Ep.2

"kak Sha!! bangun!! katanya ada kelas pagi!" teriak Zian sambil menggedor-gedor pintu kamarku

"oke! 5 menit lagi..." jawabku dengan mata yang masih menempel

"udah jam 8 lewat loh!" kata Zian yang membuatku sigap terduduk

"pasti kamu bo'ongin kakak! kamu aja belum berangkat sekolah!" elak ku kembali berbaring

"woii... bego hari ini minggu!!" teriak Zian kesal dan terdengar suara langkah menjauh

tapi setelah beberapa detik hening, sebuah ketukan lembut di pintu membuatku kembali bangkit dari kasur dan segera berlari keluar kamar, menuju kamar mandi di dekat dapur. ayah yang melihatku lari terbirit-birit hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. sebelum aku menutup pintu kamar mandi ku sempatkan menjitak jidat Zian yang kebetulan lewat di depan pintu.

"awww!!! dasar idiotttttt!!!!!" teriaknya kesal

tak lama kemudian aku keluar dari kamar mandi dan segera ikut duduk di meja makan melahap beberapa sendok nasi goreng buatan ayah dan segera berlari ke kamar lagi untuk siap-siap ke kampus. dengan jurus seribu tangan aku segera bersiap-siap, karena biasanya aku nggak terlalu suka make make up, jadi hari ini ku putuskan untuk tidak berdandan. diluar rumah kudengar Vino teman satu kampusku sedang berbincang dengan ayah karena menungguku.

setelah semuanya terpasang ditubuh, aku segera berlari keluar rumah, tapi masih sempat menjitak kepala Zian yang sedang asik menonton Mr. Bean. Zian hanya bisa mendesah kesal karena aku telah hilang di balik pintu. setelah berpamitan dengan ayah Vino segera melajukan motor bututnya menuju kampus.

"Vin, bukannya hari ini Lo kuliah sore?" tanyaku membuka percakapan

"emang! tapi sekalian aja gue jemput Lo, soalnya nanti setelah Shinta selesai kelasnya mau jalan-jalan!" jawabnya

"oohh... ceritanya udah baikan ni ye..." godaku

"hehehe... kan udah gue bilang nggak akan ada cewek yang sanggup marah sama gue lama-lama..." sombongnya

"lagak lo!!!"

sesampainya di gerbang kampus aku segera berlari meninggalkan Vino yang sibuk ngaca, menuju kelas, untungnya belum terlambat masih ada waktu 5 menit. sesampainya di depan pintu kelas aku mengatur napas dulu sebelum melangkah masuk. kulihat dibarisan kedua Tiara melambaikan tangan dan menunjuk kursi kosong di sampingnya.

"salah masuk kelas lagi ya?" katanya setelah aku menempati kursi di sampingnya

"nggak, tapi bangun kesiangan! Dan sialnya aku masih ngantuk! huhuhu..." rengek ku

"tahan jangan sampai ketiduran, karena hari ini Asdos Rafi yang masuk!!" kata Eka di sebelah Tiara dengan wajah kagumnya

"jadi nggak sabar!!!" kata Tiara ikut-ikutan lebay

Asdos Rafi wajahnya memang lumayan dan sifatnya juga baik, pantas jika di idolakan oleh hampir seluruh wanita di kampus ini. pelajaran berlangsung seperti biasanya, semua anak-anak sudah pasti semangat mendengarkan pelajaran, tapi malangnya aku dari tadi sibuk menahan kantuk.

"ngantuk ya?" tanya Jay di belakangku

"iya nih! mau tukeran tempat nggak?" kataku dengan wajah memelas

walaupun wajahku dipukulnya pelan dengan buku tapi akhirnya kami bertukar tempat duduk juga. karena tubuh Jay yang lumayan besar dan kekar, membuatku hampir terhalangi dari mata Asdos di depan. hari ini sepertinya aku menjadi anak buah dari Arif yang selalu duduk di pojok dan tidur dengan tenang. harapanku hanya satu, semoga aku tidak bertemu Arif di alam mimpi.

soalnya kalo ketemu Arif di alam mimpi bisa-bisa terjadi lagi tragedi kapal pecah, seperti beberapa tahun lalu. aku dan Arif bisa dikatakan sebagai musuh bebuyutan, yang berawal dari kesalahpahaman. karena aku orangnya yang nggak pedulian saat itu, dengan gagah berani menyatakan cinta padanya melalui siaran radio kampus.

dan mulai saat itu jika kami bertemu pasti terjadi beberapa adegan kecil, seperti barang-barang rusak. saat itu kejadian aneh terjadi di kantin, aku bersama teman-teman ku sibuk bergosip. aku tidak tau jika Arif saat itu ada di kantin juga, dan sialnya salah satu temanku bertanya.

"Sha, gimana cinta Lo ke Arif masih subur atau udah layu?" tanyanya gitu, otomatis aku jawab

"oh... maksud Lo! Arif dari kelas kita yang tampangnya kayak monyet bekantan itu? sorry ya, gue udah sadar kalo Phoenix mah nggak cocok suka sama bekantan kayak dia..."

sebelum aku menyelesaikan kalimat yang kukatakan, dari belakang ada yang lempar kursi hingga hancur, ya dialah Arif. saat itu tatapannya terlihat mengerikan, aku pun sempat gentar dibuatnya, tapi ku beranikan menatap balas matanya. merasa kesal karena tatapannya nggak melunak juga, aku melemparkan mangkuk bakso Tiara kelantai dan pecah berkeping-keping. untungnya Asdos Rafi menjadi penengah di perkelahian kami, jika tidak mungkin aku sudah habis hari itu juga diinjak-injak Arif.

Terpopuler

Comments

Eliani Elly

Eliani Elly

next

2022-10-15

0

ANAA K

ANAA K

Kayaknya seru nih😆

2021-10-11

0

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

like like

2021-02-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!