Episode 4

Bersama Ita, lukaku tak seperih kemarin, kesabaran dan cinta

nya yang besar bahkan sebelum aku bertemu Sisca, membuat ku kembali menjadi

laki laki yag berarti

Walau keluargaku tak menyetujui hubunganku, aku tetap

berhubungan dengan Ita secara diam-diam, sering kali aku kebingungan jika orang

tuaku menanyakan soal Sisca, karena aku tidak mau menceritakan apa yang sudah

terjadi.

Tapi sepandai apapun aku menyimpan semua dalam diam,

keluargaku akhirya mengetahui kedekatanku kembali dengan Ita.

Namun mereka tidak sekeras dulu dalam melarang atau memberi

komentar, karena mungkin mereka tahu kegagalan hubunganku dengan Sisca, walau

mereka tidak tahu persis jalan cerita atau apa yang terjadi.

Melalui adikku, keluargaku mencoba menghadirkan seorang

wanita, Karin…dengan alasan untuk bertemu adikku, dia datang ke rumah dan juga

sekalian berkenalan denganku.

Aku hanya menanggapi dingin dan acuh saat itu dan

menempatkan posisiku hanya sebagai kakak dari temannya.

Karin memang tidak secantik Sisca maupun Ita, tapi dia

adalah wanita smart dan memiliki karir yang bagus diperusahaan tempat dia

bekerja.

Dalam berbicara, ngobrol ataupun bercanda, Karin adalah

sosok yang ceplas ceplos, sehingga seringkali aku, adikku dan dia terdengar

tertawa terbahak bahak karena saling ledek dalam bercanda.

Kedua orang tuaku juga menyukai Karin dan lambat laun

pertanyaan mereka soal Sisca sudah tak pernah terdengar lagi.

Tak terasa sudah setahun lebih sejak kepergian Sisca, aku

juga senggaja putuskan semua akses atau cara  agar tidak terjadi komunikasi lagi aku

dengannya, biarlah dia buka lembar hidupnya yang baru dan jalani apa yang sudah

jadi keputusannya

Kubiarkan kedekatanku dengan Karin, agar orang tuaku tak

lagi menanyakan soal Sisca dan hubunganku dengan Ita tidak terusik oleh

keluargaku, aku orang yang enggan membantah atau berdebat dengan orang tua,

jika mereka menegur atau marah, yang ku lakukan hanya diam dan berusaha

mengikuti apa mau mereka, karena aku sadar aku anak tertua dan seharusnya

menjadi contoh, walau aku sendiri tahu diriku sendiri, bahwa aku jauh dari

sempurna.

Sampai hari itu datang dan mengubah jalan hidupku…

“Aku hamil….” Ucap Ita malam itu sambil menatap ke arahku,

tubuhku gemetar…..bukan soal tanggung jawab yang aku takutkan, tapi terbayang

wajah keluargaku yang tidak menyetujui hubungan kami, apalagi Papa yang aku

tahu memiliki penyakit hypertensi atau darah tinggi.

Aku hanya terdiam , ku gigit bibirku sambil pikiranku

menerawang.

Ita adalah wanita yang sangat mengerti bahasa tubuhku ,isi

hatiku tanpa harus kujelaskan segala sesuatu dengan detail

“Kalo kamu ingin aku melakukan aborsi, aku bersedia asal

kamu temani…..” ucap Ita lagi pelan

Tanpa sadar air mataku jatuh dari sudut mataku, sebesar dan

setulus inikah cintanya kepadaku? Bahkan setelah kusakiti dia dan tinggalkan

dia demi Sisca yang sudah khianati cintaku.

“Kamu yakin Ta?” balasku setengah berbisik, lidahku terasa

kelu untuk berucap

Ita hanya menjawab dengan anggukan pelan.

Kami berdua tidak pernah dan berpengalaman dalam hal ini,

aku mencoba bertanya dengan tema temanku yang dapat kupercaya tentang hal ini.

Segala cari sudah kami lakukan, tapi tidak berhasil, dan

mungkin memang sudah kehendakNYa anak ini lahir ke dunia.

Karakterku yang pandai menyimpan sesuatu, membuat tidak

banyak orang mengetahui apa yang terjadi denganku atau apapun yang ku hadapi.

Semua kusimpan dalam diam dan berusaha ceria didepan orang banyak.

“Jadi bagaimana Adrian? Dari hari kehari kandunganku akan

semakin membesar…” ucap Ita saat itu, ditempat biasa kami bertemu

“beri aku satu dua hari untuk berpikir ya ta?” balasku

Ku hela sedikit nafasku saat turun dari motor, dan berjalan

ke tepi laut tempat dulu akan dan Sisca habiskan waktu juga tempat favoritku di

saat hatiku risau dan penat. Sejak Sisca pergi, baru sekarang aku kembali

datangi tempat ini.

Duduk ditepi laut diantara bebatuan disore hari sambil

perlahan melihat matahari tenggelam dibatas horizon memang sedikit menghalau

gelisahku dan membuat hatiku lebih nyaman.

Dikejauhan terlihat sepintas bayangan Sisca…Ita dan Karin….seperti

kebiasaanku, ku adu kan semua risauku pada laut….ku tanyakan apa yang harus

kulakukan pada gemuruh ombak yang memecah bebatuan dan beton-beton dermaga.

Laut itu tetap sama….garis horizon itu tetap terlihat….hanya

cinta yang harus ku jajaki…ku tapaki dalam garis hidupku dari hari ke hari.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!