Sepeninggal Sisca, ku tenggelamkan diriku dalam karir dan
pekerjaan, hingga aku mendapat posisi yang lumayan di perusahaan di tempat ku
bekerja ,sakit yang aku rasa, perih dan terluka , egoku…..amarahku…ku pakai
untuk usir lelahku
Jika sesaat rasa letih dan malasku datang, ku ingat lagi
sepenggal kalimat yang pernah ku dengar dari Sisca “ aku tidak mau jadi bebanmu
dan kamu masih belum cukup kuat dan masih diandalkan papa mama dan adik adikmu…”
Aku akui, sesekali di sunyinya malam , rasa sepi
menghampiriku….mengejek kesendirianku….
Jika sudah seperti itu hanya dua hal yang ku lakukan,
pertama aku larutkan kembali ke pekerjaan sampai rasa kantukku datang, atau aku
pergi keluar dengan motorku menembus dinginnya malam…
Tapi seringkali pula yang kulakukan adalah hal hal bodoh,
aku malah berhenti ditempat tempat dimana aku dan Sisca sering habiskan waktu
dengan mesra….canda dan tawa. Sakit….tapi aku punya prinsip, rasa sakit harus
aku hadapi sampaii benar benar sembuh, daripada aku berlari atau bersembunyi
dari rasa sakit tersebut.
Siang itu begitu panas, setelah menyelesaikan urusan
pekerjaanku dan bertemu relasi perusahaan diluar, aku putuskan untuk tidak
kembali ke kantor. Ku belokkan kendaraan ku ke salah satu mall di Jakarta barat.
Aku masuk ke salah satu café di area mall dan memesan
segelas minuman dingin yang tertera di menu, seperti biasa ku nikmati rokok
kegemaranku sambil melihat orang yang lalu lalang shopping atau sekedar
berjalan jalan di mall.
Hampir saja minumanku tumpah dari gelas, saat seorang wanita
berdiri di samping mejaku dan menyapaku.
“Apa kabar Adrian…? Sendirian? …” ucap wanita itu
“Eh…Ita…kabar baik……kamu apa kabar? Bisa ketemu disini kita
ya? Silahkan duduk…” balasku sambil melihat ke arah wanita yang berdiri
disamping mejaku.
Ita adalah wanita yang pernah hadir dalam hidupku, saat
pertama kali aku pindah dari rumah nenek ke rumah keluargaku sendiri, aku
terpisah beberapa tahun dari keluargaku sampai aku lulus Sekolah Dasar. Aku
mengenal Ita dan menjalin hubungan selepas aku lulus SMA, dengannya aku
jadi tahu dan merasakan apa itu apel
malam minggu, pacaran, bahkan sampai hubungan intim, namun kedua orang tuaku
tidak menyetujui hubungan kami dan mereka lebih merestui hubunganku dengan
Sisca.
“Sedang apa disini ta?” ucapku memecah kebisuan diantara
kami setelah saling sapa tadi sempat terdiam sesaat.
“Biasa perempuan…liat liat pakaian dan kebutuhan kosmetik..”
balas Ita seraya tersenyum.
“Kalo kamu sendiri? Ngapain…? Tumben…biasanya alergi sama
yang namanya Mall” ucapnya lagi sambil setengah tertawa.
“ Hahahaha…masih hafal ya kamu? Tadi habis ketemu orang…panas
banget, jadi aku putuskan ga kembali ke kantor…ya sudah aku masuk Mall ini
untuk minum dan hilangin penat” balasku juga sambil tertawa.
“Terus…kok kamu sendirian? Sisca mana?” ucapnya lagi
Mendengar pertanyaan Ita aku terdiam sesaat dan menghela
nafasku sebelum menjawab pertanyaannya.
“ Sisca sudah pergi dan menikah lagi dengan laki laki lain
ta…” jawabku sambil meneguk minumanku.
“ Kok bisa…?” balas Ita dengan tatapan sedikit tak percaya
“ Panjang ceritanya ta….” Jawabku pelan dan mengisyaratkan
bahwa aku enggan menceritakannya saat ini.
“ Kalo kamu? Dengan siapa kamu sekarang ta?” aku balas
bertanya , agar kami tak perlu lagi membahas masalah aku dan Sisca.
“ Sekarang aku sendiri…hampir sama lah kayak kamu, ada juga
yang pernah hadir mencoba menjalin hubungan dengan ku, Cuma yaaah….kandas di
tengah jalan juga…” jawab Ita sambil memanggil pelayan café untuk memesan
minuman.
Kami saling bercerita perjalanan hidup masing masing selama
saling tak bertemu…Ita adalah wanita yang enak diajak bicara dan juga pendengar
yang baik, apa saja jadi seru dan apa saja bisa kuceritakan dengannya tanpa
rasa malu , canggung atau takut terkesan buruk dimatanya.
Tak terasa hari sudah menjelang malam, ku lihat jam tanganku…
“Sudah mulai malam…..kamu mau pulang sekalian bersamaku?”
ucapku menawarkan diri mengantarnya
“atau……” lanjutku lagi
“atau apa?” balas Ita sambil tersenyum lucu
“Atau nikmati suasana malam Jakarta bersamaku….tapi jangan
disini, nanti kita diomelin para pelayan karena sudah terlalu lama disini “
jawabku lagi sambil tertawa.
Malam itu , aku dan Ita nikmati dan lewati gemerlap malamnya
Jakarta, rasa sepi dan kesendirian yang seringkali datang dan singgah di malam
malamku, kali ini pergi entah kemana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments