Setelah masuk ke dalam mobil, dy Ranty melajukan mobil dengan kecepatan sedang menuju rumah sakit tempat dia bekerja, tiga puluh menit kemudian Ranty sudah sampai ke rumah sakit tempat dia bekerja, dia memikirkan mobil ya ditempat perkiraan khusus pegawai rumah sakit.
Ranty masuk kedalaman rumah sakit melewati lobi dan banyak orang yang menyapanya dan Ranty pun membalas sapaan mereka dengan ramah. Ranty merupakan dokter baru di rumah sakit itu, dia baru bekerja selama enam bulan karena sikap ramah dan mudah bergaul dengan siapa saja dalam waktu tiga bulan Ranty sudah dapat menyesuaikan diri dan akrab dengan para dokter dan staf yang ada di rumah sakit.
"Pagi dok." Sapa Ranty kepada dokter Wawan.
"Pagi juga. Oh iya boleh gak aku minta tolong besok senin dan selasa kamu menggantikan ku, karena pada hari itu aku ditunjuk rumah sakit untuk menghadiri seminar di Semarang?." Tanya dokter Wawan.
"Memang seminar apa dok?." Tanya balik Ranty.
"Seminar tentang pengadaan alat - alat operasi baru." Jawab dokter Wawan.
"Apa kamu saja yang mau ikut seminar itu? Jadi kamu gak perlu menggantikan aku untuk praktek dan mengurus pasien - pasien ku?." Lanjut tanya dokter Wawan.
"Gak deh dok malas saya kalau ikutan seminar seperti itu, mending saya menggantikan dokter saja." Jawab Ranty sambil memeriksa berkas - berkas pasien yang akan dia periksa.
"OK deal ya kamu menggantikan aku?." Tanya dokter Wawan memastikan lagi.
"Siap dok tapi jangan lupa oleh oleh nya." Jawab Ranty.
"OK, semua berkas dan data pasien yang akan kamu tangani sudah aku siapkan dan serahkan ke Carmody dan ingat..... " Ucap dokter Wawan yang terpotong dan langsung dilanjutkan Ranty.
"Menulis analisa pasien harus jelas karena keselamatan pasien itu utama." Ucap Ranty yang melanjutkan ucapkan dokter Wawan yang selalu diucapkannya.
"Ok dok selalu saya ingat kok ya sudah saya periksa pasien saya dulu... Da dokter." Ucap Ranty yang keluar dari ruanganya sambil melambaikan tangannya.
Dokter Wawan adalah teman dekat Pak Budiman Ayah Ranty yang dipercaya olehnya untuk menjaga anaknya, Ranty lebih memilih bekerja di tempat lain dari pada bekerja di rumah sakit milik keluarga nya, karena dia ingin mengembangkan kemampuan nya terlebih dahulu sebelum ayahnya meminta untuk mengurus rumah sakit itu.
**********
Farel sudah sampai di rumah utama keluarga Hermawan, tanpa di minta Rafi langsung masuk kedalaman rumah pak Hermawan dan Ibu Tika yang sekarang ini di tempat oleh Billy, istri dan anaknya, sedangkan pak Hermawan dan Ibu Tika lebih memilih tinggal di Kota Malang setelah mereka berdua pensiun.
"Assalamualaikum budhe." Ucap salam Rafi kepada budhenya saat melihat Ayana keluar dari kamar.
"Waalaikumsalam Rafi, kok kesini gak langsung ke sekolah?." Tanya Ayana.
"Gak tahu papa ajak kesini, katanya ada rapat pagi." Jawab Rafi dan langsung salim mencium tangan budhe nya.
"Ya sudah ayo keruang makan, pakde sama Yoga sedang makan, kamu sudah makan belum?." Tanya Ayana yang mengajak Rafi ke ruang makan.
"Sudah budhe." Jawab Rafi.
Rafi dan Ayana pun berjalan menuju ruang makan bersama.
"Assalamualaikum pakde, Yoga."Ucap salam Rafi.
"Waalaikumsalam." Jawab Billy dan Yoga bersamaan.
"Mana papa mu kok masuk sendiri?." Tanya Billy.
"Papa masih di luar pakde ambil tas, kata papa tiga hari ini aku disuruh menginap disini." Jawab Rafi yang sedang duduk di sebelah Yoga.
"Hore... Kalau kamu nginap disini jadinya aku punya teman main." Ucap Yoga.
"Kalau lagi makan jangan ngomong dulu nanti tersedak." Ucap Ayana mengingatkan Yoga.
Yoga hanya mengangguk menjawab ucapan bundanya...
"Assalamualaikum." Ucap salam Farel.
"Waalaikumsalam." Ucap mereka semua membalas salam Farel.
"Aya tiga hari ke depan aku nitip Rafi ya." Ucap Farel yang meletakkan tas milik Rafi di meja ruang tengah.
"Iya mas." Jawab Ayana yang sedang menyiapkan bekal Yoga dan Farel.
Farel berjalan ke ruang makan lalu duduk di sebelah anaknya yang sedang berbicara dengan Yoga.
"Mau makan mas?." Tanya Ayana.
"Gak Aya, tadi aku sudah makan di rumah bersama Rafa, bisa minta tolong buatkan kopi saja." Ucap Farel yang minta kepada Ayana.
"Tiket pesawat sudah disiapkan oleh Rico, setelah meeting nanti apa kamu langsung berangkat Rel?." Tanya Billy.
"Iya mas. Tapi besok mas langsung menyusul kesana ya. Aku kurang paham proyek ini soalnya?". Tanya balik Farel.
"Ya besok aku kesana dengan Anton setelah pekerjaan ini selesai, jadi kamu hendel dulu pertemuan ya dengan Mr. Wang." Ucap Billy sambil menghabiskan makanan terakhir di piringnya.
"OK, ya sudah aku berangkat dulu. Kabari aku kalau ada apa - apa ya. Jangan nakal ya anaknya papa, nurut apa kata budhe. Ok." Ucap Farel lalu mencium kepala anaknya.
"Ok Pa, cepat pulang ingat papa mau mengajak Rafi dan Yoga jalan - jalan ke rumah Nenek dan Kakek di Malang." Ucap Rafi sambil mencium tangan papanya.
"Siap Pak bos. Aku berangkat dulu ya. Assalamualaikum." Ucap salam Farel.
"Waalaikumsalam." Ucap mereka membalas salam Farel.
Farel pun pergi meninggalkan rumah utama. Untuk menyelesaikan pekerjaannya.
**********
"Kalian siap berangkat Boy?." Tanya Ayana kepada Yoga dan Rafi.
"Siap bun." Jawab Yoga.
"Siap Budhe." Jawab Rafi.
Mereka pun sudah bersiap - siap untuk berangkat sekolah tinggal menunggu Billy yang sedang bersiap - siap untuk mengantar dan lanjut berangkat kerja. Yoga dan Rafi bersekolah di tempat yang sama dan mereka sama - sama masih kelas satu SD walau berbeda kelas.
"Ayo berangkat sekarang." Ucap Billy yang sudah siap untuk berangkat kerja dan mengantar Yoga dan Rafi.
"Oh iya bekal kalian sudah bunda masukin dalam tas, ingat jangan lupa di makan. Hati - hati ya mas jangan ngebut kalau membawa mobil." Ucap Ayana.
Yoga dan Rafi langsung masuk kedalam mobil setelah mengucapkan salam dan mencium tangan Ayana, tak lupa Ayana juga mencium tangan Billy sebelum dia berangkat. Setelah berpamitan mereka pun pergi. Ayana langsung masuk kedalam rumah setelah mobil Billy melaju meninggalkan rumah.
Setelah selesai menyelesaikan pekerjaan rumah, Ayana pun mulai bersiap untuk bekerja di Rumah sakit. Ayana mulai bekerja di rumah sakit lagi tetapi dia bukan sebagai perawat lagi melainkan sebagi wakil direktur rumah sakit yang bertugas memantau rumah sakit.
Setelah Nata meninggal Ibu Tika meminta Ayana untuk menggantikan Nata untuk mengurus Rumah sakit milik mereka. Ayana pun mengiyakan keinginan ibu Tika. Karena Ayana kurang menguasai tentang administrasi dan Management tentang rumah sakit, Ayana meminta Om Bambang yang lebih menguasai dan mengetahui tentang administrasi dan Management rumah sakit untuk menjadi direktur, sedangkan dia memilih menjadi wakil direktur yang bertugas memantau saja tanpa mengganggu waktu nya untuk mengurus keluarganya sehingga dia bisa sewaktu - waktu datang ke rumah sakit.
TERIMA KASIH
TUNGGU KELANJUTANNYA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 162 Episodes
Comments
Ftl03
likeeeee
2021-02-17
1
Shofia Zahra
lanjut
2020-12-12
1