Dendam Wewe Gombel
Aurel menyembunyikan jualan ke dalam lemari dan menguncinya. Dia tidak mau ayah mengetahui bahwa dia masih berdagang, karena ayahnya akan marah dan mengobrak-abrik seperti beberapa hari yang lalu. Ayah Aurel memarahinya dan mengatakan bahwa Aurel tidak perlu melanjutkan sekolah.
"Aurel! kau masak ayam ini tanpa harus mengeluarkan isinya."
Ayah Aurel melempar bungkusan plastik ke atas meja. Aurel hanya diam tanpa bersuara. Dia hanya menghampiri bungkusan tersebut dan melihat isi di dalam. Hampir saja Aurel muntah di depan ayahnya, ayam yang sudah menjadi bangkai dan berbelatung itu di suruh ayahnya untuk di masak.
"Aurel cepat lah kau masak! jika kau lapar kau juga boleh memakannya sedikit."
Aurel hanya diam dan berjalan menuju dapur. Langit sudah gelap gulita dan dia harus menyalakan kayu bakar di halaman luar.
Astaga aku lupa nenek,kenapa nenek lama sekali bangunnya? Gumamnya.
Pranngg,prang.
Suara pecahan gelas dari dalam rumah.
Aurel berlari dan menghampiri keributan tersebut.
"Dasar mau wanita tua yang tidak tau diri, berani sekali kau keluar dari kamar anakku. Apa yang sudah kau curi?"
Nenek Isda hanya tersenyum melihat sikap kegilaan ayah Aurel yang sudah paham selama mereka bertetanggaan.
"Ayah, nenek hanya menemaniku di rumah yang sepi ini."
Mata ayah merah menyala dengan kepalan tangan yang siap meninju nenek.
"Cukup ayah! berhenti menindas orang tua yang berusaha membantu anakmu!"
Pada hari itu Aurel memberanikan diri bersikap tegas di depan ayahnya. Dia sudah tidak tahan lagi dengan sikap ayahnya. Baginya tidak mengapa dirinya di pukul atau di caci maki sang ayah asal jangan nenek Isda.
PRAGHH!
Suara bantingan yang berasal dari kepalan tangan ayah Aurel hampir saja mengenai nek Isda. Aurel memegang lengan nek Isda erat seakan tidak ingin berpisah dengan sang nenek. Ayah Aurel sudah mendarah daging sifat ilmu hitam sejak dia bertemu para relasi rekan kerja di perusahaannya yang bangkrut.
Mengapa tidak, dia lebih memilih menganut ilmu sesat dan meninggalkan tanggung jawabnya kepada anak dan istri.
Pakaiannya yang serba hitam menambah kesan angker pada dirinya. Kepalan tangan ayah Aurel yang siaga kembali mengambil posisi kuda-kuda melayangkan tamparan ke arah Aurel.
PRRASH.
Bunyi benturan tangan ayahnya malah mengenai punggung nenek isda. Sang nenek tersungkur dan kepalanya terbentur tembok.
"Nenek!" jerit Aurel.
Sungguh malang masih sang nenek, dia sudah mencurahkan kasih sayang kepada sang cucu angkatnya yang hidup bagai sebatang kara mendapat perlakuan yang kejam. Nenek Isda yang sudah lanjut usia ,tenaganya sudah tidak sekuat sewaktu muda dahulu. Aurel membantu sang nenek berdiri dan mendudukkannya di bangku. Dia secepat kilat berlari mencari kain dan obat merah ala kadarnya, tidak ada kotak p3K. Perlengkapan kebutuhan isi rumah menjadi kosong akibat kegagalan sang ayah yang acuh menelantarkan Aurel. Nek Isda kembali berdiri dan berjalan menuju pintu keluar rumah.
Wajahnya merenggut cemberut, batin terasa tersayat sembilu. Dia sudah cukup sabar menghadapi ayah Aurel. Kalau bukan demi menyelamatkan Aurel, sang nenek sudah pindah menuju kota menikmati masa tuanya yang tenang. Dia mengejar sang nenek, namun tangannya di tahan oleh ayahnya.
"Lepaskan aku! Nenek, kali ini bawalah aku bersamamu nek", jerit Aurel.
"Dasar anak bodoh, tidak ada gunanya kau mengurus wanita tua renta itu Aurel!"
sang ayah mencengkram kuat tangannya.
"Lepaskan cucuku, kau adalah manusia terkutuk Nedi! Aku bersumpah ilmu hitam yang sudah mendarah daging di dalam tubuhmu akan membunuh dirimu sendiri!"
CCTTARRRR
JEDURARR
Suara Sambaran petir menggelegar meruntuhkan pohon belakang beringin depan rumah. Aurel mengigit tangan ayah dan berlari menjauhi sang ayah. Angin kencang datang bertamu beriring-iringan membuka tutup jendela-jendela kaca, benturannya seakan ingin memecahkan setiap sudut rumah.
Malam yang panjang dan kelam ,seisi rumah sangat sibuk. Aliran listrik padam sementara pak Nedi sibuk menghidupkan pematik yang ada di kantong celananya.
"Sial.. anginnya terlalu kencang!"
Umpatan pak Nedi yang selalu gagal menghidupkan api. Usahanya sia-sia karena lilin tidak kunjung menyala dari pematik.
Pandangannya mencari-cari dimana bayangan Aurel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
❤️🔥ℝ❤️🔥
nyimak dulu
2022-06-04
0
V3
Assalamualaikum, maaf aku baru mampir nih
2022-02-02
1
Ananda Trizna
ceritanya seru
2021-12-04
0