"Jadi gitu ceritanya Len." Naraya menghela napas pasrah atas nasib yang menimpanya.
"Salah lo emang, kenapa juga lo berubah jadi barbar cuma buat nyenengin Nadira."
Selena ingat betul saat mereka masih kelas 1 SMA, dan sama-sama duduk diruangan BK karena ketahuan nyontek saat ujian. Menunggu guru BK datang, mereka berkenalan dan seketika menjadi akrab, Selena pun menanyakan kenapa Naraya menjadi siswi bandel. Naraya pun menjawab
"Biar Kakak gue keliatan bagusnya." Mereka tertawa bersama ketika Naraya mengungkapkan alasannya. Dulu Selena pikir itu semata-mata hanyalah candaan Naraya saja. Namun lambat laun ia sadar itu adalah jawaban jujur dari dalam hatinya.
"Sekarang gimana len? Gue gak mau dijodohin sama Harris." Naraya memelas. Memohon agar Selena memberi solusi.
"Kenapa gak mau? Harris kan tipe lo. Dia itu cowok idaman sejuta umat, gue aja mau kalo dijodohin sama Harris, mau banget malah." Mata Selena berbinar, membayangkan dia berciuman dengan Harris dimalam pertama mereka.
“Lena! Bayangin jorok lo ya? Hih!" Naraya menepuk pelan kepala Selena.
“Hahaha dikit doang Ray, baru ngebayanginya aja enak, apalagi beneran. Mantap betul." Selena memberikan dua jempolnya kepada Naraya diikuti cengiran mesum khas Selena.
“Hih! Gue serius Len," Naraya tetap pada mood sebalnya. Tidak peduli candaan Selena.
“Len?”
“Gue lagi mikir Ray."
“Gimana dong, kan lo tau sendiri, sekarang gue deket sama Cakra, Gue juga udah sayang sama Cakra Len." Naraya sendu, meminta belas kasihan Selena agar bisa membantu masalahnya.
“Buat Harris yang nolak perjodohan ini aja Ray."
“Maksud lo?” Naraya menaikkan alis kanannya.
“Ya lo buat biar Harris yang batalin perjodohan ini. Kan gak mungkin lo yang nolak. Bisa dihapus lo dari Kartu Keluarga kalau sampai nolak."
“Caranya?" Naraya mulai antusias, seperti menemukan secercah harapan.
“Buat dia ilfeel sama lo, gampang kan?”
Selena benar, jika dia tidak bisa membatalkan perjodohan ini maka dia akan buat Harris lah yang membatalkannya. Naraya tersenyum lebar, dalam hatinya tertawa keras membayangkan rencana-rencana jahatnya.
***
Setelah perkuliahan jam ke 2 selesai, Naraya dan Selena memutuskan untuk mencari keberadaan Harris di kampus. Mereka akan memulai rencana jahat satu persatu, secara perlahan agar misi berhasil.
Setelah berkeliling di gedung fakultas Harris selama 30 menit, belum juga terlihat dimana batang hidungnya. Bahkan sebelumnya mereka sudah ke kantin dan disana pun Harris tidak ditemukan.
“Duh Len, capek nih barbie." Naraya memijat-mijat kakinya. Mereka duduk di kursi taman yang tersedia di depan fakultas Harris.
“Sabar dong bie, namanya juga jalan ninja. Mau lo kawin sama Harris?” Selena nyengir kuda, menampakkan deretan rapi giginya.
“Gila lo! Nikah dulu baru kawin."
“Eh Ray, itu bukannya Harris sama Nadira?” Selena menunjuk kearah parkiran.
Harris dan Nadira turun dari motor. Terlihat mereka tertawa bersama, sangat mesra bagi siapapun yang meilhatnya. Sesekali Nadira memukul lengan Harris, dan Harris hanya tersenyum saja.
“Ray?"
“Raya!” Selena menyadarkan Naraya dari pandangan romantis didepan mereka.
“Lo kenapa? Cemburu?” Selena cengir-cengir melihat tingkah sahabatnya ini. Beberapa jam lalu Naraya sorak-sorak tidak menyukai Harris, tidak mau dijodohkan dengan Harris, mau perjodohan itu batal. Tapi baru melihat adegan seperti itu saja Naraya seperti sedang menangkap selingkuh kekasihnya.
“Jadi mau tetep dijodohin nih sama si Harris?”
“Hahahaha.” Tawa Selena pecah.
“Apaan sih Len, gue jadi mikir, ngapain gue repot-repot buat Harris ilfeel sama gue. Gue baru inget, Kalo Cuma Om Yuda yang setuju sama perjodohan ini. Sedangkan Harris belum, gue yakin kalo Harris ditawarin perjodohan antara gue sama Nadira pasti dia bakal pilih Nadira."
Selena menghentikan tawanya, membenarkan perkataan Naraya. Siapa yang tidak tahu kedekatan antara Nadira dengan Harris. Bahkan saat mereka SMA dulu, Nadira dan Harris digadang-gadang menjadi Raja dan Ratu sekolah.
Pasangan serasi, tampan dan Cantik, pasangan yang akan selalu romantis sepanjang masa. Iya sepanjang masa, buktinya hingga saat ini mereka masih tetap bersama.
“Yaudah cabut!” Selena menarik pelan tangan Naraya. Mereka beriringan meninggalkan kampus.
***
Naraya melirik jam ditangannya, jam 05.15 sore. Lumayan sore untuk pulang dihari pertama perkuliahan. Bukan tanpa sebab kenapa Naraya pulang terlambat, selain misi gagal tentang Harris, Naraya dan Selena juga menyempatkan diri untuk hangout street food di area depan kampus mereka. Mereka sangat suka makanan pinggir jalan yang ramai dengan orang-orang.
Naraya tidak peduli lagi jika dia akan pulang terlambat. Walaupun kedua orang tuanya marah, ia yakin itu hanya sesaat. Naraya juga sudah yakin bahwa perjodohannya dengan Harris akan batal dengan sendirinya. Tidak mungkin seorang Harris akan meninggalkan kekasih yang sangat dicintainya hanya demi perjodohan konyol ini.
Setelah membuka gerbang kecil khusus untuk lalu lalang orang rumah, Naraya terkejut. Pasalnya ada 2 mobil asing terparkir rapi di depan rumahnya. Tunggu dulu, itu bukan mobil asing.
"Itu kan mobil Harris." Naraya bergumam.
“Ngapain dia disini, O.. nganterin Nadira pulang." Naraya ber oh ria mengingat jika tadi dia sempat melihat Harris dan Nadira berdua di kampus.
"Tapi kan tadi naik motor, kok sekarang Harris bawa mobil?" Naraya masih bingung.
"Au ah!" Naraya tidak peduli.
“Tapi kok ada mobil Om Yuda juga?” Naraya terus bergumam, dengan banyak pikiran-pikiran yang berterbangan dikepalanya. Hingga akhirnya dia sampai didepan pintu yang tidak terkunci itu.
Naraya masuk tanpa mengucapkan salam, seperti seorang maling. Terlihat Renata duduk disebelah Johan, dan dihadapan mereka duduk Yuda dan Harris, tidak ada Nadira.
“Mami?” Naraya menghampiri Renata, ia berdiri tegak disamping Renata.
“Sayang, salim dulu nak sama Om Yuda.” Renata memberi perintah. Tanpa A atau B Naraya langsung mencium tangan kanan Yuda, dan melirik sekilas kearah Harris yang terdiam tanpa ekspresi, bahkan melihatnya pun tidak.
“Sungguh menyebalkan." Dalam hati Naraya mengumpat.
“Sayang, duduk disini Nak!” Renata menepuk kursi sofa empuk disampingnya, dan Naraya menurut.
“Raya, darimana saja kamu? Ditunggui tidak pulang-pulang. Kata Harris jam 2 kuliah kamu sudah selesai." Johan memulai pembicaraan.
“si*lan kurang ajar k*mpang set*n, ngapain pake ngadu ke Papi." Naraya menggerutu dalam hati. Ekspresi wajahnya berubah cemberut.
“Raya pergi sama Selena Pi, gak jauh kok cuma makan di street food depan kampus." Naraya membela diri, melirik sebal kearah Harris. Yang dilirik seolah tidak tahu apa-apa.
“Yasudah, jadi Papi dan Om Yuda sudah sepakat, 3 hari lagi kamu dan Harris akan bertunangan. Sekarang kamu masuk kamar." Johan berbicara tegas.
Naraya terdiam seribu bahasa, nyawanya seolah melayang dari raga. Kakinya tidak ada lagi kekuatan bahkan hanya sekedar untuk berdiri.
Melihat betapa terkejutnya Naraya, Renata menepuk pelan tangan Naraya yang berada diatas pangkuanya. Mau tidak mau Naraya menoleh kearah Renata. Dilihatnya Renata mengangguk pelan, memberi isyarat bahwa sekarang yang harus dilakukan adalah menurut saja.
Tanpa mereka sadari, dibalik tembok pembatas antara ruang tamu dan ruang keluarga Nadira mengepalkan kedua tangannya erat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Sis Fauzi
suka banget ceritanya 👍 lanjuut Thor ❤️
2021-04-04
0
Fira Ummu Arfi
like
2021-03-06
0
Wiselovehope🌻 IG@wiselovehope
❤️😍❤️😍❤️👍
2021-02-17
1