RUMAH INAP

Hampir dua jam Bian mengendarai motor dengan satu tangan. Tangan kirinya memegang erat tangan Retha yang pulas di bahunya. Tanpa memperdulikan dirinya yang kedinginan, Bian berusaha mengikuti Danu dan Rahma. Akhirnya mereka berhenti di Terminal bejen, sub terminal kecil di Karanganyar karena teman-teman yang naik bus turun disana.

Rahma menatap heran Retha yang sama sekali tak bergerak di punggung Bian. Segera dia turun dan menghampiri Bian.

"An, dia kenapa? Ni bocah pingsan? Atau jangan-jangan tewas kena serangan jantung gara-gara Lu bonceng?" celoteh Rahma

Bian melebarkan matanya. "Gimana ceritanya Gue bonceng langsung mati. Lu pikir-pikir dong kalau ngomong. Ni orang tidur dari berangkat tadi. Udah nyenyak aja dia." balas Bian

Rahma cekikikan. "Oe bangun Tha. Molor mulu Lu. Lu kira punggung Bian bantal apa? Nggak kira-kira ni anak kalau mau tidur."

Retha yang kaget pun terbangun. Menguap sebentar dan menggeliat tanpa dia sadari bahwa dia masih berada di atas motor. Sontak tubuhnya limbung ke belakang dan Bruk.. Tubuh Retha jatuh ke aspal.

"Aduh,pantat Gue penyet dah ni." keluhnya

Sontak tawa teman-temannya terdengar. Begitu pula Bian yang masih ada di atas motor. Menunjukkan senyum manisnya. Bian jarang tertawa. Cenderung diam dan hanya tersenyum saat melihat kejadian yang dianggap lucu. Tidak pernah sekalipun terlihat tertawa lepas seperti yang lain.

"Hih kok pada ketawa sih. Gue jatuh juga bukannya ditolongin malah diketawaain. Nyebelin Lu pada." umpat Retha

Rahma menghampiri Retha, membantunya berdiri dan berkata, "Lagian Lu, enak-enakan tidur. Udah tau di jalan. Naik motor pula, dengan pedenya Lu ya. Untung nggak jatuh tadi di jalan. Kasihan tuh sih Bian. Asli encok tuh anak."

"Tau tuh, jangan-jangan Lu ilerin juga punggungnya." celetuk Tya

"Hmm ya sorry. Gue ketiduran. Maaf ya An, aku nyusahin kamu tadi di perjalanan." ujar Retha mengulurkan tangannya

Bian tersenyum. Menyambut tangan kecil Retha.

"Nggak apa kok. Tenang. Gue udah biasa kok boncengin orang tidur." balas Bian

Retha menunduk malu. Seketika suasana hening.

"Ini kita mesti cari kontrakan atau kos harian nih. Nggak mungkin kan kita mau survei kalau bawa barang segini banyaknya." ujar Danu membuka pembicaraan.

"He'eh bener tuh. Gue juga pegel, pengen istirahat bentar." imbuh Bian

"Jelaslah Lu capek. Orang boncengin karung beras." Olok Widya.

"Hey, udah dong bully Retha. Kasihan ni anak yatim loh. Dosa Lu ntar." bela Rahma

"Salah sendiri dianya nggak tau diri. Udah diboncengin malah tidur." balas Widya lagi

"Udah jangan bahas lagi. An, Lu ikut Gue ya cari kosan. Kalian disini mandi gih, bersihin badan. Tuh yang dari bus masih bau muntah-muntahan." Ujar Danu

"Iya Dan, Ayo. Pake motor Lu aja ya. Motor Gue kalau kepanasan suka mogok." ujar Bian

Retha dan kawan yang lain menuju mushola untuk istirahat, sholat dan membersihkan diri. Retha menatap Bian dan Danu yang menjauh. Dalam hati dia bahagia bisa sedekat itu dengan Bian untuk pertama kalinya. Tanpa sadar, dia tersenyum.

"Woy, senyum-senyum. Lu gila ya. Jangan-jangan gegara Lu jatuh tadi otak Lu konslet." Goda Rahma

"Apaan sih? Siapa juga yang senyum. Lu salah lihat kali." elak Retha

"Iya iyalah Lu senyum. Orang tadi Lu tidur, meluk Bian erat banget. Udah gitu tuh tangan dipegangin lagi ma dia. Pasti hati Lu meledak bahagia kan? Iya kan. Ngaku Lu!" balas Rahma

Retha terdiam. 'Bian megang tangan Gue. Ya Tuhan, pantes Gue nggak jatuh tadi.' batinnya

"Tuh kan. Ngelamun lagi Lu." ujar Rahma

"Enggak. Udah ah Gue mau mandi. Lengket nih badan." Kata Retha sambil berjalan ke arah kamar mandi

'Melarikan diri dia.' gumam Rahma

Sekeluarnya Retha dari kamar mandi. Langit sudah cerah. Danu dan Bian pun sudah kembali. Setelah memberi pengarahan kepada timnya, Danu pun segera menaikkan barang-barang ke atas angdes yang disewa olehnya. Karena jarak kosan cukup jauh dari terminal, mereka harus naik angdes. Retha pun kembali dibonceng Bian. Namun kali ini dia sedikit memberi jarak agar tidak terlalu menempel pada Bian. Dia khawatir, dia akan ketiduran lagi.

Jalanan menuju kos sangat asri. Ladang ketela dan sawah yang luas hampir terhempas di seluruh tepian jalan. Jarang ditemui rumah atau bangunan di sekitarnya. Benar-benar suasana pedesaan yang masih jauh dari keramaian.

Angdes berhenti di depan jalan kecil berkerikil yang mengarah ke kos mereka. Retha pun turun dan ikut membawa barang dari angdes ke kos mereka. Begitu pula dengan kawan-kawan yang lain. Setelah semuanya berkumpul, Danu membuka pintu.

Rumah itu seperti bangunan tua dengan atap rendah dan lahan kosong yang luas. Tidak ada kamar tidur, hanya ada 2 ruangan dan penerangan lampu pijar dan beberapa stop kontak. Satu ruangan luas akan digunakan untuk tidur dan ruang di belakang sebagai dapur. Kamar mandi ada di luar rumah.

Terpopuler

Comments

Tyas Pesek

Tyas Pesek

Pamtat penyet kayak apa ya kak hihihi

2023-03-23

1

lihat semua
Episodes
1 EKSPANSI
2 OTW KOTA ORANG
3 RUMAH INAP
4 FIRST NIGHT
5 NGGAK BISA TIDUR
6 KERJA
7 MASA LALU BIAN
8 HUJAN DADAKAN
9 PINGSAN
10 MAAF
11 SALAH SANGKA
12 DIAM
13 TEMAN YANG TIDAK BAIK
14 PULANG
15 KONFLIK
16 GOSIP
17 SEBUAH PENGAKUAN
18 PERPISAHAN
19 SEBATAS TEMAN
20 RESIGN
21 SAKIT
22 AWAL YANG BARU
23 KEBERUNTUNGAN
24 TRAKTIRAN
25 KESAN PERTAMA
26 KILAS BALIK
27 GAJIAN
28 MOMENT
29 MAKE OVER
30 SHOPING
31 WAJAH BARU
32 LUNCH
33 PASAR MALAM
34 PASAR MALAM II
35 NYANYIAN PERPISAHAN
36 MASALAH
37 ANCAMAN
38 API
39 PERASAAN YANG TIDAK BIASA
40 Sebuah Kejahatan
41 Cara Yang Sama
42 Terungkap
43 Sesuatu yang berharga
44 Naik Jabatan
45 Special
46 Liburan
47 Pantai
48 Bermalam Bersama
49 Oleh-oleh
50 Pertemuan Keluarga
51 Perbincangan Serius
52 Hal lain
53 Persiapan tunangan
54 H-2
55 H-1
56 Lamaran
57 Kunjungan Pak Manager
58 Kegalauan Melanda
59 Sapaan Untuk Kalian
60 Salah Paham
61 Rapat Keluarga
62 Kembalinya Pria di Masa Lalu
63 Godaan jelang pernikahan
64 Pertemuan dengan Bian
65 Bimbang
66 Sakit
67 Kedekatan yang tidak biasa
68 Ikuti saja alurnya
69 Konflik Batin
70 Sebuah Keputusan
71 Kenyataan di malam pernikahan
72 Sah !
73 Malam Istimewa
74 Pindah Tugas
75 Akhir Yang Bahagia?
76 Info Penting
77 EPILOG
78 PENTING UNTUK DIBACA!!! JANGAN DI SKIP YA
79 INFO PENTING !!
80 IJIN PROMOTE KARYA BARU TEMAN-TEMAN..
Episodes

Updated 80 Episodes

1
EKSPANSI
2
OTW KOTA ORANG
3
RUMAH INAP
4
FIRST NIGHT
5
NGGAK BISA TIDUR
6
KERJA
7
MASA LALU BIAN
8
HUJAN DADAKAN
9
PINGSAN
10
MAAF
11
SALAH SANGKA
12
DIAM
13
TEMAN YANG TIDAK BAIK
14
PULANG
15
KONFLIK
16
GOSIP
17
SEBUAH PENGAKUAN
18
PERPISAHAN
19
SEBATAS TEMAN
20
RESIGN
21
SAKIT
22
AWAL YANG BARU
23
KEBERUNTUNGAN
24
TRAKTIRAN
25
KESAN PERTAMA
26
KILAS BALIK
27
GAJIAN
28
MOMENT
29
MAKE OVER
30
SHOPING
31
WAJAH BARU
32
LUNCH
33
PASAR MALAM
34
PASAR MALAM II
35
NYANYIAN PERPISAHAN
36
MASALAH
37
ANCAMAN
38
API
39
PERASAAN YANG TIDAK BIASA
40
Sebuah Kejahatan
41
Cara Yang Sama
42
Terungkap
43
Sesuatu yang berharga
44
Naik Jabatan
45
Special
46
Liburan
47
Pantai
48
Bermalam Bersama
49
Oleh-oleh
50
Pertemuan Keluarga
51
Perbincangan Serius
52
Hal lain
53
Persiapan tunangan
54
H-2
55
H-1
56
Lamaran
57
Kunjungan Pak Manager
58
Kegalauan Melanda
59
Sapaan Untuk Kalian
60
Salah Paham
61
Rapat Keluarga
62
Kembalinya Pria di Masa Lalu
63
Godaan jelang pernikahan
64
Pertemuan dengan Bian
65
Bimbang
66
Sakit
67
Kedekatan yang tidak biasa
68
Ikuti saja alurnya
69
Konflik Batin
70
Sebuah Keputusan
71
Kenyataan di malam pernikahan
72
Sah !
73
Malam Istimewa
74
Pindah Tugas
75
Akhir Yang Bahagia?
76
Info Penting
77
EPILOG
78
PENTING UNTUK DIBACA!!! JANGAN DI SKIP YA
79
INFO PENTING !!
80
IJIN PROMOTE KARYA BARU TEMAN-TEMAN..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!