Sweet Couple (5) Pertengkaran

Juni 2007

Sarah baru saja selesai menjemur pakaian di halaman belakang. Ketika masuk ke dapur, terlihat Regan sedang membuat kopi.

“Eh sini mas biar aku yang buat,” ucap Sarah seraya mendekati Regan.

“Ga usah, bikin kopi instan tuh gampang, ngga perlu nyusahin istri,” jawab Regan sambil tersenyum pada Sarah.

“Kamu abis ngapain?”

“Abis jemur baju.”

“Kan mas udah bilang, kalau nyuci, nyetrika sama bersih-bersih rumah biar bi Parmi aja.”

“Aku bisa sendiri kok mas.”

Regan meletakkan cangkir kopinya di meja, lalu memegang tangan Sarah dengan kedua tangannya.

“Mas tau kamu bisa ngerjain itu semua. Tapi mas ngga mau kamu terlalu cape ngurus rumah ini sendirian. Lagian kalau semua kamu yang ngerjain, kasian bi Parmi jadi pengangguran. Jadi untuk urusan bersih-bersih rumah, nyuci, dan nyetrika biar bi Parmi yang mengerjakan, kamu cukup masak dan ngurus mas aja.”

Regan mencubit pelan hidung Sarah, membuatnya tersenyum. Dia kembali mengambil cangkir kopinya, menyeruputnya pelan.

“Oh iya, kayanya dua minggu ini mas bakalan sibuk banget, karena banyak tugas yang harus diselesaikan. Belum lagi pekerjaan di rumah sakit, jadi mas bakalan sering pulang malem kayanya.”

Sarah hanya diam tak menanggapi. Sudah terbayang hari-hari membosankan yang akan dilalui nanti.

“Kalau kamu bosen, kamu bisa main ke rumah tante Dina, atau ajak Debby ke sini. Katanya kalian mau ngerancang konsep usaha WO kalian.”

“Iya, tapi nanti nunggu Debby dulu. Dia lagi mudik ke Bogor.”

“Pokoknya mas dukung kamu seratus persen. Asal kamu ngga ngelakuin hal-hal yang ngga baik.”

Sarah mengangguk tanda mengerti. Setelah menghabiskan kopinya, Regan masuk ke ruang kerjanya. Dia harus segera menyelesaikan tugas makalahnya.

❤️❤️❤️

Regan terburu-buru menuruni tangga lalu berjalan cepat keluar rumah. Sarah yang sedang berada di dapur segera memanggilnya, tapi tak didengarnya. Dia menyusul ke depan, terlihat Regan baru saja akan masuk ke mobilnya.

“Mas, ngga sarapan dulu?”

“Ngga sayang, barusan telepon dari rumah sakit, ada pasien darurat. Mas harus pergi sekarang.”

“Hmm...”

“Mas pergi ya, assalamu’alaikum.”

“Waalaikumsalam.”

Regan segera masuk ke dalam mobilnya. Sarah nampak kecewa, gara-gara pasein darurat Regan sampai lupa padanya. Dia langsung membalikkan badannya tanpa menunggu mobil berlalu seperti kebiasaannya saat mengantar sang suami berangkat kerja. Sarah baru saja akan melangkah masuk ke dalam rumah, ketika Regan menarik tangannya.

“Belum berangkat?” tanya Sarah dengan suara datar.

“Ada yang lupa.”

“Apa?”

Regan tak menjawab. Langsung diciumnya kening dan bibir Sarah.

“Sekarang mas berangkat ya. Senyum dong, jangan cemberut gitu.”

Kali ini Sarah tersenyum. Regan kembali ke mobilnya. Tak berapa lama deru mobil terdengar meninggalkan kediamannya.

Untuk mengusir kebosanan, Sarah memutuskan berkunjung ke rumah tante Dina. Sebelumnya dia mampir dulu ke swalayan untuk membeli oleh-oleh dan juga beberapa bahan masakan. Dia ingin belajar masak pada tante Dina.

Sesampainya di rumah tante Dina, Sarah langsung menuju dapur. Dia mengeluarkan semua bahan masakan yang dibelinya tadi. Hari ini akan belajar membuat sop buntut dan juga sapo tahu. Sarah mengerjakan semua yang diinstruksikan oleh tante Dina, sebelumnya tak lupa dia mencatat bumbu-bumbu yang harus disiapkan agar mudah nanti kalau membuat sendiri di rumah.

Setelah berkutat di dapur selama satu jam lebih, akhirnya masakan Sarah selesai juga. Tante Dina mencicipi dan memuji kalau rasa masakan Sarah sudah cukup enak. Semua masakan hasil Sarah dipack rapih ke dalam wadah. Tak lupa dia membaginya untuk tante Dina. Berhubung hari sudah sore, Sarah pun pamit pulang.

Sesampainya di rumah, dia menata masakannya di meja makan. Biasanya Regan pulang ke rumah sekitar pukul enam sore. Sarah pun tak lupa berhias diri. Dia selalu ingin terlihat cantik di mata suaminya saat pulang kerja. Sarah keluar dari kamarnya saat bi Parmi baru saja akan berpamitan.

“Masih ada yang harus dikerjain lagi ngga mba Sarah?” tanya bi Parmi.

“Hmm.. kalau kerjaan sih udah beres bi, tapi bibi mau ya temenin saya dulu sampe mas Regan pulang?”

“Iya boleh mba.”

Sarah mengajak bi Parmi turun ke bawah. Mereka menunggu di ruang tengah sambil menonton televisi. Adzan maghrib terdengar, Sarah dan bi Parmi bersiap-siap shalat. Selesai shalat, Sarah kembali menunggu Regan sambil ditemani bi Parmi.

Waktu menunjukkan pukul tujuh malam tapi belum ada tanda-tanda Regan akan segera pulang. Sarah memutuskan mengirim pesan untuk menanyakan kapan Regan akan pulang. Tak lama balasan pesan dari Regan masuk. Wajah Sarah tampak kecewa.

“Bibi pulang aja, mas Regan masih lama pulangnya,” ucap Sarah dengan nada kecewa.

“Oh iya bi, ini masakan yang tadi saya masak bawa aja,” lanjutnya.

Sarah berjalan menuju meja makan. Memindahkan sapo tahu ke dalam wadah lalu memberikannya pada bi Parmi.

“Nanti kalau mas Regan mau makan gimana?”

“Buat mas Regan ada sop buntut kok bi.”

“Ya sudah, makasih ya mba Sarah.”

Bi parmi pamit pulang. Sarah segera mengunci pintu lalu naik ke atas, masuk ke dalam kamarnya. Dia mengambil novel yang baru dibelinya dari atas meja lalu naik ke atas kasur. Mulai khusyu membaca.

Tak terasa malam mulai larut. Sarah sudah mengantuk. Dia melihat jam di dinding, jarum pendek menunjuk di angka sebelas. Terdengar helaan nafasnya. Regan masih belum pulang. Sarah pun memutuskan untuk tidur. Baru beberapa saat terlelap, dia mendengar suara mobil berhenti di depan rumah, tak lama terdengar suara pintu pagar terbuka. Sarah bangun dari tidurnya bergegas keluar kamar. Buru-buru Sarah turun membuka pintu.

“Baru pulang mas?”

“Iya.”

Regan segera naik ke atas. Setelah membersihkan diri di kamar mandi, tanpa banyak bicara langsung naik ke atas ranjang. Tak berapa lama langsung terlelap.

Sarah memandangi suaminya yang sudah terlelap. Sebenarnya hatinya kesal karena Regan tidak mencicipi sama sekali hasil jerih payahnya memasak tadi siang. Namun dia mencoba untuk mengerti kesibukan Regan, masih ada hari esok, ucapnya dalam hati. Setelah itu dia berbaring di samping Regan, mencoba untuk tidur kembali.

❤️❤️❤️

Sudah seminggu ini Regan selalu berangkat sehabis shubuh dan pulang tengah malam. Kesibukannya di rumah sakit dan banyaknya tugas kuliah yang harus diselesaikan membuatnya jarang berada di rumah. Sarah mulai merasa kesepian. Sehari-hari hanya bi Parmi yang menemaninya. Debby juga belum kembali dari Bogor. Sarah juga sungkan kalau terlalu sering berkunjung ke rumah tante Dina.

Sarah melihat ke kalender yang tergantung di kamar, melingkari tanggal hari ini. Genap sepuluh hari sudah dia menjalani hari-hari dalam kesepian dan kejenuhan. Sarah terdiam sebentar. Tak bisa seperti ini terus, dia berinisiatif untuk menggunakan waktu senggangnya menyusun konsep WO-nya. Sarah mulai bekerja, mencari vendor yang sesuai dengan kebutuhannya.

Sarah masih berkutat dengan laptopnya ketika mendengar suara mobil memasuki rumah, itu pasti mas Regan, batinnya. Dia memilih meneruskan pekerjaannya. Tak lama berselang Regan masuk ke dalam kamar. Nampak istrinya tengah serius di depan laptop.

“Belum tidur sayang?”

“Hmm...”

“Lagi ngerjain apa?”

Kali ini Sarah hanya diam, malas untuk menjawab. Regan tak bertanya lagi. Dia langsung masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Regan keluar dari kamar mandi. Sarah masih tetap di posisinya, sengaja berdiam diri. Ingin tahu apa suaminya sadar kalau saat ini dia sedang ngambek. Perlahan Regan mendekati Sarah lalu duduk di sampingnya. Sejenak memperhatikan apa yang dikerjakan Sarah. Dia mengusap puncak kepala Sarah.

“Besok lagi diterusin, sekarang udah malem.”

“Belum ngantuk.” jawab Sarah ketus.

“Ngambek ya.”

Sarah hanya diam. Regan melingkarkan tangannya ke bahu Sarah. Dia sadar kalau akhir-akhir ini kurang memperhatikan istrinya.

“Maafin mas ya. Kita jarang menghabiskan waktu berdua karena kesibukan mas. Tapi mas janji, libur nanti akan menghabiskan waktu sama kamu, terserah kamu mau kemana.”

“Bener?” tanya Sarah memastikan. Regan mengangguk sambil tersenyum. Hati Sarah luluh, dia mulai tersenyum.

“Sekarang tidur yuk, mas ngantuk.”

Sarah yang memang sudah mulai mengantuk segera mematikan laptopnya. Mereka naik ke ranjang. Regan merentangkan lengannya, Sarah merebahkan tubuhnya di samping Regan. Tak berapa lama keduanya sudah tertidur pulas.

❤️❤️❤️

Sarah mondar mandir di dalam kamarnya. Sudah pukul dua malam tapi Regan belum juga pulang. Beberapa kali dia mencoba menghubungi ponsel Regan tapi selalu terhubung ke kotak suara. Sarah mencoba menelpon ke rumah sakit. Namun betapa terkejutnya dia saat tahu Regan sudah meninggalkan rumah sakit sejak pukul sepuluh malam. Kecemasan langsung melanda, dia takut sesuatu terjadi pada suaminya.

Untuk menghilangkan kecemasannya, Sarah segera mengambil wudhu. Dia melaksanakan shalat tahajud dua rakaat. Dalam doanya meminta keselamatan untuk suaminya di mana pun dia berada. Sarah masih duduk diam di atas sajadahnya. Hatinya tak henti-hentinya berdoa. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, sebuah pesan dari Regan masuk. Buru-buru Sarah membukanya.

Sayang, maaf mendadak mas ada urusan keluar kota. In Sya Allah pagi mas udah pulang ke rumah. Kamu tidur aja ya, jangan lupa kunci rumah.

Airmata Sarah mengalir membaca pesan dari Regan. Perasaannya lega karena akhirnya mendapat kabar darinya. Namun di satu sisi dia kesal karena Regan sudah membuatnya cemas seperti ini. Sarah tak dapat menahan perasaannya lagi. Dia menangis sesenggukan sampai akhirnya tertidur di atas sajadahnya.

Sayup-sayup terdengar adzan shubuh. Perlahan Sarah membuka matanya dan bangun dari tidurnya. Tubuhnya terasa kaku karena semalaman tidur di lantai hanya beralas sajadah. Setelah berdiam diri sejenak, dia beranjak ke kamar mandi. Bersiap untuk shalat shubuh.

Sarah sedang memasak di dapur. Berkali-kali dia melirik ke ponselnya namun pesan maupun panggilan yang ditunggunya tak kunjung ada. Sarah melihat lagi ke ponselnya, waktu sudah pukul sembilan pagi. Regan masih belum datang. Sarah mencoba menelponnya, tapi ponselnya lagi-lagi tidak aktif. Dia mencoba tetap bersabar sambil meneruskan pekerjaannya.

Masakan yang disiapkan untuk Regan sudah matang. Sarah duduk di depan meja makan. Dia kembali menelpon namun masih belum tersambung. Waktu telah menunjukkan pukul sepuluh lebih. Kini rasa cemas yang dirasakannya sudah berganti dengan amarah. Sarah berdiri dari duduknya, berjalan menuju kamarnya. Sesampainya di sana, dia menuju lemari pakaian. Mengganti pakaian, berhias seadanya kemudian mengambil tasnya. Sarah duduk di depan teras menunggu pesanan taksinya. Sepuluh menit kemudian taksi yang ditunggunya datang. Sarah masuk ke dalam taksi. Setelah menyebutkan alamat yang dituju. Taksi meluncur pergi.

Jam dua siang Regan sampai di rumah. Suasana rumah nampak sepi. Dia menggerakkan gagang pintu namun terkunci. Regan mengetuk-ngetuk sambil memanggil Sarah. Tak ada jawaban. Dia mengeluarkan kunci rumah miliknya. Membuka pintu lalu masuk ke dalam.

Regan naik ke atas sambil memanggil Sarah tapi tak ada jawaban. Tak ada siapa-siapa di kamar. Begitu pula kamar mandi. Tak ada tanda keberadaan Sarah di rumah ini. Regan mengeluarkan ponselnya untuk mengecasnya. Kemudian dia masuk ke kamar mandi. Selesai mandi Regan menyalakan ponselnya. Terdapat beberapa panggilan tak terjawab dari Sarah. Dia pun menelpon balik, terdengar nada sambung namun Sarah tak kunjung mengangkatnya. Regan mengakhiri panggilannya lalu menelpon kembali tapi tetap tidak ada jawaban. Dia mengirim pesan pada Sarah.

Kamu dimana?

Sarah keluar dari tempat penyewaan kursi dan tenda, ini adalah tempat ketiga yang dikunjunginya. Sarah sedang mensurvey beberapa vendor untuk keperluan WO nya nanti. Dia mengambil ponselnya hendak menelpon taksi. Terlihat ada pesan masuk dari Regan. Sarah hanya membacanya dan tak membalas. Dia mencari nomor telepon perusahaan taksi. Tiba-tiba sebuah suara memanggilnya.

“Sarah.”

Sarah menengok. Di sampingnya sudah ada Anto, teman kuliahnya dulu.

“Anto.. ya ampun apa kabar?”

“Baik-baik, kamu lagi ngapain?”

“Aku lagi survey buat WO aku.”

“Jadi nih mau bikin WO bareng Debby?”

“In Sya Allah, doain ya.”

Mereka terlibat percakapan seru. Anto mengajaknya ke cafe terdekat, kebetulan beberapa teman kuliahnya juga berkumpul di sana. Sarah langsung setuju mengikuti Anto. Benar saja, di cafe sudah ada beberapa temas sekelasnya. Dia segera bergabung. Bertemu dan berbincang dengan teman-temannya membuatnya melupakan Regan.

Regan berjalan mondar mandir di depan rumahnya. Sudah jam tujuh malam tapi Sarah belum juga pulang ke rumah. Bahkan istrinya itu tidak menjawab telepon atau membalas pesannya. Dia sudah menghubungi Debby kalau-kalau Sarah bersamanya, tapi Debby masih berada di Bogor. Regan juga menghubungi tante Dina namun Sarah tak ada di sana. Bahkan Regan menelpon bi Parmi. Ternyata hari ini bi Parmi tidak datang ke rumah untuk bekerja.

Regan memutuskan untuk mencari Sarah. Dia masuk ke dalam untuk mengambil kunci mobil. Baru saja akan membuka pintu mobil. Terlihat sebuah mobil berhenti di depan rumahnya. Keluar Sarah dari dalam mobil. Anto menurunkan kaca mobilnya. Setelah mengucapkan terima kasih, Sarah melambaikan tangannya pada Anto. Tak berapa lama mobil meluncur pergi.

Sarah membuka pintu pagar. Terkejut karena Regan sudah menunggunya di halaman rumah.

“Sudah pulang mas?”

“Kamu dari mana?”

“Abis survey buat keperluan WO.” jawab Sarah santai.

“Kenapa ngga angkat telpon?”

Regan mulai kesal. Bukannya menjawab, Sarah hanya melihat sekilas lalu masuk ke dalam rumah tanpa berkata apa-apa.

“Sarah!”

Sarah tak menghiraukannya. Dia terus masuk langsung menuju kamar. Regan mengikutinya dari belakang. Sesampainya di kamar langsung ditariknya tangan Sarah.

“Mas pulang kamu ngga ada di rumah. Dari siang mas tunggu kamu.”

“Gimana rasanya mas menunggu seseorang? Baru beberapa jam aku pergi mas sudah marah-marah, terus bagaimana dengan aku? Semalaman aku ngga bisa tidur karena nungguin mas. Hp mas ngga bisa dihubungi, mas pikir aku baik-baik aja? Aku ketakutan setengah mati mas. Aku takut terjadi apa-apa sama mas,” Sarah langsung menumpahkan kekesalannya.

“Jadi karena itu kamu pergi ngga bilang-bilang?”

“Ngga.. aku pergi karena aku kesal mas ngga nepatin janji. Mas janji hari libur akan menghabiskan waktu denganku, mas janji akan sampai ke rumah pagi, tapi mana?”

“Mas minta maaf soal itu. Tapi mas udah bilang kalau ada urusan mendadak. Salah satu pasien mas meninggal dunia dan mas ngga bisa ngelakuin apa-apa. Jadi mas menawarkan diri untuk mengantar jenazahnya ke Sukabumi.”

“Selalu soal pekerjaan, mas selalu mengutamakan pasien, tapi mas ngga peduli soal aku. Mas ngga peduli gimana perasaan aku kemarin, gimana takutnya aku.”

“Mas bukannya sengaja bikin kamu khawatir atau batalin janji denganmu. Mas cuma ngga tega lihat orang tua pasien. Mereka datang jauh-jauh dari desa tapi kita ngga bisa ngelakuin apa-apa karena sudah terlambat bagi pasien mendapat pertolongan.”

“Mas ngga tega sama mereka, tapi mas tega sama aku!”

Suara Sarah mulai meninggi. Dia sudah tak dapat menahan amarahnya lagi. Regan terdiam, mengambil nafas dalam-dalam mencoba menenangkan dirinya agar tidak ikut terpancing emosi. Kemudian mendekati Sarah, memegang kedua bahunya.

“Mas minta maaf, sekali lagi mas minta maaf. Mas janji akan memperbaiki ini semua.”

“Janji lagi? Yakin mas bisa menepati janji mas kali ini?”

Sarah melepaskan tangan Regan dari bahunya. Kemudian duduk di atas ranjang. Regan kembali menghampiri Sarah. Sambil berlutut dia memegang kedua tangannya.

“Sayang.”

Belum sempat Regan melanjutkan, tiba-tiba ponsel Sarah berbunyi. Ada panggilan masuk dari Anto.

“Siapa Anto?”

“Itu teman kuliah aku, yang tadi nganter aku pulang.”

Regan berdiri, melihat Sarah dengan tatapan tajam.

“Jadi seharian ini kamu pergi dengan dia?”

“Kalau iya kenapa?” jawab Sarah pelan.

“Kamu sadar kalau kamu sekarang ini wanita yang sudah menikah? Bagaimana bisa kamu jalan berduaan dengan laki-laki yang bukan muhrim kamu? Jadi karena dia kamu gak jawab telpon mas?”

“Mas ngga percaya sama aku? Baru sekali aku keluar rumah tapi mas sudah marah dan menuduhku yang bukan-bukan. Aku kebetulan bertemu dia di tempat survey.”

“Terus kenapa kamu ngga jawab telpon mas? Kalau kamu jawab, mas bisa jemput kamu.”

“Karena aku mau mas juga merasakan apa yang aku rasakan semalam. Bagaimana rasanya tidak bisa menghubungi seseorang yang kita tunggu.”

“Mas bukan sengaja ngga jawab telpon kamu, tapi batre hp habis. Tapi kamu sengaja tidak menjawab, itu berbeda Sarah. Sikap kamu tuh kekanak-kanakan.”

“Terserah mas, aku cape.”

“Mas juga. Kamu pikir mas ngga lelah dengan semua ini. Dengan pekerjaan, kuliah ditambah dengan cara berpikir kamu yang masih seperti anak kecil.”

“Kalau begitu kenapa mas mau menikah dengan aku? Kalau di mata mas Regan aku masih seperti anak kecil kenapa mas mau menikah sama aku?!”

“Karena mas sayang kamu! Karena mas yakin kita bisa membangun rumah tangga bersama-sama! Mas ngga mengharap yang macam-macam, cuma mau kamu mengerti tentang kondisi mas sekarang, bersikaplah lebih dewasa Sarah!”

Sarah bertambah kesal mendengar ucapan Regan. Dia mengambil bantal dan melemparkan ke arahnya. Regan tak mempedulikannya. Dia segera keluar dari kamar, menutup pintu dengan keras. Regan masuk ke kamar sebelah lalu merebahkan diri di atas ranjang.

Sarah terdiam, dia mulai menangis tersedu-sedu. Perasaannya campur aduk saat ini. Sejak bertemu dengan Regan belum pernah dia mendengar Regan berteriak padanya, atau melihatnya dengan tatapan tajam.

Semalaman Sarah tak dapat memejamkan matanya. Tak bisa berhenti memikirkan pertengkaran yang terjadi. Sarah duduk terdiam di atas sajadahnya. Matanya sembab karena tak berhenti menangis. Sedangkan Regan entah jam berapa dia meninggalkan rumah, tanpa berpamitan langsung berangkat ke rumah sakit.

Sarah melihat foto pernikahannya yang tergantung di dinding. Kemudian mengingat semua waktu yang dihabiskan bersama Regan, masa sebelum maupun setelah menikah. Dia mengingat bagaimana mereka berjanji untuk menjadi suami dan istri yang baik, bagaimana selama ini Regan memperlakukannya dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang. Airmata Sarah kembali mengalir, kali ini berjuta penyesalan merasuki hatinya. Penyesalan karena telah membuat lelaki yang dicintainya marah dan kecewa.

Sarah menghapus airmatanya, lalu dia berdiri. Melipat mukenanya, merapihkan sajadahnya, kemudian keluar kamar menuju dapur. Sarah membuka pintu kulkas, mengambil bahan-bahan makanan lalu menaruhnya di atas meja. Dia mulai memasak sesuatu.

Sarah menaruh makanan yang dibuatnya ke dalam kotak bekal. Meletakkannya ke dalam tas dan menutupnya. Hari ini dia akan pergi ke rumah sakit, memberikan kotak bekal ini pada suaminya. Sarah segera keluar rumah ketika taksi pesanannya datang. Tak berapa lama taksi meluncur pergi membawa Sarah ke rumah sakit tempat Regan bekerja.

Setelah membayar ongkos taksi, Sarah memasuki rumah sakit. Dia terus berjalan menuju ruangan Regan. Saat sedang berjalan, terlihat Regan sedang berdiri di dekat tangga darurat. Sarah bermaksud menghampirinya, namun langkahnya terhenti ketika melihat Regan sedang dimarahi habis-habisan oleh seniornya. Dia memaki Regan karena merasa tersinggung dengan ulah Regan yang mengabaikan perintahnya dan bersikeras melakukan tindakan pada pasien tanpa menunggu persetujuan darinya.

Ya Allah, apakah ini yang dihadapi suamiku setiap hari.

Hatinya terasa sakit. Sarah tak sanggup untuk menemuinya. Dia beranjak menjauh. Sarah berjalan sambil melamun, tiba-tiba terdengar sebuah suara memanggilnya.

“Bu Sarah.”

Sarah menengok, ternyata suster Amel yang memanggilnya. Dia adalah suster yang biasa membantu Regan di IGD.

“Mau ketemu dokter Regan?” tanya suster Amel dengan ramah.

“Iya, tapi kayanya lagi sibuk. Bisa tolong titip ini untuk suami saya?”

“Oh boleh bu.”

Suster Amel mengambil tas yang berisi kotak bekal dari tangan Sarah. Setelah mengucapkan terima kasih, Sarah pun pergi.

Regan memasuki ruangan kerjanya. Sehabis dimaki habis-habisan oleh seniornya, dia juga terkena damprat salah seorang wali pasien yang ditanganinya. Regan duduk di depan meja kerjanya. Pandangannya tertuju pada tas bekal di atas mejanya. Dia mengenali tas bekal ini. Ini pasti dari Sarah, gumamnya dalam hati. Regan bangun dari duduknya, buru-buru keluar ruangan. Di saat yang bersamaan suster Amel datang menemuinya.

“Dok, tadi ada titipan dari bu Sarah.”

“Sekarang Sarahnya mana?”

“Bu Sarah langsung pulang tadi.”

“Oh ya makasih sus.”

Regan masuk ke ruangannya. Dia kembali duduk di depan meja kerjanya. Mulai membuka satu persatu kotak bekal di hadapannya. Regan tersenyum, mengambil ponselnya dan mengirim pesan pada Sarah.

Makasih buat makanannya sayang, love you...

❤️❤️❤️

Sarah duduk menunggu Regan di teras rumahnya, jam berapa pun Regan pulang dia akan menunggunya. Pikirannya sibuk merangkai kata permintaan maaf, darimana harus memulai, apa yang harus dia katakan lebih dulu. Sarah masih melamun ketika mobil yang dikendarai Regan memasuki halaman rumah. Cahaya lampu mobil menyadarkannya, dia pun langsung berdiri.

Regan turun dari dalam mobil. Dia melihat Sarah sedang berdiri menunggunya di teras rumah. Regan berjalan menghampirinya. Sarah menyambut suaminya dengan mencium punggung tangannya.

“Sudah lama nunggu?”

Sarah hanya menggeleng sambil tersenyum. Regan menggandeng tangan Sarah masuk ke dalam rumah.

Regan keluar dari kamar mandi, sepasang piyama sudah tersedia di atas kasur. Setelah berpakaian dia turun ke bawah menemui Sarah yang sedang menyiapkan makan malam. Makanan sudah tersedia di meja. Regan menarik kursi lalu duduk. Sarah dengan cepat menyajikan nasi beserta lauknya.

“Kamu udah makan?”

“Udah mas.”

Regan makan dengan lahap. Akhirnya dia bisa kembali menikmati makan malam sambil ditemani istri tercinta. Selesai makan, Sarah dan Regan duduk-duduk di balkon kamarnya menikmati udara malam.

“Mas, aku minta maaf soal kemarin. Aku sadar sudah bersikap kekanakkan, ngga seharusnya aku seperti itu,” Sarah memulai percakapan.

“Mas juga minta maaf sudah membuat kamu cemas. Maaf karena ngga bisa menepati janji.”

“Mas jangan bikin cemas aku kaya kemarin lagi ya. Aku benar-benar takut sesuatu terjadi sama mas.”

Regan mengangguk lalu menggenggam tangan Sarah dengan erat. Sarah menatap Regan, teringat kejadian di rumah sakit tadi.

“Selama ini pasti berat ya buat mas, bekerja dan juga menyelesaikan kuliah. Harusnya aku lebih pengertian dan ngga menambah beban mas dengan bersikap seperti anak kecil.”

Regan menarik Sarah, mendudukkan Sarah di pangkuannya dan memeluk pinggangnya.

“Seberat apa pun itu asalkan kamu selalu ada dan mendukung, mas yakin bisa melaluinya. Kamu mau kan terus dukung mas?”

“Pasti mas.”

Regan membelai lembut rambut Sarah lalu mencium keningnya. Untuk beberapa saat mata mereka saling menatap. Regan mendekatkan keningnya pada kening Sarah, perlahan dia mencium Sarah. Regan menarik lembut bibir Sarah kemudian melepaskannya. Saat akan menciumnya lagi, Sarah menjauh sambil tersenyum meledek. Regan menarik tengkuk Sarah kemudian menciumnya lagi. Sarah berusaha melepaskan diri tapi Regan tak membiarkannya. Dia terus menciumnya dengan penuh kelembutan dan kemesraan.

❤️❤️❤️

Buat yang udah mampir jangan lupa like, comment dan vote nya ya🤗

Terpopuler

Comments

Anonim

Anonim

Sarah sdh menyadari kesalahannya.
Semoga Sarah selalu mendukung karir suaminya yg tidaklah ringan

2024-02-27

2

🤎ℛᵉˣ𝐀⃝🥀OMADEVI💜⃞⃟𝓛

🤎ℛᵉˣ𝐀⃝🥀OMADEVI💜⃞⃟𝓛

lanjut

2023-12-23

1

Titi

Titi

ahhhh so sweet jadi terharu malah jadi mewek 😭😭😭😭😭

2023-01-17

1

lihat semua
Episodes
1 Sweet Couple (1) Kecelakaan
2 Sweet Couple (2) PDKT
3 Sweet Couple (3) Berubah
4 Sweet Couple (4) Wedding Day
5 Sweet Couple (5) Pertengkaran
6 Sweet Couple (6) Rakan
7 Sweet Couple (7) Tragedi
8 Sweet Couple (8) I Love You Goodbye
9 Complicated Couple (1) Perjodohan
10 Complicated Couple (2) Kesepakatan
11 Complicated Couple (3) Menerima
12 Complicated Couple (4) Dua Peristiwa
13 Complicated Couple (5) Kampret
14 Complicated Couple (6) Aku Suamimu
15 Complicated Couple (7) Sayur Asem dan Kembung Balado
16 Complicated Couple (8) Mencari Jawaban
17 Complicated Couple (9) Suasana Baru
18 Complicated Couple (10) Dia Istriku
19 Complicted Couple (11) Surat Pengunduran Diri
20 Complicated Couple (12) Nafkah Batin
21 Complicated Couple (13) Della
22 Complicated Couple (14) Siapa Dia?
23 Complicated Couple (15) Vitamin
24 Complicated Couple (16) Rahasia
25 Complicated Couple (17) Salah Paham
26 Complicated Couple (18) Kamu yang Terpenting
27 Complicated Couple (19) Tragedi
28 Complicated Couple (20) Talak
29 Desperate Couple (1) Awal yang Buruk
30 Desperate Couple (2) Montague & Capulet
31 Desperate Couple (3) Kanaya
32 Desperate Couple (4) Status Palsu
33 Desperate Couple (5) Antara Ega, Alea dan Empang
34 Desperate Couple (6) Alea vs Kania
35 Desperate Couple (7) Alea's Birthday
36 Desperate Couple (8) Melanggar Aturan
37 Desperate Couple (9) Wisuda
38 Desperate Couple (10) Game Over
39 Desperate Couple (11) I Miss You
40 Desperate Couple (12) Misi Penyelamatan
41 Desperate Couple (13) Aku Mencintaimu
42 Desperate Couple (14) Hasutan Tombak
43 Desperate Couple (15) Hentikan
44 Desperate Couple (16) Mogok Makan
45 Desperate Couple (17) Rencana Pelarian
46 Desperate Couple (18) Tunggu Aku
47 Regret (1) Aku Akan Menunggumu
48 Regret (2) Tangisan Irzal
49 Regret (3) Kebenaran
50 Regret (4) Dokter Ganteng
51 Sorrow (1) Kebimbangan Regan
52 Sorrow (2) Keguguran
53 Sorrow (3) Tukang Tebar Pesona
54 Sorrow (4) Lebih Baik Kamu Mati
55 Sorrow (5) Ijinkan Kami Bersama Lagi
56 Decision (1) Mimpi Buruk
57 Decision (2) Amnesia
58 Decision (3) Sarah Sakit
59 Decision (4) Harga Kebebasan Ega
60 A New Life (1) Kecoa
61 A New Life (2) Semangat Sarah
62 A New Life (3) Pertemuan Regan dan Irzal
63 A New Life (4) Pasangan Gay
64 A New Life (5) Kedatangan Santi
65 A New Life (6) Irzal vs Vanya
66 Memories (1) Mirip Suzanna
67 Memories (2) I Love The Way You Love Me
68 Memories (3) Tembakan Rico
69 Memories (4) Ulang Tahun Bersama
70 Memories (5) Romeo and Juliet
71 Time After Time (1) Hatiku yang Sakit
72 Time After Time (2) Berhenti Berharap
73 Time After Time (3) Tanggung Jawab
74 Time After Time (4) Mengingat Adit
75 Time After Time (5) Masih Jomblo
76 Time After Time (6) Jangan Pergi
77 Awaiting (1) Tolongin Aku
78 Awaiting (2) Kecelakaan Tombak
79 Awaiting (3) Transplantasi Ginjal
80 Awaiting (4) Reuni
81 Awaiting (5) Gara-gara Jus Mangga
82 Awaiting (6) Lo, Gue End!
83 Awaiting (7) Sidang
84 Encounter (1) Ancaman Rico
85 Encounter (2) Beruang Kutub
86 Encounter (3) Kepindahan Irzal
87 Encounter (4) Room Mate
88 Encounter (5) Kantor Polisi
89 Encounter (6) Kerinduan
90 Encounter (7) Asisten Ega
91 Encounter (8) Godaan Ega
92 Encounter (9) I Miss You
93 Encounter (10) Kecemburuan Irzal
94 Encounter (11) Kesambet
95 Encounter (12) CEO Humanity
96 Encounter (13) Maafkan Aku
97 Encounter (14) Kekecewaan Debby
98 Encounter (15) Air Susu Dibalas Air Tuba
99 Encounter (16) Suapan Kue Brownies
100 Encounter (17) Amukan Ega
101 Encounter (18) Gara-gara Edo
102 Encounter (19) Kemarahan Irzal
103 Encounter (20) Jadi Mata-mata
104 Only You (1) Kemarahan Regan
105 Only You (2) Sarah vs Tiara
106 Only You (3) Masih Mencintai
107 Only You (4) Ega vs Alea
108 Only You (5) Penjelasan Poppy
109 Only You (6) Sarah vs Vanya
110 Only You (7) Modus
111 Splash of Love (1) Pasangan Belum Kelar
112 Splash of Love (2) Adelina
113 Splash of Love (3) Cemas
114 Splash of Love (4) Gombalan Ega
115 Splash of Love (5) Trik Cinta Regan
116 Splash of Love (6) Salah Paham
117 Twinkle-twinkle in My Heart (1) Drama Fitting Baju
118 Twinkle-twinkle in My Heart (2) Kepergian Mami
119 Twinkle-twinkle in My Heart (3) Perhatian Regan
120 Twinkle-twinkle in My Heart (4) Humanity Corp.
121 Twinkle-twinkle in My Heart (5) Tak Bisa Kembali
122 Twinkle-twinkle in My Heart (6) Lamaran Rio
123 Twinkle-twinkle in My Heart (7) Hanya Kamu
124 Always You (1) Dilema Ega
125 Always You (2) Hati ke Hati
126 Always You (3) Dimulai Dari Nol
127 Always You (4) Lomba Motong Bawang
128 Always You (5) Minta Dilamar
129 Always You (6) Koki Spesial
130 Always You (7) Breakfast
131 Always You (8) Deadline Lamaran
132 Back to You (1) Gosip
133 Back to You (2) Perampokan
134 Back to You (3) Ganti Rugi
135 Back to You (4) Lamaran yang Tertunda
136 Back to You (5) Lamaran
137 Back to You (6) SAH
138 Back to You (7) Amarah Sarah
139 Back to You (8) Cewek Jadi-jadian
140 Sweet Moments (1) Hadiah Tahun Keempat
141 Sweet Moments (2) Malam Pertama Lagi
142 Sweet Moments (3) Mengunjungi Rakan
143 Sweet Moments (4) Kediaman Dina
144 Sweet Moments (5) Penyelidikan Ega
145 Sweet Moments (6) Flashback
146 Sweet Moments (7) Adrian
147 Bukan UP
148 My Heart (1) Istri Kedua
149 My Heart (2) Kesedihan Ega
150 My Heart (3) Kamu Ngga Sendiri
151 My Heart (3) Kurang Apa Aku?
152 My Heart (4) Ramuan Bi Asih
153 My Heart (5) Dia Istri Saya!
154 My Heart (6) Rico Beraksi
155 My Heart (6) Amukan Irzal
156 My Love (1) Perkutut
157 My Love (2) Calon Imam
158 My Love (3) Mobil Stum
159 My Love (4) Penawaran Untuk Regan
160 My Love (5) Jutek Tingkat Dewa
161 My Love (6) Jurus Anti Pelakor
162 My Love (7) Dua Bidadari
163 My Love (8) Aku Mencintaimu
164 Jealousy (1) Grand Launching
165 Jealousy (2) Nyanyian Adrian
166 Jealousy (3) Pertengkaran
167 Jealousy (4) Salah Aku Apa
168 Jealousy (5) Bos Mesum
169 Jealousy (6) Modus ala Adrian
170 Jealousy (7) Sarah vs Regan
171 Struggle (1) Cewe Aneh
172 Struggle (2) Reaksi Ega
173 Struggle (3) Uji Nyali
174 Struggle (4) Apa Itu Aku?
175 Struggle (5) Ultah Rena
176 Struggle (6) Wanita Penggoda
177 Chaos (1) Sikap Dingin Regan
178 Chaos (2) Salah Paham
179 Chaos (3) Regan vs Adrian
180 Chaos (4) Video Mesum
181 Chaos (5) Tarisa
182 Chaos (6) Pelaku yang Sama
183 Chaos (7) Sarah Sakit
184 Another Chaos (1) Warrior Princess
185 Another Chaos (2) Jangan Berhenti Mencintaiku
186 Another Chaos (3) Kendra
187 Another Chaos (4) Menuntunmu Pada Kematian
188 Another Chaos (5) Adik Buat Rakan
189 Another Chaos (6) Dokter Spesialis Mesum
190 Another Chaos (7) Tentang Nino
191 Another Chaos (8) Poppy Hilang
192 Fight For You (1) Macan Betina
193 Fight For You (2) Negosiasi
194 Fight For You (3) Misi Penyelamatan
195 Fight For You (4) Menjebak Dalang
196 Fight For You (5) Tertawa Paling Keras
197 Fight For You (6) Sarah vs Lukman
198 Fight For You (7) Lamaran Regan
199 Fight For You (8) Ingatan yang Kembali
200 Happiness (1) Vitamin
201 Happiness (2) Ketoprak
202 Happiness (3) Mala Praktek
203 Happiness (4) Penawaran Vanya
204 Happiness (5) Ijab Kabul
205 Happiness (6) Malam Pertama Jilid II
206 Happiness (7) Serangan Balasan
207 Happiness (8) Regan Junior
208 Happiness (9) Insiden
209 Happiness (10) Konferensi Pers
210 Bitter Sweet (1) Poppy vs Kania
211 Bitter Sweet (2) Patah Hati
212 Bitter Sweet (3) Suami Posesif
213 Bitter Sweet (4) Dokter Lapuk
214 Bitter Sweet (5) Mantan Terindah
215 Bitter Sweet (6) Rumah Baru
216 Bitter Sweet (7) Kehilangan
217 The Secret (1) Testpack
218 The Secret (2) Anakmu Sudah Mati
219 The Secret (3) Dokter Ganteng
220 Pengumuman
221 The Secret (4) Kue Ape
222 The Secret (5) Liburan di Vila
223 The Secret (6) Detective Conan
224 The Secret (7) Your Devotee A
225 The Secret (8) Tak Diinginkan
226 Tragedy (1) Berdamai
227 Tragedy (2) Menikahlah Denganku
228 Tragedy (3) Rencana Kania
229 Tragedy (4) Otak Mesum
230 Tragedy (5) Was-was
231 Tragedy (6) Perempuan Iblis
232 Tragedy (7) Mati Kau
233 Tragedy (8) Jangan Menyerah
234 Tragedy (9) Bertahan Hidup
235 Cooling Down (1) Galak dan Buas
236 Cooling Down (2) Mandi Kembang
237 Cooling Down (3) Emosi Tingkat Tinggi
238 Cooling Down (4) Kangen Mas Reganku
239 Cooling Down (5) Pintu Hati
240 Cooling Down (6) Yang Kedua
241 Cooling Down (7) Ancaman Adit
242 Cooling Down (8) Kasih Ummi Cucu
243 Cooling Down (9) Ummi is The Best
244 Visual
245 Cooling Down (10) Doorprize
246 Romanticism (1) Kue Artis
247 Romanticism (2) Imbalan
248 Romanticism (3) Lamaran
249 Romanticism (4) Anak Panti
250 Romanticism (5) Kencan
251 Romanticism (6) Atasan Jutek
252 Romanticism (7) Aku Akan Mengejarmu
253 Romanticism (8) Adik Buat Rakan
254 Romanticism (9) Wedding Day (Adit & Debby)
255 Romanticism (10) Wedding Day (Ega & Alea)
256 Romanticism (11) Tetangga Ngga Ada Akhlak
257 Happily Ever After (1) Hadiah
258 Happily Ever After (2) Manja
259 Happily Ever After (3) Lelaki Ketiga
260 Happily Ever After (4) Anak Kembar
261 Happily Ever After (5) Perbincangan Lelaki
262 Happily Ever After (6) Ancaman Para Istri
263 Happily Ever After (7) Happy Birthday My Beautiful Wife
264 Happily Ever After (8) Remahan Biskuit
265 Happily Ever After (9) Surprise
266 Happily Ever After (10) Baby El
267 Happily Ever After (11) Dua Titik
268 Happily Ever After (12) Sebesar Mangga
269 Happily Ever After (13) Happy Ending
270 Extra Chapter Regan & Sarah
271 Extra Chapter Regan & Sarah
272 Extra Chapter Sarah & Regan
273 Extra Chapter Sarah & Regan
274 Extra Chapter Regan & Sarah
275 Extra Chapter Regan & Sarah
276 Extra Chapter Regan & Sarah
277 Extra Chapter Ega & Alea
278 Extra Chapter Ega & Alea
279 Extra Chapter Ega & Alea
280 Extra Chapter Ega & Alea
281 Extra Chapter Ega & Alea
282 Extra Chapter Ega & Alea
283 Extra Chapter Ega & Alea
284 Extra Chapter Ega & Alea
285 Extra Chapter Ega & Alea
286 Extra Chapter Irzal & Poppy
287 Extra Part Irzal & Poppy
288 Extra Chapter Irzal & Poppy
289 Extra Chapter Irzal & Poppy
290 Extra Chapter Irzal & Poppy
291 Extra Chapter Irzal & Poppy
292 Extra Chapter Irzal & Poppy
293 Extra Chapter Irzal & Poppy
294 Promo
295 Minal Aidin Wal Faidzin
296 Four Seasons of Love
Episodes

Updated 296 Episodes

1
Sweet Couple (1) Kecelakaan
2
Sweet Couple (2) PDKT
3
Sweet Couple (3) Berubah
4
Sweet Couple (4) Wedding Day
5
Sweet Couple (5) Pertengkaran
6
Sweet Couple (6) Rakan
7
Sweet Couple (7) Tragedi
8
Sweet Couple (8) I Love You Goodbye
9
Complicated Couple (1) Perjodohan
10
Complicated Couple (2) Kesepakatan
11
Complicated Couple (3) Menerima
12
Complicated Couple (4) Dua Peristiwa
13
Complicated Couple (5) Kampret
14
Complicated Couple (6) Aku Suamimu
15
Complicated Couple (7) Sayur Asem dan Kembung Balado
16
Complicated Couple (8) Mencari Jawaban
17
Complicated Couple (9) Suasana Baru
18
Complicated Couple (10) Dia Istriku
19
Complicted Couple (11) Surat Pengunduran Diri
20
Complicated Couple (12) Nafkah Batin
21
Complicated Couple (13) Della
22
Complicated Couple (14) Siapa Dia?
23
Complicated Couple (15) Vitamin
24
Complicated Couple (16) Rahasia
25
Complicated Couple (17) Salah Paham
26
Complicated Couple (18) Kamu yang Terpenting
27
Complicated Couple (19) Tragedi
28
Complicated Couple (20) Talak
29
Desperate Couple (1) Awal yang Buruk
30
Desperate Couple (2) Montague & Capulet
31
Desperate Couple (3) Kanaya
32
Desperate Couple (4) Status Palsu
33
Desperate Couple (5) Antara Ega, Alea dan Empang
34
Desperate Couple (6) Alea vs Kania
35
Desperate Couple (7) Alea's Birthday
36
Desperate Couple (8) Melanggar Aturan
37
Desperate Couple (9) Wisuda
38
Desperate Couple (10) Game Over
39
Desperate Couple (11) I Miss You
40
Desperate Couple (12) Misi Penyelamatan
41
Desperate Couple (13) Aku Mencintaimu
42
Desperate Couple (14) Hasutan Tombak
43
Desperate Couple (15) Hentikan
44
Desperate Couple (16) Mogok Makan
45
Desperate Couple (17) Rencana Pelarian
46
Desperate Couple (18) Tunggu Aku
47
Regret (1) Aku Akan Menunggumu
48
Regret (2) Tangisan Irzal
49
Regret (3) Kebenaran
50
Regret (4) Dokter Ganteng
51
Sorrow (1) Kebimbangan Regan
52
Sorrow (2) Keguguran
53
Sorrow (3) Tukang Tebar Pesona
54
Sorrow (4) Lebih Baik Kamu Mati
55
Sorrow (5) Ijinkan Kami Bersama Lagi
56
Decision (1) Mimpi Buruk
57
Decision (2) Amnesia
58
Decision (3) Sarah Sakit
59
Decision (4) Harga Kebebasan Ega
60
A New Life (1) Kecoa
61
A New Life (2) Semangat Sarah
62
A New Life (3) Pertemuan Regan dan Irzal
63
A New Life (4) Pasangan Gay
64
A New Life (5) Kedatangan Santi
65
A New Life (6) Irzal vs Vanya
66
Memories (1) Mirip Suzanna
67
Memories (2) I Love The Way You Love Me
68
Memories (3) Tembakan Rico
69
Memories (4) Ulang Tahun Bersama
70
Memories (5) Romeo and Juliet
71
Time After Time (1) Hatiku yang Sakit
72
Time After Time (2) Berhenti Berharap
73
Time After Time (3) Tanggung Jawab
74
Time After Time (4) Mengingat Adit
75
Time After Time (5) Masih Jomblo
76
Time After Time (6) Jangan Pergi
77
Awaiting (1) Tolongin Aku
78
Awaiting (2) Kecelakaan Tombak
79
Awaiting (3) Transplantasi Ginjal
80
Awaiting (4) Reuni
81
Awaiting (5) Gara-gara Jus Mangga
82
Awaiting (6) Lo, Gue End!
83
Awaiting (7) Sidang
84
Encounter (1) Ancaman Rico
85
Encounter (2) Beruang Kutub
86
Encounter (3) Kepindahan Irzal
87
Encounter (4) Room Mate
88
Encounter (5) Kantor Polisi
89
Encounter (6) Kerinduan
90
Encounter (7) Asisten Ega
91
Encounter (8) Godaan Ega
92
Encounter (9) I Miss You
93
Encounter (10) Kecemburuan Irzal
94
Encounter (11) Kesambet
95
Encounter (12) CEO Humanity
96
Encounter (13) Maafkan Aku
97
Encounter (14) Kekecewaan Debby
98
Encounter (15) Air Susu Dibalas Air Tuba
99
Encounter (16) Suapan Kue Brownies
100
Encounter (17) Amukan Ega
101
Encounter (18) Gara-gara Edo
102
Encounter (19) Kemarahan Irzal
103
Encounter (20) Jadi Mata-mata
104
Only You (1) Kemarahan Regan
105
Only You (2) Sarah vs Tiara
106
Only You (3) Masih Mencintai
107
Only You (4) Ega vs Alea
108
Only You (5) Penjelasan Poppy
109
Only You (6) Sarah vs Vanya
110
Only You (7) Modus
111
Splash of Love (1) Pasangan Belum Kelar
112
Splash of Love (2) Adelina
113
Splash of Love (3) Cemas
114
Splash of Love (4) Gombalan Ega
115
Splash of Love (5) Trik Cinta Regan
116
Splash of Love (6) Salah Paham
117
Twinkle-twinkle in My Heart (1) Drama Fitting Baju
118
Twinkle-twinkle in My Heart (2) Kepergian Mami
119
Twinkle-twinkle in My Heart (3) Perhatian Regan
120
Twinkle-twinkle in My Heart (4) Humanity Corp.
121
Twinkle-twinkle in My Heart (5) Tak Bisa Kembali
122
Twinkle-twinkle in My Heart (6) Lamaran Rio
123
Twinkle-twinkle in My Heart (7) Hanya Kamu
124
Always You (1) Dilema Ega
125
Always You (2) Hati ke Hati
126
Always You (3) Dimulai Dari Nol
127
Always You (4) Lomba Motong Bawang
128
Always You (5) Minta Dilamar
129
Always You (6) Koki Spesial
130
Always You (7) Breakfast
131
Always You (8) Deadline Lamaran
132
Back to You (1) Gosip
133
Back to You (2) Perampokan
134
Back to You (3) Ganti Rugi
135
Back to You (4) Lamaran yang Tertunda
136
Back to You (5) Lamaran
137
Back to You (6) SAH
138
Back to You (7) Amarah Sarah
139
Back to You (8) Cewek Jadi-jadian
140
Sweet Moments (1) Hadiah Tahun Keempat
141
Sweet Moments (2) Malam Pertama Lagi
142
Sweet Moments (3) Mengunjungi Rakan
143
Sweet Moments (4) Kediaman Dina
144
Sweet Moments (5) Penyelidikan Ega
145
Sweet Moments (6) Flashback
146
Sweet Moments (7) Adrian
147
Bukan UP
148
My Heart (1) Istri Kedua
149
My Heart (2) Kesedihan Ega
150
My Heart (3) Kamu Ngga Sendiri
151
My Heart (3) Kurang Apa Aku?
152
My Heart (4) Ramuan Bi Asih
153
My Heart (5) Dia Istri Saya!
154
My Heart (6) Rico Beraksi
155
My Heart (6) Amukan Irzal
156
My Love (1) Perkutut
157
My Love (2) Calon Imam
158
My Love (3) Mobil Stum
159
My Love (4) Penawaran Untuk Regan
160
My Love (5) Jutek Tingkat Dewa
161
My Love (6) Jurus Anti Pelakor
162
My Love (7) Dua Bidadari
163
My Love (8) Aku Mencintaimu
164
Jealousy (1) Grand Launching
165
Jealousy (2) Nyanyian Adrian
166
Jealousy (3) Pertengkaran
167
Jealousy (4) Salah Aku Apa
168
Jealousy (5) Bos Mesum
169
Jealousy (6) Modus ala Adrian
170
Jealousy (7) Sarah vs Regan
171
Struggle (1) Cewe Aneh
172
Struggle (2) Reaksi Ega
173
Struggle (3) Uji Nyali
174
Struggle (4) Apa Itu Aku?
175
Struggle (5) Ultah Rena
176
Struggle (6) Wanita Penggoda
177
Chaos (1) Sikap Dingin Regan
178
Chaos (2) Salah Paham
179
Chaos (3) Regan vs Adrian
180
Chaos (4) Video Mesum
181
Chaos (5) Tarisa
182
Chaos (6) Pelaku yang Sama
183
Chaos (7) Sarah Sakit
184
Another Chaos (1) Warrior Princess
185
Another Chaos (2) Jangan Berhenti Mencintaiku
186
Another Chaos (3) Kendra
187
Another Chaos (4) Menuntunmu Pada Kematian
188
Another Chaos (5) Adik Buat Rakan
189
Another Chaos (6) Dokter Spesialis Mesum
190
Another Chaos (7) Tentang Nino
191
Another Chaos (8) Poppy Hilang
192
Fight For You (1) Macan Betina
193
Fight For You (2) Negosiasi
194
Fight For You (3) Misi Penyelamatan
195
Fight For You (4) Menjebak Dalang
196
Fight For You (5) Tertawa Paling Keras
197
Fight For You (6) Sarah vs Lukman
198
Fight For You (7) Lamaran Regan
199
Fight For You (8) Ingatan yang Kembali
200
Happiness (1) Vitamin
201
Happiness (2) Ketoprak
202
Happiness (3) Mala Praktek
203
Happiness (4) Penawaran Vanya
204
Happiness (5) Ijab Kabul
205
Happiness (6) Malam Pertama Jilid II
206
Happiness (7) Serangan Balasan
207
Happiness (8) Regan Junior
208
Happiness (9) Insiden
209
Happiness (10) Konferensi Pers
210
Bitter Sweet (1) Poppy vs Kania
211
Bitter Sweet (2) Patah Hati
212
Bitter Sweet (3) Suami Posesif
213
Bitter Sweet (4) Dokter Lapuk
214
Bitter Sweet (5) Mantan Terindah
215
Bitter Sweet (6) Rumah Baru
216
Bitter Sweet (7) Kehilangan
217
The Secret (1) Testpack
218
The Secret (2) Anakmu Sudah Mati
219
The Secret (3) Dokter Ganteng
220
Pengumuman
221
The Secret (4) Kue Ape
222
The Secret (5) Liburan di Vila
223
The Secret (6) Detective Conan
224
The Secret (7) Your Devotee A
225
The Secret (8) Tak Diinginkan
226
Tragedy (1) Berdamai
227
Tragedy (2) Menikahlah Denganku
228
Tragedy (3) Rencana Kania
229
Tragedy (4) Otak Mesum
230
Tragedy (5) Was-was
231
Tragedy (6) Perempuan Iblis
232
Tragedy (7) Mati Kau
233
Tragedy (8) Jangan Menyerah
234
Tragedy (9) Bertahan Hidup
235
Cooling Down (1) Galak dan Buas
236
Cooling Down (2) Mandi Kembang
237
Cooling Down (3) Emosi Tingkat Tinggi
238
Cooling Down (4) Kangen Mas Reganku
239
Cooling Down (5) Pintu Hati
240
Cooling Down (6) Yang Kedua
241
Cooling Down (7) Ancaman Adit
242
Cooling Down (8) Kasih Ummi Cucu
243
Cooling Down (9) Ummi is The Best
244
Visual
245
Cooling Down (10) Doorprize
246
Romanticism (1) Kue Artis
247
Romanticism (2) Imbalan
248
Romanticism (3) Lamaran
249
Romanticism (4) Anak Panti
250
Romanticism (5) Kencan
251
Romanticism (6) Atasan Jutek
252
Romanticism (7) Aku Akan Mengejarmu
253
Romanticism (8) Adik Buat Rakan
254
Romanticism (9) Wedding Day (Adit & Debby)
255
Romanticism (10) Wedding Day (Ega & Alea)
256
Romanticism (11) Tetangga Ngga Ada Akhlak
257
Happily Ever After (1) Hadiah
258
Happily Ever After (2) Manja
259
Happily Ever After (3) Lelaki Ketiga
260
Happily Ever After (4) Anak Kembar
261
Happily Ever After (5) Perbincangan Lelaki
262
Happily Ever After (6) Ancaman Para Istri
263
Happily Ever After (7) Happy Birthday My Beautiful Wife
264
Happily Ever After (8) Remahan Biskuit
265
Happily Ever After (9) Surprise
266
Happily Ever After (10) Baby El
267
Happily Ever After (11) Dua Titik
268
Happily Ever After (12) Sebesar Mangga
269
Happily Ever After (13) Happy Ending
270
Extra Chapter Regan & Sarah
271
Extra Chapter Regan & Sarah
272
Extra Chapter Sarah & Regan
273
Extra Chapter Sarah & Regan
274
Extra Chapter Regan & Sarah
275
Extra Chapter Regan & Sarah
276
Extra Chapter Regan & Sarah
277
Extra Chapter Ega & Alea
278
Extra Chapter Ega & Alea
279
Extra Chapter Ega & Alea
280
Extra Chapter Ega & Alea
281
Extra Chapter Ega & Alea
282
Extra Chapter Ega & Alea
283
Extra Chapter Ega & Alea
284
Extra Chapter Ega & Alea
285
Extra Chapter Ega & Alea
286
Extra Chapter Irzal & Poppy
287
Extra Part Irzal & Poppy
288
Extra Chapter Irzal & Poppy
289
Extra Chapter Irzal & Poppy
290
Extra Chapter Irzal & Poppy
291
Extra Chapter Irzal & Poppy
292
Extra Chapter Irzal & Poppy
293
Extra Chapter Irzal & Poppy
294
Promo
295
Minal Aidin Wal Faidzin
296
Four Seasons of Love

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!