Addicted 3

Rena berhasil masuk ke dalam jeratan lelaki itu. Ritme jantung Rena semakin tidak beraturan. Terkadang Ia kesal dengan reaksi tubuhnya yang seperti ini. Seharusnya Ia sudah terbiasa karena ini pekerjaan nya.

Rena bekerja untuk memuaskan tapi tidak sampai pada tahap menghilangkan apa yang dia jaga selama ini. Baretta sengaja menyimpan Rena sampai datang seorang laki-laki yang bersedia membayar Rena sangat mahal hanya demi memiliki Rena yang masih belum tersentuh itu.

Rena melakukan tugasnya dengan baik. Meskipun terpaksa, tapi Ia tahu kewajibannya setelah dibayar.

Rena menahan decih jijiknya saat mereka bercumbu. Demi apapun, dia laki-laki paruh baya. Tapi apa boleh buat, semua karena uang.

Rena menahan tangan lelaki itu yang akan melintas di area-area yang seharusnya tidak boleh terjamah. Lelaki itu melepas tautan bibir mereka lalu menatap Rena dengan marah.

"Perjanjian nya tidak seperti ini, Tuan." Ujar Rena memberanikan diri untuk melawan. Ia berhak untuk mengajukan protes karena tugasnya hanya untuk memuaskan tanpa mengorbankan kepemilikannya.

Rena sudah melakukan itu, beradu bibir adalah yang terakhir. Ia memutuskan untuk pergi. Ia membuka kunci dan keluar. Lelaki itu cepat-cepat memperbaiki celananya kemudian mengejar Rena.

"Sial! Kau belum menyelesaikan pekerjaanmu!"

"Sudah, aku sudah melakukan tugasku. Anda yang tidak tahu diri,"

Lengan Rena berhasil ditarik hingga mereka saling menatap. Mata tajam berkilat amarah begitu terpancar di mata lelaki itu. Dengan lancang, Ia membuat wajah Rena berpaling hingga Rena meringis seraya mengusap wajahnya.

"Kurang ajar! Bukan aku yang tidak tahu diri tapi kamu!"

"Anda, perjanjian kita sebelumnya tidak seperti itu. Aku akan melaporkan ini semua pada Nyonya Baretta,"

Rena kembali melangkah cepat. Kali ini langkahnya seperti dikejar hewan buas. Memang yang di belakangnya saat ini adalah hewan buas. Buas karena nafsu.

Rena sibuk berjalan cepat demi menghindari kejaran lelaki itu sampai tidak sadar menabrak seorang laki-laki muda yang pernah dilihatnya tempo hari di kafe tempatnya bekerja. Ada seorang perempuan juga di samping laki-laki itu. Dan perempuan itu adalah teman Rena, sesama pekerja di sana.

Rena menangkup tangannya untuk meminta maaf. "Saya minta maaf, Tuan."

"Lain kali hati-hati!"

"Ayo Tuan, kita ke kamar," ajaknya pada laki-laki itu.

Rena sudah kembali menghindar. Lelaki yang menabrak Rena tadi terlihat memperhatikan punggung Rena yang sudah menjauh dan seorang lelaki paruh baya yang senantiasa mengejarnya.

"Ayo, Tuan Raihan." Raihan mengangguk saat diajak lagi oleh Zenith, perempuan yang akan bersenang-senang dengannya malam ini.

Raihan baru kali ini datang ke rumah bordil yang dipimpin oleh Baretta. Dan pertama kali datang, Ia menggelontorkan uang tidak sedikit untuk memiliki Zenith sepanjang malam.

****

Rena berhasil menghampiri Baretta yang sedang menikmati minumannya di sela hentakan musik yang begitu kencang malam ini.

"Nyonya, lelaki tadi melakukan hal yang tidak sewajarnya padaku. Padahal perjanjian di setiap malam nya tidak pernah ada izin untuk melakukan hal lebih,"

Baretta bangkit dari duduk tenangnya. Perempuan berwajah dingin itu nampak mengangkat satu alisnya kemudian menatap Rena dari bawah sampai atas dengan pandangan remeh.

"Kau bersikap layaknya seorang wanita mahal, padahal sebaliknya," desis nya membuat hati Rena berdenyut sakit. Ia tahu fakta itu, tapi haruskah diperjelas?

"Dimana dia?" Tanya Baretta pada Rena. Rena menunjuk pelanggannya tadi yang mendekat padanya.

Baretta segera bersedekap dada menatap lelaki itu. "Berapa bayaranmu sampai berani menyentuh boneka ku? Apa yang kau lakukan seharusnya sesuai bayaran!"

"Sialan! Aku sudah terlanjur On. Berapa uang yang harus aku keluarkan untuk memilikinya?" Tantang lelaki itu yang membuat Baretta tertawa kencang. Ia tahu semua pengunjungnya memiliki uang. Tapi lelaki di hadapannya ini tidak termasuk kategori yang memiliki segudang uang, alias kaya raya.

Baretta bisa menilainya, karena Ia sudah bergelut di dunia ini sejak lama. Ia bisa menilai seseorang dari penampilan dan juga sikapnya. Lelaki itu menginginkan Rena tidak elegan sekali. Sampai harus mengejar-ngejar mungkin karena sudah sangat bernafsu. Seharusnya tidak begitu. Cukup datangi Baretta lalu berikan uang yang diminta Baretta dan biarkan Baretta yang bertindak agar Rena mau menurut.

Baretta memberi tahukan nominal yang sangat besar, terlihat dari tangannya yang memperagakan angka nol berjumlah sembilan dengan angka tiga sebagai angka awal.

"Gila! Kau memberikan harga yang mahal untuk gadis macam dia?!" Tunjuknya pada Rena dengan cemoohan bernada merendahkan.

"Ada yang masih terjaga dalam dirinya. Dan hanya dia satu-satunya yang seperti itu di sini. Wajar kalau aku menjualnya dengan harga yang fantastis," ujar Baretta dengan ringan tanpa memikirkan bahwa apa yang sedang dibahas saat ini adalah manusia bukan barang. Harga segitu tidak sebanding dengan semua ciptaan Tuhan yang ada pada Rena.

Tanpa berkata apapun lagi, lelaki itu pergi. Umpatan terus terdengar sepanjang langkahnya keluar dari rumah bordil sekaligus kelab itu.

Baretta menatap Rena kemudian mengibaskan tangannya. "Duduk, akan ada lelaki yang menginginkan kamu tidak lama lagi,"

*****

Membuat lelaki mengerang puas, itu sebuah keharusan untuk mereka yang bekerja di rumah bordil. Karena mereka sadar uang yang dikeluarkan tidaklah sedikit, maka harus ada timbal balik yang sesuai.

Setelah melakukan tugasnya dengan baik, Raihan keluar dari kamar yang menjadi tempatnya bersama Zenith sedari tadi.

"Terima kasih, Tuan sudah datang." ujar Baretta pada Raihan saat akan keluar dari rumah bordil itu. Raihan hanya mengangguk kemudian melajukan motor besarnya menuju rumah Gion, Ia dan ketiga temannya akan menghabiskan malam di sana.

******

Rupanya di rumah Gion ada Denrio dan teman-temannya yang datang hanya untuk mengajak mereka kembali bertanding di jalanan esok malam.

Raihan baru datang dan langsung mengusir mereka dengan tangan yang mengibas. Denrio berdecih seraya berkata, "Aku juga tidak ingin lama di sini," ujarnya.

"Ayo, pergi dari sini." ajaknya pada semua teman-temannya. Mereka pergi seraya mengeraskan deru motor. Sengaja melakukan itu sebelum benar-benar pergi, tujuannya ingin mengundang kemarahan Raihan, Gion, Edric, dan Sergi.

"Selalu menantang tapi pada akhirnya aku yang sering menang. Apa tidak malu dia?"

"Sudah, Rai. Jangan emosi begitu. Biarkan saja anak-anak ayam itu melakukan apa yang mereka mau,"

Gion menarik bahu Raihan agar masuk ke dalam, tidak lagi menatap kepergian Denrio dan teman-temannya dengan tatapan tajam.

"Keluarkan kartu nya!" titah Raihan pada Gion, tuan rumah. Seperti biasa, mereka akan bermain kartu sampai pagi.

Edric beranjak ke dapur lalu mengeluarkan semua makanan ringan dari tempatnya. Dan juga minuman beralkohol dengan kadar tidak terlalu tinggi di rak yang berada tak jauh dari meja pantry.

Sergi, Edric, dan Raihan sudah menganggap bahwa rumah Gion adalah rumah mereka sendiri. Ke rumah siapapun mereka berkunjung, perlakuannya sama. Karena dari mereka tidak ada yang tinggal bersama orangtua sehingga lebih bebas. Sementara untuk Raihan, Ia akan membawa teman-temannya ke apartemen miliknya, tidak ke rumahnya karena ayahnya tinggal di sana.

"Ambil semuanya, Edric."

"Ini sudah, sinting! tahu diri sedikit lah,"

Edric melirik banyaknya makanan yang dia pegang. Sebelumnya botol-botol minuman sudah Ia letakkan juga di meja depan televisi.

"Party!" seru Raihan seraya membuka botol minuman lalu meneguknya tanpa menunggu waktu lama. Teman-temannya pun melakukan hal yang sama.

"Kau dari rumah tadi?"

"Tidak, bersenang-senang dulu baru ke rumahmu,"

"Dimana? kelab?"

Plak

Sergi meletakkan kotak rokoknya dengan kasar di meja. Ia menatap Raihan dengan sorot tajam. "Kenapa tidak ajak-ajak kami, sial*n?!"

"Bukan kelab, kau tahu lah maksudku,"

"Oh ****! Jadi kau habis eksplore wanita?"

"Hmm...."

"Ah kalau di sana, aku tidak sanggup bayar. Dan aku juga tidak mau berdosa," sahut Edric seraya menahan tawa.

"Halah! tidak sanggup bayar? hampir setiap malam tempat mu di sana. Jangan pura-pura menjadi anak baik kau!"

"Tidak juga, sekarang aku sudah mengurangi kebiasaanku dulu,"

"Kenapa?"

"Uang jajanku dikurangi oleh ayahku. Daripada perutku tidak makan, lebih baik bawahku saja yang tidak makan,"

"HAHAHAHA," Tawa dari Sergi dan Gion bergema. Mereka menertawakan nasib Edric yang sangat nelangsa.

 

Hellawww aku dtg membawa part baru. Selamat membaca dan jgn lupa beri dukungan yaaa. Terima kasih🙏

Terpopuler

Comments

Seriani Yap

Seriani Yap

Kasian kehidupan rena muda.. Critakan thor latar belakang rena, kenapa sampe kayak ginj

Semangat thor

2020-12-27

0

Desi Arisumanti

Desi Arisumanti

up lagi thor,kayaknya seru neh ceritanya

2020-12-05

1

lihat semua
Episodes
1 Addicted 1
2 Addicted 2
3 Addicted 3
4 Addicted 4
5 Addicted 5
6 Addicted 6
7 Addicted 7
8 Addicted 8
9 Addicted 9
10 Addicted 10
11 Addicted 11
12 Addicted 12
13 Addicted 13
14 Addicted 14
15 Addicted 15
16 Addicted 16
17 Addicted 17
18 Addicted 18
19 Addicted 19
20 Addicted 20
21 Addicted 21
22 Addicted 22
23 Addicted 23
24 Addicted 24
25 Addicted 25
26 Addicted 26
27 Addicted 27
28 Addicted 28
29 Addicted 29
30 Addicted 30
31 Addicted 31
32 Addicted 32
33 Addicted 33
34 Addicted 34
35 Addicted 35
36 Addicted 36
37 Addicted 37
38 Addicted 38
39 Addicted 39
40 Addicted 40
41 Addicted 41
42 Addicted 42
43 Addicted 43
44 Addicted 44
45 Addicted 45
46 Addicted 46
47 Addicted 47
48 Addicted 48
49 Addicted 49
50 Addicted 50
51 Addicted 51
52 Addicted 52
53 Addicted 53
54 Addicted 54
55 Addicted 55
56 Addicted 56
57 Addicted 57
58 Addicted 58
59 Addicted 59
60 Addicted 60
61 Addicted 61
62 Addicted 62
63 Addicted 63
64 Addicted 64
65 Addicted 65
66 Addicted 66
67 Addicted 67
68 Addicted 68
69 Addicted 69
70 Addicted 70
71 Addicted 71
72 Addicted 72
73 Addicted 73
74 Addicted 74
75 Addicted 75
76 Addicted 76
77 Addicted 77
78 Addicted 78
79 Addicted 79
80 Addicted 80
81 Addicted 81
82 Addicted 82
83 Addicted 83
84 Addicted 84
85 Addicted 85
86 Addicted 86
87 Addicted 87
88 Addicted 88 Kabar buruk dan bahagia
89 Addicted 89
90 Addicted 90 Meminta bantuan
91 Addicted 91 Membantu suami keringkan rambut
92 Addicted 92 Keinginan Rena terwujud
93 Addicted 93 Nenna "Lelaki yang menyukai Rena adalah lelaki yang bodoh"
94 Addicted 94 Pemandangan yang memanaskan hati Denrio
95 Addicted 95 Satu tamparan untuk Rena
96 Addicted 96 Rena berusaha menjaga situasi
97 Addicted 97 Raihan ingin menghabisi Nenna
98 Addicted 98 Ada kesempatan untuk Denrio
99 Addicted 99 Berusaha menggunakan kesempatan yang ada
100 Addicted 100 Menyudutkan Rena ketika Raihan tidak ada
101 Addicted 101 Reaksi yang tak sesuai harapan
102 Addicted 102 Raihan datang untuk balas dendam
103 Addicted 103 Tak cukup luka, motorpun menjadi sasaran
104 Addicted 104 Rena kesal karena Raihan pulang membawa luka-luka
105 Addicted 105 Raihan mendapat teguran dari ayahnya
106 Addicted 106 Raihan melarang istrinya untuk hadir memenuhi undangan
107 Addicted 107 datang sebentar di pesta ulang tahun Nenna
108 Addicted 108 Rena bertemu keluarga Raihan
109 Addicted 109 Denrio membuat Aldri terluka
110 Addicted 110 Amarah Christ pada Denrio
111 Addicted 111 Denrio kekurangan biaya untuk memperbaiki motornya
112 Addicted 112 Denrio tidak mau ayah stres maka ayo bersenang-senang
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Addicted 1
2
Addicted 2
3
Addicted 3
4
Addicted 4
5
Addicted 5
6
Addicted 6
7
Addicted 7
8
Addicted 8
9
Addicted 9
10
Addicted 10
11
Addicted 11
12
Addicted 12
13
Addicted 13
14
Addicted 14
15
Addicted 15
16
Addicted 16
17
Addicted 17
18
Addicted 18
19
Addicted 19
20
Addicted 20
21
Addicted 21
22
Addicted 22
23
Addicted 23
24
Addicted 24
25
Addicted 25
26
Addicted 26
27
Addicted 27
28
Addicted 28
29
Addicted 29
30
Addicted 30
31
Addicted 31
32
Addicted 32
33
Addicted 33
34
Addicted 34
35
Addicted 35
36
Addicted 36
37
Addicted 37
38
Addicted 38
39
Addicted 39
40
Addicted 40
41
Addicted 41
42
Addicted 42
43
Addicted 43
44
Addicted 44
45
Addicted 45
46
Addicted 46
47
Addicted 47
48
Addicted 48
49
Addicted 49
50
Addicted 50
51
Addicted 51
52
Addicted 52
53
Addicted 53
54
Addicted 54
55
Addicted 55
56
Addicted 56
57
Addicted 57
58
Addicted 58
59
Addicted 59
60
Addicted 60
61
Addicted 61
62
Addicted 62
63
Addicted 63
64
Addicted 64
65
Addicted 65
66
Addicted 66
67
Addicted 67
68
Addicted 68
69
Addicted 69
70
Addicted 70
71
Addicted 71
72
Addicted 72
73
Addicted 73
74
Addicted 74
75
Addicted 75
76
Addicted 76
77
Addicted 77
78
Addicted 78
79
Addicted 79
80
Addicted 80
81
Addicted 81
82
Addicted 82
83
Addicted 83
84
Addicted 84
85
Addicted 85
86
Addicted 86
87
Addicted 87
88
Addicted 88 Kabar buruk dan bahagia
89
Addicted 89
90
Addicted 90 Meminta bantuan
91
Addicted 91 Membantu suami keringkan rambut
92
Addicted 92 Keinginan Rena terwujud
93
Addicted 93 Nenna "Lelaki yang menyukai Rena adalah lelaki yang bodoh"
94
Addicted 94 Pemandangan yang memanaskan hati Denrio
95
Addicted 95 Satu tamparan untuk Rena
96
Addicted 96 Rena berusaha menjaga situasi
97
Addicted 97 Raihan ingin menghabisi Nenna
98
Addicted 98 Ada kesempatan untuk Denrio
99
Addicted 99 Berusaha menggunakan kesempatan yang ada
100
Addicted 100 Menyudutkan Rena ketika Raihan tidak ada
101
Addicted 101 Reaksi yang tak sesuai harapan
102
Addicted 102 Raihan datang untuk balas dendam
103
Addicted 103 Tak cukup luka, motorpun menjadi sasaran
104
Addicted 104 Rena kesal karena Raihan pulang membawa luka-luka
105
Addicted 105 Raihan mendapat teguran dari ayahnya
106
Addicted 106 Raihan melarang istrinya untuk hadir memenuhi undangan
107
Addicted 107 datang sebentar di pesta ulang tahun Nenna
108
Addicted 108 Rena bertemu keluarga Raihan
109
Addicted 109 Denrio membuat Aldri terluka
110
Addicted 110 Amarah Christ pada Denrio
111
Addicted 111 Denrio kekurangan biaya untuk memperbaiki motornya
112
Addicted 112 Denrio tidak mau ayah stres maka ayo bersenang-senang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!