Pulang

Sekarang Dinda dan teman-temannya yaitu Fanya dan Maya telah sampai di Indonesia.

Saat mereka baru turun mereka langsung disambut oleh Kakak mereka masing-masing yang sudah menunggu kepulangan mereka.

Sebenarnya mereka tidak benar-benar ingin dijemput dan mereka juga sebenarnya tidak ingin merepotkan Kakak mereka, apa lagi Kakak mereka itu kalau sudah tidur mirip seperti kebo, susah banget buat bangun.

Kalian bisa tebak ini jam berapa? coba deh kalian hitung ini jam berapa.

Mereka berangkat dari Prancis pukul 8 lalu perjalan menuju ke Indonesia selama 14 jam dan perbedaan antara Indonesia Prancis sekitar 6 jam, Jadi berapa coba? kalau ada yang jawab jam 4 pagi maka kalian benar.

Coba deh kalian bayangin tiga orang yang kalau tidur kayak kebo, terus disuruh untuk bangun pagi jam 3.

Kenapa jam tiga? karana perjalanan dari rumah ke bandara itu 1 jam, jadi karena itu mereka berangkat dari rumah jam 3.

Jadi mereka ini memang benar-benar hebat banget sih kalau untuk menjadi seorang kakak yang baik buat adik-adiknya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Author : Widih memang Kakak hebat lah kalian.

Dafa : Iya dong Thor, jangankan cuman bangun pagi, apa pun bakal gue lakuin buat Perincess gue.

Author : Apanya yang bangun pagi? tadi aja harus disiram pake air dulu sama bibi baru bangun kan lo.

Dafa : Ya elah Thor, yang lain jadi tau kan, emang perusak citra lo parah banget.

Faris : Untung gue gak gitu.

Marsel : Ya bener lo Ris, untung banget.

Author : Apanya kalian juga sama, kalian berdua masang alarm banyak banget buat bangunin kalian dari hibernasi kalian itu.

Dafa : Syukurin tuh, citra kalian juga ikut rusak kan? Makanya jangan bahagia di atas api.

Author : Hahh apa? yang bener jangan bahagia di atas penderitaan orang Bambang, gue buang juga lo.

Dafa : Hahaha, beda dikit gak papa lah Thor.

Author : Au ah, pusing gue.

#####

Sekarang Dinda dan Dafa sudah sampai di depan pagar rumah mereka. Sekarang jam sudah menunjukkan jam 6 pagi, karan dari bandara mereka tidak langsung pulang, mereka pergi keliling-keliling dulu sebelum pulang.

Selama perjalan mereka mengobrol dan tertawa bersama sampai tidak menyadari kalau mereka sudah sampai di tempat tujuan mereka.

Pintu gerbang yang ada didepannya langsung dibuka oleh satpam di sana saat menyadari kalau mobil tuan muda mereka sudah datang.

Setelah pintu gerbang dibuka mobil Dafa langsung di parkiran di depan halaman rumah mereka.

"Dek?" panggil Dafa dan memutar kepalanya sembilan puluh derajat sampai menatap ke arah adiknya itu yang sedang duduk di sampingnya.

"Apa?" tanya Dinda dan menatap kakaknya sehingga sekarang mereka jadi saling bertatapan.

"Kenapa kamu pulang?" tanya Dafa yang mulai mengintrogasi adiknya.

Sebagai seorang kakak dia tau betul gimana sifat dari adiknya ini, kepulauan dari adiknya iki pasti bukan lah hal sepele yang seperti kelihatannya.

"Ya, pengen aja, " jawab Dinda singkat lalu memalingkan pandangannya menatap ke depan kaca mobil.

"Jangan bohong Perincess!" Dafa yang curiga dengan adiknya, karana tidak mau mantapnya dan merasa kalau dugaannya ini pasti bener.

Lalu dengan lembut Dafa menarik dagu Dinda supaya menatap dirinya, dengan tatapan yang penuh kasih sayang dari seorang kakak ke adiknya yang dia harapkan bisa meluluhkan adiknya ini.

"Aku gak bohong kok," jawab Dinda dengan memalingkan tatapannya melihat kesegala arah.

Dia berusaha supaya tidak bertatapan dengan kakaknya itu, entah mengapa dari kecil sampai sekarang Dinda masih saja tidak bisa berbohong di depan Kakaknya itu.

Entah lah padahal dia bisa menyembunyikan apapun dari orang lain tapi tidak dengan Kakaknya? mungkin karena cinta dan kasih sayang kakaknya yang tulus untuknya lah yang membuat dia seperti ini? maybe Dinda tidak tau akan itu.

"Jujur sama Kakak Dinda! Kakak itu Kakak kamu Din, apa kamu gak sayang lagi sama Kakak hemm?".

sudah cukup Dinda sudah tidak bisa berbohong lagi, apa lagi kata-kata keramat yang telah diucapkan oleh Kakaknya itu.

Kakak, kenapa sih kakak ngeluarin kata-kata keramat itu gue, kan jadi lemah kalau gini, batin Dinda yang merasa kesal.

Menurut Dinda kata-kata 'apa kamu gak sayang lagi sama kakak' itu adalah kata-kata keramat untuk Dinda, karena dengan itu Dinda tidak bisa bohong lagi. Dia selalu lemah bila mendengar kata-kata keramat itu.

Sebelum mengeluarkan suaranya Dinda menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya dengan perlahan, "aku pulang karna 'dia' kak," jujur Dinda.

"Apa 'dia' itu, maksud kamu wanita itu?" tanya Dafa lalu dijawab dengan anggukkan oleh Dinda.

"Din kamu masih mengincar dia?" tanya Dafa lagi dengan ekspresi wajahnya yang khawatir.

"Iya aku masih mengincar dia. Aku gak akan ngelepasin dia gitu aja, karena dia udah dengan berani untuk ganggu kehidupan aku kak! jadi aku gak mungkin ngelepasin dia begitu saja."

Dinda menahan amarahnya, entahlah kenapa kalau dia ingat apa yang telah wanita itu lakukan dimasa lalunya membuat Dinda ingin membunuhnya sekarang juga.

"Tapi Din, itu kan dulu ap____".

"Kak aku sekarang sedang tidak ingin membahas tentang masa lalu waktu itu lagi, apa lagi membahas tentang dia sekarang ini! Jadi tolong kakak mengerti," kata Dinda dengan tegas.

"Baik lah maaf kak tidak bermaksud melakukan itu, kak hanya mencemaskan adik kakak ini. Yaudah ayo kita masuk, " ajak Dafa menenangkan Dinda sambil mengusap puncak rambut Dinda untuk menenangkan adiknya.

Setelah mendapat perlakuan hangat dari Dafa tadi, Dinda jadi tenang dan akhirnya dia turun dari mobil, lalu berjalan menuju pintu rumah sambil bergandengan tangan dengan Dafa.

"Eh Aden udah pulang? Ini siapa den? pacar Aden ya?" tanya bik Sumi pengurus rumah ini.

Bik Sumi mengira kalau Dinda adalah pacar dari Dafa karena dia tidak mengenal sosok Dinda ini.

Iya tentu saja dia tidak tau kalau Dinda adalah adiknya Dafa karena Dinda sudah tinggal di Perancis selama 6 tahun, sedangkan bik sumi berkerja disini baru 4 tahun.

Oleh karena itu sudah pasti dia tidak mengenal sosok Dinda ini yang tidak lain adalah adik dan putri di keluarga ini, apa lagi di rumah ini hanya ada foto-foto Dinda saat masih kecil saja dan tidak ada foto Dinda yang telah remaja sekarang ini.

Dafa tertawa karena adiknya ini dianggap oleh bik Sumi sebagai pacarnya, "Tidak bik, dia bukan pacar Dafa, dia itu adik Dafa namanya Dinda yang bibik selalu tanya itu loh, inget gk?" jelas Dafa sambil sedikit tawa di kata-katanya.

"Oh jadi ini toh yang namanya non Dinda? non Dinda sudah besar ya? cantik lagi," kagum bik Sumi sambil mengambil tangan kiri Dinda dan mengusapnya lembut.

"Salam kenal bi, yaudah Dinda keatas dulu ya bik mau mandi dulu," pamit Dinda, lalu pergi menaiki tangga untuk menuju kamarnya.

Di atas itu ada 4 kamar 2 kamar tamu dan 2 nya lagi kamar Dinda dan Dafa. paling pojok kanan adalah kamar tamu, di sampingnya ada kamar Dafa lalu kamar Dinda dan kamar tamu lagi, Disana juga ada ruang permainan yang luas untuk teman-teman dafa berkumpul.

Sedangkan dibawah ada 3 kamar yaitu kamar orang tua nya dan dua kamar tamu, disana juga ada dapur, ruang tamu, ruang kerja orang tua mereka, dan ruang keluarga.

Makasih ya karena udah mau baca, jangan lupa like, dan komen.

Terpopuler

Comments

aletha Davidson🐰

aletha Davidson🐰

kak tolong penulisan nya diperbaiki lagi ya

2020-08-02

4

Angela Jasmine

Angela Jasmine

Semangat kakak ❤️❤️

2020-07-30

3

Jhamil Mean

Jhamil Mean

ortunya mana

2020-07-29

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!