Retha berbaring dengan tas sebagai bantalnya. Sambil memeluk boneka kecil yang dibawanya dari rumah. Matanya menerawang ke atas, ke arah kayu tua penyangga rumah. Hening. Retha terduduk menatap teman-temannya yang tertidur pulas. Retha mencari Bian, sosok impiannya. Karena mereka tidur dalam satu ruangan. Seharusnya Bian juga ada disitu. Namun hanya ada Danu dan Syahril.
'Kemana Bian?' pikir Retha
Retha melihat jam di ponselnya. 01.35. Tak lama kemudian, Bian muncul dari belakang.
"Belum tidur Tha?" tanyanya begitu tau Retha terjaga
"Emm, udah sih tadi. Cuma lagi terbangun aja." ujar Retha menatap Bian yang duduk di samping Syahril dan berhadapan dengan Retha.
"Owh, Gue habis dari kamar mandi. Nggak tau nih perut Gue mules. Kayaknya masuk angin trus diare deh Gue." ujar Bian
"Emm, mau pake minyak kayu putih?" tawar Retha
"Lu bawa?" tanya Bian
"Iya. Bawa kok. Bentar aku carikan." balas Retha sambil mencari minyak kayu putih di dalam tasnya.
"Ini. Coba digosokin ke perut biar agak reda." ujar Retha
Bian menerima minyak kayu putih dengan tersenyum. Bian membuka kausnya dan tampak abs yang terbentuk di dada dan perutnya. Sontak Retha menjadi malu sendiri. Bian mengoleskan minyak ke perutnya dan memakai kaosnya kembali.
"An, ini pakai jaket kamu. Maaf ya, gara-gara jaket kamu aku pake pas berangkat kamu jadi sakit." ujar Retha sambil menyerahkan jaket tebal berwarna putih milik Bian
"Iya. Lu tidur Tha. Gue ngantuk. Mau tidur juga." ujar Bian membaringkan diri
Retha pun akhirnya ikut tertidur.
***
Keesokan paginya Retha dan teman-temannya berebut kamar mandi. Mereka mandi dua-dua untuk mempersingkat waktu. Retha yang mandi paling akhir pun terpaksa harus menimba air lagi karena air sudah habis dipakai teman-temannya.
"Sini Tha, biar Gue yang isi. Lu duduk situ aja dulu. Nunggu Gue penuhin bak mandinya." ujar Bian yang tiba-tiba datang
Retha pun menurut tanpa banyak bicara. Dia diam mengamati kenapa Bian sebegitu peduli dengannya. Padahal Danu, sahabat cowoknya justru diam saja melihat dia menimba sendirian.
"Hmm, pantesan nggak ada suaranya. Ternyata Lu lagi berduaan disini ma Bian ya. Anteng banget sih." seloroh Rahma
"Ssst.. Rahma kecilin dong suara Lu. Ntar Bian denger. Gue nggak mau dia tau..." ucapannya terpotong ketika mendengar Bian bicara
"Tau apa Tha? Lu berdua lagi ngomongin apa emang?" tanyanya penasaran
Retha kelabakan dan mencoba mencari alasan.
"Ee.. itu An masalah cewek. Nggak enak kan kalau Lu denger. Hehe" jawab Rahma mengalihkan
"Owh,, Gue nggak denger kok. Udah penuh tu Tha. Mandi gih, ntar kita kesiangan ke lokasinya." ujar Bian sambil masuk ke dalam rumah.
"Iyaa An, makasih yaa." teriak Retha
"Gila Lu. Udah sedeket itu Lu ma Bian? Pake ditimbain segala pula air mandinya. Apa Gue bilang ekspansi ini bakalan jadi kesempatan emas buat Lu." ujar Rahma berbinar
"Apaan sih Lu. Dia bantuin Gue karena kasihan aja airnya udah Lu habisin sama temen-teman. Danu juga sih sama Syahril, cowok nggak mau nimba. Dah ah Gue mau mandi." balas Retha menyampirkan handuk di bahunya.
"Jangan lupa traktiran neng klu udah jadian." teriak Rahma cekikikan dari luar kamar mandi
"Hih Rahmaaa." Kesal Retha
Rahma pun kabur ke teras, menghindari amukan Retha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments