02. Pertemuan Pertama Dengan Keluarga Raymond

Mentari pagi menjemput dengan cara masuk melalui celah-celah jendela. Membuat silaunya membangunkan Naura. Bunyi jangkrik dan katak sudah berubah menjadi nyanyian burung-burung yang sedang hinggap diatas dahan-dahan pohon. Burung-burung itu juga menyambut pagi yang cerah ini.

"Hooaamm" Naura masih menguap, rasa kantuknya belum sepenuhnya lenyap, karena semalam dia sangat sulit tertidur.

"Jam berapa ini?" Tanya Naura pada dirinya sendiri. Sambil melihat kearah jam dindingnya yang terletak tepat didepannya.

Baru jam 6 pagi, tetapi matahari terasa sangat terik, panasnya menusuk.

"Aku harus segera mandi dan bersiap!" Batin Naura.

Tok! Tok! Tok!

Suara pintu kamar Naura diketuk oleh mamanya.

"Dekkkk!" Panggil mamanya diluar pintu kamarnya.

Adek atau dek adalah panggilan sayang mama ayu untuk Naura sejak Naura kecil, hanya mamanya saja yang memanggilnya adek atau pun dek, almarhum papa Naura saja tidak memanggilnya adek, tetapi dengan nama Naura.

"Iya ma, Naura sudah bangun dan mau mandi kog!" Teriak Naura dari dalam kamar.

Kebiasaan dikeluarga Naura mereka memang selalu bangun pagi untuk melaksanakan semua aktifitas.

Selesai mandi Naura bersiap untuk sarapan karena pasti sarapannya saat ini sudah tersedia oleh mamanya, yang memang sangat rajin sekali untuk bangun pagi, bukan rajin saja, tetapi itu memang sudah kebiasaan mama Ayu untuk bangun pagi seperti pukul 5 pagi.

"Ma" sapa Naura, melihat mamanya sedang meletakan semangkok sayur soup yang hanya berisi kentang, wortel dan 2 potong ceker ayam untuk menjadi kaldu kuahnya.

Dimeja makan Naura terletak 2 telur ceplok biasa dikatakan telur mata sapi, entah dari manalah telur yang menampakkan kuning ditengahnya, diselimuti putihnya diluar dinamakan begitu. Hanya itu saja lauk-pauk Naura bersama mamanya. Tetapi bagi Naura ini sangatlah nikmat, apalagi mamanya membuatkan sambal tumis.

"Ayo makan, jangan sampai perutmu keroncongan didepan keluarga Raymond, bisa malu kamu" ucap mama Ayu bercanda dengan Naura.

Biasanya juga Naura pergi kerja pagi tidak sarapan, hanya membawa bekal ke kantornya.

"Agh, mama ada-ada saja, ya tidak begitu lah ma!" Ucap Naura kemudian menyendok nasinya untuk diletakkan di piring dia.

"Jaga-jaga sayang" ucap mamanya.

"Mama mau sayur soupnya enggak ma?" Tanya Naura.

"Mau" kemudian Naura bangun dari kursinya dan mengambilkan soup untuk mamanya.

"Terima kasih dek"

"Sudah tugas Naura ma!" Ucap Naura sambil tersenyum kearah mamanya.

Kemudian mereka pun memulai untuk melanjutkan makan, dimeja makan jika sudah mulai makan, mereka tidak akan berbicara sampai isi piring mereka habis.

Setelah selesai makan, maka Naura akan membawa piring-piringnya dan mencucinya diwastafel berukuran kecil, terkadang sangat risih buat Naura jika piring yang mereka pakai sudah banyak, karena wastafel yang kecil sangat tidak leluasa bergerak.

"Dek" panggil Mama Ayu.

"Iya ma!" Teriak Naura yang sedang didapur mencuci piringnya.

"Tu Raymond sudah datang, kamu siap-siap gih, biar mama yang teruskan!"

"Iya ma!" Jawab Naura sambil berjalan keruang tamu melihat kehadiran Raymond.

"Wait" ucap Naura sambil mengedipkan mata sebelah kanannya.

"Centil" ucap sang mama.

"Anak mama juga" celetus Naura.

Naura pun berlari kecil ke kamarnya, untuk menganti pakaiannya dengan dress berwarna biru tua, dress selutut. Juga berdandan sedikit memberikan bedak diwajah putih halusnya, agar tidak terlihat kumal atau pun pucat. Dia juga memberi sedikit lipstik dibibirnya, memoleskan sedikit pensil alis di alisnya agar terlihat lebih rapi dan memberi maskara dibulu matanya, agar terlihat lentik. Memperhatikan mukanya dicermin apakah ini sudah pas baginya atau belum.

"Harus siap" batin Naura menyemangati dirinya sendiri.

Dia pun segera berjalan keluar dengan santainya, memakai sepatu wedges dengan tinggi sekitar 5 cm, sedikit membuat Raymond terpesona karena kecantikkan naturalnya dan juga sangat jarang sekali Naura berdandan, hanya untuk hari atau acara khusus.

"Siap?" Tanya Raymond

"Siap bos" ucap Naura.

"Ma, aku pergi dulu ya!" Pamit Naura kepada mamanya.

"Iya, ingat pesan mama" mama Ayu mengingatkan lagi.

"Pasti ma!"

"Tante saya dan Naura pergi dulu ya"

"Iya nak Ray" jawab mama Naura.

Sedari tadi sambil menunggu Naura keluar dari kamar, Raymond dan mama Ayu berbicara, Raymond orangnya terbuka kepada mama Ayu.

*****

Dihalaman depan rumah Naura motor matic milik Raymond terparkir sempurna, motor matic berwarna biru bercampur putih terlihat cantik.

Raymond sudah memakai helmnya dan sedang menunggu Naura memakai helmnya.

Naura duduk menyamping dengan tangan kanan menyelip kesamping kanan Raymond seperti setengah memeluk.

Ramond melajukan motornya dengan kecepatan 50-60/km, kecepatan sedang.

Didalam perjalanan jantung Naura bergerak sangat kecang, dia merasa sangat deg-degan, dia takut jika dia tidak bisa diterima dikeluarga Raymond.

Butuh waktu 1 jam menempuh perjalanan untuk kerumah keluarga Raymond. Didalam perjalanan Naura hanya dapat terdiam, membayang-bayangkan apa yang akan terjadi nanti.

Tiba-tiba saja motor matic yang dikendarain Raymond berhenti disebuah rumah terdiri dari 2 lantai berwarna putih terdapat taman kecil dihalaman depan rumahnya, kebetulan pagar terbuka jadi motor Raymond langsung menuju teras rumah.

"Ayo turun" ucap Raymond ketika suara bunyi motor telah berhenti.

"Ah, iya" jawab Naura sudah mulai gugup melihat rumah dia saja sudah jauh beda dengan rumah Raymond, bagai langit bumi itu perumpamannya.

"Jangan takut" ucap Raymond kemudian membuka pintu rumahnya, langsung berjalan masuk kedalam dengan diikuti Naura dari belakang tubuh Raymond.

"Ma, kak" Sapa Raymond yang melihat kedua orang yang dia sayangin tengah menonton tv.

Mama dan kakak Raymond pun melihat kearah Raymond dan Naura.

"Ma, kak! Ini perkenalkan Naura, dia kekasih ku" ucap Raymond tanpa ragu.

"Naura ini perkenalkan mama dan kakak ku!" Raymond memperkenalkan mama dan kakaknya ke Naura.

"Tante, kak! Saya Naura" sapa Naura, terdengar suara yang bergetar, dia sangat gugup untuk pertama kalinya dalam hidup seperti ini. Naura menyalim tangan mamanya Raymond dan kakak Raymond.

"Nama mama itu Vina dan nama kakak ku itu Rini" ucap Raymond memberitahu Naura.

Kakaknya Raymond pun hanya tersenyum.

"Silakan duduk" ucap mamanya Raymond dengan expresi datar, sang kakak hanya diam saja.

Tentu hal itu menambah kegugupan dari Naura karena melihat expresi yang bukan diharapnya.

"Sudah berapa lama kalian berpacaran?" Tanya mamanya Raymond.

"Sudah 2 tahun lebih ma!"

"Sudah 2 tahun lebih tante" ucap Naura dan Raymond hampir bersamaan.

"Kamu 1 kuliahkah dengan Ray? Kerja dimana?" Tanya mama Vina ingin tau lebih jelas soal Naura.

"Tidak tan, saya hanya lulusan sekolah menengah kejuruan saja!" Ucap Naura sambil tertunduk, menatap lantai dibawah.

"Saya hanya bekerja di tempat jasa pengiriman barang tan, sebagai adminitrasinya saja!"

"Oh" mama Vina berdecak.

"Ma, aku bawa Naura kesini memperkenalkan calon menantu mama!" Ucap Raymond dengan santai.

"Apa?!" Mama Vina dan kak Rini terkejut bersamaan.

"Apa ini tidak terlalu cepat Ray?" Tanya kak Rini.

"Enggak kak, ini sudah keputusan ku, kakak taukan kalau aku sudah ambil keputusan bagaimana dan ini niat baik ku!" Ucap Raymond dengan tegas menatap mata kakaknya.

"Mama setujukan!" Tanya Raymond.

Mama Vina terdiam sesaat mencerna apa yang dikatakan oleh anak bungsunya ini.

"Kamu sudah pikirkan Ray?" Tanya mamanya meminta kepastian Raymond.

"Kamu umur berapa?" Tanya mama Vina kepada Naura yang sedang terdiam.

"Saya baru 20 tahun tante!" Ucap Naura menatap sendu ke arah mama Vina.

"Baru 20 tahun sudah mau menikah! Lihat itu Rini saja berumur 26 tahun belum menikah, bahkan cowok saja tidak ada!" Entah itu mama Vani ucapkan bermaksud menyindir Naura atau anak perempuannya Rini.

"Mama" seru Rini, yang merasa mamanya menyindir dia.

"Tidak salahnya kami menikah muda ma! Aku tentu akan bertanggung jawab sebagai suaminya!" Ucap Raymond.

"Jadi mama setuju?" Tanya Raymond lagi.

"Mama tidak setuju, mama maunya kamu mendapatkan yang lebih pantas untuk mu!" Ucap mama Vina yang tidak perduli dengan perasaan Naura. Mama Vina sebenarnya sangat keberatan dengan kehadiran Naura dikeluarga mereka.

Deg! Serasa berhenti saat itu juga ketika mama Vina memgucapkan penolakkannya, padahal Naura mengira mama Vina akan segera menyetujuinya karena sudah tanya ini dan itu.

"Aku tidak perduli mama setuju apa tidak, aku akan tetap menikahi Naura, mau dengan persetujuan mama ataupun tidak!" Cetus Raymond.

"Raymond" tegur kak Rini. Raymond menatap mata kak Rini tanpa merasa takut.

"Maaf ma, kak" ucap Raymond tanpa rasa bersalah, sedangkan Naura sudah sangat menunduk kebawah kepalanya.

"Mama dan kakak tau jika aku orangnya tidak akan putus asa, mendapatkan apa yang aku inginkan, bahkan untuk melawan keluarga ini!" Ucap Raymond dengan tegas.

"Selama ini aku sudah menurut semua apa yang kalian inginkan jika memang itu baik untuk ku, saat inilah pertama kali untuk ku, kalian menurut apa yang aku inginkan!" Ucap Raymond.

"Terserah kamu!" Ucap mama Vina yang akhirnya memilih untuk tidak mau tau, jika Raymond sudah berkeinginan semuanya tidak akan mudah ditentang.

"Terserah juga lah, aku enggak mau terlibat!" Ucap kak Rini seakan angkat tangan.

"Semua sudah ku atur ma, dari bridal, undangan dan hari pernikahan!" Ucap Raymond.

"Hmm" hembus nafas mama Vina.

"Baguslah, mama tidak mau repot mengurus pernikahan kalian yang tidak ada manfaatnya buat mama!" Ucap mama Vina mulai ketus.

"Ma" ucap Raymond.

"Iya, iya, mama tau" jawab mama Vina yang tau jika Raymond tidak ingin mamanya bersikap begitu, mamanya memang sangat tidak mau kehilangan Raymond karena Raymond itu pewaris perusahan papanya, walau perusahaan yang tidak besar.

"Terima kasih ma!" Ucap Raymond yang bahagia, dia mengenggam tangan dingin milik Naura, nyawa Naura seakan tidak berada dalam tubuhnya.

"Terima kasih tante, sudah mengizinkan saya masuk dalam keluarga anda!" Ucap Naura dengan sangat sopan, dengan lembut hingga suaranya nyaris tidak terdengar karena dia sendiri sungguh gugup.

"Asal kamu sadar akan dirimu!" Ucap mama Vina.

"Baik tante" Naura merasa dunia dia hampir runtuh kalimat yang diucapkan mama Vina sungguh berat jika di artikan.

Naura seperti sudah jatuh tertimpa tangga pula.

Tetapi Naura selalu bersikap sopan kepada mama Vina, bahkan menatapnya secara langsung saja, Naura sungguh tidak berani.

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

hai thor putri Minwa mampir ya

2022-11-08

0

Alanna Th

Alanna Th

thor, aq baca ulang dari awal stlh tahu novelmu sdh tamat. tempo hari trakhir baca tgl 28 des'20 smp eps 71. thank's ya, thor

2021-07-10

0

Liie Kifan

Liie Kifan

perbedaan kasta selalu jadi pemisah

2021-04-05

0

lihat semua
Episodes
1 01. Awal Kehidupan Baru Naura
2 02. Pertemuan Pertama Dengan Keluarga Raymond
3 03. Lembaran Baru
4 04. Cerai
5 05. Evano Azura
6 06. Aktivitas Baru
7 07. Bagaimana Rasanya Punya Papa?
8 08. Panggilan Kerja
9 09. Pertama Kali Kerja
10 10. Tidak Semuanya Berjalan Dengan Baik Dalam Pekerjaan
11 11. Gaji Pertama
12 12. Panggilan Untuk Ke Sekolah Evano
13 13. Di Sekolah Evano
14 14. Dimana Makam Papa, Ma?
15 15. Naura Telah Sehat
16 16. Direktur Baru
17 17. Perasaan Tidak Karuan
18 18. Lagu Untuk Papa
19 19. Rencana Jalan-Jalan
20 20. Di Taman Kota
21 21. Di Taman Kota (2)
22 22. Perasaan Serli
23 23. Selamat Hari Ibu, Mama!
24 24. Gosip
25 25. Dirumah Kenzie
26 26. Posisi Baru
27 27. Evano Pengen Makan Bakso
28 28. Seperti Anak Baru
29 29. Emak-Emak Heboh
30 30. Nyinyiran Teman Kantor
31 31. Sepatu Baru
32 32. Rencana Liburan
33 33. Liburan
34 34. Liburan (2)
35 35. Liburan (3)
36 36. Liburan (4)
37 37. Liburan Usai
38 38. Dirumah Naura
39 39. Pak Kenzie dan Danita
40 40. Hasil Tes
41 41. Evano Sakit
42 42. Evano Sakit (2)
43 43. Evano Sakit (3)
44 44. Kedatangan Yuno Kerumah Sakit Menjenguk Evano
45 45. Waktu Yang Tidak Tepat
46 46. Terlalu Cepat
47 47. Kesehatan Evano Menurun
48 48. Perasaan Naura
49 49. Pindah Ruang Rawat Inap
50 50. Ke Ruangan Rawat Inap Pak Kenzie
51 51. Kedatangan Orang Tidak Terduga
52 52. Hati, Pikiran Naura Hanya Untuk Raymond
53 53. Kesembuhan Evano
54 54. Masuk Kantor Kembali
55 55. Makam Raymond
56 56. Dibawah Taburan Bintang
57 57. Evano Bertemu Papanya
58 58. Kedatangan Dua Orang Mantan
59 59. Rencana Jahat Mama Vina Dan Rini
60 60. Tahi Lalat Pak Kenzie
61 61. Aku Adalah Raymond
62 62. Aku Adalah Raymond (2)
63 63. Kenzie Adalah Raymond
64 64. Ini Benar Papa Ku
65 65. Malam Bersama Papa
66 66. Sebuah Amplop
67 67. Cemburu
68 68. Ribut-Ribut Di Kantor
69 69. Keluarga Yang Lengkap
70 70. Dukungan Anak
71 71. Bersaing
72 72. Suara Hati
73 73. Keikhlasan
74 74. keikhlasan (2)
75 75. Istri Bos
76 76. Tunangan Lagi
77 77. Rini pingsan
78 78. Penyakit Rini
79 79. Zack Datang
80 80. Menyesal Atau Tidak
81 81. Pernikahan
82 82. Malam Pernikahan
83 83. Malam Pernikahan (2) Cerita Dongeng Dari papa
84 84. Rini Pulang Kerumah Zack
85 85. Rini Dan Zack
86 86. Jeslin
87 87. Rini Ingin Cerai
88 88. Mama Vina Jatuh Sakit
89 89. Kedatangan Naura, Raymond Dan Evano
90 90. Penyesalan Selalu Datang Terlambat
91 91. Putri Beatarisa Perempuan Yang Membawa Kebahagiaan (End)
92 Extra Part
93 Di Baca Ya Teman-Teman, Terima Kasih
94 Hal Baru
Episodes

Updated 94 Episodes

1
01. Awal Kehidupan Baru Naura
2
02. Pertemuan Pertama Dengan Keluarga Raymond
3
03. Lembaran Baru
4
04. Cerai
5
05. Evano Azura
6
06. Aktivitas Baru
7
07. Bagaimana Rasanya Punya Papa?
8
08. Panggilan Kerja
9
09. Pertama Kali Kerja
10
10. Tidak Semuanya Berjalan Dengan Baik Dalam Pekerjaan
11
11. Gaji Pertama
12
12. Panggilan Untuk Ke Sekolah Evano
13
13. Di Sekolah Evano
14
14. Dimana Makam Papa, Ma?
15
15. Naura Telah Sehat
16
16. Direktur Baru
17
17. Perasaan Tidak Karuan
18
18. Lagu Untuk Papa
19
19. Rencana Jalan-Jalan
20
20. Di Taman Kota
21
21. Di Taman Kota (2)
22
22. Perasaan Serli
23
23. Selamat Hari Ibu, Mama!
24
24. Gosip
25
25. Dirumah Kenzie
26
26. Posisi Baru
27
27. Evano Pengen Makan Bakso
28
28. Seperti Anak Baru
29
29. Emak-Emak Heboh
30
30. Nyinyiran Teman Kantor
31
31. Sepatu Baru
32
32. Rencana Liburan
33
33. Liburan
34
34. Liburan (2)
35
35. Liburan (3)
36
36. Liburan (4)
37
37. Liburan Usai
38
38. Dirumah Naura
39
39. Pak Kenzie dan Danita
40
40. Hasil Tes
41
41. Evano Sakit
42
42. Evano Sakit (2)
43
43. Evano Sakit (3)
44
44. Kedatangan Yuno Kerumah Sakit Menjenguk Evano
45
45. Waktu Yang Tidak Tepat
46
46. Terlalu Cepat
47
47. Kesehatan Evano Menurun
48
48. Perasaan Naura
49
49. Pindah Ruang Rawat Inap
50
50. Ke Ruangan Rawat Inap Pak Kenzie
51
51. Kedatangan Orang Tidak Terduga
52
52. Hati, Pikiran Naura Hanya Untuk Raymond
53
53. Kesembuhan Evano
54
54. Masuk Kantor Kembali
55
55. Makam Raymond
56
56. Dibawah Taburan Bintang
57
57. Evano Bertemu Papanya
58
58. Kedatangan Dua Orang Mantan
59
59. Rencana Jahat Mama Vina Dan Rini
60
60. Tahi Lalat Pak Kenzie
61
61. Aku Adalah Raymond
62
62. Aku Adalah Raymond (2)
63
63. Kenzie Adalah Raymond
64
64. Ini Benar Papa Ku
65
65. Malam Bersama Papa
66
66. Sebuah Amplop
67
67. Cemburu
68
68. Ribut-Ribut Di Kantor
69
69. Keluarga Yang Lengkap
70
70. Dukungan Anak
71
71. Bersaing
72
72. Suara Hati
73
73. Keikhlasan
74
74. keikhlasan (2)
75
75. Istri Bos
76
76. Tunangan Lagi
77
77. Rini pingsan
78
78. Penyakit Rini
79
79. Zack Datang
80
80. Menyesal Atau Tidak
81
81. Pernikahan
82
82. Malam Pernikahan
83
83. Malam Pernikahan (2) Cerita Dongeng Dari papa
84
84. Rini Pulang Kerumah Zack
85
85. Rini Dan Zack
86
86. Jeslin
87
87. Rini Ingin Cerai
88
88. Mama Vina Jatuh Sakit
89
89. Kedatangan Naura, Raymond Dan Evano
90
90. Penyesalan Selalu Datang Terlambat
91
91. Putri Beatarisa Perempuan Yang Membawa Kebahagiaan (End)
92
Extra Part
93
Di Baca Ya Teman-Teman, Terima Kasih
94
Hal Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!