aku terbangun tepat saat Asdos Rafi keluar dari kelas, masih dengan rasa kantuk, kedua temanku segera menarik ku menuju kantin. di jalan menuju kantin keduanya sibuk berceloteh tentang Asdos Rafi, yang katanya sangat mempesona saat mengajar tadi.
"Tia, Eka, gue nunggu disini! kalian pesanin punya gue seperti biasa aja..." kataku sambil menghempaskan pantat di kursi panjang di dekat pohon
"apaan? biasanya Lo makan nggak itu-itu aja!!" kata Eka
"sebotol air mineral!!" sambar Tia dan segera menarik lengan Eka ke antrian
seperti hari biasanya kantin selalu penuh oleh anak-anak kampus yang biasanya mengincar makanan favorit mereka di kantin ini. saat aku sedang asyik-asyiknya menghitung jumlah pengunjung kantin tiba-tiba terjadi keributan di meja tengah, sehingga menjadi pusat perhatian semua orang.
dari apa yang kulihat sepertinya mereka sedang meributkan tentang perselingkuhan, dan si cowok yang selingkuh kalem aja gitu duduk memperhatikan kedua wanitanya saling menghina. jelas cowoknya kalem, wong dia termasuk mahasiswa tertampan dan terkaya di kampus ini. dan pak Dekan adalah paman dari tu cowok, siapa juga yang nggak mau rebutan tu cowok.
gue aja mau sama tu cowok, seandainya dia juga suka sama gue, tapi sayangnya dengan muka gue yang pas-pasan gini mau rebutan dengan seluruh wanita cantik lainnya. boro-boro lolos 50 besar, paling baru juga mau langkahin kaki buat daftar udah di usir sama pengawalnya.
"woi!! sadar diri!! Lo itu nggak ada apa-apa nya kalo dibandingkan gue" si cewek rambut pirang berkata judes
"ada juga Lo yang harus sadar diri!! tuan muda itu nggak pernah serius jatuh cinta sama cewek murahan kayak Lo" balas cewek dengan rok pendek
"ada juga Lo yang murahan!! rok pendek kayak gitu mau godain tuan muda... mimpi!!" si pirang nggak mau kalah
"apa Lo bilang!!" si rok pendek marah dan mulai melakukan penyerangan fisik
perkelahian tak terelakkan di antara keduanya, sedangkan semua orang hanya sibuk dengan rekaman yang mereka ambil. Eka dan Tiara menghampiriku dengan mata yang tak lepas dari pertengkaran, setelah duduk mereka mulai bergosip menjagokan pilihan mereka. bahkan di meja sebelah mulai melakukan taruhan, kulihat udah banyak tuh duit yang terkumpul, dan pastinya mereka juga menghampiri meja kami.
"kalian mau ikut taruhan nggak?" tanya bandar taruhan
"gue ikut! gue dukung si pirang" kata Tiara menyerahkan selembar uang 50 ribu
"gue juga si pirang!" kata Eka ikut menaruh
"kalo Lo gimana?" tanya bandar padaku yang sibuk memperhatikan perkelahian
"gue dukung orang ketiga" kataku menyerahkan uang juga
"nggak bakalan ada orang ketiga!! tuan muda juga ogah nengahin mereka!" katanya
"siapa bilang nggak ada!! tuh liat di pintu ada Dosen Eni... so uangnya gue sikat!!" kataku mengambil tumpukan uang dan segera kabur
benar saja dosen Eni melangkah ke dalam pertengkaran dan memukulkan pelan buku yang selalu beliau bawa. semuanya kembali ketempat masing-masing dan sibuk mengalihkan perhatian pada si bandar taruhan yang kebingungan saat semua orang yang ikut taruhan meminta uangnya kembali. kedua wanita yang berkelahi itu segera digiring Bu Eni keruang BK untuk di interogasi.
"hihihi... gampang banget nyari duit" tawaku setelah lolos dari kawasan kantin
"Sha! tungguin kita" panggil Tiara berlari mengejar ku
"Sha! kok Lo tau Bu Eni bakal nengahin mereka?" tanya Eka penasaran
"soalnya sejak awal kita masuk kantin Bu Eni udah nangkring duluan di pojok kantin" kataku santai sambil memasukkan uang yang kudapat ke kantong
"dapet berapa Sha?" tanya Eka yang melihat gulungan uang taruhan
"lumayan 1 juta 450 ribu!" kataku dengan senyum
"busyet, banyak amat!! yang ikut taruhan!!" kata Tiara sambil menggeleng-gelengkan kepalanya
kami bertiga segera pergi melangkah keluar dari kawasan kampus karena jadwalnya cuma ada satu kelas. karena hari ini dapet rejeki nomplok, ku putuskan untuk traktir mereka berdua minum es kelapa yang terkenal nikmat di tengah alun-alun kota. untungnya hari ini mereka berdua berangkat ke kampus dengan kendaraan, jadi kami nggak perlu bersusah payah jalan kaki menuju alun-alun kota.
motor Eka dan Tiara meluncur dengan pelan di tengah-tengah kemacetan yang tidak pernah kunjung damai. kebanyakan pengendara di negara ini lebih memilih menaiki motor jika hendak bepergian, katanya demi menghindari kemacetan. tapi malah sebaliknya, karena kebanyakan pengendara motor lah yang menyebabkan kemacetan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Eliani Elly
lanjut
2022-10-15
0
ANAA K
Semangat selalu yah kak☺️👍🏾
2021-10-11
0
ARSY ALFAZZA
bagus bagus
2021-02-05
1