Anna yang berjalan menuju pulang merasa sangat kesal karena Lim mengikutinya terus dari belakang, Anna berjalan cepat Lim mengikuti, Anna diam, Lim pun diam.
Karena terlalu kesal, Anna membalikan badan dengan wajah kesal dan tangannya yang mengepal dengan kuat itu. " Aku bilang tidak usah mengantarku apalagi mengikutiku! " bentak Anna tidak suka.
Lim mengangkat satu alisnya, lalu memasukan kedua tangannya di saku celananya. Dengan santai berkata. " Rumahku juga searah denganmu, tidak usah pede. "
Anna membeku tidak bisa berbicara sedikit pun karena merasa malu, ia membalikan badan dan berjalan seperti robot. Tidak seharusnya dia berbicara dengan lelaki aneh itu.
Lim tertawa kecil karena merasa lucu dengan tingkah laku Anna yang seperti anak kecil.
Sampainya di depan rumah Anna, terlihat seorang wanita yang umurnya sekitar 40 tahun menghampiri Anna. " Kamu kemana aja! Ibu khawatir " seru Hanna Yuo, Ibu Anna.
" Itu... " Anna tidak bisa berbicara, ia tidak bisa berbohong kepada Ibunya. Dan ia juga tidak bisa berkata bahwa ia habis menangis.
" Maaf, Ibu adalah Ibu Anna? " Lim ikut nimbrung.
" Iya, saya Ibu Anna Hanna Yuo. Kamu siapa? " tanya Hanna membalikan.
" Perkenalkan nama saya Edward Lim, saya teman Anna. Maaf tadi Anna saya bawa dulu ke tempat Taman Bermain, maaf sudah membuat Ibu Anna khawatir " terang Lim membuat Hanna tersenyum lebar.
Hanna mendekati Lim secara perlahan, Lim merasa canggung. " Kamu beneran teman Anna? " tanya Hanna, Lim mengangguk-anggukan kepalanya.
Karena terlalu bahagia Hanna mengambil kedua tangan Lim dan enggenggamnya. " Sudah lama Anna tidak mempunyai teman, sejak kejadian saat SMP itu membuatnya menjauhi hubungan sosial. Terimakasih sudah menjadi teman Anna, semoga seterusnya kamu jadi temannya ya! " pinta Hanna itu.
" Kejadian SMP? " gumam Lim. Anna yang merasa resah langsung menarik lengan Hanna untuk memasuki rumahnya itu. " Nanti main kesini lagi yaa " ajak Hanna sambil melambaikan tangannya kepada Lim.
Setelah memasuki rumahnya itu, Anna mengigit bawah bibirnya merasa kesal dengan perilaku Ibunya itu.
" Bu kan aku sudah bilang tidak usah seperti itu! Tidak usah membawa cerita lamaku lagi. " tegas Anna yang matanya sudah mulai berkaca-kaca.
Hanna hanya menjawab Anna dengan wajah berseri-seri, karena sudah lama Anna tidak memiliki teman yang di ajak untuk ke rumah.
" Ibu tunggu disini, aku harus keluar lagi. " ucap Anna tergesa-gesa seraya keluar dari rumah.
Ia berlari mengejar Lim yang sudah berjalan lumayan jauh.
" KAPTEN LIM! " teriak Anna membuat langkah kaki Lim terhenti dan membalikan badannya.
" Kamu tidak usah berpura-pura untuk menjadi temanku di hadapan Ibuku " jelas Anna.
" Terus bilang 'Aku Pacar Kamu?' gitu? " canda Lim. Anna hanya mendengus kesal.
" Denger ya! Untuk hari ini terimakasih, ke depannya tolong jangan ganggu hidupku lagi. " jelas Anna kembali seraya melangkahkan pergi menuju rumahnya kembali.
Lim yang merasa sedikit emosi dan perasannya terombang-ambing, ia langsung saja membalikan badan dan berlari kencang. Karena baginya, olahraga akan membuat bebannya hilang dengan ucapan Anna yang memintanya untuk menjauh padahal dirinya ingin mendekat.
Keesokan harinya.
Anna bertopang dagu di atas meja sambil memejamkan mata menikmati lagu yang terdengar di headphone nya itu. Siswa-siswi terus memperhatikan dan berbisik-bisik tentang dirinya.
Dan bahkan hari ini ada sekitar 10 perempuan yang terus-menerus bertanya tentang hubungannya dengan Lim.
Tiba-tiba seorang perempuan dengan tubuh tinggi dan berbadan ideal menghentakkan kedua tangannya di atas meja Anna dengan sangat kencang yang membuat Anna melepaskan headphone nya.
" Mau apalagi perempuan ini " keluh Anna.
" Halo perkenalkan nama saya Kana Kaori, kelas 3 dan saya adalah kakak kelasmu! " perkenalan sopan dan tegas dari Kaori yang membuat seisi kelas memperhatikan kearah mereka.
" Aku kan sudah bilang, aku tidak ada hubungan apapun dengan Lim. Aku tidak menyukainya. " kata Anna dengan nada rendah.
Ucapan Anna membuat Kaori merasa aneh. " Kenapa? " tanya Anna merasa jengkel.
" Aku bukan ingin menanyakan itu. " ucap Kaori membuat wajah Anna menjadi datar dan malu.
Anna yang merasa malu langsung menundukkan kepalanya itu, Kaori tersenyum manis dan berkata " Sudah tidak apa-apa, lagipula aku kesini untuk memberimu sebuah tawaran. "
" Tawaran? "
Kaori mendekatkan wajahnya kearah Anna dan berbisik di telinganya " Aku ingin kamu menjadi manajer club basket, aku dengar-dengar kamu belum mengikuti club apapun sejak kelas 1. Dan tidak ada satupun perempuan yang aku inginkan untuk menjadi manajer, karena beberapa hanya ingin mendekati lelakinya saja dan tidak bekerja dengan benar. Jadi, aku mau kamu terima tawaranku, dan satu lagi sebentar lagi aku harus keluar dari club basket karena kelas 3 sudah tidak bisa mengikuti kegiatan apapun lagi " penjelasan singkat padat dan jelas dari Kaori.
Anna terkejut dengan tawaran yang diberikannya, Kaori memberikan sebuah senyuman dimana senyuman itu adalah peringatan bahwa Anna tidak boleh menolak tawaran darinya.
" Maaf, boleh aku pertimbangkan sampai besok? " tanya Anna. Kaori tersenyum dan mengacungkan jempolnya seraya keluar dari kelas Anna.
Setelah itu, Anna mendengar suara bisikan dan omongan yang tidak ingin Anna dengar lagi, ia kembali memakai headphone dengan perasaan gundahnya itu.
Suara bel terdengar untuk pulang, beberapa siswa-siswi langsung berjalan dan pulang menuju rumahnya masing-masing tapi ada beberapa yang belum pulang karena di jadwalkan untuk Piket Harian seperti Anna saat ini.
Anna menghapus semua tulisan yang berada di papan tulis, menutup tirai jendela. Setelah pekerjaannya selesai, ia keluar dari kelas dengan perasaan gelisah.
Anna berpikir kembali untuk menerima tawaran itu atau tidak. Saat SMP, saat ia menolak tawaran dari Kakak kelas, Anna ditampar dan dipukuli. Anna memejamkan mata menenangkan pikirannya, menggelengkan kepalanya agar tidak teringat kejadian itu.
Lalu, tanpa sadar ia menabrak seseorang, yang membuatnya memberhentikan langkah kakinya. Ia mengusap dahinya yang terasa sakit itu.
Ia melihat seseorang itu dari bawah sampai atas, terlihat sepatu basket dan pakaian olahraga basket yang berwarna hitam yang diwarnai putih oleh tulisan " Seido Basket High School " dan nomor " 10 "
Saat Anna melihat wajahnya, dia adalah Lim.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Sri Wagini
semangat Thor...d tunggu up up nya lgi
2019-12-31
1
Yuni Audy
aq sk jln ceritanya
2019-12-20
1
苏彩家
edward lin jadi ingat edward lai /赖冠霖
2019-11-21
5