Di kediaman Pak Hermawan sudah ada tamu dan orang - orang yang berdatangan untuk mengucapkan bela sungkawa dan bertakziah. Farel duduk di ruang tengah yang dimana Nata dan Rafa berbaring untuk terakhir kalinya sebelum mereka berdua dimakamkan.
Farel meminta Billy untuk menggantikan dia untuk menemui tamu karena dia tidak ingin diganggu. Pak Hermawan, pak Agus dan Billy yang menemui tamu yang mengucapkan bela sungkawa. Setelah persiapan pemakaman semua selesai, Nata dan Rafa pun langsung di disholatkan lalu di berangkatkan ke sebuah pemakaman yang tak jauh dari kediaman Pak Hermawan.
Pemakaman pun berjalan dengan lancar, malam harinya dilanjutkan dengan acara tahlilan untuk mendoakan Nata dan Rafa. Setelah semua acara itu Farel masuk kedalam kamarnya dan tidak keluar sama sekali, walau sudah dibujuk oleh beberapa orang untuk makan Farel selalu menolak dan meminta mereka keluar.
Billy masuk kedalam kamarnya dilihatnya Ayana sedang menjaga Yoga dan Rafi yang sedang tertidur nyenyak. Ayana melihat Billy langsung menghampiri nya.
"Gimana keadaan Rafi sayang?." Tanya Billy.
"Alhamdulillah mas dia anak yang pintar gak rewel sama sekali. Aku kasihan mas sama Rafi. Terus gimana keadaan mas Farel sekarang?." Tanya Ayana balik.
"Sama seperti tadi, dia belum mau keluar kamar, dia menolak untuk makan dan gak mau mendengar omongan orang." Jawab Billy yang langsung duduk di sofa.
"Semoga mas Farel kembali seperti dulu ya mas, semoga dia bisa mengikhlaskan kepergian Nata dan Rafa kasihan Rafi, mas Farel harus ingat kalau dia masih punya Rafi yang harus dia jaga." Ucap Ayana.
"Ya sudah besok coba kita bujuk lagi. Kita istirahat dulu, kamu tidur sama mereka saja, biar mas tidur disini." Ucap Billy.
"Ya mas, kalau kamu gak nyaman tidur di sofa kamu pindah tidur saja di sebelah ku, tempat tidur kita kan besar jadi cukup buat kita berempat." Ucap Ayana.
"Iya kamu istirahat dulu saja. Aku masih ingin istirahat disini." Ucap Billy yang membelai lembut kepala Ayana.
Ayana menganggukkan kepalanya dan langsung berjalan kearah tempat tidur, lalu berbaring bersama Yoga dan Rafi.
**********
Pagi itu Ayana sedang menyiapkan minuman di dapur, dan di ruang tamu Ibu Tika dan Ibu Cici sedang berbicara tentang keadaan Farel, Ayana berjalan dari dapur menuju ruang tamu menghampiri Ibu Tika dan Ibu Cici dengan membawakan dua gelas teh untuk mereka lalu duduk di sebelah Ibu Tika.
"Billy mana Aya?." Tanya Ibu Tika.
"Mas Billy di kamar ma, menemani Yoga dan Rafi bermain." Jawab Ayana.
"Apa nak Billy gak kerja?." Tika ibu Cici.
"Kerja tante, tetapi nanti siang mas Billy akan berangkat ke kantor." Jawab Ayana.
"Untuk persiapan tahlilan sampai tujuh hari gimana?." Tanya Ibu Tika.
"Semua persiapan sudah di urus semuanya oleh Rico, jadi Mama sama tante tidak perlu khawatir." Jawab Ayana.
"Alhamdulillah kalau sudah beres semua, apa kamu sudah lihat keadaan Farel di kamar Aya? Mama belum ke kamarnya sejak kemarin malam?." Tanya Ibu Tika.
"Tadi pagi mas Billy masuk ke kamarnya ma, membawakan segelas teh dan roti untuk sarapan, kata mas Billy makanan yang kemarin Mama bawa ke kamarnya masih utuh tidak di sentuh, saat mas Billy mengajak nya bicara, mas Farel meminta mas Billy untuk keluar." Jawab Ayana sambil menghembuskan nafas nya.
"Ya Alloh mbak, coba biar saya yang masuk untuk menasehatinya mungkin Farel mau mendengarkan apa yang saya katakan." Ucap Ibu Cici yang ikut khawatir dengan menantu nya.
"Iya mbak Ci, tolong bujuk Farel dari kemarin saya bujuk dia sama sekali gak mau mendengarkan saya, mungkin dia mau mendengarkan mbak Cici, kalau memang tetap gak mau, biar Papa nya yang turun tangan." Ucap Ibu Tika.
"Iya mbak saya coba bujuk Farel." Ucap Ibu Cici yang berdiri dan berjalan menuju kamar Farel.
Ibu Cici di depan pintu kamar Farel lalu diketuknya pintu itu, karena tidak ada tanggapan dari Farel yang ada di dalam Ibu Cici pun langsung masuk kedalam.
"Jegrek." Suara pintu dibuka.
"Assalamualaikum." Ucap salam Ibu Cici.
Farel terkejut karena yang masuk kedalam kamarnya adalah ibu mertua nya. Farel pun langsung berdiri.
"Waallaikumsalam." Ucap Farel membalas salam Ibu Cici.
"Ibu boleh masuk nak?." Tanya Ibu Tika.
"Iya bu silahkan, maafin Farel bu." Jawab Farel lalu berdiri dan langsung duduk di pinggir tempat tidur yang awalnya dia duduk dipojok kamar.
Ibu Cici tidak membalas ucapan Farel, dia langsung berjalan kearah jendela dan pintu balkon kamar Farel, dibukanya korden, jendela dan pintu balkon yang ada dikamar Farel agar udara yang di kamar menjadi lebih segar, setelah itu Ibu Cici berjalan dan langsung duduk disebelah Farel.
"Kamu kenapa seperti ini? Farel yang ibu kenal gak seperti ini, dia bisa menghadapi semua masalah dengan baik, pikiran yang jernih dan ikhlas." Ucap Ibu Cici.
"Maafin Farel bu, Farel sudah ingkar janji, Farel gak bisa menjaga Nata dengan baik yang membuat Nata pergi meninggalkan kita semua bu, ini semua gara-gara Farel bu." Ucap Farel yang mulai menangis.
"Itu bukan salah mu Rel, ini semua sudah takdir Alloh, gak ada orang yang bisa menghindari kalau itu semua sudah ditakdirkan. Ibu dan ayah tidak menyalahkan kamu, ibu juga sudah ikhlas." Ucap Ibu Cici menasehati Farel.
"Tapi bu ....." Ucap Farel yang tidak di teruskan.
"Tapi apa?, kamu harus ikhlas Rel, kasihan Nata dan Rafa anak mu, mereka berdua pasti sedih kalau melihat diri mu seperti ini dan Ibu ingatkan kamu masih punya Rafi yang harus kamu jaga, rawat dan kamu beri kasih sayang. Karena Rafi hanya punya kamu sekarang dan kamu harus tetap hidup demi dia Rel!." Ucap Ibu Cici dengan penuh penekanan.
Farel hanya diam dan dia mulai sadar karena semenjak di rumah sakit sampai sekarang dia melupakan Rafi anaknya yang masih hidup dan selamat.
"Ya Alloh, maafin Farel bu, gara-gara keegoisan Farel, sampai-sampai Farel lupa dengan Rafi sekarang dia dimana bu." Ucap Farel yang sudah sadar.
Ibu Tika masuk kedalam kamar bersama Ayana yang sedang menggendong Rafi, karena mereka sudah dari tadi berada di luar kamar Farel saat Ibu Cici sedang berbicara dengan Farel. Farel melihat mereka semua masuk kedalam kamarnya merasa bersalah karena membuat mereka semua khawatir.
"Maafin Farel, Ma, bu dan kamu juga Aya, makasih sudah mau menjaga Rafi." Ucap Farel.
"Iya nak. Kamu harus ikhlas ya Rel ingat kamu masih ada Rafi." Ucap Ibu yang langsung memeluk Farel dan menunjuk Rafi yang di gendong Ayana.
Ayana berjalan dan langsung memberikan Rafi kepada Farel. Farel langsung menerima, dipeluknya dan diciumnya Rafi.
"Maafin Papa ya sayang, Papa tidak mempedulikan mu. Maafin aku Nat, aku janji akan merawat anak dan menjaga anak kita." Ucap Farel sambil memeluk Rafi.
Mereka yang berada di kamar Farel ikut merasakan kesedihan Farel dan sedikit bahagia karena Farel sudah dapat mengikhlaskan kepergian Nata dan Rafa salah satu anak mereka.
TERIMA KASIH
TUNGGU KELANJUTANNYA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Yayoek Rahayu
syediih
2021-12-24
1
Rhiedha Nasrowi
semangat Thor 👍
2021-07-20
1
Masliyati Mass
😥😥😥
2021-06-16
1