Bersama Ita, lukaku tak seperih kemarin, kesabaran dan cinta
nya yang besar bahkan sebelum aku bertemu Sisca, membuat ku kembali menjadi
laki laki yag berarti
Walau keluargaku tak menyetujui hubunganku, aku tetap
berhubungan dengan Ita secara diam-diam, sering kali aku kebingungan jika orang
tuaku menanyakan soal Sisca, karena aku tidak mau menceritakan apa yang sudah
terjadi.
Tapi sepandai apapun aku menyimpan semua dalam diam,
keluargaku akhirya mengetahui kedekatanku kembali dengan Ita.
Namun mereka tidak sekeras dulu dalam melarang atau memberi
komentar, karena mungkin mereka tahu kegagalan hubunganku dengan Sisca, walau
mereka tidak tahu persis jalan cerita atau apa yang terjadi.
Melalui adikku, keluargaku mencoba menghadirkan seorang
wanita, Karin…dengan alasan untuk bertemu adikku, dia datang ke rumah dan juga
sekalian berkenalan denganku.
Aku hanya menanggapi dingin dan acuh saat itu dan
menempatkan posisiku hanya sebagai kakak dari temannya.
Karin memang tidak secantik Sisca maupun Ita, tapi dia
adalah wanita smart dan memiliki karir yang bagus diperusahaan tempat dia
bekerja.
Dalam berbicara, ngobrol ataupun bercanda, Karin adalah
sosok yang ceplas ceplos, sehingga seringkali aku, adikku dan dia terdengar
tertawa terbahak bahak karena saling ledek dalam bercanda.
Kedua orang tuaku juga menyukai Karin dan lambat laun
pertanyaan mereka soal Sisca sudah tak pernah terdengar lagi.
Tak terasa sudah setahun lebih sejak kepergian Sisca, aku
juga senggaja putuskan semua akses atau cara agar tidak terjadi komunikasi lagi aku
dengannya, biarlah dia buka lembar hidupnya yang baru dan jalani apa yang sudah
jadi keputusannya
Kubiarkan kedekatanku dengan Karin, agar orang tuaku tak
lagi menanyakan soal Sisca dan hubunganku dengan Ita tidak terusik oleh
keluargaku, aku orang yang enggan membantah atau berdebat dengan orang tua,
jika mereka menegur atau marah, yang ku lakukan hanya diam dan berusaha
mengikuti apa mau mereka, karena aku sadar aku anak tertua dan seharusnya
menjadi contoh, walau aku sendiri tahu diriku sendiri, bahwa aku jauh dari
sempurna.
Sampai hari itu datang dan mengubah jalan hidupku…
“Aku hamil….” Ucap Ita malam itu sambil menatap ke arahku,
tubuhku gemetar…..bukan soal tanggung jawab yang aku takutkan, tapi terbayang
wajah keluargaku yang tidak menyetujui hubungan kami, apalagi Papa yang aku
tahu memiliki penyakit hypertensi atau darah tinggi.
Aku hanya terdiam , ku gigit bibirku sambil pikiranku
menerawang.
Ita adalah wanita yang sangat mengerti bahasa tubuhku ,isi
hatiku tanpa harus kujelaskan segala sesuatu dengan detail
“Kalo kamu ingin aku melakukan aborsi, aku bersedia asal
kamu temani…..” ucap Ita lagi pelan
Tanpa sadar air mataku jatuh dari sudut mataku, sebesar dan
setulus inikah cintanya kepadaku? Bahkan setelah kusakiti dia dan tinggalkan
dia demi Sisca yang sudah khianati cintaku.
“Kamu yakin Ta?” balasku setengah berbisik, lidahku terasa
kelu untuk berucap
Ita hanya menjawab dengan anggukan pelan.
Kami berdua tidak pernah dan berpengalaman dalam hal ini,
aku mencoba bertanya dengan tema temanku yang dapat kupercaya tentang hal ini.
Segala cari sudah kami lakukan, tapi tidak berhasil, dan
mungkin memang sudah kehendakNYa anak ini lahir ke dunia.
Karakterku yang pandai menyimpan sesuatu, membuat tidak
banyak orang mengetahui apa yang terjadi denganku atau apapun yang ku hadapi.
Semua kusimpan dalam diam dan berusaha ceria didepan orang banyak.
“Jadi bagaimana Adrian? Dari hari kehari kandunganku akan
semakin membesar…” ucap Ita saat itu, ditempat biasa kami bertemu
“beri aku satu dua hari untuk berpikir ya ta?” balasku
Ku hela sedikit nafasku saat turun dari motor, dan berjalan
ke tepi laut tempat dulu akan dan Sisca habiskan waktu juga tempat favoritku di
saat hatiku risau dan penat. Sejak Sisca pergi, baru sekarang aku kembali
datangi tempat ini.
Duduk ditepi laut diantara bebatuan disore hari sambil
perlahan melihat matahari tenggelam dibatas horizon memang sedikit menghalau
gelisahku dan membuat hatiku lebih nyaman.
Dikejauhan terlihat sepintas bayangan Sisca…Ita dan Karin….seperti
kebiasaanku, ku adu kan semua risauku pada laut….ku tanyakan apa yang harus
kulakukan pada gemuruh ombak yang memecah bebatuan dan beton-beton dermaga.
Laut itu tetap sama….garis horizon itu tetap terlihat….hanya
cinta yang harus ku jajaki…ku tapaki dalam garis hidupku dari hari ke hari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments