Joel masuk ke rumah Yi Seo. Selama bertetangga, kedua keluarga ini menjadi dekat. Hanya saja keinginan untuk menjadi besan harus dibatalkan karena peristiwa tragis 5 tahun yang lalu.
"Baboya! (bodoh)" Joel menjitak kepala Han Seol sahabatnya.
"Aissshhh!" Han Seol menepis tangan Joel.
"Rumah aku di depan. Ngapain kamu susah-susah jelasin alamat?" Ucap Joel.
"Rumah kamu yang di depan?" tanya Han Seol tidak percaya.
"Iya. Lagian kamu nggak pernah cerita kalau tante kamu itu tante Yi Seo." Protes Joel.
"Sayakan tidak tahu kalau kamu mengenal Gomo." Han Seol membela diri.
"Sampai kapan kamu di sini?" tanya Joel.
"Sampai kamu bosan." Han Seol terkekeh.
Tujuan awalnya ke Indonesia memang hanya untuk liburan sebagai penghilang penat. Meskipun manja, namun di usianya yang sudah 32, tidak mungkin dia hanya ongkang-ongkang kaki tanpa bekerja.
Han Seol bekerja di perusahaan pusat yang ada di Seoul.
***
Hari kedua Arabelle tiba di rumah. Sebagai orang yang sangat aktif, ternyata berada di rumah seharian membuatnya bosan.
"Sebaiknya aku ke mol saja." Pikir Arabelle.
Arabelle mengambil tas rajutan yang pernah dia beli dari Pulau Samosir Sumatera Utara. Dia memang sangat senang travelling. Beberapa videonya berisi tentang kegiatan-kegiatan ketika dia sedang travelling.
Setelah memarkir mobilnya, dia masuk ke mol. Sensor membuat pintu terbuka secara otomatis.
Dia menjelajah beberapa toko untuk mencari sekiranya ada barang yang dia suka.
"Hmmmm... nggak ada yang menarik. Apa aku nonton saja ya?"
Arabelle yang tidak memiliki tujuan jelas memikirkan hal apa saja yang ingin dia lakukan.
"Makan? nonton? makan? nonton?" dia bingung harus memilih yang mana.
"Ya sudah deh. Nonton dulu saja." Arabelle berjalan menuju eskalator. Tangga berjalan itu akan membawanya menuju lantai di mana ada bioskop.
"Hmmm." Jari-jari telunjuknya menepuk-nepuk dagu.
Arabelle sedang memikirkan film apa yang ingin dia tonton. Setelah beberapa menit berpikir, akhirnya pilihannya jatuh pada film komedi horor yang berjudul kuntilanak nyasar di kolong jembatan.
"Judulnya saja sudah bikin ngakak." Arabelle memesan tiket dan membayarnya dengan uang non tunai.
Banyaknya aplikasi e-wallet membuat sebagian orang memilih membayar apa-apa hanya dengan menggunakan handphone saja.
Arabelle juga membeli minuman dan popcorn.
Suasana bioskop tidak terlalu ramai karena mungkin dia menontonnya di siang hari.
Selama film ditayangkan, beberapa orang tertawa termasuk dirinya. Film horor itu tidak seram sama sekali.
Tetapi, sebuah suara dari belakang Arabelle selalu menjerit ketakutan.
"Aduh berisik banget sih!" gerutu Arabelle.
Dia ingin berdiri dan menegur, tetapi takut mengganggu orang lain.
Lagi-lagi pria di belakangnya menjerit.
"Aduhhh!!! kalau ketakutan ngapain nonton ini? dasar kurang kerjaan!" kesal Arabelle.
Di pertengahan film, pria yang menjerit tadi sudah tidak tahan. Dia meninggalkan ruangan bioskop tanpa menonton film sampai selesai.
Arabelle berusaha melihat pria yang menuju pintu keluar.
"Idihhh...bajunya saja warna pink. Pantas nonton komedi gini teriak-teriak." Arabelle kesal.
Arabelle tidak bisa melihat jelas wajah pria berbaju pink yang sudah membuatnya terganggu selama menonton.
"END" sebuah tulisan muncul di layar bioskop pertanda filmnya sudah selesai.
"Lapar." Arabelle mengusap perutnya yang sudah protes meminta diisi ulang.
Arabelle ingat jika di dekat mol ada sebuah restoran makanan Korea yang lumayan enak.
Arabelle sengaja meninggalkan mobilnya di parkiran mol.
"Copet! copet!" Terdengar teriakan seorang pria.
Dalam situasi genting seperti ini, Arabelle tidak akan menyia-nyiakan ilmu taekwondo yang dia punya.
Arabelle berlari dengan sangat cepat. Ya, semenjak jantung Timothy berpindah ke dalam tubuhnya, lari bukan lagi masalah besar untuknya.
Arabelle melempar kaleng minuman di tangannya ke kepala pencopet. Pencopet menoleh dan melihat tubuh Arabelle yang kecil dan imut.
"Yang benar saja? masa iya aku takut sama cewek mungil kayak dia." Pencopet itu meremehkan tubuh Arabelle yang hanya memiliki tinggi 158cm.
Merasa sia-sia berlari, pencopet tersebut memperlambat kecepatannya. Kini dia berdiri di sebuah jalanan sempit. Nafasnya tersenggal-senggal karena lelah.
"Balikin nggak barangnya!" Teriak Arabelle dari belakang.
"Hei Nona manis! besar juga nyali kamu. Mau cari mati ya?" Bentak pria bertubuh kekar tersebut. Rambutnya berwarna hijau jabrik dan berminyak, telinga ditindik dengan anting hitam, kulitnya tidak terawat, dan tercium aroma alkohol dari tubuhnya.
"Jangan banyak bacot deh! balikin nggak?" Teriak Arabelle sekali lagi.
"Ohooo...tunggu-tunggu! sepertinya wajah kamu nggak asing." Dua orang pria keluar dari sarangnya.
"Bukankan dia Arabelle si youtuber itu?" Ucap salah satu dari mereka.
"Wah kita kedatangan cewek cantik bro!" yang lain memberi tanggapan.
"Hei Nona cantik!" salah satu dari mereka menarik dagu Arabelle. Dengan sigab Arabelle menyingkirkan tangan itu dari wajah cantiknya.
"Puk!" sebuah batu dilempar di kepala pria yang sudah kurang ajar menyentuh dagu Arabelle.
"Wah ada artis korea di sini. Nambah mangsa baru."
Mereka memperhatikan pria yang mengenakan baju berwarna pink dengan rambut sedikit dikuncir.
"Ngapain di sini?" Arabelle membentak pria yang baru saja datang.
"Saya ke sini buat nolong kamu. Saya kaget ketika seorang wanita yang mengejar pencopetnya." Jiwa melindungi muncul dari pria itu.
"Ngelihat baju kamu saja, aku sudah ragu." Batin Arabelle.
Benar saja, pencopet itu sudah memelintir tangan pria itu ke belakang.
"Awww." Pria itu memekik kesakitan.
"Benarkan dugaanku. Bikin repot saja!" gerutu Arabelle.
Secepat kilat sebuah tendangan mendarat di wajah salah satu anggota geng yang memelintir tangan pria berbaju pink itu.
Ketika ada serangan dari yang lain, secepat kilat Arabelle menghindar dan menangkap tangannya.
Selain taekwondo, Arabelle juga lulus dari kelas pencak silat.
Setelah melumpuhkan ketiga orang itu, Arabelle mengambil handphonenya.
"Kalau kalian mau terkenal aku bisa sebarin lho video ini" Arabelle menunjukkan video yang baru saja dia rekam.
Ketiga pria itu sudah babak belur.
"Ampun Nona cantik. Kami hanya ingin mencari sesuap nasi." Jawab salah satu dari mereka.
"Sesuap nasi apaan? jelas-jelas bau kalian nggak enak. Kalian baru minum alkoholkan?" tegas Arabelle.
"Minum alkoholnya kemarin Nona. Cuma karena belum ganti baju dan mandi, kami masih bau alkohol."
Arabelle mengingat pesan Andreas ayahnya.
"Nak, jika ada orang yang berbuat jahat, itu pasti ada alasannya. Dan biasanya hatinya juga terluka." Suara Andreas lewat di pikirannya.
Arabelle berjalan mendekati mereka. Bajunya ditarik oleh pria yang ada di sebelahnya.
"Kamu diam di sini! mereka nggak akan ngapa-ngapain!" Perintah Arabelle pada pria yang wajahnya sudah tidak asing lagi.
"Kenapa kalian melakukan ini?" tanya Arabelle.
"Kami nggak punya kerjaan Nona. Kalau kami ngamen, orang-orang ketakutan. Kami ngemis malu. Melamar kerja kami nggak punya keahlian." Salah satu menjawab sebagai perwakilan.
Arabelle berpikir sejenak.
"Begini, saya bisa kasi kalian pekerjaan. Asalkan kalian janji nggak melakukan hal gini lagi." Ucap Arabelle.
"Maksud Nona?" mereka kebingungan dengan kalimat Arabelle.
"Datanglah ke sini besok! aku akan ada di sana dan memberikan kalian pekerjaan. Ingat untuk mandi dulu sebelum datang!" Arabelle memberikan sebuah kartu nama.
Arabelle mengambil handphone yang ada di tangan salah satu dari mereka. Handphone itu adalah barang curian yang mereka rampas dari mangsanya
"Baik Nona." Mendadak wajah mereka yang menyeramkan menciut tatkala seseorang menerima mereka. Padahal terlihat jelas bahwa Arabelle bukan berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja.
"Ahjussi ikut aku!" Arabelle menarik tangan pria itu. Dia mengenali wajahnya tetapi tidak tahu namanya.
"Ahjussi?" sekali lagi pria itu mengalami hal yang sama.
"Hei!" Pria itu melepaskan tangan Arabelle.
"Apalagi sih? sudah ditolongin malah teriak-teriak! bilang makasih kek!" Gerutu Arabelle.
"Itu handphone saya." Pria itu menunjuk hanphone yang ada di tangan Arabelle.
"Ohhh..jadi korban pencopetan kamu. Tahu gitu aku biarin saja." Kesal Arabelle.
"Nama saya Park Han Seol. Bukan ahjussi." Han Seol memperkenalkan dirinya.
"Iya-iya. Tapi tetap saja kamu terlihat jauh lebih tua dari aku."
"Nama kamu siapa?" tanya Han Seol.
"Panggil saja Ara."
"Gamsahabnida." Han Seol mengucapkan terima kasih dengan bahasa formal. Dia juga menundukkan kepalanya.
"Kamu benar ahjussi yang ketemu di bandara itu kan?" Arabelle memperhatikan wajah Han Seol. Sementara Han Seol sudah melupakan kejadian itu.
"Heol! (astaga!) kamu gadis yang tidak ramah itu kan?" Han Seol balik bertanya.
"Itu karena kamu nyebelin!" Arabelle tidak mau kalah.
"Bagaimana kalau saya membalas kebaikan kamu. Aku akan masak untuk kamu." Han Seol memberi tawaran menarik.
"Kamu bisa masak apa emang?" tanya Arabelle.
"Memangnya kamu mau apa?"
Arabelle ingat jika tadi tujuannya adalah restoran Korea.
"Mau jajjangmyeon." Arabelle menyebutkan mie asal Korea itu.
"Arasseo!" Seru Han Seol menyetujui.
"Beneran bisa bahasa Indonesia dia." Gumam Arabelle
BERSAMBUNG
Bagi yang cinta sama Han Seol, boleh dong like and commentnya. Hehe
Go ma wo Eonnie and Oppa
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Eva Yanti
Suka
2021-01-09
0