FIRST NIGHT

Syahril baru selesai membenahi fitting lampu agar tepat di tengah ruangan. Widya dan Tya sibuk merapikan barang mereka. Rahma menyapu ruangan yang akan dipakai tidur. Sementara Retha dan Danu sibuk membuat kawat untuk menjemur pakaian. Bian tertidur pulas di bangku panjang teras rumah.

Retha menatap Bian dari kejauhan. Mengagumi wajah tampannya, dengan mata sipit dan hidung mancungnya. Serta bibir tipis berwarna merah yang kontras dengan kulit putihnya. Bian tidak terlalu tinggi, tubuhnya tidak terlalu gemuk ataupun kurus. 'Pas dan idaman'. Pikir Retha

Ctak...

Kawat yang hendak dililitkan Danu pada sebuah kayu tak sengaja terlepas dan mengenai dahi Retha yang memegang ujungnya.

"Aduh. Dahi gue berdarah." ujar Retha memegang dahinya

Danu melompat turun dari kursi dan menghampiri Retha. "Sorry Tha. Aduh, Gue nggak sengaja. Lagian sih Lu megangin kawat matanya kemana-mana." balas Danu sambil meniup pelan luka Retha

"Lu duduk dulu. Gue beliin plester dulu." ujar Danu

"Udah nggak usah Dan. Gue nggak apa kok. Luka dikit doang." balas Retha mengusap dahinya

"Heh, itu kena kawat. Bahaya ntar kalau tetanus gimana? bolong tuh jidat." ujar Danu asal

"Ye doa Lu jelek. Au ah Gue pergi aja. Lu pasang aja sendiri tu jemuran. Males Gue." balas Retha sambil masuk ke dalam rumah.

Danu cekikikan sambil bergumam, "Makanya fokus. Nglihatin Bian mulu sih Lu."

Retha pun menghampiri Rahma. Dia ikut membantu membersihkan ruangan. Menyiapkan karpet untuk istirahat dan menatanya sedemikian mungkin agar nyaman untuk ditiduri. Rahma yang menyadari dahi Retha memerah pun memegangnya.

"Auw perih Ma. Masih baru ni luka main pegang-pegang aja." Ujar Retha kesal

"Kena apa sih tu jidat. Sampe berdarah gitu? Lu adu jidat ya sama Danu di depan?" olok Rahma

" Hih, enggaklah Ma. Gue kena kawat jemuran tu. Danu nggak fokus megangnya." jelas Retha.

"Heh Ma, Lu nggak cari makan. Kita-kita udah laper banget nih. Udah siang. Lu jadi bendahara nggak peka." protes Widya

"Iyaaa iya.. Gue juga baru kelar beres-beresnya. Lu tuh ngomel aja nggak lihat orang lagi apa. Dah ni Gue mau beli makanan."ujar Rahma

"Nih Gue ada jajan. Lu makan aja dulu." tawar Retha sambil mengeluarkan beberapa snack

"Harusnya dari tadi. Pelit banget Lu Tha." ujar Tya

"Yee udah dikasih masih aja ngomel. Dasar Lu ya emang ABG rempong." ujar Rahma

"Udah ah Ma. Ayo beli makan. Gue juga udah laper." ajak Retha

Retha mengambil jaket dan hendak meminjam motor Danu untuk membeli makanan. Sesampainya di teras...

"Dan pinjem motor ya." ujar Rahma

"Mau kemana?" tanya Bian yang baru bangun tidur.

Retha menatap Bian sekilas dan menunduk.

"Mau beli makan tuh anak-anak udah pada laper." ujar Rahma

"Gue aja yang beli. Dan ayok." ujar Bian

" Nah? beneran kalau Lu yang mau beli. Gue bisa tidur siang. hehe" ujar Rahma sambil menyerahkan beberapa lembar uang

Danu pun menurunkan motornya dari teras dan berboncengan mencari makan.

Retha kembali terdiam. Duduk di bangku panjang tempat Bian tidur dan mengingat momen saat dia tidur di punggung Bian. Kembali dia tersenyum sendiri. Asyik melamun dia tak menyadari bahwa Danu dan Bian sudah sampai dengan beberapa bungkus makanan.

"Woy." kaget Danu

Retha yang tersentak pun akhirnya terjungkal dari bangku. Kembali dia berbaring di lantai. Jatuh untuk kedua kalinya. Danu tertawa keras sampa mengundang beberapa temannya keluar.

"Ada apa sih?" tanya Syahril.

Syahril menoleh ke arah Retha dan bangku yang terbalik dan ikut tertawa. Disusul beberapa teman lainnya yang ikut tertwa menyaksikan kejadian itu.

Rahma pun berseloroh, "Lu kenapa ya? Hobi banget jatuh. Emang Lu bener-bener pengen bikin paha penyet apa? Udah kempes tu pantat Lu jatuh-jatuhin mulu. Asli nih Lu pulang nggak punya Pantat?"

Bian tersenyum mendengar teman-temannya. Melihat Retha yang cemberut sambil terduduk di lantai seolah paham perasaannya. Bian menghampiri Retha, mengulurkan tangannya.

"Ayo bangun. Lantainya kotor." ujar Bian

Retha mendongak. Dengan ragu tangannya mengulur. Menatap mata cokelat Bian yang meneduhkan membuatnya kembali berdebar. Dia jatuh dalam pesona Bian. Lagi dan lagi.

"Retha. Ayo bangun. Makanannya dah dateng nih." ujar Bian lagi karena Retha tak kunjung berdiri.

Retha pun bangkit dan menepuk-nepuk celananya. Mereka semua masuk dan menikmati nasi bungkus yang dibeli Danu.

Waktu berjalan cepat, tak terasa hari sudah menjelang malam. Dengan penerangan minim, mereka berkumpul untuk membahas rencana peninjauan besok.

Danu memimpin rapat dan membagi tim menjadi dua. Retha, Bian, Widya dan Syahril satu kelompok dan Danu, Rahma, Tya dan Asti satu kelompok. Seolah disengaja, kedua sahabatnya menjadikan Bian satu kelompok dengan Retha.

"Nah, besok Group Retha coba survei langsung ke masyarakat soal produk kita. Kalau tim Gue ngadakan event di kantor desa. Gue harap kalian semua bisa kerja sama yang baik ya. Ini demi kemajuan kantor kita. Mungkin ada yang mau ditanyakan?" ujar Danu

Diam. Tidak ada yang bicara kecuali Retha. "Gue tanya Dan, kapan makan malamnya? Gue udah lapar."

Sontak semua anak tertawa. "Gue suruh nanya soal kerjaan Retha. Kenapa Lu bahas makanan mulu sih." ujar Danu

"Iya nih,orang tadi Gue lihat, Lu udah makan jatah Asti karena dia nggak mood makan. Sekarang Lu udah laper aja. Karet kali ya perut Lu tu." seloroh Widya

"Hey, si Retha kan lagi masa pertumbuhan jadi wajar dia makannya banyak." ujar Rahma

Semua kembali tertawa.

"Ya udah kalau Lu laper. Ayo ikut Gue nyari makan." Ajak Bian

Retha pun terkejut. "Aku? Kamu ngajak aku?" tanyanya

"Iya Margaretha Nurcaya Putri. Lu kan tadi bilang Lu lapar. Ayo cari makan. Sekalian beliin makanan buat anak-anak." balas Bian tersenyum

"Berangkat sana Tha sama Bian. Nih duitnya." ujar Rahma menyerahkan uang pada sahabatnya.

Retha pun segera memakai jaket dan mengikuti Bian ke teras. Bian menyalakan mesin motornya. Retha naik dan sedikit memberi jarak.

"Jangan jauh-jauh. Pegangan Tha. Ntar Lu jatuh lagi. Lu tau kan jalanan disini kayak gimana?" ujar Bian

Seketika Retha memeluk erat Bian. Bian pun tersenyum dan menoleh. "Ya nggak kekencengan gitu juga pegangannya. Gue nya bisa mati nggak bisa nafas."

Retha kembali mundur. "Sorry sorry." balasnya kikuk

Episodes
1 EKSPANSI
2 OTW KOTA ORANG
3 RUMAH INAP
4 FIRST NIGHT
5 NGGAK BISA TIDUR
6 KERJA
7 MASA LALU BIAN
8 HUJAN DADAKAN
9 PINGSAN
10 MAAF
11 SALAH SANGKA
12 DIAM
13 TEMAN YANG TIDAK BAIK
14 PULANG
15 KONFLIK
16 GOSIP
17 SEBUAH PENGAKUAN
18 PERPISAHAN
19 SEBATAS TEMAN
20 RESIGN
21 SAKIT
22 AWAL YANG BARU
23 KEBERUNTUNGAN
24 TRAKTIRAN
25 KESAN PERTAMA
26 KILAS BALIK
27 GAJIAN
28 MOMENT
29 MAKE OVER
30 SHOPING
31 WAJAH BARU
32 LUNCH
33 PASAR MALAM
34 PASAR MALAM II
35 NYANYIAN PERPISAHAN
36 MASALAH
37 ANCAMAN
38 API
39 PERASAAN YANG TIDAK BIASA
40 Sebuah Kejahatan
41 Cara Yang Sama
42 Terungkap
43 Sesuatu yang berharga
44 Naik Jabatan
45 Special
46 Liburan
47 Pantai
48 Bermalam Bersama
49 Oleh-oleh
50 Pertemuan Keluarga
51 Perbincangan Serius
52 Hal lain
53 Persiapan tunangan
54 H-2
55 H-1
56 Lamaran
57 Kunjungan Pak Manager
58 Kegalauan Melanda
59 Sapaan Untuk Kalian
60 Salah Paham
61 Rapat Keluarga
62 Kembalinya Pria di Masa Lalu
63 Godaan jelang pernikahan
64 Pertemuan dengan Bian
65 Bimbang
66 Sakit
67 Kedekatan yang tidak biasa
68 Ikuti saja alurnya
69 Konflik Batin
70 Sebuah Keputusan
71 Kenyataan di malam pernikahan
72 Sah !
73 Malam Istimewa
74 Pindah Tugas
75 Akhir Yang Bahagia?
76 Info Penting
77 EPILOG
78 PENTING UNTUK DIBACA!!! JANGAN DI SKIP YA
79 INFO PENTING !!
80 IJIN PROMOTE KARYA BARU TEMAN-TEMAN..
Episodes

Updated 80 Episodes

1
EKSPANSI
2
OTW KOTA ORANG
3
RUMAH INAP
4
FIRST NIGHT
5
NGGAK BISA TIDUR
6
KERJA
7
MASA LALU BIAN
8
HUJAN DADAKAN
9
PINGSAN
10
MAAF
11
SALAH SANGKA
12
DIAM
13
TEMAN YANG TIDAK BAIK
14
PULANG
15
KONFLIK
16
GOSIP
17
SEBUAH PENGAKUAN
18
PERPISAHAN
19
SEBATAS TEMAN
20
RESIGN
21
SAKIT
22
AWAL YANG BARU
23
KEBERUNTUNGAN
24
TRAKTIRAN
25
KESAN PERTAMA
26
KILAS BALIK
27
GAJIAN
28
MOMENT
29
MAKE OVER
30
SHOPING
31
WAJAH BARU
32
LUNCH
33
PASAR MALAM
34
PASAR MALAM II
35
NYANYIAN PERPISAHAN
36
MASALAH
37
ANCAMAN
38
API
39
PERASAAN YANG TIDAK BIASA
40
Sebuah Kejahatan
41
Cara Yang Sama
42
Terungkap
43
Sesuatu yang berharga
44
Naik Jabatan
45
Special
46
Liburan
47
Pantai
48
Bermalam Bersama
49
Oleh-oleh
50
Pertemuan Keluarga
51
Perbincangan Serius
52
Hal lain
53
Persiapan tunangan
54
H-2
55
H-1
56
Lamaran
57
Kunjungan Pak Manager
58
Kegalauan Melanda
59
Sapaan Untuk Kalian
60
Salah Paham
61
Rapat Keluarga
62
Kembalinya Pria di Masa Lalu
63
Godaan jelang pernikahan
64
Pertemuan dengan Bian
65
Bimbang
66
Sakit
67
Kedekatan yang tidak biasa
68
Ikuti saja alurnya
69
Konflik Batin
70
Sebuah Keputusan
71
Kenyataan di malam pernikahan
72
Sah !
73
Malam Istimewa
74
Pindah Tugas
75
Akhir Yang Bahagia?
76
Info Penting
77
EPILOG
78
PENTING UNTUK DIBACA!!! JANGAN DI SKIP YA
79
INFO PENTING !!
80
IJIN PROMOTE KARYA BARU TEMAN-TEMAN..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!