Dalam waktu sebulan Raymond mempersiapkan semuanya, hingga saat ini dia mengajak Naura untuk fitting baju pengantin.
"Bagaimana yang ini pak?" Tanya pelayan yang berjaga di bridal tempat Raymond memesan semua paket pernikahan disana.
"Boleh, dicobakan ke calon istri saya!"
"Baik pak!" Ucap pelayan tersebut.
"Yang ini Ray?" Tanya Naura.
"Iya, coba sana" usir Raymond halus.
Kemudian Naura dan pelayan bridal itu masuk kedalam sebuah kamar ganti yang kira-kira ukurannya 3*3 jadi lumayan luas.
"Bagaimana?" Tanya Naura.
Naura yang sudah rapi dalam gaun pengantin berwarna putih bertata cristal-cristal kecil dibagian dada depannya berbentuk love dan cristal kecil itu itu juga tertata rapi melingkar dibagian pinggang, menampakan pinggang ramping milik Naura.
Gaun ini bagian atasnya tertutup dengan jaring-jaring halus. Ketika mengangkat gaun tersebut Naura merasakan beratnya, gaun dengan ekor yang sangat panjang kira-kira 2 meter tersebut.
"Wah, aku suka! Kamu cantik sekali" ucap Raymond yang melihat penampilan yang berubah dari Naura.
Membuat Naura tersipu malu karena pujian dari Raymond, bagi Naura dia itu jelek, tidak lah cantik, dia hanya beruntung Raymond memilihnya.
Raymond pun memilih menggunakan jas berwarna senada, warna putih.
*****
Waktu dan tempat sudah dipersiapkan semua.
Hari ini adalah hari bahagia milik Naura dan Raymond.
Mereka tidak lagi mengadakan pertunangan melainkan langsung ke pernikahan.
Pernikahan ini diadakan disebuah hotel, mereka mengundang sanak saudara mereka, teman kerja dan beberapa tetangga mereka.
Naura terlihat cantik dengan dandanan yang diberikan oleh perias bridal yang sudah dilakukan dari jam 3 subuh tadi pagi.
Keluarga Naura dan keluarga Raymond telah saling mengenal dan berkumpul saling menyapa.
Mama Ayu dan Mama Vina juga sebenarnya tidak menyangka mereka akan menjadi besan, karena ternyata mereka ada teman di jaman mereka masih bersekolah SD.
Saat ini sesi melempar bunga, Naura sudah bersiap melempar bunga dari balik badannya. Dia dan Raymond memunggungi para hadirin.
Mc mengarahkan ke Naura kapan boleh dilempar dan tidak.
"Lempar" teriak Mc.
"Naura pun melemparnya!"
"Yaaahhh kog, botol kosong" teriak salah satu orang yang mendapat botol kosong kecil sebagai tipuan melempar.
"Hahaha" beberapa orang tertawa melihat hal tersebut termasuk pasangan pengantin.
"Satu, dua, ti-ga! Lempar" teriak Mc lagi.
Dan seketika Naura melemparkan bunga yang ditangannya.
"Aku dapat" teriak salah seorang pemuda yang sekitaran berusia 24 tahun juga.
"Selamat!" Ucap sanak keluarga kepada pasangan pengantin.
"Selamat kepada yang mendapat bunga silakan naik kepanggung" ucap sang Mc.
"Apa pesan anda" ucap sang Mc lalu berpamitan untuk mengundurkan diri, karena merasa perutnya sakit.
"Lagi membawa acara saja bisa sakit perut" batin pemuda yang mendapat bunga tersebut.
"Selamat ya bro" ucap pemuda itu, ternyata dia adalah salah satu sahabat terbaik milik Raymond.
"Nyusul ya!" Ucap Raymond dengan senyum merekahnya.
"Pasangan saja belum ada gimana nyusul?" Tanya sahabat Raymond.
"Jangan lah begitu Ton, nanti kalau sudah jodoh pasti ada, kamu harus berusaha dan berdoa!" Ucap Raymond.
Naura hanya tersenyum melihat percakapan kedua sahabat tersebut.
Sahabat Raymond ini bernama Toni, dia adalah teman kuliah Raymond, tetapi mereka sangat akrab, hingga saat ini.
"Foto ya!" Ucap Raymond.
Kemudian mereka foto bertiga dan menggunakan handphone milik Toni. Karena sang foto grafernya entah sedang berada dimana, mungkin ke toilet.
"Kirim nanti!" Ucap Raymond.
"Iya" jawab Toni, memperhatikan Foto barusan yang dia dapat.
Setelah itu Toni pun berpamitan untuk pulang, menyusul yang lainnya.
Tidak terasa waktu yang mereka gunakan untuk acara pernikahan ini, sudah hampir habis, jadilah tinggal keluarga intinya.
"Ma" sapa Naura kemudian memeluk erat mamanya.
"Jaga diri, nurut sama suami mu ya, karena sekarang dia ada kepala rumah tangga mu!" Ucap mama Ayu.
"Iya ma!" Jawab Naura sambil meneteskan air mata harunya.
Sebenarnya mama Ayu ingin menangis karena berpisah dengan Naura setelah Naura menikah ini, hanya saja dia berusaha tidak untuk menangis.
Naura dan Raymond memilih langsung pulang kerumah yang memang khusus Raymond belikan untuk Naura atas pernikahan mereka ini.
"Ma" sapa Naura pada mama Vina.
"Naura pamit" ucap Naura ketika mobil yang menjemput mereka untuk kerumah baru sudah datang.
"Iya" jawab mama Vina datar.
"Kak" ucap Naura.
"Iya" jawab kak Rini.
"Ma, Raymond pamit ya sama Naura" ucap Raymond pada mama Vina.
"Ma pamit" ucap Raymond pada mama Ayu.
Semuanya melambaikan tangan kepada Raymond dan Ayu, seperti mereka akan pergi jauh saja dan lama kembali. Padahal Raymond dan Naura hanya menempati rumah baru mereka yang jaraknya juga tidak begitu jauh, dari rumah mama Vina hanya 1 jam dan dari rumah mama Ayu 1,5 jam.
*****
Sesampainya dirumah baru mereka.
Raymond segera memasuki kamar mandi, untuk segera membersihkan badannya, dia merasa gerah karena dari pagi tidak mandi.
Begitu juga Naura yang sudah merasa gerah.
Naura sebenarnya masih sangat merasa asing dirumah baru ini, hanya dia bersyukur bisa hidup berdua saja dengan Raymond, tidak perlu tinggal bersama orang tua Raymond.
Bagi Raymond tinggal jauh dari mamanya lebih baik, daripada harus satu rumah. Karena kalau satu rumah akan mudah memunculkan pertengkaran dalam rumah tangga mereka, mamanya akan mudah ikut campur.
Jika berjauhan ketika mereka bertandang kerumah orang tuanya, mereka tentu akan lebih menyambut baik. Lagipula Raymond ingin mandiri membangun rumah tangganya sendiri, tanpa campur tangan orang lain atau pun keluarganya.
*****
Selesai keduanya membersihkan diri, Raymond dan Naura pun masing-masing naik keatas kasur. Dengan malu-malu Naura menatap Raymond yang sedang mengenggam tangannya, Naura merasa sangat risih karena saat ini dia harus satu ranjang dengan orang lain, dulu dia hanya tidur sendiri, leluasa mengexpresikam diri di atas ranjangnya sendiri, mau tidur macam mana pun tidak ada yang melihat kecuali mamanya yang tiba-tiba masuk dalam kamarnya.
"Sayang, apa kamu bahagia hari ini?" Tanya Raymond, sesuatu pertanyaan yang seharusnya tidak ditanyakan.
"Sangat bahagia" ucap Naura tersenyum, bahkan sekarang jantungnya berdetak lebih kencang, seperti nafas yang berat, sesak nafas, Naura sendiri binggung harus memberi respon yang bagaimana didepan Raymond saat ini.
"Apa kamu siap?" Tanya Raymond yang sudah mulai ingin mendapat haknya sebagai suami.
"Buat apa?" Tanya Naura yang memang polos atau pura-pura polos.
Raymond tersenyum penuh arti, memandang tubuh Naura dari atas hingga ujung kepala.
"Buat ini" langsung saja Raymond mencium bibir ranum milik istrinya.
Lalu keduanya berbaring, Naura yang sudah mengerti pun pasrah karena bagi dia ini juga kewajiban seorang istri untuk suami tercintanya.
"Aku mencintai mu" ucap Raymond disela-sela kegiatannya.
"Aku juga" ucap Naura sangat malu, ini pertama kali baginya. Dia hanya mampu menutup matanya tidak melihat kearah mata Raymond.
Naura dan Raymond menikmati malam pertama mereka dengan penuh bahagia.
*****
"Kapan kamu bisa hamil?" Tanya Mama Vina, karena saat ini Naura dan Raymond sedang berada di kediaman mama Vina.
"Maaf ma, mungkin Tuhan belum mempercayakan kami monongan!" Ucap Naura.
"Mama sabar ya" bujuk Raymond.
"Kami sudah berusaha ma dan kata dokter kondisi kami berdua sangat bagus" terang Raymond.
"Apa buktinya, lihat istri kamu saja belum bisa hamil sampai sekarang, kapan mama bisa punya cucu?" Tanya mama Vina.
Saat ini usia pernikahan Naura dan Raymond sudah menginjak tahun kedua, tetapi Naura memang belum menampakan kehamilannya.
Padahal Naura sudah melakukan saran apa pun dari yang mamanya sendiri berikan, atau pun dokter berikan.
Dia juga belajar dari saudara dia yang lain, bagaimana cara agar mudah hamil, hingga menjaga makannya. Memakan-makanan bergizi, rajin mengonsumsi sayur, ikan, semua sudah Naura usahakan. Tetapi benar Tuhan belum memberikan amanah terhadapnya dan juga Raymond.
"Kamu kali tidak meminum obat dari dokter kandungan mu?" Tanya mama Vina yang berpresepsi jelek terhadap Naura.
"Aku rajin minum dan tepat waktu ma!" Ucap Naura dengan nada lembut tidak melawan.
"Sampai kapan mama harus menunggu begini?" Tanya mama Vina.
"Ini lah mama enggak mau Raymond dulu menikah dengan sembarangan wanita, seharusnya bibit, bebet, bobot itu diketahui jelas" ucap mama Vina panjang lebar.
"Sudahlah ma, jika mama mengoceh terus kami akan pulang!" Ucap Raymond.
Naura hanya terdiam saja dengan ucapan mama Vina, dia merasa tersudutkan.
"Pulanglah kalian, mama malas melihat kalian" usir mama Vina yang memang sudah emosi.
Karena kondisi tidak bagus, Raymond pun membawa Naura untuk pulang. Tidak memperdulikan lagi mamanya yang mengoceh tersebut.
"Menantu mama itu" tandas Rini.
"Kamu juga belum juga menikah!" Ucap mama Vina.
Rini orangnya pemilih, dia sangat ingin memiliki suami yang tampan, tinggi, putih, hidungnya mancung dan tentunya orang kaya, misalnya dengan Ceo terkenal, seperti Ceo King's Group yang pernah dia dengar dan lihat di tv.
*****
Satu minggu berlalu Naura masih memendam rasa sedikit akibat perkataan mama Vina, selama ini mereka memang sangat menanti momongan.
"Ma" panggil Naura pada mamanya.
Karena saat ini dia memang sedang berada dirumah mamanya untuk membuang rasa bosan dan sedihnya. Mona semenjak menikah memang sesekali datang kerumah mamanya lalu pulang ataupun menginap.
"Pulanglah!"
"Ray jemputkan hari ini?" Tanya mama Ayu.
"Iya ma!" Jawab Naura lesu.
"Kamu jangan pikirkan apa yang mertua mu katakan, dia hanya ingin punya cucu, mama juga begitu, hanya cara penyampaian kami kan berbeda saja!" Ucap mama Ayu.
Triiiinnggg! Triingg!
Suara dering handphone milik Naura berbunyi, namun ketika dia melihatnya.
"Nomor tidak dikenal ma!" Ucap Naura pada mamanya.
"Angkat saja!"
"Ya, haloo!" Sapa Naura.
"Iya, saya istrinya" jawab Naura.
"Apaaaaa" langsung saja hp Naura terjatuh dari genggamnya. Dengan diiringi air mata Naura yang tiba-tiba menetes di pipi Naura.
Mama Ayu yang merasa aneh dengan prilaku Naura pun, segera mengambil handphone Naura yang terjatuh.
"Halo, halo" panggil orang yang sedang menelepon di handphone Naura.
"Iya, ada apa ya pak" ucap mama Ayu yang memegang handphone Naura, kebetulan dia mendengar suara laki-laki.
"Saya dari pihak kepolisian menyampaikan bahwa Raymond Kalandra Madava saat ini mengalami kecelakaan dan sudah berada dirumah sakit Sehat Medika" ucap pak polisi.
"Baik pak, terima kasih!" Langsung saja mama Ayu meletakkan handphone tersebut dimeja.
"Maaa, bagaimana Raymond" tangis Naura.
"Mama tidak tau, kita kerumah sakit sekarang!" Ucap mama Ayu.
Mereka pun bergegas untuk pergi kerumah sakit.
*****
Dirumah sakit Sehat Medika.
Naura langsung menuju Ugd mencari keberadaan suaminya, mama Ayu masih terlihat tenang, berbeda halnya dengan Naura yang sangat panik serta terus meneteskan air matanya.
"Ma" panggil Naura. Melihat mama Vina sudah berada dirumah sakit, pihak kepolisian juga menghubungi orang tua kandung dari Raymond.
"Ini semua salah mu!" Teriak mama Vina.
"Kamu tau sekarang adikku kritis gara-gara kamu, perempuan sialan" teriak kak Rini.
"Mbak, Rini mohon tenang karena ini rumah sakit, kita urus ini nanti dirumah!" Ucap mama Ayu yang masih terlihat tenang padahal juga merasakan kegelisahan setelah mendengar Raymond kritis.
Naura hanya dapat menangis saja, perasaannya bertambah sedih karena mengetahui kondisi Raymond dan kata-kata dari keluarga Raymond. Dia meperosotkan dirinya dilantai menempel dinding.
"Maaf ma" ucap Naura dengan suara seraknya sambil menangis.
"Kalau saja Raymond tidak pergi menjemput mu, pada saat itu tentu dia tidak akan seperti sekarang!" Ucap mama Vina yang juga menangis, dia sangat tidak ingin sampai kehilangan Raymond.
"Ma, kak! Maaf!" Ucap Naura hanya itu yang dia mampu ucapkan.
Kak Rini terus melihat kedalam dimana Raymond berada, yang sedang ditangani oleh dokter.
"Dek, kamu tenang jangan menangis terus!" Ucap mama Ayu.
"Maaf mohon tenang" ucap salah seorang suster.
"Kita berdoa untuk kesembuhan Raymond, mbak" ucap mama Ayu.
Hal itu kemudian membuat mama Vina lebih tenang daripada yang tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Putri Minwa
Raymond sakit apa,tuh mamanya jadi sedih
2022-11-08
0
Yanty Nono
semangat ngetikx kakak
2022-08-13
0
Sri Widjiastuti
pasrah aja si Naura.. blm kliatan greget
2021-08-15
0