Tiinnn.. Tiinn.
Suara klakson mobil Aurel di bawa oleh pak supir meninggalkan pekarangan rumah.
Aurel berdiri memandangi rumah peninggalan nenek Isda. Seperti ada panggilan jiwa, Aurel kembali menuju rumah. Dia menoleh ke arah rumah lamanya yang berdampingan dengan rumah nek isda. Aurel begitu rindu akan hadir seorang ibu yang membesarkan di dalam rumah yang tidak terurus lagi. Aurel melihat burung-burung gagak berjejer berterbangan di sekitar rumah. Terlihat seorang lelaki tua dengan berpakaian hitam seperti sedang mengawasi.
"Dia mirip ayah, tapi..ah tidak mungkin", bisik Aurel.
Aurel telah mendengar kabar kematian ayahnya satu tahun yang lalu dari pak hakim. Namun mayat pak Nedi menghilang dari liang lahat tepat seratus hari setelah kematiannya.
Film-film kehidupan Aurel di masa lalu masih teringat jelas di pikirannya. Aurel menghela nafas, firasat tidak baik timbul dalam benak Aurel.
Sreekkk.. sreek.
Suara seretan tapak kaki yang mengingatkan Aurel pada ayahnya waktu dahulu. Seorang lelaki perlahan demi perlahan mendekati Aurel dan menarik tangannya.
"Arrgghhh, siapa kau? lepaskan aku!"Jerit Aurel.
"Tolong.. "
Lelaki tua tidak menghiraukan jeritan dan perlawanan Aurel, dia menarik paksa tangan anaknya sendiri begitu kuat dan membawanya menuju halaman Rumah lama. Letak rumah nenek Ida dan rumah Aurel dahulu yang bersebelahan menembus potongan jalan setapak yang hanya di ketahui oleh pak Nedi, nek Isda dan Aurel.
"Arrghh, lepas kan aku. Tolong!"
Kembali jeritan histeris Aurel. Tubuh Aurel terjatuh merangkak menjauhi lelaki tua itu sejauh mungkin.
BRUGGHHH .
Pukulan batu mendarat di kepala lelaki tua.
"Kau tidak apa-apa Bu?"
"Terimakasih, pukulan tepat pada sasaran."
Pria yang sama sering di lihat oleh Aurel di makam dan kemarin yang memberikan sapu tangan kepadanya. Mereka berjalan menjauhi lelaki beberapa langkah dari sang lelaki tua yang sudah pingsan. Lelaki tua itu sangat mirip dengan ayah Aurel.
"Tunggu pak, saya hanya memastikan apakah dia benar-benar ayah saya atau tidak."
Mereka mendekati lelaki tua dan melihat keadaannya begitu berantakan dan memprihatinkan. Baju Kumal dan kotor berwarna hitam, janggut putih panjang dengan leher berhias tulang tengkorak.
"Apakah benar dia ayahmu Bu?"
Dibalik dendam Aurel yang sudah permanen di hatinya sejenak luntur melihat keadaan sang ayah. Masih saja dia belum bisa menepis sedikit dendam karena pak Nedi telah membunuh nek Ida seorang wanita tua yang tidak berdosa.Tidak ada jawaban dari bibir Aurel ,dia hanya membantu pak Nedi menggotong masuk ke dalam rumah nek Ida. Mereka merebahkan pak Nedi di sofa ruang tamu.
"Kenapa kita bisa bertemu lagi? apakah bapak mengikuti ku dari belakang?", tanya Aurel penuh curiga.
"Hhhmm.. apakah wajahku seperti seorang penguntit?"
Sahut Gilang kepada Aurel dengan senyum di kulum tanda tak jadi.
"Coba jelaskan ketidak sengajaan ini kepadaku", desak Aurel.
"Tenang lah Bu, sebelumnya perkenalkan nama saya adalah.."
"Gilang", jawab Aurel.
Raut wajah Gilang yang ingin tertawa lebar tidak bisa di tutupi lagi.
"Nama ibu siapa?"
Pertanyaan basa-basi Gilang yang sebenarnya sudah mengetahui nama Aurel.
"Saya Aurel ", jawab Aurel datar.
Pada hari itu Gilang sedang mensurvei alokasi wilayah pedesaan untuk proyek bangunan. Ketika mobil Gilang melewati wilayah barat , secara tidak sengaja melihat Aurel di kejar-kejar lelaki tua, penyelamatan darurat menambah kedekatan Gilang pada Aurel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Kustri
lha emg tau mayat pa Nedi hilang?
kan di kubur ya di dlm tanah🤔🤔🤔
py to kiiih
2023-05-30
0
husada
💕
2022-06-18
1
Rania Puspa
perlu di revisi ni thorr crtanya bagus tapi kdg tata bahsanya gak pas punten 🙏
2022-03-14
2