Nino jatuh tersungkur dengan wajah yang sudah lebam, melihat kemarahan Fery membuatnya menjadi takut, sementara Milla sudah bersembunyi di dalam ruangan yang redup, ia begitu terkejut saat menyaksikan kemarahan Fery.
"Sayang kenapa kamu ada di sin?" Fery merengkuh tubuh Suci yang hampir tidak sadarkan diri," ayo kita kembali ke kamar," Fery menepuk halus pipi Suci, dan Suci sudah mulai membuka mata.
"Pergi ...aku ben-benci kamu," Suci bicara lirih.
"Apa kamu mabuk? kenapa membenciku?" Fery menggendong Suci yang sudah hampir kehilangan kesadaran dan menyandarkan kepalanya di bahu Fery.
"Jahat hiks hiks hiks kau tidak mencintai aku...kau hanya pura-pura saja, Fery jahat hiks hiks hiks," Suci semakin lepas kendali, ia berusaha meronta di dalam gendongan Fery.
"Aku mencintaimu ! sangat mencintaimu! " Fery semakin berjalan cepat, asistennya membukakan pintu kamar dan Fery membawa Suci ke dalam kamarnya, dengan lembut Fery merebahkan Suci ke atas ranjangnya, kemudian ia menemui asistennya yang masih menunggu di depan pintu, "cepat urus mereka, periksa semua CCTV hotel, temukan apapun itu yang mencurigakan, ada yang tidak beres di sini!" perintahnya dan Fery menutup pintu setelah asistennya memberikan dompet Suci.
"Pergi! aku membencimu! Fery pergi!" Suci berdiri dan melemparkan bantal kepada Fery.
"Sayang, jangan membenciku, aku minta maaf karena aku memarahimu !" Fery bicara lembut dan memeluk Suci, namun Suci masih terus meronta.
"Kau cuma pura-pura, aku cuma sebagai pelarianmu, kau masih mencintai mbak, kau belum bisa melupakan mantan kekasihmu yang lain! jahat ! jahat!" Suci memukul dada Fery sekuat tenaga.
"Sayang tenanglah, tidak ada wanita lain selain dirimu," ucap Fery.
"Aku tidak pernah menggodamu dengan tubuhku! tidak pernah!" Fery menutup mulut Suci dengan telapak tangannya.
"Apa kau benar-benar mabuk? kenapa bicara seperti ini?" Suci menepis tangan Fery.
"Aku mabuk karena cintamu! aku mencintaimu! tapi kau tidak mencintaiku!" Suci menolak tubuh Fery sampai Fery terjatuh di atas ranjang.
"Tenanglah, aku mencintaimu, kenapa kamu berpikir seperti itu?" tanya Fery dan mencoba menghindar dari Suci yang sudah mencoba naik ke atas tubuhnya.
"A-aku ti-tidak pernah seperti ini, aku tidak pernah menggodamu, tidak! aku belum pernah mencobanya, tapi kau mengatakan kepada mereka kalau aku menggodamu' kan?" Suci semakin ngelantur dan mulai meraba wajah Fery, dan itu berhasil membuat Fery panas dingin.
"Hey jangan seperti ini ! kalau begini kau menggodaku sayang!" Fery memegang tangan Suci dan menatap manik mata Suci yang sendu.
"Jadi ini yang namanya menggoda?" Suci tersenyum tanpa merasa bersalah,"apa seperti ini?" cup Suci mengecup sekilas pipi Fery, membuat Fery membulatkan matanya.
"Stop! jangan menguji kesabaranku! " tegas Fery tapi Suci semakin sumringah.
"Hahahahahah Fery apa kau mencintai aku?" Fery menganguk, "apa tidak ada wanita lain selain aku?" Fery mengangguk.
"Kau satu-satunya wanita yang ada di dalam hatiku!" ucapnya meyakinkan.
"Benarkah? kalau begitu apa aku boleh menggodamu?" tanya Suci lagi.
"Jangan menggodaku, aku takut tidak bisa mengendalikan diri, kau hampir tidak sadarkan diri, kenapa kau minum tadi hm?" Fery mencoba menjauhkan Suci dari tubuhnya, tapi Suci semakin memeluknya.
"Aku cemburu, aku cemburu, aku cemburu," Suci mulai lagi banyak bicara, tangannya menyusuri setiap bagian dari wajah Fery.
"Aku mencintaimu Cup...
Fery yang sudah mulai tergoda membungkam bibir Suci dengan ciumannya, ia merasa ada yang aneh di dalam tubuhnya, aliran darahnya terasa begitu panas, ia merasa gerah dengan desiran aneh yang membuat jantungnya berdegup kencang.
Suci sudah mulai mejamkan mata, pengaruh wine yang sempat diminum untuk pertama kali ini, membuatnya hampir lepas kendali, tanpa disadari Fery membalikkan tubuhnya, dan kini Suci yang sudah berada di bawah kungkuhannya.
Keduanya saling menatap dalam, naluri Fery sudah membuatnya menyatukan lagi bibir mereka, "maafkan aku," ucap Fery yang sudah lebih dulu mengangkat wajahnya , "kita tidak boleh seperti ini, jangan sampai kita melewati batas," Fery bicara dengan nada suara yang lembut, membuat Suci tersipu malau.
"Kakak sudah mengambil ciuman pertamaku."
"Apa kamu menyesal?" Suci menggeleng dengan wajah yang merona, "tapi kau akan menyesali ini nanti," Fery sudah merasa ketagihan dengan rasa ini, jauh beda saat dulu ia memberikan nafas buatan untuk Suci, disaat keduanya saling mencurahkan perasaan masing-masing, Fery harus mengumpat saat ponselnya berdering.
"Siapa yang menghubungi kakak malam-malam gini?" tanya Suci yang sudah dulu mengakhiri kegiatan mereka.
"Biarkan saja!"
"Lihat dulu, pasti itu penting kak...."
"Tapi kamu lebih penting untukku!" Fery sudah hampir menyatukan lagi bibir mereka, namun Suci memalingkan muka , "baiklah, siapa yang sudah berani mengganggu kesenanganku?" Fery kesal ia berdiri untuk melihat ponselnya, "apa kau mau aku pecat huh?" Fery berteriak saat ia sudah menjawab panggilan itu, mendadak wajahnya menjadi lebih serius saat mendengarkan penjelasan asistennya yang baru saja melihat rekaman CCTV hotel.
"Baiklah, aku akan segera ke sana," ucap Fery mengakhiri percakapannya sembari melirik Suci yang masih enggan memalingkan muka dan menatapnya dengan tajam.
"Apa ada masalah?" tanya Suci, Fery tersenym dan duduk di tepi tempat tidur, "aku harus keluar sebentar, malam ini tidurlah di sini," ucapnya dengan membelai rambut Suci dan pergi menemui asistennya.
****
Fery duduk dengan perasaan yang tidak karuan, entah sudah berapa kali ia memutar dan melihat rekaman CCTV yang menunjukan adegan di mana Suci duduk diam-diam mendengarkan percakapannya dengan Maya di restoran hotel beberapa hari yang lalu, "kamu salah paham sayang, pantas saja sifatmu berubah," gumam Fery.
Fery semaki kesal saat melihat adegan Milla yang memprofokasi Suci sampai Suci menamparnya, dengan tangan yang mengepal kuat, ia berjalan dan kembali ke lantai delapan, ditatapnya satu-persatu orang yang ada di sana, sampai matanya mengunci Milla yang berbincang dengan Nino.
"Apa yang kau katakan kepada Suci sampai ia marah dan berani menamparmu?" kedatangan Fery mengejutkan Milla yang sudah tidak bisa lagi bersembunyi.
"Ak-aku hanya in---
"Jangan berani lagi mendekatinya, dia begitu berharga untukku, kalau sampai aku tahu kau bicara yang bukan-bukan, maka aku pastikan karirmu akan hancur!" ancaman Fery membuat Milla bergetar.
"Bagaimana caramu menghancurkan karirku? aku adalah orang yang paling penting di sini," ucap Milla tidak terima dengan pernyataan Fery, bahkan Nino juga sudah ingin membuka suara tapi Fery bergantian menatapnya.
"Dengarkan aku baik-baik, mulai hari ini, aku putuskan kerja sama dengan kalian, kalau kalian berdua berani lagi membuat tingkah, maka aku tidak akan pernah tinggal diam, " ucapan Fery penuh dengan dendam, "ingat itu!" ancamannya membuat tubuh Milla dan Nino terasa dingin karena ketakutan.
Fery kembali ke kamar hotel hatinya terasa hangat saat ia mendapati Suci sudah tidur pulas di atas tempat tidurnya, perlahan ia duduk dan memandang wajah Suci yang sangat teduh, "terima kasih karena kamu sudah mencintai aku sedalam itu, mulai malam ini kamu resmi pemilik hati dan tubuh ini, mulai malam ini kamu sudah menjadi milikku seutuhnya jangan harap aku akan melepaskan dan merelakanmu pergi dariku," Fery ikut berbaring dan melingkarkan tangannya di pinggang ramping Suci.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
ani nurhaeni
halalin duluuu baruu bicara hak milik
2021-11-13
0
HenyNur
mampir Thor
2021-07-27
0
Kholiana Hwi
😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍😍🤩🤩🤩🤩😍😍
2021-04-10
0