kamunya saja ikut kesini beli saja sendiri, memang gaji yang kamu terima dari mas Billy kurang." Ucap Farel sambil bercanda.
"Dasar pelit." Jawab Anton.
Mereka pun masuk kedalaman pusat perbelanjaan untuk membeli beberapa oleh. Billy dan Anton merasa senang melihat sikap Farel seperti itu, karena setelah kematian Nata dan Rafa sikap Farel berubah yang dulu dia suka bercanda dengan beberapa orang yang belum dia kenal dan sekarang berubah menjadi dingin dan datar kecuali dengan orang yang dekat dengan dirinya. Apalagi kalau dengan wanita dia pasti langsung menjauh dan langsung pergi bila ada pertemuan dengan klien wanita pasti dia akan meminta asisten, sekretaris atau Billy yang menemukannya.
Setelah puas berbelanja mereka pun beristirahat di sebuah tempat makan yang menjual makanan khas Indonesia Farel, Billy dan Anton pun memilih rawon untuk makan siang mereka.
"Memang mas gak pulang bareng aku saja, biar disini yang menyelesaikan Anton." Ucap Farel sambil makan.
"Gak bisa Rel mereka meminta bertemu langsung dengan ku, kamu balik dulu saja sama Anton ke Indonesia dan selesaikan beberapa kontrak kerja. Biar yang disini aku selesaikan dulu dengan pak Doni, sekalian aku nitip oleh - oleh kamu bawa pulang." Ucap Billy, karena dia akan tetap di Singapura karena ada klien yang mendadak ingin bekerja sama, sehingga Billy ada tetap di Singapura.
"Siap bos." Ucap Farel dan Anton bersamaan.
**********
Di rumah Ayana terlihat bingung karena melihat keadaan Rafi, karena sejak dia pulang dari kegiatan pencak silat setelah sholat magrib badannya mulai demam dan panasnya sampai tiga puluh delapan derajat. Setelah minum obat penurunan panas, panasnya pun tidak kunjung turun. Karena kawatir Ayana pun langsung membawa Rafi ke rumah sakit untuk di periksa lebih lanjut.
Dalam perjalanan menuju rumah sakit Ayana langsung menghubungi Farel untuk segera ke rumah sakit menyusul dirinya dan Rafi.
Di tempat lain Farel yang baru saja turun dari pesawat langsung mengaktifkan hpnya, tak lama setelah Farel mengaktifkan hpnya,Ayana menghubungi Farel dan mengatakan bahwa Rafi demam dan sekarang akan dibawa ke rumah sakit. Farel yang mengetahui Rafi sakit langsung meminta Anton untuk mengantarnya ke rumah sakit.
**********
Malam itu tugas Ranty selesai menggantikan pekerjaan dokter Wawan, Ranty pun menanyakan kepada Cahyo apakah pekerjaannya untuk hari ini sudah selesai.
"Cahyo apa masih ada pasien yang perlu ditangani atau diperiksa sekarang? Apa dokter Wawan selalu bekerja sampai malam ini?." Tanya Ranty yang melihat jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.
"Tidak sih dok cuma hari ini ada beberapa pasien baru yang perlu dokter tangani karena harus dilakukan penanganan cepat." Jawab Canyon.
"Makanya dari tadi nama pasien yang aku tangani gak ada di catatan dokter Wawan. Ya sudah aku pulang dulu, kalau pekerjaan mu sudah selesai kamu juga bisa langsung pulang." Ucap Ranty.
"Siap dok." Jawab Cahyo.
Setelah selesai membereskan dan merapikan berkas, Ranty pun sedikit berdandan agar terlihat lebih rapi, rambut yang awalnya di ikat dan digelung sekarang sudah terurai indah, muka nya yang kusam sudah terlihat lebih segar setelah dia selesai sholat dan memakai bedak dan sedikit limbah pada bibir nya.
Ranty keluar dari ruang praktek nya berjalan menyusui lorong rumah sakit dan beberapa poli. Saat dia bertemu atau berpapasan dengan seorang perawat atau staf yang ada dirumah sakit, Ranty pun selalu menyapa dan tersenyum ramah.
Saat melewati IGD seperti biasa Ranty akan mampir untuk menyapa beberapa perawatan dan dokter jaga yang sedang bertugas saat itu. Saat Ranty masuk dilihatnya seorang perawat yang sedang bingung sambil memegang gagang telepon untuk menghubungi seseorang. Ranty pun penasaran dan langsung bertanya kepada perawat itu.
"Ada apa sus?." Tanya Ranty.
"Doktor Ranty, maaf dok bisa bantu kami hari ini? dokter jaga hari ini adalah dokter Pras dan sampai sekarang dokter Pras belum juga datang." Ucap salah seorang perawat.
"Kamu sudah coba menghubungi nya?." Tanya Ranty.
"Sudah dok, tadi sudah saya sudah menghubungi beliau dan dokter Pras bilang kalau masih dalam perjalanan ke rumah sakit, tapi sampai sekarang belum datang juga." Jawab perawatan itu.
"Ya sudah di tunggu saja." Jawab Ranty dengan santai untuk memenangkan perawatan yang ada di IGD.
"Tapi pasien itu sudah lama dok disini dan kelihatan parah, kami takut untuk menanganinya karena takut salah dan kalau ada apa - apa nanti kami yang akan di salahkan, tolong kami dok untuk memeriksa pasien ini." Ucap salam satu perawat laki - laki memohon.
"Tapi aku....... " Ucap Ranty terpotong.
"Tolong dok." Ucap dua perawatan yang memotong ucapan Ranty dan memohon.
"Ya sudah coba aku periksa dulu dan kalian hubungi dokter Pras untuk segera datang." Ucap Ranty tegas.
Ranty pun langsung mengambil stethoscope yang ada disana lalu mengikat dan menggulung rambut miliknya dan berjalan menuju tempat pasien yang akan dia periksa di ikuti oleh seorang perawat yang akan membantunya.
Sedangkan di balik tirai Ayana dan Farel yang sedang menunggu, mendengar perdebatan antara Ranty dan para perawat, Farel pun mulai kesal langsung berjalan menghampiri dan saat akan membuka tiara, Farel pun terkejut karena mereka berdua sama - sama akan membuka tirai.
( Walau Anaya adalah wakil direktur sedangkan Farel adalah pemilik anak pemilik rumah sakit, mereka selalu melalui prosedur bila berobat dan sebagian perawatan, staf dan dokter masih banyak yang tidak mengetahui kalau Anaya dan Farel adalah pemilik rumah sakit itu.)
Farel yang akan menegur Ranty pun terdiam karena Farel terkejut melihat sosok gadis yang sedang ada di depannya. Gadis itu adalah gadis yang pernah dia temui saat delapan tahun yang lalu, cinta pertama Farel sebelum dia menemukan cintanya bersama dengan Nata.
TERIMA KASIH
TUNGGU KELANJUTANNYA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Yayoek Rahayu
ehm.....
2021-12-24
1
Kim
CINTA LAMA BELUM KELAR🤭🤭🤭
2020-12-14
2
aprilia avril
wah ceritanya CLBK ya si farel sama rianty
2020-12-13
3