Ep. 5

keesokan harinya aku terbangun dengan tubuh yang terasa lebih segar dari biasanya, keheningan memenuhi kamar dan seisi rumahku. sepertinya ayah udah berangkat kerja dan adikku berangkat sekolah, karena ini adalah hari Senin. hari ini aku ada kelas siang jadi masih ada banyak waktu untuk menyendiri. perutku mulai berbunyi dan memanggil-manggil untuk diisi oleh sesuatu.

"diam lah! aku sedang malas bangun!" kataku meminta perut ini berhenti mengeluarkan bunyi

tapi sayangnya perutku semakin nyaring berbunyi, tapi saat ini aku benar-benar sedang malas untuk bangkit dari kasur. sampai jam dinding menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi baru aku bangun dan menghampiri meja makan, di meja makan ada sepiring nasi goreng dengan telor dadar seperti biasa. walaupun udah dingin. tapi rasanya masih nikmat di lidah.

setelah selesai makan aku segera mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke kampus. hari ini Vino tidak bisa menjemput ku soalnya dia ada kelas pagi dan aku juga malas untuk memesan ojek online, tapi juga malas jalan kaki. saat aku sedang bingung harus melakukan apa, tiba-tiba Arif yang kebetulan satu fakultas denganku, yang juga kosannya satu komplek dengan rumahku, terlihat sedang memanasi motornya.

"Arif, gue numpang sampai kampus ya!" kataku sambil menghempaskan pantat menaiki jok motor nya

"siapa Lo, enak aja mau ikut gue! nggak ada, turun-turun! Dan ingat kita ini musuh!" katanya dengan tatapan tajam

"Arif yang baik gantengnya nggak ketolongan... Lo bonceng gue ya? sampai kampus aja..."

"turun! bukannya Lo semalam Menang taruhan, pakai tu duit buat pesan ojek!" katanya judes

"gue malas harus nunggu... Rif, kita baikan deh untuk hari ini aja kok... Rif tolonglah..." kataku dengan wajah memelas

"cewek jenis apaan sih Lo ini? pegangan kalo jatoh bukan salah gue..." kata Arif akhirnya mengalah

busyet kayaknya Arif ada dendam lama denganku, soalnya dia bawa motornya selain ngebut juga ugal-ugalan. tapi bukan Shafira namanya jika tidak bisa menghadapi sifat nggak jelas Arif, aku semakin mengencangkan pegangan ku di bahu Arif saat melewati jembatan dengan kecepatan kilat. setelahnya Arif sedikit memelankan laju motornya, sepertinya dia menyadari ketakutan ku dan merasa kasihan.

sesampainya di parkiran kampus aku turun dari motor Arif dengan rasa mual yang untungnya masih bisa ditahan. kulihat Tiara juga baru memarkirkan motornya dan melihat kami berdua dengan tatapan kaget, aneh dan sulit dijelaskan.

"Rif, makasih tumpangannya! dan kita balik musuhan!" kataku melangkah pergi menghampiri Tiara

"gue nggak salah liat kan?" katanya masih dengan ekspresi tadi

"emang kenapa?" tanyaku ikut bingung

"bukannya kalian musuhan, tapi kok hari ini Lo di bonceng Arif ke kampus?" tanyanya penuh penasaran

"oh... tadi saat gue di depan rumah lagi nunggu ojek, eh dia nyamperin gue dan maksa gue biar dia aja yang bonceng gue ke kampus! dia bujuk gue nggak henti-hentinya jadi dengan enggan gue ikut dia..."

"ternyata selain nyebelin Lo juga bisa memutar balikkan fakta! gue nggak nyangka" kata Arif sambil bertepuk tangan

"kenapa? mau protes?" kataku balas menatapnya tajam

"kalian berdua kenapa nggak jadian aja sih! puyeng gue liatnya tiap hari berantem kayak suami istri!" kata Tiara

"pacaran! mimpi aja sono!" kata kami berbarengan

"tuh kan, barengan jawabnya, kayaknya kalo kalian jadian kalian bakal jadi pasangan yang paling romantis deh..." sebelum Tiara melanjutkan kalimat ngidulnya aku memukulkan buku yang ku pegang ke lengannya pelan

"jangan ngada-ngada deh..." kesal ku padanya

tiba-tiba dari arah belakang ada seseorang yang nepuk pundak ku, awalnya ku kira itu Arif. dan tanpa melihat terlebih dahulu ku layangkan buku yang awalnya memukul Tiara kebelakang dan tepat mengenai wajah si penepuk pundak. tapi oh tapi orang itu bukan Arif, soalnya Arif masih sibuk di atas sepeda motornya dengan sebilah rokok. lalu siapa yang ku pukul, tubuh kurus itu tersungkur jatuh ketanah dan menutupi wajahnya yang pasti terasa sakit mendapat tamparan dari buku.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***