Episode 3

Sepeninggal Sisca, ku tenggelamkan diriku dalam karir dan

pekerjaan, hingga aku mendapat posisi yang lumayan di perusahaan di tempat ku

bekerja ,sakit yang aku rasa, perih dan terluka , egoku…..amarahku…ku pakai

untuk usir lelahku

Jika sesaat rasa letih dan malasku datang, ku ingat lagi

sepenggal kalimat yang pernah ku dengar dari Sisca “ aku tidak mau jadi bebanmu

dan kamu masih belum cukup kuat dan masih diandalkan papa mama dan adik adikmu…”

Aku akui, sesekali di sunyinya malam , rasa sepi

menghampiriku….mengejek kesendirianku….

Jika sudah seperti itu hanya dua hal yang ku lakukan,

pertama aku larutkan kembali ke pekerjaan sampai rasa kantukku datang, atau aku

pergi keluar dengan motorku menembus dinginnya malam…

Tapi seringkali pula yang kulakukan adalah hal hal bodoh,

aku malah berhenti ditempat tempat dimana aku dan Sisca sering habiskan waktu

dengan mesra….canda dan tawa. Sakit….tapi aku punya prinsip, rasa sakit harus

aku hadapi sampaii benar benar sembuh, daripada aku berlari atau bersembunyi

dari rasa sakit tersebut.

Siang itu begitu panas, setelah menyelesaikan urusan

pekerjaanku dan bertemu relasi perusahaan diluar, aku putuskan untuk tidak

kembali ke kantor. Ku belokkan kendaraan ku ke salah satu mall di Jakarta barat.

Aku masuk ke salah satu café di area mall dan memesan

segelas minuman dingin yang tertera di menu, seperti biasa ku nikmati rokok

kegemaranku sambil melihat orang yang lalu lalang shopping atau sekedar

berjalan jalan di mall.

Hampir saja minumanku tumpah dari gelas, saat seorang wanita

berdiri di samping mejaku dan menyapaku.

“Apa kabar Adrian…? Sendirian? …” ucap wanita itu

“Eh…Ita…kabar baik……kamu apa kabar? Bisa ketemu disini kita

ya? Silahkan duduk…” balasku sambil melihat ke arah wanita yang berdiri

disamping mejaku.

Ita adalah wanita yang pernah hadir dalam hidupku, saat

pertama kali aku pindah dari rumah nenek ke rumah keluargaku sendiri, aku

terpisah beberapa tahun dari keluargaku sampai aku lulus Sekolah Dasar. Aku

mengenal Ita dan menjalin hubungan selepas aku lulus SMA, dengannya aku

jadi  tahu dan merasakan apa itu apel

malam minggu, pacaran, bahkan sampai hubungan intim, namun kedua orang tuaku

tidak menyetujui hubungan kami dan mereka lebih merestui hubunganku dengan

Sisca.

“Sedang apa disini ta?” ucapku memecah kebisuan diantara

kami setelah saling sapa tadi sempat terdiam sesaat.

“Biasa perempuan…liat liat pakaian dan kebutuhan kosmetik..”

balas Ita seraya tersenyum.

“Kalo kamu sendiri? Ngapain…? Tumben…biasanya alergi sama

yang namanya Mall” ucapnya lagi sambil setengah tertawa.

“ Hahahaha…masih hafal ya kamu? Tadi habis ketemu orang…panas

banget, jadi aku putuskan ga kembali ke kantor…ya sudah aku masuk Mall ini

untuk minum dan hilangin penat” balasku juga sambil tertawa.

“Terus…kok kamu sendirian? Sisca mana?” ucapnya lagi

Mendengar pertanyaan Ita aku terdiam sesaat dan menghela

nafasku sebelum menjawab pertanyaannya.

“ Sisca sudah pergi dan menikah lagi dengan laki laki lain

ta…” jawabku sambil meneguk minumanku.

“ Kok bisa…?” balas Ita dengan tatapan sedikit tak percaya

“ Panjang ceritanya ta….” Jawabku pelan dan mengisyaratkan

bahwa aku enggan menceritakannya saat ini.

“ Kalo kamu? Dengan siapa kamu sekarang ta?” aku balas

bertanya , agar kami tak perlu lagi membahas masalah aku dan Sisca.

“ Sekarang aku sendiri…hampir sama lah kayak kamu, ada juga

yang pernah hadir mencoba menjalin hubungan dengan ku, Cuma yaaah….kandas di

tengah jalan juga…” jawab Ita sambil memanggil pelayan café untuk memesan

minuman.

Kami saling bercerita perjalanan hidup masing masing selama

saling tak bertemu…Ita adalah wanita yang enak diajak bicara dan juga pendengar

yang baik, apa saja jadi seru dan apa saja bisa kuceritakan dengannya tanpa

rasa malu , canggung atau takut terkesan buruk dimatanya.

Tak terasa hari sudah menjelang malam, ku lihat jam tanganku…

“Sudah mulai malam…..kamu mau pulang sekalian bersamaku?”

ucapku menawarkan diri mengantarnya

“atau……” lanjutku lagi

“atau apa?” balas Ita sambil tersenyum lucu

“Atau nikmati suasana malam Jakarta bersamaku….tapi jangan

disini, nanti kita diomelin para pelayan karena sudah terlalu lama disini “

jawabku lagi sambil tertawa.

Malam itu , aku dan Ita nikmati dan lewati gemerlap malamnya

Jakarta, rasa sepi dan kesendirian yang seringkali datang dan singgah di malam

malamku, kali ini pergi entah kemana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!