Mr. Culun & Mr. Perfect

"Hera, dimana teman mu?" Bu Ratih menanyakan keberadaan Cantika.

"Baru saja Cantika pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil, Bu. Jika Bu Ratih membutuhkan nya, aku akan memanggil nya untuk menghadap Ibu segera." Jawab Hera seraya menawarkan bantuan.

"Katakan saja padanya untuk menganti kan ku dan segera kembali kerumah utama, Nyonya dan keluarganya akan segera memulai sarapan, Cantika harus berada disana untuk melayani mereka." Bu Ratih yang sedang merasa kurang sehat meminta Cantika untuk menggantikan tugasnya.

"Baik Bu, akan aku sampaikan." Jawab Hera.

Hera segera berlari menuju kamar mandi, pintu kamar mandi masih terkunci, itu berarti Cantika masih berada di dalam.

"Cantika! Apa kau masih di dalam?" Hera berteriak sambil mengetuk pintu.

"Ya, tunggu sebentar! Aku akan segera keluar." Cantika bergegas menyelesaikan hajatnya, kemudian keluar dan menemui Hera, "Ada apa, Hera? Perutku terasa mulas tadi, jadi aku agak lama. Apa Bu Ratih mencari ku?" Tanya Cantika.

"Ya, Bu Ratih sedang sakit, dan kau harus menggantikan tugasnya. Bu Ratih meminta mu kembali kerumah utama untuk melayani Nyonya dan keluarganya ketika mereka sarapan." Tiba-tiba raut wajah Hera menjadi sedikit kecewa, "Sebetulnya, aku berharap aku saja yang ditugaskan kesana. Karena dengan demikian, aku bisa cuci mata dengan melihat si Mr. Perfect yang tengah menghabiskan sarapannya." Hera menyampaikan keinginannya.

Cantika mengerutkan dahinya, "Mr. Perfect? Siapa dia?" Tanya Cantika penasaran.

"Ah, sudahlah. Kau harus segera kesana atau Bu Ratih akan menghukum mu nanti! Dan ingat! Kau tidak boleh mengeluarkan suara atau mendengarkan percakapan mereka ketika mereka membicarakan sesuatu yang penting, kecuali jika mereka bertanya kepada mu. Itu adalah peraturan yang harus semua pelayan patuhi." Hera mengingatkan Cantika untuk segera menjalankan tugas nya dan memberi tahu beberapa peraturan yang harus Cantika jalani.

"Baiklah, aku pergi dulu!" Cantika berjalan sambil melambaikan tangannya kepada Hera.

"Beruntung sekali dia, karena bisa melihat pemandangan indah pagi ini."

.

.

.

.

.

.

Setelah yakin tak ada satu pun yang kurang di meja makan, Cantika berdiri beberapa langkah di belakang Mentari, sambil menunggu perintah selanjutnya.

Cantika melihat ada empat anggota keluarga yang tengah menghabiskan sarapan bersama.

.

.

.

.

"Aidan, Kau harus membiasakan diri untuk mengkonsumsi sayuran, Nak." Mentari menyodorkan mangkuk berisi sayuran kepada Aidan.

"Tidak Bu, Terimakasih. Aku sungguh tidak menyukai makanan itu." Aidan menolak dengan halus makanan yang diberikan Mentari.

Thoriq menggelengkan kepalanya , "Sini Bu, biar aku saja yang memakannya." Thoriq meminta mangkuk yang berada di tangan Mentari.

"Pantas saja kulit mu kusam begitu, kau hanya memakan daging dan tidak menyukai sayuran ataupun buah-buahan. Lihatlah kulitku yang putih berseri karena rutin mengkonsumsi nya!" Thoriq memamerkan kulit tangannya yang memang putih mulus seperti batu giok.

Aidan sama sekali tidak marah atas sindiran Thoriq dan malah tersenyum bangga, "Itulah kenapa kau menjadi Aktor paling populer saat ini. Seharusnya kau bersyukur karena jika aku memakan makanan itu, mungkin aku akan menjadi saingan terberat mu." Ucap Aidan meledek adiknya.

"Benarkah? Ibu, menurutmu, apa Kak Aidan akan setampan aku jika ia mau makan sayur dan buah?" Thoriq tak terima dirinya dibandingkan dengan Aidan si culun itu.

Mentari terkekeh, "Tadinya Ibu tidak yakin, tapi, karena kau baru saja mengatakannya, sepertinya itu mungkin." Jawab Mentari.

"Tapi, Ibu..." Thoriq berusaha kembali menyangkal tetapi suara Argha menghentikan kalimatnya, "Eh..eh, sudahlah! Habiskan makan kalian! Kenapa senang sekali mengobrol saat makan?" Argha menghentikan perdebatan kecil di antara mereka.

Mentari memanggil Cantika yang berdiri tak jauh di belakangnya.

"Cantika..."

"Saya, Nyonya." Cantika segera menghampiri Mentari.

"Ambilkan lagi sayuran nya untuk Thoriq!" Titah Mentari.

"Baik, Nyonya." Cantika segera mengambil mangkuk kosong yang ada di atas meja dan berniat mengisinya kembali.

Beberapa saat kemudian, datang seorang wanita yang berpenampilan sama persis seperti laki-laki, ia menggunakan setelan jas berwarna hitam lengkap dengan dasi di kerahnya, rambut pendeknya terlihat sangat rapi karena mengenakan minyak rambut yang biasa digunakan oleh pria.

"Luna? Sini sayang! Makanlah bersama kami!" Mentari menyapa Luna yang baru saja tiba dan mengajaknya sarapan bersama.

"Selamat pagi semuanya. Terimakasih Bibi, aku sudah sarapan di rumah. Karena jika tidak, Ibu tidak akan membiarkan ku pergi bekerja sebelum melakukannya." Jawab Luna.

Mentari mengangguk sambil tersenyum lembut, kemudian menoleh kearah Aidan yang tampak berdiri karena telah selesai dengan sarapannya.

"Ayah, Ibu, aku dan Luna berangkat dulu. Pagi ini kami ada rapat penting bersama klien." Aidan berpamitan kepada kedua orang tuanya kemudin menghampiri Thoriq dan mengacak-acak rambutnya, "Hei, Mr. Perfect! Bersiaplah untuk pekerjaan baru di depanmu, karena aku yakin hari ini aku akan memenangkan proyek besar itu." Ucap Aidan yang segera berlari sebelum menerima kemarahan adiknya.

"Kakak! Kau menyebalkan sekali! Sekali lagi kau menyentuh rambutku yang berharga ini, aku tidak akan mau membantu mu untuk menjadi brand ambassador produk baru mu itu!" Dengus kesal Thoriq kepada Aidan.

"Paman, Bibi, Luna pergi dulu. Dan ini minyak rambut keluaran terbaru untuk Mr. Perfect. Aku memang membeli dua botol, sepertinya berguna untuk merapikan rambut mu kembali." Luna memberikan botol minyak rambut yang ia bawa kepada Thoriq.

"Wah, aku menyukai ini. Terimakasih Luna, semoga hari mu menyenangkan bersama Mr. Culun atasan mu itu!" Sahut Thoriq yang masih sedikit kesal dengan Aidan.

"Wah mereka lucu sekali. Benar-benar keluarga bahagia." Gumam Cantika yang sejak tadi melihat pemandangan di depannya.

"Astaga! apa yang aku lakukan? aku tidak mendengar nya, sungguh aku tidak melihat dan mendengar apapun!" Cantika segera menepis pikirnya ketika ia mengingat peraturan untuk tidak pernah menguping ketika sedang bekerja.

Mentari tak sengaja melihat gelagat aneh Cantika, "Cantika, kau kenapa? apa kau sakit?" Tanya Mentari.

Cantika melebarkan matanya karena bingung harus menjawab apa, "Ti..tidak Nyonya, tidak apa-apa, saya baik-baik saja, Sungguh!" Jawab Cantika sedikit tergagap.

Mentari mengangguk, "Baiklah, kalau begitu, bantu aku merapikan meja makan ya!" Titah Mentari.

"Baik, Nyonya." Cantika menjawab dan segera bergegas membersihkan meja makan, sedangkan Mentari mengantarkan Argha yang hendak berangkat bekerja sampai ke halaman tempat mobilnya terparkir dan rupanya sudah tampak Fino yang menunggu nya disana.

Argha sejenak memperhatikan penampilan Fino, hingga membuat Fino salah tingkah dan mencari apa yang salah dengan penampilannya hari ini.

"Ada apa?" Akhirnya Fino memilih bertanya.

"Aku hanya penasaran, apa kau menggunakan minyak rambut yang sama dengan Luna?" Argha bertanya tetapi seperti berniat mengejek Fino.

Fino hanya menggeleng dan merasa tak perlu menjawab pertanyaan Argha.

"Kita sudah terlambat, Tuan!" Fino membukakan pintu mobil untuk Argha.

"Sayang, aku berangkat dulu. Aku akan cepat pulang karena tak ingin berlama-lama jauh dari mu." Argha berpamitan kepada Mentari dan mengecup kening istrinya itu.

"Hati-hati ya! Jangan lupa untuk menghabiskan bekal makan siang mu!" Mentari memberikan sebuah kotak yang berisi bekal makan siang yang biasa ia siapkan untuk Argha.

***

Sebelum scroll ke bawah, ayo tekan tanda jempol nya dan tinggalkan jejak di kolom komentar.

Terpopuler

Comments

Rita

Rita

cantika....

2024-01-12

0

Mellany

Mellany

masih memantau

2021-09-11

0

Yudi

Yudi

hadir 😅

2021-03-25

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Mr. Culun & Mr. Perfect
3 SSP (Suami-suami posesif)
4 Menggantikan Bu Ratih
5 Manusia atau Alien?
6 Makan malam
7 Serangan Tiba-tiba
8 Setelah Penyerangan
9 Hukuman
10 Pembalasan Argha
11 Tugas Baru
12 Undangan Makan Malam
13 Tamara
14 Ingin berhenti bekerja
15 Berita di Instagram
16 Percakapan di ruang kerja
17 Rekaman asli
18 Akhir balas dendam Tamara
19 Akhir dari Tamara
20 Berita kematian Tamara
21 Jangan bunuh aku!
22 Aku butuh mandi
23 Mengirim uang
24 Es Krim Vanilla
25 Prolog
26 Bab 25 Rumah Kenangan
27 Bab 26 Kembali Ke Pulau Cinta
28 Bab 27 Nelayan Tua
29 Bab 28 Ulah Mark Lousie
30 Bab 29 Kenangan Cantika
31 Bab 30 Rencana Aidan
32 Bab 32 Aku Atau Kau Yang Mesum?
33 Bab 33 Tak Ingin Terlihat Cantik
34 Bab 34 Rencana yang Berhasil
35 Bab 35 Pelaku Teror
36 Bab 36 Kakak Pemberani
37 Bab 37 Tugas Menjaga Mr. Culun
38 Bab 38 Kebiasaan Aneh
39 Bab 39 Buatkan Aku Makanan
40 Bab 40 Bubur Untuk Mr. Perfect
41 Bab 41 Kesepakatan
42 Bab 42 Hari yang Panjang
43 Bab 43 Rasa penasaran Hera
44 Bab 44 Bubur Ajaib
45 Bab 45 Pertemuan di ruangan Aidan
46 Bab 46 Jelek jadi cantik?
47 Rencana Luna
48 Tidur siang
49 Mimpi di siang bolong
50 Kebodohan Thoriq
51 Keadaan Cantika
52 Ketahuan
53 Wanita sempurna hanya untuk laki-laki sempurna
54 Siuman
55 Karena kau sahabat ku
56 Kencan pertama
57 Ajakan makan siang
58 Awal mula kesalahpahaman
59 Sasaran Kemarahan
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Prolog
2
Mr. Culun & Mr. Perfect
3
SSP (Suami-suami posesif)
4
Menggantikan Bu Ratih
5
Manusia atau Alien?
6
Makan malam
7
Serangan Tiba-tiba
8
Setelah Penyerangan
9
Hukuman
10
Pembalasan Argha
11
Tugas Baru
12
Undangan Makan Malam
13
Tamara
14
Ingin berhenti bekerja
15
Berita di Instagram
16
Percakapan di ruang kerja
17
Rekaman asli
18
Akhir balas dendam Tamara
19
Akhir dari Tamara
20
Berita kematian Tamara
21
Jangan bunuh aku!
22
Aku butuh mandi
23
Mengirim uang
24
Es Krim Vanilla
25
Prolog
26
Bab 25 Rumah Kenangan
27
Bab 26 Kembali Ke Pulau Cinta
28
Bab 27 Nelayan Tua
29
Bab 28 Ulah Mark Lousie
30
Bab 29 Kenangan Cantika
31
Bab 30 Rencana Aidan
32
Bab 32 Aku Atau Kau Yang Mesum?
33
Bab 33 Tak Ingin Terlihat Cantik
34
Bab 34 Rencana yang Berhasil
35
Bab 35 Pelaku Teror
36
Bab 36 Kakak Pemberani
37
Bab 37 Tugas Menjaga Mr. Culun
38
Bab 38 Kebiasaan Aneh
39
Bab 39 Buatkan Aku Makanan
40
Bab 40 Bubur Untuk Mr. Perfect
41
Bab 41 Kesepakatan
42
Bab 42 Hari yang Panjang
43
Bab 43 Rasa penasaran Hera
44
Bab 44 Bubur Ajaib
45
Bab 45 Pertemuan di ruangan Aidan
46
Bab 46 Jelek jadi cantik?
47
Rencana Luna
48
Tidur siang
49
Mimpi di siang bolong
50
Kebodohan Thoriq
51
Keadaan Cantika
52
Ketahuan
53
Wanita sempurna hanya untuk laki-laki sempurna
54
Siuman
55
Karena kau sahabat ku
56
Kencan pertama
57
Ajakan makan siang
58
Awal mula kesalahpahaman
59
Sasaran Kemarahan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!