2 tahun telah berlalu sejak Levy mengikuti pendidikan sebagai kesatria. Kondisi Levy semakin terpuruk karena nilainya adalah yang paling rendah. Ini semua akibat dari hinaan dari teman-teman satu fraksinya. Selama ini Levy tidak fokus untuk mengikuti pendidikan, yang ada di otaknya hanya bagaimana cara agar dia bisa membalas dendam. Walau begitu dia merasa bersyukur karena telah mengenal Mark Angelfaith dan Helnart Silverfang. Levy lebih senang bergaul dengan anggota fraksi merah yang merupakan musuhnya daripada fraksi biru yang merupakan
temannya.
Suatu hari di sekitar asrama fraksi biru, Levy sedang duduk termenung disana. Lagi-lagi dia tidak mengikuti pertempuran antara fraksi biru melawan fraksi merah. Tiba-tiba datanglah seorang pemuda berkulit cokelat gelap, berambut hitam pendek bergelombang dan bermata hitam menghampiri Levy. Dia adalah Daniel Irsala, salah satu orang yang sering menghina Levy.
“Ternyata kau disini ya?! Bukannya membantu teman-temanmu yang kesusahan kau malah enak-enakan disini! Dasar sampah!” Daniel pun memaki-maki Levy.
“Aku tidak perduli! Teman? Teman macam apa yang selalu menghina dan merendahkan temannya?!” Dengan penuh rasa kekesalan Levy pun pergi meninggalkan Daniel. Dia berjalan menuju asrama fraksi merah. Saat Levy ke sana ternyata pertempuran sudah usai dan semua anggota fraksi merah sudah kembali ke asrama mereka. Saat mereka melihat Levy reaksi mereka semua biasa saja tak seperti dulu. Ini semua karena Levy sering berlatih bersama Mark dan Helnart.
“Kau mau berlatih bersamaku dan Helnart lagi, Levy? Tapi tunggu sebentar ya karena kami masih kelelahan sehabis pertempuran tadi!” Mark langsung menyambut Levy.
“Baiklah, aku akan menunggu kalian.” Kata Levy yang kemudian duduk di sebuah kursi panjang di depan asrama.
Setelah menunggu cukup lama akhirnya Levy, Mark dan Helnart berlatih bersama. Mereka mengembangkan teknik gabungan mereka sendiri. Levy sangat senang ketika berlatih bersama Mark dan Helnart. Dia berpikir seandainya saja saat itu dia bergabung dengan fraksi merah dia pasti tidak akan mendapatkan hinaan yang menyakitkan.
Sementara itu saat mereka sedang asyik berlatih, ada seseorang yang mengintip latihan mereka. Ternyata dia adalah salah satu orang dari fraksi biru. Tanpa sepengetahuan mereka bertiga dia pun langsung pergi untuk melaporkan apa yang dilihatnya kepada anggota fraksi biru yang lain.
Saat Levy kembali dari latihan bersama dengan Helnart dan Mark semua anggota fraksi biru memandang sinis padanya. Levy telah dicap sebagai pengkhianat oleh semua anggota fraksi biru kecuali John. Semua yang mereka ucapkan semakin membuat Levy sakit hati, dia semakin yakin kalau seharusnya dia berada di fraksi merah bukannya fraksi biru. Tanpa memperdulikan mereka akhirnya Levy pergi ke kamarnya yang berada di paling pojok dan hanya Levy yang tinggal di kamar itu.
Pada sore harinya mereka semua berkumpul di aula karena hari ini adalah hari pengumuman lulus tidaknya siswa pelatihan ke tingkat yang selanjutnya. Apabila siswa tersebut dinyatakan tidak lulus maka siswa tersebut akan dikeluarkan dari pendidikan kesatria tersebut. Semua orang menunggu pengumuman dengan perasaan cemas kecuali Levy. Dia malah berharap akan dikeluarkan dan apabila dia tidak dikeluarkan semoga dia mendapat keajaiban agar dapat berpisah dari teman-temannya di fraksi biru.
Pengumuman pun tiba, datanglah seorang wanita berkulit putih, berambut cokelat bergelombang dengan sedikit uban, memiliki iris mata berwarna hijau dan mengenakan sebuah zirah yang kelihatan mewah sambil membawa kertas pengumuman di tangannya. Dia adalah Irene Marvic, kepala sekolah dari tempat pendidikan kesatria ini. Dia
pun langsung berdiri di depan mimbar dan memberi sambutan. Setelah sambutannya selesai dia mengumumkan 3 orang dengan nilai terbaik di masing-masing angkatan dan masing-masing fraksi. Setelah itu dia mengumumkan orang-orang yang nilainya di bawah standar dan mengatakan bahwa akan ada 1 orang yang tidak lulus dan akan dikeluarkan. Levy berharap kalau itu adalah dia tetapi ternyata bukan dia. Yang tidak lulus adalah Septimus Nightingale, teman Levy di fraksi biru. Namun sang kepala sekolah memperingatkan Levy, apabila nilainya di semester depan buruk maka dia yang akan dikeluarkan berikutnya.
Dalam hati sebenarnya Levy sangat kecewa karena harus bersama teman-temannya di fraksi biru 1 tahun lagi. Dia sudah muak dan frustasi mendengar semua hinaan dari mereka. Namun sebuah keajaiban pun muncul, Kepala Sekolah mengumumkan bahwa khusus angkatan Levy dan yang lainnya fraksi akan dipecah menjadi 4 fraksi yaitu biru, merah, hijau dan ungu. Khusus untuk fraksi biru hanya boleh dipilih oleh orang yang sudah bergabung dengan fraksi biru sebelumnya, begitu juga dengan fraksi merah yang hanya boleh dipilih oleh orang yang sudah bergabung dengan fraksi merah sebelumnya. Sedangkan fraksi hijau dan ungu bebas dipilih oleh anggota dari fraksi manapun. Kesempatan bagus ini tidak disia-siakan oleh Levy, dia sudah bertekad untuk berpisah dengan teman-temannya
di fraksi biru. Sekarang dia hanya harus memilih untuk bergabung di fraksi hijau atau fraksi ungu. Setelah berpikir agak lama Levy pun akhirnya memutuskan kalau dia akan bergabung dengan fraksi hijau.
Setelah semua siswa pendidikan memilih fraksi, pengumuman pun ditempel di sebuah papan pengumuman. Para siswa berbondong-bondong ingin melihatnya tak terkecuali Levy. Setelah melihat daftar nama anggota fraksi hijau Levy pun senang karena ternyata Helnart Silverfang dan Mark Angelfaith juga bergabung dengan fraksi hijau. Namun sayang sekali ternyata John, teman yang selama ini selalu membelanya tetap memilih fraksi biru begitu juga dengan Dimitriy, orang yang pertama kali dikenal oleh Levy saat tes masuk yang malah memilih fraksi ungu.
“Kau juga memilih fraksi hijau ya?” Kata Mark menyapa Levy.
“Mark! Helnart! Akhirnya kita bisa bergabung di fraksi yang sama.” Kata Levy.
“Tapi ini akan semakin sulit.” Kata Helnart.
“Sulit bagaimana maksudnya?” Tanya Levy yang masih belum mengerti dengan perkataan Helnart.
“Kau tahu kan kalau fraksi hijau dan fraksi ungu berisikan campuran dari bekas anggota fraksi biru dan fraksi merah? Akan lebih sulit untuk membangun kekompakan dalam fraksi kita mengingat selama ini fraksi biru dan fraksi merah selalu bermusuhan.” Kata Helnart menjelaskan.
“Tenang saja, semua pasti akan baik-baik saja! Fraksi kita pasti akan menjadi fraksi terbaik!” Kata Levy dengan semangat yang berapi-api. Selama masa pendidikannya disini biasa dia selalu pesimis tetapi entah kenapa kali ini dia berubah menjadi sangat optimis.
“Hee?! Kau itu percaya diri sekali ya? Kalau begitu buktikanlah dengan tindakan jangan cuma dengan kata-kata!” Kata Mark yang lalu tersenyum kepada Levy.
“Tentu saja! Kita pasti akan menjadi yang terkuat!” Kata Levy dengan penuh percaya diri.
Tiga hari setelah itu diadakan upacara penyambutan angkatan baru dan tidak terasa kalau Levy sudah menginjak tahun ketiga masa pendidikannya. Ini berarti setahun lagi Levy akan lulus dari masa pendidikan dan akan menjadi kesatria pelindung Earl Nargesius. Dia mulai berpikir kalau perkataan ayahnya waktu itu benar. Untuk menjalani hidup ini tidak perlu terlalu idealis untuk mengikuti impian. Sebenarnya dulu Levy ingin sekali menjadi seorang guardian atau seorang petualang dan bukan kesatria pelindung bangsawan. Namun pada saat tes masuk untuk menjadi kesatria suci dia selalu gagal. Akhirnya ayahnya menyarankan dia mengikuti seleksi masuk untuk menjadi
kesatria pelindung Earl Nargesius.
Setelah penyambutan selesai Levy pun langsung pergi ke kelasnya dengan penuh semangat untuk menemui teman-teman barunya. Namun dia agak sedikit kecewa karena di kelas itu ada Daniel Irsala yang ternyata bergabung juga dengan fraksi hijau. Sorot mata Levy berubah menjadi tajam saat melihat Daniel Irsala. Levy masih
belum lupa hinaan yang diucapkan oleh Daniel Irsala kepadanya waktu itu.
Tak lama kemudian datang ke kelas mereka seorang wanita berambut lurus pendek berwarna pirang, berkulit putih, beriris mata biru, bertubuh agak tinggi dan mengenakan zirah mewah yang didominasi warna hijau dengan sebuah longsword di pinggangnya. Dia adalah Angela Yeranort, wali kelas dari fraksi hijau. Semua orang di fraksi hijau bersorak senang karena Angela Yeranort terkenal sebagai seorang kesatria dan guru yang baik.
“Baiklah, sepertinya saya tidak perlu memperkenalkan diri lagi kepada kalian! Langsung saja, kali ini kita akan menentukan siapa ketua dan wakil ketua dari fraksi ini! Saya beri waktu kalian untuk berunding!” Kata Angela. Mereka semua pun berunding untuk menentukan siapa yang akan menjadi ketua dan wakil ketua di fraksi mereka. Setelah perdebatan yang cukup alot akhirnya muncul nama Daniel Irsala sebagai ketua dan Helnart Silverfang sebagai wakil ketua.
Setelah semua kegiatan pelatihan selesai, Levy pun kembali ke asrama barunya. Kali ini dia tidak sendirian lagi dan memiliki teman sekamar. Levy sekamar dengan Demian Presley, mantan anggota fraksi merah yang sudah lama dikenalnya. Dia bercirikan berambut pirang pendek keriting, beriris mata biru, bertubuh pendek dan berkulit putih. Dia sangat ahli dalam menggunakan panah.
“Hey! Hey! Levy, ayo bangun!” Kata Demian sambil menyentuh pipi Levy.
“Kau ini berisik sekali, ini sudah waktunya tidur.” Kata Levy yang terbangun akibat ulah Demian.
“Besok kan hari Sabtu! Apa kau bisa membantuku latihan?” Tanya Demian.
“Baiklah, akan ku bantu!” Levy pun melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments