Aditya kini berkutat di meja kerjanya dengan tumpukan berkas yang lebih banyak dari biasanya. Kemarin dia tidak masuk kerja.
'Oke mari kita bereskan semuanya'
Tak berapa lama terdengar pintu diketuk "Masuk!" Aditya sudah menduga siapa yang datang, tanpa beralih dari laptopnya dia bertanya.
"Ada apa Rizal"(Dialah Rizaldi Thomas asisten juga teman Aditya).
"Lihatlah tuan, ini adalah proposal pengajuan pinjaman dari toko setia abadi".
Sejenak Aditya mengehentikan pekerjaan nya. Mengernyit heran karena setau dia tidak pernah ada yang menyodorkan proposal padanya.
"Letakkan saja disini Zal, aku akan memeriksa nya nanti. Tapiii kapan kita menerima proposal ini?"
"Yang menerima nya adalah tuan Denny, tapi sayangnya sekarang toko itu sudah disita oleh Bank. Jadi kita harus mencari pemiliknya untuk meminta uang kembali"
"Berapa uang yang kita investasikan disana" Aditya menatap Rizal saat ini menghentikan pekerjaannya.
"Total semuanya satu milyar tuan. Sepertinya untuk sebuah yayasan sekolah".
"Cukup besar dana yang papa investasi kan, oke kamu cari info tentang orang itu, nanti kita akan atur lagi langkah selanjutnya".
"Baik tuan" Rizal menghubungi orang orang kepercayaannya untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.
🍎🍎🍎🍎
Ziya kini berjalan pelan menuju ruang inap ayahnya, membawa makan malam. Kaki dan lututnya terasa sangat pegal. Ziya berhenti sebentar di samping lift.
Ziya datang menemui bik Narsih setelah ayahnya siuman. Syukurlah masih ada kontrakan yang lumayan dekat. Jadi dia tidak kewalahan membawa barang. Dan kebetulan dekat dengan rumahnya bik Narsih. Sedangkan pak Agus dia balik ke kampung halaman setelah mendapatkan gaji dari Ziya.
Awalnya pak Agus menolak. Tapi Ziya menegaskan bahwa itu adalah hak pak Agus. Ziya sudah membereskan barang barang nya juga milik ayah dan kakaknya. Dibantu oleh bik Narsih, padahal dia sudah diberhentikan oleh Ziya, tak mampu mengggaji nya lagi. Untuk barang peninggalan ibu dibiarkan saja di koper karna tak terpakai.
Kontrakan ini cukup nyaman ada dua kamar dan satu ruangan lagi sepertinya bekas gudang. Ziya membersihkan bekas gudang untuk dirinya tinggal.
Ziya menghembuskan nafas kasar. Saatnya masuk dalam ruangan sang ayah.
Dilihatnya Ardi duduk memandang keluar jendela. Beban berat dipundaknya semakin membuat wajah pria yang mulai udzur itu semakin berkerut. Nabila nampak tertidur pulas di bangsal pasien sebelah yang kebetulan tidak berpenghuni.
Mungkin dia lelah pikir Ziya.
"Ayah, kenapa belum dimakan makanan nya?Nampak piring tanpa tersentuh sedikit pun.
"Makanlah ayah, akan aku suapi." Ziya mengambil makanan lalu menyuapkan pada sang ayah.
Ardi nampak enggan membuka mulutnya tapi Ziya tak putus asa. Tangannya tetap menggantung. Hingga mau tak mau akhirnya Ardi mulai makan juga.
Setelah makan, datanglah dokter yang mngkin usianya kepala empat diikuti oleh seorang perawat.
"Selamat petang pak, mari kita periksa dulu ya keadaan nya" mendekat dengan senyum terbaik lalu mulai memeriksa Kondisi pasien.
"Kapan saya boleh pulang dokter?" Ardi bertanya saat diperiksa.
"Apakah bapak tidak merasakan sesuatu lagi?"
"Tidak dok, saya merasa kembali seperti semula." Ardi tak sabar ingin pulang.
"Baiklah hari inipun sebenarnya sudah boleh pulang karena hasil lab nya juga sudah keluar dan semua baik baik saja. Hanya saja jangan terlalu stres dan banyak tekanan ya pak Dokter Ziya pasti sudah tau tentang hal itu bukan?"
Ziya hanya tersenyum" Terima kasih dokter" Ucap Ziya.
" Baiklah saya permisi dulu ya pak, dokter Ziya bolehkah saya bicara dengan anda?"
"Ya mari silahkan dokter"Ziya mengikuti dokter yang memang dikenalnya tersebut. Karna kebetulan mereka juga tetangga an.
"Ziya, jika kamu berkenan kamu bisa bekerja disini. Kebetulan kami kekurangan tenaga medis sebagai dokter umum."
Dokter umum adalah termasuk kerja yang berat karna pasien tidak bisa diperkirakan kapan datangnya. Apalagi misal ada pasien kecelakaan. Harus tanggap dan sigap.
"Benarkah dok? baiklah akan saya utarakan ini pada ayah saya nanti." Ziya nampak antusias menjawab. Disaat seperti ini ada yang menawarinya pekerjaan adalah suatu hal yang luar biasa tanpa dia kesana kemari mencari.
"Oke jika kamu bersedia kirimkan surat lamaran nya!"
"Siap dok terimakasih"
"Sama sama Ziya" Dokter itu langsung berlalu menyusuri koridor rumah sakit.
🍏🍏🍏
Jam menunjukkan pukul 8malam. Tapi tiga penghuni rumah belum juga tidur.
"Nabila, Ziya ada yang akan ayah sampaikan".
"Apalagi ayah, jangan bilang ini ada kaitannya dengan utang piutang." Nabila mendengus.Karna baru saja saat sampai rumah tadi, uang hasil penjualan perhiasan juga digunakan untuk membayar hutang.
Tersisa hanya tabungan Ziya yang jumlahnya pun tak seberapa.
"Kakak, dengarkan ayah dulu!"
"Dengarkan apa, lihatlah semua tanggung jawab akan dia pikulkan pada anaknya. Tidak ada orang tua yang seperti itu" Nabila melengos.
"Kakak jangan seperti itu, semuanya juga terjadi karena kita. Karna ayah ingin kehidupan kita jadi lebih baik. Tapi siapa yang mampu melawan takdir kakak"
"Itu semua karena salahnya yang tak mampu." Nabila pun pergi dan menutup pintu kamar dengan keras. Hingga Ardi menekan dadanya.Sedang Ziya menutup matanya.
"Ayah, apa yang akan ayah sampaikan?"
Ardi menatap nanar anaknya. Pria yang mulai senja itu merasa kasihan terhadap anaknya. Keinginan untuk hidup enak dihari tua nyatanya tak dapat dia rasakan.
"Sebenarnya ayah masih memiliki satu beban nak, dan itu sangatlah besar!" Matanya mulai menganak sungai. Ziya dengan sabar menunggu ayahnya meneruskan ucapan.
"Kau ingat nak, saat pembangunan gedung yayasan yang baru, saat ayah menjabat sebagai kepala sekolah" Ziya mengangguk mengiyakan.
"Ketika rapat ayah menyanggupi untuk menanggung biaya pembangunannya. Sambil mengumpulkan dana infaq dari masyarakat orang tua murid terkumpul. Ayah akhirnya mengajukan proposal kepada tuan Denny Bagaskoro berupa pinjaman uang. Dan mengembalikan dalam kurun waktu yang ditentukan" Ardi menarik nafas berat.
"Saat itu tuan Bagaskoro tidak meminta jaminan apapun. Hanya sebuah surat perjanjian yang ayah tidak baca karna terlalu senang. Beliau percaya sepenuhnya dengan ayah. Tapi...ayah ditipu nak,orang yang ayah percayai untuk mengelola dana telah mengkorupsi dana tersebut. Dan kabur entah kemana. Hingga ayah yang harus menanggung semua kerugiannya".
"Apakah orang yang menghilang dua tahun lalu itu ayah!" Ardi nampak menggangguk lemah.
"Berapa hutangnya ayah?"
"Satu milyar nak" Ardi berkata sangat berat. Walau uang itu untuk kepentingan bersama tapi dialah yang harus mengganti sebab keteledoran nya. Dan Kondisi yang seperti ini darimana dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu.
Ziya terkulai lemas.Tapi dia harus kuat. "Ayah bukankan kita masih punya tanah di desa?" Ziya mengingat sertifikat tanah peninggalan ibunya saat berberes tadi.
"Itu akan bisa menutup 30%nya saja Ziya". Lalu darimana kita dapatkan uang 700 juta?"
"Aku akan berusaha untuk membayar hutang ayah" Ziya menjawab gamang.
"Kau sudah membayar hutang hutang ayah yang lain nak".
"Ini sudah jadi kewajiban ku untuk berbakti ayah. Aku akan berusaha untuk melunasi hutang ayah".
"Apakah ada lagi selain itu ayah?"
"Tidak nak, semua sudah kamu bayarkan. Hanya tinggal itu saja."
"Baiklah ayah mari kita istirahat. Aku akan antarkan ayah ke kamar dahulu"
**Bersambung
Terima kasih readers atas support berupa vote dan komen love you all**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
mama aca
anak yg berbakti kepada orang tua, Allah SWT akan membalas setimpal, kebahagiaan dan rezeki yang mengalir 🤗
2021-09-03
3
Mommy Gyo
3 like hadir thor
2021-07-09
2
agungedi
sudah d sita rumah dan toko nya tapi masih ada lagi hutang yg begitu besar . beratnya
2021-06-27
0