Arthur mulai menekan passcode apartemennya dan langsung berjalan masuk ke dalam, dan ia pun menoleh ke belakang untuk menatap wanita yang terlihat sangat ragu-ragu untuk melangkah masuk.
"Masuklah, aku tidak akan berbuat macam-macam padamu karena aku bukanlah tipe laki-laki yang suka memaksa seorang wanita. Karena tanpa aku memaksa pun, semua wanita akan dengan sukarela menyerahkan dirinya padaku!"
Mikha menatap jengah ke arah pria yang sudah berjalan meninggalkannya dan ia mulai merutuki kebodohannya.
Dasar bodoh... bodoh... bodoh, bagaimana bisa kamu mengikuti seorang pria yang baru beberapa menit kamu temui Mikha?! Pria ini benar-benar sangat tampan dan telah membuat perasaanku tidak menentu, karena itulah aku langsung merasa senang saat dia menawarkan bantuan.
Tapi dengan percaya dirinya dia bilang banyak wanita yang rela menyerahkan diri kepadanya, berarti dia adalah seorang laki-laki yang gemar berganti-ganti pasangan! Hiii... membayangkannya saja membuatku bergidik ngeri! Batin Mikha.
Arthur berjalan ke arah dapur untuk menyimpan barang belanjaannya di laci yang ada di dapur dan dirinya melihat Mikha yang masih membopong tasnya tengah mengamati suasana di apartemen miliknya.
"Apa kamu tidak pernah melihat Apartemen mewah seperti ini?! Oh... iya, aku lupa kalau kamu sebelumnya tinggal di apartemen tidak layak itu. Bahkan kamu di usir pula oleh pemilik apartemen, benar-benar malang sekali nasibmu!"
Mikha hanya bisa tersenyum kecut begitu mendapat sindiran dari pria tampan yang telah menolongnya tersebut dan ia pun mulai mengungkapkan pertanyaannya.
"Mungkin ini memang sudah menjadi nasib gadis yatim piatu miskin seperti saya Tuan, jadi kasihanilah saya dan jangan pernah berpikir untuk macam-macam pada saya! Anggap saja Anda saat ini tengah berbuat baik menampung anak dari panti asuhan!"
Tentu saja Arthur seketika tertawa terbahak-bahak seraya memegangi perutnya begitu mendengar perkataan polos dari wanita yang berada di depannya.
"Memangnya kamu pikir aku adalah seorang dermawan yang mau menampung anak yatim piatu? Aku bukanlah seorang pria baik karena itulah aku memanfaatkanmu di sini untuk menjadi asisten rumah tanggaku! Aku hanya memanfaatkanmu hei wanita! Siapa namamu? Tidak mungkin aku selalu memanggilmu wanita kan? Yah, meskipun kamu memang adalah seorang wanita dan wajar saja jika aku memanggilmu wanita hahaha...!!"
Dengan tatapan jengah pada pria yang saat ini tengah menatapnya, Mikha mulai mengeluarkan suaranya meskipun merasa sedikit kesal, "Mikha Tuan, panggil saja saya Mikha! Kalau boleh tahu, saya tidur dimana Tuan?! Rasanya saya sudah sangat lelah dan ingin beristirahat agar saya besok pagi-pagi bisa mulai bekerja!"
"Baiklah, sekarang ikut aku!" Arthur mulai berjalan ke arah sebuah ruangan yang selalu di gunakannya untuk penyimpanan barang-barang yang sudah tidak terpakai dan bisa di bilang gudang.
"Untuk sementara kamu tidur di gudang ini sambil kamu bersihkan tempatnya agar bisa kamu pakai tidur di atas kasur lantai itu. Besok aku akan membelikan sebuah ranjang untukmu karena aku bukanlah seorang majikan jahat yang tega menyuruh pelayannya tidur di bawah!"
"Sebenarnya tidak masalah saya tidur di bawah Tuan, karena saya sudah terbiasa hidup susah. Jadi saya tidak merasa kaget, lagipula lebih baik saya tidur di gudang ini daripada saya tidur di jalanan."
"Saya ingin bertanya pada Anda Tuan, apakah saya bisa bekerja di dua tempat sekaligus?! Setelah pekerjaan rumah saya selesai, saya ingin bekerja di minimarket karena gaji saya sudah lumayan dan sayang banget kalau saya keluar dari sana!"
Setelah mengungkapkan pertanyaannya, Mikha mulai menanti jawaban dari majikan barunya tersebut dengan tatapan penuh pengharapan.
Arthur hanya tersenyum sinis begitu mendengar pertanyaan dari wanita yang saat ini menjadi pelayannya, "Berapa gaji menjaga minimarket itu! Bukankah aku sudah bilang akan membayarmu dua kali lipat dari gajimu jika menjadi pelayan disini?! Apa itu masih kurang untukmu? Atau kamu ingin di perkosa oleh para lelaki brengsek di luaran sana seperti hari ini?"
"Terserah kamu saja, aku tidak akan melarangmu karena itu bukan urusanku! Mau kamu di perkosa atau di gilir oleh banyak lelaki bukanlah urusanku sama sekali! Yang penting kamu sudah mengerjakan semua pekerjaan rumah dengan baik, aku tidak masalah jika kamu ingin tetap bekerja di minimarket itu!"
Setelah puas mengungkapkan pikirannya, Arthur berjalan meninggalkan Mikha tanpa menoleh ke belakang.
Sedangkan Mikha yang mendengar Omelan dari pria yang sekarang menjadi majikannya itu mulai mencerna perkataan dari pria yang tidak di ketahui namanya tersebut.
"Pria tampan itu pedas sekali kata-katanya, seperti seorang wanita yang super cerewet! Tapi perkataannya berhasil membuat bulu kudukku meremang seketika, seolah perkataannya setajam silet. Dia memang tidak melarangku bekerja di minimarket tapi kalimat terakhirnya itu membuatku tidak berani melakukannya!"
"Apa memang dia sengaja menakut-nakuti aku dengan mengatakan kalimat menakutkan itu?! Hari ini memang adalah hari sial ku tapi bukan berarti aku akan setiap hari sial kan?! Tapi aku pun takut juga sih jika tiba-tiba saat pulang kerja ada pria jahat yang menghadang ku seperti tadi!"
"Aaaaaaarrrggghhh... gara-gara perkataan dari majikan baruku itu kan aku jadi tidak berani lagi bekerja! Apa aku bekerja di sini saja dan tidak pergi kemanapun agar hidupku lebih aman? Sepertinya pria itu akan menepati janjinya dan tidak akan macam-macam padaku! Baiklah, aku akan mulai kehidupan baruku menjadi pelayan dari seorang pria tampan. Ini lebih baik daripada harus tidur di jalanan!"
Mikha mulai sedikit merapikan gudang berukuran sedang tersebut dan menggelar kasur lantai sebagai alas tempat tidurnya, dan dirinya mulai berbaring seraya menatap langit-langit kamar. Karena merasa sangat kecapek'an, membuat Mikha tak lama kemudian mulai terlelap dan terbuai di alam mimpinya.
Sementara itu Azriel langsung menemui Arthur di kamarnya dan mulai bertanya berbagai macam pertanyaan yang berada di kepalanya, "Sebenarnya apa maksudmu Brother, kenapa membawa seorang wanita kesini? Memangnya siapa wanita itu? Apa dia salah satu teman kencan mu?!"
"Tadi saat aku mendengar suara wanita dari dalam kamarku, membuatku tidak berani keluar dari kamarku karena aku merasa sangat tidak nyaman berada disini! Bukankah jika ada seorang wanita, kita tidak bisa berbuat bebas disini?!"
Arthur tertawa terbahak-bahak begitu mendengar perkataan dari Azriel yang bernada polos itu, "Maksudmu bebas dalam hal apa Zriel? Apa maksudmu bebas dalam artian kamu tidak bisa berjalan telanjang disini karena ada seorang wanita?!"
"Tenang saja, dia hanyalah seorang pelayan dan tidak akan menggangu kita! Anggap saja dia wanita paruh baya yang bekerja mencari nafkah untuk keluarganya. Aku tadi menolongnya saat dia hampir di perkosa dua kali dan saat aku mengantarkannya pulang ke tempat tinggalnya, ternyata dia malah di usir oleh pemilik apartemen karena belum membayar sewa!"
"Karena merasa kasihan dia tidur di jalanan, makanya aku menyuruhnya untuk menjadi pelayan disini! Itung-itung meringankan beban mu Azriel, karena aku merasa kasihan kamu selalu bersih-bersih apartemen ini! Jadi kamu tidak akan kerepotan lagi dan kamu bisa fokus belajar, bukankah ini bagaikan pepatah sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui?!"
Azriel hanya geleng-geleng kepala begitu mendengar perumpamaan dari Arthur dan ia pun mulai mengungkapkan pertanyaannya, "Bukankah wanita itu masih sangat muda dan wajahnya juga lumayan, mungkin dia bisa di sebut seperti si Inem pelayan seksi hahaha..."
Arthur pun tertawa terbahak-bahak begitu mendengar perkataan dari Azriel, "Iya benar juga katamu hahaha...!!"
***Bersambung...
Jangan lupa like, vote dan komentar positif ya!
Terima kasih
Love You All ❤️❤️
Salam Sayang dari Dianning***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 232 Episodes
Comments
Alea Wahyudi
dasar dua duannya gebleg...
2021-04-22
1
Puan Harahap
hadir thor
2021-02-13
1
Niew_23
zriel jangan ikut2an kaya si arthur yaa yg ngelantur
2021-02-12
0