04. Cerai

Keesokkan harinya.

Diruang tunggu Naura masih saja menangis menangis, di hanya dapat tertidur sesaat kemudian kebangun lagi, disetiap dia terbangun selalu teringat oleh Raymond, selalu saja air mata itu turun dengan sendirinya.

Mama Ayu telah pulang kerumah untuk istirahat, dia juga tidak ingin terlalu ikut campur dalam rumah tangga anaknya.

Mama Vina dan Kak Rini tidak terlihat disana.

Saat ini Raymond sudah dapat dipindahkan keruang rawat inap biasa, setelah dilakukan tindakkan operasi untuk pendarahan di otaknya.

Dari keterangan polisi, Raymond dikatakan bertabrakan dengan pengendara mobil lainnya karena mengendarai dalam kecepatan tinggi, sedangkan orang yang bertabrakkan dengan Raymond dibawa kerumah sakit lain oleh keluarganya.

*****

"Sayang bangun" teriak Naura yang saat ini sudah bisa melihat Raymond, bersama suaminya dalam 1 ruangan.

Dengan air mata yang terus menetes, Naura sangat sedih melihat kondisi Raymond bagian kepalanya berperban, kakinya lecet, luka sedikit dibagian mukanya, infus ditangan kirinya, selang oksigen di hidungnya, selang makanan di hidungnya, membuat Naura melihatnya menambah kesedihannya, melihat penderitaan yang dialami oleh Raymond saat ini.

"Rayyyyy" suara sendu Naura memanggil suaminya.

"Bangunnnnn" teriaknya di telingga Raymond, menguncang badan Raymond, tetapi hanya sesaat, dia sadar kembali itu tidak boleh dilakukan, itu menyakiti tubuh Raymond.

"Ray, aku sama siapa kalau kamu begini terus" ucap lirih suara Naura.

Naura benar-benar terus menumpahkan air matanya, air matanya terus mengalir pipinya, menetes ke lantai. Saat ini memang yang bisa dia lakukan hanya menangis, memohon kepada Tuhan untuk membangunkan suaminya.

Dokter berkata kalau Raymond tidak bisa dipastikan kapan dia akan bangun, dengan kondisinya sekarang, hanya jika perawatan diluar negeri mungkin lebih cepat penyembuhannya.

*****

"Ini untuk mu dan jangan pernah lagi kamu menghubungin kami!" Menglemparkan sebuah amplop putih.

"Dan jangan pernah mencari Raymond lagi!" Cerca kak Rini.

Di lihatnya kop surat diatasnya bertuliskan pengadilan agama.

"Apa ini ma?!" Tanya Naura dengan binggung, sesaat dia menghapus air matanya untuk berhenti.

"Apa kamu katamu? Baca sendiri!" Ucap Kak Rini dengan ketus.

Dengan tangan yang bergetar Naura membuka kertas amplop itu. Entah bagaimana mama Vina dan kak Rini mengurus surat ini, entah sejak kapan juga surat ini terbuat.

Kak Rini membawakan sebuah pulpen dengan cara dilempar ke depan Naura. Perlakuan mereka ke Naura benar-benar keterlaluan didepan Raymond yang sedang koma.

Naura kembali menumpahkan air matanya.

Perasaannya kali ini terlalu sakit untuk dia alami.

"Tanda tangani surat cerai itu sekarang juga" perintah mama Vina, membuat Naura sangat merasakan sakit, harus dipaksa bercerai dari suaminya tanpa sebab dan alasan jelas, bahkan hubungan dia dengan suaminya sangat baik-baik saja, walau belum dikaruniai momongan.

"Ma, kenapa aku harus bercerai dari Ray?" Tanya Naura dengan suara bergetar.

"Jangan paksa kami bercerai ma!" Pinta Naura memohon dibawah kaki mama mertuanya ini.

"Biarkan aku mengurus suami ku, ma! Aku akan terima apa pun kondisi Ray nantinya!" Lirih Naura.

"Tidak, mulai detik ini aku tidak akan mengizinkan mu menyentuh putra ku, aku hampir kehilangan putra ku satu-satunya hanya karena diri mu!"

"Semua karena mu!" Pekik Mama Vina.

"Ma, ini bukan salah ku, ini takdir yang membuat Ray seperti saat ini, aku juga tidak mau ma, Ray harus terbaring begitu, aku ingin Ray selalu disamping ku"

"Hiks, hiks, hiks" semakin kencang suara tangisan Naura, memilukan hati.

"Mama juga seorang wanita, mama tau perasaan menjadi aku!" Ucap Naura sambil menangis masih dengan memohon kepada mama Vina untuk tidak membuatnya bercerai dari Raymond.

"Aku ingin kau bercerai!"

"Kau juga sudah lama aku tunggu untuk memberikan kami cucu, tetapi itu tidak ada hingga sekarang" bentak mama Vina.

"Rini" panggil mama Vina dengan mengerakkan lehernya seperti memberi isyarat kepada Rini untuk melakukan sesuatu.

"Kau setelah bercerai juga tidak akan pernah lagi bertemu dengan Raymond karena kami akan membawanya keluar negeri!" Ucap kak Rini dengan sinisnya.

"Kak, tolong kak, tolong ngertiin perasaan aku, kakak seorang wanita! Mohon Naura pada kak Rini.

"Aku tidak tau perasaan mu, aku belum menikah jadi tidak tau rasanya bercerai!" Ucap Kak Rini dengan sombongnya.

"Ma, aku mohon jangan pisahkan kami ma! Tolong ma, tolong!" Naura terus masih memohon kepada mama Vina.

Mama Vina hanya diam saja dan ketika Naura berusaha lagi untuk mengapa kaki mama Vina untuk memohon, mama Vina menepisnya dengan cepat.

"Sini" ucap kak Rini dengan galaknya.

Menarik tangan Naura,

"Tanda tangan sekarang juga" bentak Rini.

Karena keputusaan yang sangat dalam dan karena sangat tidak dihargai sebagai wanita, akhirnya Naura pun menanda tangani surat perceraian itu. Setelah sesaat terdiam memikirkan kembali bagaimana nantinya dia.

"Ma, izinkan aku terakhir kali memeluk Ray!"

"Maa, aku mohon ini terakhir kali" tangis Naura. Dalam ruangan ini ramai karena suara ketiga wanita itu dan tangisan Naura.

"Baik, hanya sebentar" mama Vina mengizinkannya.

"Teri-ma kasih ma!" Ucap Naura.

Kemudian Naura mendekati tubuh Raymond memeluk dan menangis dalam memeluk suaminya.

"Maafkan aku, enggak bisa bertahan" bisik Naura sambil menangis ditelingga Raymond.

Raymond hanya terlihat menitikkan air mata sedikit.

"Aku sangat mencintai mu!" Ucap Naura pada Raymond dengan sangat lirih hingga air mata Naura menetes ke pipi Raymond dan Raymond juga sepertinya mengeluarkan air mata.

"Pergi kamu, sekarang kamu orang asing" ucap Kak Rini sambil menyeret Naura keluar dengan langkah kaki yang berat Naura pun meninggalkan rumah sakit.

Saat Naura berjalan keluar, dia berpapasan dengan seorang wanita yang berjalan masuk buru-buru seperti menuju ruangan Raymond.

Dapat dilihat betapa lusuhnya Naura, berantakan tak terurus dari kemarin dia mendapat kabar bahwa Raymond kecelakaan saja dia tidak makan, apa lagi saat ini dia sama sekali tidak memberi makan pada cacing-cacing di perutnya.

Dia pulang kerumah mama Ayu.

"Maaaaa" tangis Naura kian deras, air matanya terus jatuh, bahkan butiran besar. Naura bersimpuh dibawah kaki mamanya, mama Ayu sedang duduk dikursi, Naura dilantai memegang, memeluk kaki mamanya, menangis disana.

"Ada apa dek?" Tanya mama Ayu, berusaha membawa Naura naik dari bawah lantai, tetapi Naura tidak mau, malah memperat pelukannya dikaki mama Ayu.

"Apa aku enggak pantas ma jadi seorang istri, apa aku enggak pantas nemanin suami aku yang sedang sakit, apa aku enggak pantas ma jadi seorang ibu" tanya Naura pada mamanya, dia membiarkan air matanya terus jatuh tanpa mau berhenti.

"Kamu pantas untuk semuanya dek, kamu juga seorang wanita yang sudah punya suami, sudah jadi istri, hanya Tuhan belum memberikan mu amanah saja nak!"

"Kamu sabar ya dek, mama yakin kamu bisa lalui!" Ucap sang mama dengan lembut sangat prihatin melihat kondisi Naura.

Dia rasanya juga ingin menangis, siapa seorang mama yang tidak akan menangis melihat kondisi anaknya sedemikian rupa, hancurnya, tentu sakit hati sebagai seorang mama, melihat putrinya begitu tetapi mama Ayu menahan tangisnya di depan Naura, dia ingin menjadi contoh yang baik buat anaknya, menjadi wanita tegar, wanita hebat itu menyakitkan memang.

"Ma, aku dipaksa bercerai dari Raymond oleh mertua ku" ucap Naura dengan lirih.

"Apa salah ku ma" teriak Naura, dia histeris.

"Kapan air mata ini bisa kering ma, aku capek menangis, aku lelah!" Suara lemah Naura.

Plukk! Naura terjatuh dilantai, dia pingsan.

Mama Ayu sangat panik melihat Naura yang pingsan. Dia pun segera berlari keluar mencari pertolongan, beberapa tetangga pun datang, lalu membantu mama Ayu membawa Naura ke kamarnya. Lalu para tetangga pun pulang, mama Ayu sangat berterima kasih pada para tetangga bersedia datang menolongnya.

Mama Ayu kini pun meneteskan air matanya, dia menangis diwajah keriputnya terdapat air mata yang mengalir. Sekuat apa pun dia bertahan, air matanya berhasil lolos juga. Tetapi memang mama Ayu menangis ketika Naura sedang dalam keadaan pingsan.

"Kasihan sekali hidup mu nak" gumam mama Ayu dengan lirih.

"Mama hanya ingin kamu bahagia, bukan mengalami hal begini" gumam mama Ayu sambil mengusap air matanya.

Sebelumnya mama Ayu sudah meminta tetangganya yang seorang bidan datang untuk memeriksa Naura, walah seorang bidan bukan dokter setidaknya mengetahui kondisi yang Naura alami.

Kini bidannya sudah datang, tentu mama Ayu sudah menghapus air matanya, berusaha tersenyum pada bidan yang datang untuk memeriksa Naura.

"Bagaimana mbak?" Tanya mama Ayu pada bidan yang biasa dia panggil mbak, karena memang tetangga sering kumpul.

"Naura dehidrasi, perutnya kosong dan satu hal lagi, ini tidak boleh dibiarkan karena akan menganggu tumbuh kembang sang janin" ucap bidan itu sambil tersenyum.

"Apa mbak, anak ku hamil?" Tanya mama Ayu pada bidan itu.

Mama Ayu teringat jika Naura kemarin berkata jika dia memang telah telat datang bulan sudah 1 minggu lalu, hanya saja dia tidak mau melakukan pengecekkan lagi, karena terlalu kecewa pada hasilnya.

"Iya, tetapi masih sangat kecil, janinnya juga belum terbentuk!" Ucap bidan itu.

"Ini resepnya nanti ditebus"

"Baik mbak, terima kasih banyak!"

Kemudian bidan itu pun pulang setelah memeriksa Naura. Kini tinggal mama Ayu dan Naura, mama Ayu enggak tau harus bersikap bagaimana. Dia sangat senang dengan kehadiran calon cucunya, tetapi dia juga sangat sedih melihat kondisi Naura.

Terpopuler

Comments

Mut Mainah

Mut Mainah

Baru berapa episode rhor kok udah bikin aku😭😭😭

2023-07-31

0

Putri Minwa

Putri Minwa

Widih kok mertua galak banget tuh

2022-11-08

0

Debbie Teguh

Debbie Teguh

naura lemah, ngapain ttd segala, oret2 aj asal2an

2022-04-11

0

lihat semua
Episodes
1 01. Awal Kehidupan Baru Naura
2 02. Pertemuan Pertama Dengan Keluarga Raymond
3 03. Lembaran Baru
4 04. Cerai
5 05. Evano Azura
6 06. Aktivitas Baru
7 07. Bagaimana Rasanya Punya Papa?
8 08. Panggilan Kerja
9 09. Pertama Kali Kerja
10 10. Tidak Semuanya Berjalan Dengan Baik Dalam Pekerjaan
11 11. Gaji Pertama
12 12. Panggilan Untuk Ke Sekolah Evano
13 13. Di Sekolah Evano
14 14. Dimana Makam Papa, Ma?
15 15. Naura Telah Sehat
16 16. Direktur Baru
17 17. Perasaan Tidak Karuan
18 18. Lagu Untuk Papa
19 19. Rencana Jalan-Jalan
20 20. Di Taman Kota
21 21. Di Taman Kota (2)
22 22. Perasaan Serli
23 23. Selamat Hari Ibu, Mama!
24 24. Gosip
25 25. Dirumah Kenzie
26 26. Posisi Baru
27 27. Evano Pengen Makan Bakso
28 28. Seperti Anak Baru
29 29. Emak-Emak Heboh
30 30. Nyinyiran Teman Kantor
31 31. Sepatu Baru
32 32. Rencana Liburan
33 33. Liburan
34 34. Liburan (2)
35 35. Liburan (3)
36 36. Liburan (4)
37 37. Liburan Usai
38 38. Dirumah Naura
39 39. Pak Kenzie dan Danita
40 40. Hasil Tes
41 41. Evano Sakit
42 42. Evano Sakit (2)
43 43. Evano Sakit (3)
44 44. Kedatangan Yuno Kerumah Sakit Menjenguk Evano
45 45. Waktu Yang Tidak Tepat
46 46. Terlalu Cepat
47 47. Kesehatan Evano Menurun
48 48. Perasaan Naura
49 49. Pindah Ruang Rawat Inap
50 50. Ke Ruangan Rawat Inap Pak Kenzie
51 51. Kedatangan Orang Tidak Terduga
52 52. Hati, Pikiran Naura Hanya Untuk Raymond
53 53. Kesembuhan Evano
54 54. Masuk Kantor Kembali
55 55. Makam Raymond
56 56. Dibawah Taburan Bintang
57 57. Evano Bertemu Papanya
58 58. Kedatangan Dua Orang Mantan
59 59. Rencana Jahat Mama Vina Dan Rini
60 60. Tahi Lalat Pak Kenzie
61 61. Aku Adalah Raymond
62 62. Aku Adalah Raymond (2)
63 63. Kenzie Adalah Raymond
64 64. Ini Benar Papa Ku
65 65. Malam Bersama Papa
66 66. Sebuah Amplop
67 67. Cemburu
68 68. Ribut-Ribut Di Kantor
69 69. Keluarga Yang Lengkap
70 70. Dukungan Anak
71 71. Bersaing
72 72. Suara Hati
73 73. Keikhlasan
74 74. keikhlasan (2)
75 75. Istri Bos
76 76. Tunangan Lagi
77 77. Rini pingsan
78 78. Penyakit Rini
79 79. Zack Datang
80 80. Menyesal Atau Tidak
81 81. Pernikahan
82 82. Malam Pernikahan
83 83. Malam Pernikahan (2) Cerita Dongeng Dari papa
84 84. Rini Pulang Kerumah Zack
85 85. Rini Dan Zack
86 86. Jeslin
87 87. Rini Ingin Cerai
88 88. Mama Vina Jatuh Sakit
89 89. Kedatangan Naura, Raymond Dan Evano
90 90. Penyesalan Selalu Datang Terlambat
91 91. Putri Beatarisa Perempuan Yang Membawa Kebahagiaan (End)
92 Extra Part
93 Di Baca Ya Teman-Teman, Terima Kasih
94 Hal Baru
Episodes

Updated 94 Episodes

1
01. Awal Kehidupan Baru Naura
2
02. Pertemuan Pertama Dengan Keluarga Raymond
3
03. Lembaran Baru
4
04. Cerai
5
05. Evano Azura
6
06. Aktivitas Baru
7
07. Bagaimana Rasanya Punya Papa?
8
08. Panggilan Kerja
9
09. Pertama Kali Kerja
10
10. Tidak Semuanya Berjalan Dengan Baik Dalam Pekerjaan
11
11. Gaji Pertama
12
12. Panggilan Untuk Ke Sekolah Evano
13
13. Di Sekolah Evano
14
14. Dimana Makam Papa, Ma?
15
15. Naura Telah Sehat
16
16. Direktur Baru
17
17. Perasaan Tidak Karuan
18
18. Lagu Untuk Papa
19
19. Rencana Jalan-Jalan
20
20. Di Taman Kota
21
21. Di Taman Kota (2)
22
22. Perasaan Serli
23
23. Selamat Hari Ibu, Mama!
24
24. Gosip
25
25. Dirumah Kenzie
26
26. Posisi Baru
27
27. Evano Pengen Makan Bakso
28
28. Seperti Anak Baru
29
29. Emak-Emak Heboh
30
30. Nyinyiran Teman Kantor
31
31. Sepatu Baru
32
32. Rencana Liburan
33
33. Liburan
34
34. Liburan (2)
35
35. Liburan (3)
36
36. Liburan (4)
37
37. Liburan Usai
38
38. Dirumah Naura
39
39. Pak Kenzie dan Danita
40
40. Hasil Tes
41
41. Evano Sakit
42
42. Evano Sakit (2)
43
43. Evano Sakit (3)
44
44. Kedatangan Yuno Kerumah Sakit Menjenguk Evano
45
45. Waktu Yang Tidak Tepat
46
46. Terlalu Cepat
47
47. Kesehatan Evano Menurun
48
48. Perasaan Naura
49
49. Pindah Ruang Rawat Inap
50
50. Ke Ruangan Rawat Inap Pak Kenzie
51
51. Kedatangan Orang Tidak Terduga
52
52. Hati, Pikiran Naura Hanya Untuk Raymond
53
53. Kesembuhan Evano
54
54. Masuk Kantor Kembali
55
55. Makam Raymond
56
56. Dibawah Taburan Bintang
57
57. Evano Bertemu Papanya
58
58. Kedatangan Dua Orang Mantan
59
59. Rencana Jahat Mama Vina Dan Rini
60
60. Tahi Lalat Pak Kenzie
61
61. Aku Adalah Raymond
62
62. Aku Adalah Raymond (2)
63
63. Kenzie Adalah Raymond
64
64. Ini Benar Papa Ku
65
65. Malam Bersama Papa
66
66. Sebuah Amplop
67
67. Cemburu
68
68. Ribut-Ribut Di Kantor
69
69. Keluarga Yang Lengkap
70
70. Dukungan Anak
71
71. Bersaing
72
72. Suara Hati
73
73. Keikhlasan
74
74. keikhlasan (2)
75
75. Istri Bos
76
76. Tunangan Lagi
77
77. Rini pingsan
78
78. Penyakit Rini
79
79. Zack Datang
80
80. Menyesal Atau Tidak
81
81. Pernikahan
82
82. Malam Pernikahan
83
83. Malam Pernikahan (2) Cerita Dongeng Dari papa
84
84. Rini Pulang Kerumah Zack
85
85. Rini Dan Zack
86
86. Jeslin
87
87. Rini Ingin Cerai
88
88. Mama Vina Jatuh Sakit
89
89. Kedatangan Naura, Raymond Dan Evano
90
90. Penyesalan Selalu Datang Terlambat
91
91. Putri Beatarisa Perempuan Yang Membawa Kebahagiaan (End)
92
Extra Part
93
Di Baca Ya Teman-Teman, Terima Kasih
94
Hal Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!