Keesokan harinya Levy dan Demian berlatih bersama. Demian terus melancarkan anak panahnya pada Levy namun dengan cepat Levy menghindari anak panah tersebut. Kemudian setelah jaraknya dengan Demian cukup dekat Levy langsung mencabut pedangnya dan menghunuskannya ke leher Demian. Demian menjatuhkan busur dan mengangkat tangannya pertanda kalau dia menyerah.
“Hebat! Bagaimana bisa kau bergerak secepat itu?” Kata Demian yang terkagum dengan kemampuan bertarung Levy.
“Aku sering berlatih dengan Helnart dan Mark. Kau tahu kan kalau Mark adalah seorang pengguna tombak? Tusukan tombaknya sangat cepat, jadi aku berlatih untuk menghindari serangannya dan bagaimana cara agar aku bisa memberikan sebuah serangan yang fatal dalam sekali serang.” Jelas Levy.
“Serangan fatal dalam satu kali serang? Apa mungkin bisa?” Demian agak meragukan Levy.
“Tentu saja, kau juga harus berlatih agar bisa melakukannya juga! Karena pada dasarnya pengguna short sword dan pengguna panah itu sama yang membedakan hanya jarak dekat dan jarak jauh saja. Dalam memanah kau terlalu terburu-buru dan kurang fokus, sehingga kau memanah secara bertubi-tubi dan tanpa kau sadari anak panahmu sudah habis. Coba kau fokus pada satu serangan dan bayangkan kalau itu adalah panah terakhir yang kau miliki di
medan perang!” Kata Levy.
“Baiklah, ayo kita lakukan sekali lagi!” Demian memunguti panah-panahnya dan mulai bersiap. Levy juga sudah memasang kuda-kuda. Dengan sangat cepat Levy berusaha mendekati Demian. Demian berusaha berkonsentrasi agar bisa mengenai Levy dengan panahnya. Demian memperhatikan pergerakan Levy dengan seksama dan setelah dia mendapatkan momen yang tepat dia langsung melesatkan anak panahnya. Anak panah yang dilesatkan oleh Demian tepat mengenai tubuh Levy dan membuat Levy terjatuh tetapi tidak terluka karena anak panah yang digunakan oleh siswa pelatihan sengaja dibuat tumpul.
“Akhirnya kau berhasil melakukannya, Demian!” Levy pun kembali berdiri dan tersenyum kepada Demian. Setelah latihan mereka berdua telah selesai, Demian dan Levy pun pergi untuk menemui Helnart. Mereka semua akan membahas rencana untuk menghadapi pertempuran 4 sisi antar fraksi. Di pertempuran kali ini masing-masing fraksi akan saling serang dan akan saling bersaing untuk menentukan fraksi mana yang terkuat.
Di hari sebelumnya wali kelas fraksi hijau yaitu Angela Yeranort menunjuk Levy sebagai komandan tempur fraksi hijau di pertempuran 4 fraksi nanti. Biasanya seorang wali kelas akan memilih ketua atau wakil ketua fraksi untuk menjadi komandan tempur, namun kali ini malah anggota biasa seperti Levy yang dipilih menjadi komandan tempur. Sebenarnya Angela Yeranort ingin menguji kemampuan Levy dalam memimpin sebuah kelompok. Hal ini dikarenakan kabar tentang nilai Levy yang selalu kecil di setiap semester telah sampai ke telinga komandan
tertinggi kesatria pelindung Earl Nargesius. Maka dari itu kepala sekolah memerintahkan Angela Yeranort untuk mengawasi Levy. Mereka berharap Levy bisa menjadi seorang pemimpin kesatria sama seperti siswa pelatihan lainnya di masa depan kelak.
***
Pada hari rabu diadakan sebuah pertandingan resmi yang disebut pertempuran 4 fraksi di sekolah mereka. Aturan dari pertandingan ini adalah masing-masing fraksi akan saling merebut bendera yang ada di masing-masing benteng. Fraksi yang benderanya berhasil direbut maka dialah yang kalah. Masing-masing orang hanya boleh menggunakan senjata replika yang sudah disediakan dan tidak boleh menggunakan senjata asli.
Pertandingan ini diawasi oleh seorang mentor bernama Adlet E. Wescott. Dia adalah seorang pria separuh baya yang memiliki ciri-ciri berambut hitam, iris mata berwarna cokelat, bertubuh tinggi tegap, berkulit putih dan ada bekas luka vertikal di bawah mata sebelah kirinya. Dia mengenakan zirah berwarna cokelat yang terlihat sangat mewah. Selain sebagai mentor dia juga menjabat sebagai kesatria negara.
Tak lama kemudian pertandingan tersebut pun dimulai. Semua fraksi saling melancarkan serangan untuk menumbangkan lawannya. Sementara itu Levy masih terus mengamati pergerakan musuh untuk menjalankan rencananya.
“Kondisi pertempuran saat ini fraksi biru sedang berhadapan dengan fraksi merah dan sepertinya fraksi biru akan unggul. Sementara itu fraksi ungu masih bertahan di bentengnya.” Demian melaporkan kondisi pertempuran pada Levy.
“Apa sekarang Helnart dan Mark sudah berada di posisi?” Tanya Levy.
“Mereka sudah siap di posisi.” Jawab Demian.
“Bagus, ini semua berjalan sesuai rencana kita. Kita akan bergerak setelah fraksi merah benar-benar tumbang! Bilang pada semuanya kalau kita semua akan menyerang dan tidak ada yang boleh menetap di benteng!” Kata Levy.
“Baiklah! Tapi kalau boleh aku tahu, mana yang akan kita serang lebih dulu? Fraksi biru atau fraksi ungu?” Tanya Demian.
“Kita akan pergi menuju benteng fraksi ungu terlebih dahulu kemudian baru kita menyerang benteng fraksi biru.” Jelas Levy.
“Tapi bukankah lebih baik kita menyerang fraksi biru terlebih dahulu? Selagi mereka masih kelelahan karena pertempuran melawan fraksi merah.” Kata Demian.
“Tenang saja, kita pasti akan memenangkan pertempuran ini!” Kata Levy. Demian pun segera melakukan apa yang diperintahkan oleh Levy walaupun sebenarnya dia masih bertanya-tanya apa yang ada di pikiran Levy.
Di lain pihak, fraksi biru telah berhasil menumbangkan fraksi merah. Kemudian datanglah Helnart dan Mark menghampiri mereka. Tanpa basa-basi Helnart dan Mark langsung menyerang fraksi biru. Fraksi biru yang marah pun berusaha membalas Helnart dan Mark namun Helnart dan Mark berlari meninggalkan mereka. Karena kesal anggota fraksi biru pun mengejar mereka berdua namun mereka tidak menemukan Helnart dan Mark. Mereka malah bertemu dengan fraksi ungu. Rupanya Helnart dan Mark sengaja memancing fraksi biru agar bergerak ke arah benteng fraksi ungu.
Anggota fraksi ungu yang melihat fraksi biru yang bergerak menuju benteng mereka langsung menyerang anggota fraksi biru tanpa basa-basi lagi. Fraksi biru pun terkejut karena fraksi ungu menyerang mereka secara tiba-tiba. Akhirnya terjadilah pertarungan yang tidak seimbang antara fraksi biru melawan fraksi ungu karena semua anggota fraksi biru sudah kelelahan karena pertarungan melawan fraksi merah sebelumnya.
Saat tenaga dari anggota fraksi biru dan fraksi ungu mulai terlihat kelelahan, Levy pun memberi komando kepada semua anggota fraksi hijau untuk mengepung kedua fraksi tersebut. “Serang!” Teriak Levy dan semua anggota fraksi hijau yang bersembunyi di semak-semak pun keluar kemudian menyerang fraksi biru dan fraksi ungu. Tidak butuh waktu lama bagi fraksi hijau untuk menumbangkan kedua fraksi tersebut karena kedua fraksi tersebut sudah sangat kelelahan. Akhirnya fraksi hijau berhasil mengambil bendera fraksi ungu yang ada di dalam benteng dan merebut
bendera fraksi merah yang dibawa oleh fraksi biru. Tidak hanya itu, mereka juga menyandera semua anggota fraksi biru yang ada di sana. Setelah semua urusan di benteng fraksi ungu selesai Levy memerintahkan mereka semua untuk pergi ke benteng fraksi biru karena bendera fraksi biru masih ada disana.
“Aragos! Aku tahu kalian di dalam! Menyerahlah dan bawa bendera kalian pada kami!” Levy berteriak dari luar benteng memaksa mereka berdua untuk keluar dan menyerah. Semua anggota fraksi hijau sudah mengepung benteng fraksi biru. Levy pun menyuruh anggota fraksi hijau untuk menunjukkan anggota fraksi biru yang berhasil mereka sandera kepada John dan Adrian. Dia juga menunjukkan bendera fraksi merah dan fraksi ungu yang berhasil mereka rebut.
“Sepertinya memang tidak ada pilihan lain.” John pun menghampiri Levy untuk memberikan bendera fraksi biru padanya.
“Oi ketua! Apa yang kau lakukan? Kau mau menyerah pada fraksi lemah?” Kata para anggota fraksi biru yang ditawan oleh fraksi hijau.
“Kalian masih belum mengerti juga? Ini adalah skakmat, terkadang kita juga harus tahu kapan kita harus menyerah.” John pun melanjutkan langkahnya dan memberikan bendera fraksi biru pada Levy. Levy pun mengangkat tinggi semua bendera fraksi yang berhasil mereka dapatkan dan semua anggota fraksi hijau pun bersorak.
“Sial! Sial! Sial!” Anggota fraksi biru pun terlihat sangat kesal karena mereka tidak menyangka akan kalah dari fraksi hijau.
“Benar-benar strategi yang luar biasa! Kau memiliki kemampuan untuk memimpin sebuah kelompok, Sylgia!” Mentor Wescott yang bertindak sebagai pengawas pun memuji Levy yang berhasil membawa fraksi hijau pada kemenangan. Tidak hanya itu, dia juga memberikan sebuah lencana kepada Levy. Sebagian iri ketika melihat Levy
mendapatkan lencana tersebut dan sebagian ada yang kagum kepada Levy.
Hari berikutnya saat mata pelajaran Angela Yeranort, semua anggota fraksi hijau dengan bangga hati menunjukkan kemenangan mereka kepada wali kelas mereka. “Jadi kalian berhasil menang di pertandingan itu?” Tanya Angela Yeranort.
“Ya, ini semua berkat Levy!” Kata Helnart sambil mengelu-elukan Levy.
“Bahkan dia mendapatkan sebuah lencana dari Mentor Wescott.” Mark menambahkan.
“Jarang sekali Mentor Wescott memberikan sebuah hadiah. Sebelumnya belum pernah ada yang diberikan hadiah olehnya walaupun sudah memenangkan pertempuran 4 fraksi.” Angela Yeranort menjelaskan.
“Benarkah itu? Levy, berarti strategimu waktu itu sangatlah hebat di mata Mentor Wescott!” Kata Demian.
“Aku benci mengatakannya tapi menurutku strategi yang Sylgia susun adalah salah satu bentuk strategi yang sempurna. Bahkan kita yang satu fraksi dengannya saja tidak tahu kemana arah dari strategi ini.” Daniel Irsala menambahkan.
Levy pun tersenyum mendengar semua pujian dari teman-temannya. Walaupun begitu menurutnya masih banyak perjuangan dan rintangan yang akan dilalui olehnya. Maka dari itu dia harus terus berlatih agar bisa melalui segala rintangan di masa depan nanti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments