Beautiful And Handsome
Di Cafe, tepatnya di Negara Prancis. Enam gadis cantik sedang fokus menatap layar laptop mereka masing-masing.
Dengan posisi mereka yang saling berhadapan. Di ujung kanan baris pertama terdapat Cika berhadapan dengan Jesika, di baris ke dua Dinda yang berhadapan dengan Fanya, dan di baris ke tiga ada Maya yang berhadapan dengan Aulia.
"Emmm, ini kita serius mau pulang ke Indonesia?" dengan ragu Maya bertanya. Semua temanya yang awalnya fokus pada laptop, berbalik menatap dirinya dengan ekspresi bingung.
"Iya lah, kan tadi Dinda udah bilang kalau kita bakal balik ke Indonesia." Dengan santai Fanya menjawab sambil meminum minumannya.
Mendengar itu Maya hanya bisa cemberut, kesal dengan jawaban yang di lontarkan Fanya. "Emang gak bisa gitu, kita ngurusnya disini aja? Jujur gue males buat pulang ke Indonesia."
"Lo fikir, Lo doang yang males buat pulang? Gue juga melas. Tapi mau gimana lagi? Gue pengen cepat-cepat nangkep si nenek lampir itu," jawab Dinda dengan wajah kesal, mengingat apa yang terjadi dulu.
"Ya bener kata Dinda, kita gak boleh sampai kehilangan jejak tuh nenek lampir." Aulia yang dari tadi diam ikut menimpal pembicaraan mereka.
Maya yang mendengar apa yang di ucapan teman-temannya malah membuat dirinya makin jengkel. Rasa-rasanya dirinya ingin sekali menjerit dan merengek di lantai kalau saja dia tidak merasa malu.
"Kita udah susah-susah buat cari informasi tentang nenek lampir itu. Jadi untuk terakhir kali ini kita gak boleh sampai kecolongan kayak kemaren," ucap Cika.
"Tapi ya, itu nenek lampir ko bisa ya tiba-tiba ngilangin gitu?" timpal Jesika dengan perasaan penasaran bercampur binggung atas apa yang sedang terjadi pada kejadian saat itu.
"Nah bener tuh. Padahal kita udah dapet semua informasinya, dan tinggal nangkap dia aja di akhir. Tapi kenapa tiba-tiba semua informasi yang kita dapat bisa ngilang gitu aja tanpa alasan yang jelas?" tambah Cika.
"Gue yakin kalau nenek lampir itu pasti dibantu sama orang yang hebat. Karena itu dia bisa lolos dari kita," pendapat Fanya curiga.
"Iya lah, dia pasti orang hebat. Kalau nggak mana mungkin dia bisa lolos dari tangan Dinda," ucap Maya dan diangguki oleh Fanya, Cika, dan Jesika.
"Dia memang hebat, tapi menurut gue di gak sehebat itu. Apa lagi kalau di bandingin sama Dinda," ujar Aulia karena menurut dia, mau sehebat apapun orang itu, dia tidak akan bisa mengalahkan sahabatnya yang sangat dia kenal kemampuannya.
"Aulia, sebaiknya Lo jangan anggap remeh orang itu. gue akuin, dia memang hebat, karena gue aja hampir kena sama jebakan dia. "
Dinda yang mengingat seberapa hebatnya orang yang sekarang ini sedang mereka hadapi. Kejadian kemarin yang membuatnya hampir saja mencelakai dirinya dan juga teman-temannya.
Mereka pun seketika tersentak, bukan karena kaget tapi karena baru kali ini merupakan melihat sahabat mereka, yaitu Dinda mengakui kemampuan dari musuhnya.
Selama ini, Dinda sangat lah cuek atas apa yang di lakukan musuhnya, menurutnya semua itu hanyalah hal sepele dan hal bodoh yang dilakukan mereka untuk mengalahkan dirinya.
"Tapi nih Din, lo sekarang udah tau kalau lo cuman di jebak supaya lo balik ke Indonesia. Tapi kenapa lo malah mau ke sana? apa itu gak bahaya? sumpah ya gue bingung sama jalan pemikiran lo itu." Maya sambil mengangkat kedua tangannya sebagai tanda menyerah karena tidak mengerti dengan jalan pikiran Dinda.
"Ya Din, apa yang dikatakan Maya itu benar. Lo udah tau kalau lo cuman dijebak, tapi kenapa lo mau tetep ke sana?" tanya Cika yang membenarkan perkataan Maya, karena dia juga dibuat binggung dengan pemikiran Dinda.
"Ohhh itu ya. Gue cuman penasaran aja, apa yang sebenarnya mau dilakuin mereka dengan menjebak gue buat balik ke Indonesia," jawabnya dengan enteng tanpa penuh beban, sedangkan yang lain malah dibuat was-was atas tindakan dirinya.
"Tapi lo yakin ini gak bakal bahaya?" tanya Fanya lagi untuk memastikan keamanan bagi semuanya.
Kalau dilihat sepertinya mereka berbuat berlebihan atas semua kekhawatiran mereka. Namun itu suatu hal yang wajar karena sahabat mereka ini, yang bernama Dinda sangat lah anak yang bar-bar yang suka membahayakan dirinya sendiri hanya untuk memuaskan rasa keingin tahuan dirinya.
"Gak bakal, tapi tetap saja kalian harus tetep waspada dengan apa yang akan terjadi kedepannya," jawab Dinda menenangkan mereka, namun juga memperingatkan mereka karena apa yang mereka lakukan bukan lah hal sepele.
Dengan tulus Fanya tersenyum. "Oke deh kalau gitu, kita nurut aja apa kata lo."
"Terus kapan kita bakal ke Indonesianya?" tanya Jesika.
"Besok, jam delapan pagi kita bakal ke bandara," jawab Dinda sambil membereskan barang-barangnya.
"OKE." dengan semangat mereka bersamaan menjawab.
"Kalian jangan oke-oke aja, besok buruan ke bandara dan jangan sampai telat!" Peringat Dinda dengan tegas.
"SIAP BOS," ucap mereka dengan keras dan memberi hormat pada Dinda. Sedangkan orang yang diberi hormati hanya bisa tersenyum, melihat tingkah teman-temannya yang sangat kekanak-kanakan.
Maaf ya nenek lampir, tapi hari-hari indah lo sudah akan berakhir, batin Dinda dengan sinis.
Setelah pembicaraan tentang pulang ke Indonesia tadi selesai, mereka memutuskan untuk pulang ke vila masing-masing. Karena memang sekarang sudah sangat malam dan mereka juga sudah mengantuk, apalagi besok pagi mereka harus peking barang untuk pulang ke Indonesia, karena itu mereka memutuskan untuk langsung pulang.
Dan gawatnya kalau sampai mereka gak segera pulang dan tidur, maka sudah bisa dipastikan kalau mereka akan kesiangan, yang membuat mereka telat, dan jika hal itu sampai terjadi pada mereka maka. tamatlah riwayat mereka, karena bakal terkena amarah dari Dinda.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sudah enam tahun geng beautiful girl tinggal di Prancis, dan selama mereka tinggal di Perancis ini mereka tinggal di vila mereka sendiri yang ada di Prancis ini.
Author : ya bisa lah namanya juga orang kaya, jangan iri kalian kan kang rebahan :v
Setelah perjalanan sekitar setengah jam akhirnya Dinda sudah sampai di villanya.
Sesampainya di rumah, dia langsung menuju ke garasi untuk memarkirkan mobilnya, setelah memarkirkan mobil Dinda langsung masuk kedalam vila dan menuju ke kamarnya untuk istirahat.
"Huhhhh, capek banget astaga, gini amat beban hidup," keluh Dinda yang menjatuhkan diri nya di atas kasur karena sudah sangat kelelahan dengan kegiatannya seharian ini.
"Ehhh iya, gue kan belum ngabarin Kakak kalau gue mau pulang? Yaudah deh gue kabarin aja sekarang, sekalian besok gue minta dia buat jemput, lagian besok kan sabtu dia pasti lagi libur yee kan?" ucap Dinda bertanya pada dirinya sendiri dan langsung menggambil ponselnya untuk menghubungi Kakaknya tersebut.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Ditempat lain, tepatnya di rumah milik Hendri, geng handsome boy sedang berkumpul bersama di kamar milik Hendri.
Tut......tutt
Mendengar suara ponsel yang berdering seorang laki-laki yang sedang mengambil ponselnya yang ada di saku celana miliknya.
Ketika sedang membaca nama yang tertera di sana, sebuah senyuman tergambar di wajah tampan pria itu. Lalu dengan bergegas dia mengatakan panggilan itu dengan penuh antusias.
"Halo, ada apa nih? tumben princess telfon?" tanya laki-laki itu dengan senyuman di wajahnya.
"Ohhh, jadi gak mau Dinda telfon? Yaudah kalau gitu aku matiin aja telfonnya," ucap seorang gadis di sebrang sana yang tidak lain adalah Dinda.
"Eh jangan dong, maaf deh tadi maksud Kakak gak gitu, Kakak cuman kaget aja biasanya kan kakak yang telfon. Soalnya kamu gak pernah tuh yang namanya telfon kakak duluan," ucap laki-laki itu dengan menggaruk tengkuknya.
"Sekarang kakak Dafa yang paling Dinda sayang dengerin ya. Besok adik mu yang paling cantik dan paling manis ini akan pulang ke Indonesia, jadi bertindak lah seperti Kakak yang baik dan jemput adik mu ini besok di bandara, oke?" ucap Dinda yang panjang kali lebar itu dan ya laki-laki yang diajak bicara oleh Dinda itu adalah Dafa Kakak dari Dinda.
"Ka..kamu serius mau pulang?" tanya Dafa yang kaget sekaligus senang karena akhirnya adiknya itu mau kembali ke rumahnya setelah sekian lama.
"Ya kak, yaudah besok kakak jemput Dinda ya, Dinda tunggu!" ucap Dinda.
"Ya kakak jemput. emang jam berapa kamu Sampek sini?" tanya Dafa.
"Emmm, kalau di hitung dari jam di sini, aku berangkat nya jam delapan terus Prancis Indonesia sekitar tiga belas sampai empat belas jam, jadi pukul sembilan sampai sepuluh malam Dinda baru sampai," ucap Dinda
"Oke besok Kakak jemput kamu," jawab Dafa.
"Yaudah, Dinda matin ya telfonnya, Dinda udah ngantuk nih mau tidur. Dah Kakak Dafa aku yang paling aku s**ayang," ucap Dinda lalu memutuskan telfon ya dengan Kakaknya, dan Kakak nya hanya bisa menghelan nafas panjang karena kelakuan adiknya itu.
"Siapa yang telfon?" tanya laki-laki yang ada disampingnya Dafa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
coni
Semangat upnya Thor🥰
Like ku udah melayang tuh
Ditunggu feedback nya ya 😁
salam "ANGKASA: Salam penghuni bumi"
2021-03-25
0
Dhina ♑
tag #11
START
2021-02-07
0
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
Semangat thor 💪💪💪
2020-10-17
2