susi memang cantik tapi wataknya yang kurang cantik. mungkin karena ia terlahir dari keluarga berada sehingga dia terbiasa hidup manja dan selalu memandang rendah seseorang. berbeda dengan ku yang bersekolah disekolah ini saja hanya karena beasiswa tidak mampu.
aku menatap langit biru di taman sekolah. aku melipat kedua tanganku seraya menatap langit biru seandainya saja hidupku bisa berubah jadi lebih baik mungkin aku tak perlu mendengar kata-kata yang kasar seperti yang susi katakan tadi dan tak disadari seseorang datang menghampiri ku dan dia,,,oh my god ini tak mungkin.
" bapak? "
" apa saya mengganggu?" tanya pak emil
" tidak sama sekali."
" bolehkan saya duduk disini."
" boleh banget pak." jawab mutiara bersemangat
hening sejenak aku pun merasa gugup duduk berdekatan dengan pak emil seperti ini.
" nilai mu lumayan bagus didalam pelajaran saya. saya harap kamu mau ikut perlombaan ini dan hadiahnya lumayan untuk mengisi uang saku mu." pak emil memberikan selebaran kertas putih yang berisikan info tentang sebuah perlombaan karya tulis yang akan diadakan minggu depan.
" apakah ini benar pak? " tanya ku
" iy,masih ada waktu untuk mendaftar. jadi saya harap jangan sia-siakan kesempatan ini ya? semangat nasibmu harus berubah muti. " ucap pak emil
" iya pak. semangat!" balasku dengan semangat membara.
aku tak mau kehilangan kesempatan ini. aku harus segera mendaftarkan diri kepada ketua OSIS. ternyata sudah banyak siswa dan siswi yang mendaftar. tapi bagaimanapun aku harus bisa menerobos masuk kerumunan tersebut.
" ih,jijik banget ada pemulung disini." ucap susi yang tanpa sengaja bersentuhan dengan ku. tentu saha ucapannya membuat puluhan mata tertutup kepadaku. aku sangat malu dibuat nya ingin sekali aku menampar wajahnya dengan sepatu ku tapi membalasnya saat ini tidaklah penting. yang terpenting adalah merubah nasib
" mau mendaftar?" tanya kak elisa si cantik sekertaris OSIS disekolah ku
" iya kak." jawabku mantap
" jangan boleh kak dia hanya seorang pemulung." lagi-lagi susi datang dengan ucapannya yang sangat pedas
" susi,silahkan minggir di ruangan ini tidak ada yang boleh menghina siapapun." ucap elisa dengan tegas.
susi menggebrak meja dan meninggal kan ruang OSIS dengan kecewa. senyum kemenangan menghiasi wajahku.
" tidak berpotensi masuk kesini segala." gerutu elisa
" apakah yang kakak maksud adalah saya? " tanyaku
" oh,,,,bukan. tapi itu susi yang saya maksud."
senyum tipis mengembang di wajah ku. setidaknya dari sekian banyak orang yang menghinaku masih ada sedikit orang yang membelaku.
" wow,referensi bapak emil? pasti kamu sangat berbakat ya?jangan bikin beliau kecewa ya? " pesan elisa. aku mengangguk cepat
setelah selesai mengisi formulir pendaftaran aku pun bergegas untuk pulang. karena sepertinya ibu sudah cemas karena aku pulang terlambat hari ini.
dengan nafas terengah engah aku tiba di rumah. ibu tidak ada di rumah entah kemana beliau pergi. aku memeriksa ke seluruh ruangan dan ibu masih juga belum aku temukan. aku duduk menyandarkan tubuh ku didepan rumah dan aku melihat wanita tua sedang membawa belanjaan yang banyak sekali.
" muti!" panggil ibu membuatku tersenyum lega
" ibu darimana saja?" tanya ku sambil membantunya membawa salah satu kantong belanjaan.
" dari pasar,banyak bahan-bahan yang habis. tadi ibu nunggu kamu tapi,ga pulang juga. ya sudah ibu pergi sendiri."
" maaf aku terlambat pulang." ingin sekali aku bercerita pada ibu kalau aku akan mengikuti lomba karya tulis tapi,sepertinya biarkan saja ini menjadi kejutan untuknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments