Addicted 2

Semenjak Ibu nya meninggal dan kehidupan semakin berada di bawah tekanan sang ayah, Raihan berubah menjadi pribadi yang semakin liar.

Tetapi seburuk apapun Ia sebagai lelaki, tetap saja masih ada rasa tanggung jawab.

Setiap kali Nenna mabuk bersamanya, Raihan tetap mengantarkan perempuan itu kembali ke rumahnya, setidaknya memastikan gadis itu baik-baik saja usai menghabiskan waktu bersamanya.

Pukul tiga dini hari, mereka keluar dari kelab. Nenna mabuk berat sementara Raihan tidak terlalu karena dia tahu bahwa yang akan membawa mobil nanti adalah dirinya sendiri.

Raihan meletakkan Nenna di tempat tidurnya. Saat akan bangkit, Nenna memeluk erat lehernya hingga Raihan tidak bisa pergi kemana pun.

"Aku harus segera pulang, Nenna."

"Kamu temani aku saja,"

"Tidak bisa!"

Raihan melepaskan jeratan Nenna dari lehernya. Nenna sudah kembali menutup matanya usai mengatakan itu.

Raihan keluar dari kamar Nenna. Lalu pulang ke rumahnya. Seperti biasa, Christ selalu menjadi mata-mata bila sudah malam hari untuk melihat perilaku anaknya. Seraya bekerja, Ia menunggu kedatangan Raihan.

"Baru pulang? kamu tidak lihat sekarang jam berapa?!"

"Lihat, tapi aku baru selesai---"

"Selesai apa? Selesai balapan dan mabuk?"

Raihan terkekeh tak membantah. Christ sudah tahu jawabannya, kenapa harus bertanya? Buang-buang energi saja.

"Tidak perlu aku jawab, ayah sudah tahu. Aku harus ke kamar sekarang,"

Belum sempat Raihan melangkah, Raihan menarik lengannya kemudian memberi tamparan hingga mata Raihan yang terasa berat langsung terbuka sempurna karena terkejut. Tidak sakit, karena sudah biasa baginya.

"Sampai kapan kamu menyusahkan ayah seperti ini?!"

"Sampai bosan,"

Setelah menjawab begitu, Raihan berjalan tertatih menuju kamarnya. Rahang Christ mengeras.

"RAIHAN!"

"Aku malas berdebat,"

Pintu kamar Raihan berdentum karena dibanting oleh pemiliknya. Christ semakin dilanda emosi melihat anaknya yang semakin kurang ajar setiap harinya. Ia sudah kehabisan akal untuk mengembalikan anaknya yang dulu. Yang saat ini tinggal bersamanya seperti bukan Raihan yang semasa sekolahnya merupakan anak pintar, pendiam, pendengar yang baik, dan tidak pernah menentang perintah orangtua.

****

Pagi ini Rena sudah datang. Kemarin Ia terlambat karena diserang kemacetan dan ditegur oleh atasannya atas laporan Carra.

Saat ini Rena sedang membersihkan meja-meja sebagai persiapan sebelum membuka kafe.

"Rena, kamu dipanggil Tuan Xander," ujar Carra pada Rena yang sibuk sementara Ia sedang menyapu lantai tetapi seraya melihat ponsel.

"Ada apa?"

"Mana aku tahu?! Kalau dipanggil, langsung datang! Jangan banyak tanya,"

Rena tersentak kaget saat Carra memperingatinya dengan keras. Ia segera menuruti apa yang dikatakan Carra. Ia dengan cepat melangkah ke ruangan pemilik kafe tempatnya bekerja itu.

"Permisi, Tuan."

"Iya, aku memanggil mu ke sini untuk bertanya, apa benar kemarin kamu mulai lengah bekerja? Saat kafe sedang ramai-ramai nya, kamu malah diam?"

Alis Rena bertaut. Seingatnya, Ia tidak pernah lengah dalam bekerja. Dan Xander baru saja mengatakan kalau Ia melakukan kesalahan itu kemarin. Sepertinya Carra lagi yang memberi laporan.

Sepertinya yang dimaksud Xander itu pada saat Rena kedapatan menatap empat orang laki-laki yang tidak lain adalah Raihan dan ketiga temannya. Kemarin Ia hanya terdiam beberapa detik saja karena dalam lubuk hatinya yang paling dalam Rena ingin seperti Raihan dan semua temannya yang bisa kuliah dan menikmati masa muda mereka dengan kumpul-kumpul bersama teman dan berbincang mengenai banyak hal. Carra melebih-lebihkan sampai mengatakan bahwa Rena lengah dalam bekerja.

"Saya bekerja sebagai mana mestinya, Tuan. Maaf sudah mengecewakan,"

Xander tersenyum lembut. Lelaki yang sudah memiliki anak sebagai pengusaha itu, merasa kagum dengan perangai Rena yang tidak mengelak sama sekali ketika ditegur.

"Kamu boleh keluar. Aku harap, cara kerjamu tidak mengecewakan ku lagi,"

****

Raihan turun dari motor besarnya diikuti teman-temannya yang lain. Mereka baru saja selesai bersenang-senang di jalanan. Hanya balapan antar mereka, bukan orang luar seperti semalam.

Saat melewati gudang belakang universitas nya, telinga Raihan mendengar suara-suara menjijikan. Hentakan, *******, dan lenguhan membuatnya ingin muntah. Kenapa harus di tempat menuntut ilmu mereka melakukannya? Apakah semiskin itu sampai tidak mampu menyewa hotel?

Raihan sebenarnya tidak ingin menoleh saat melewati gudang itu, tapi Ia begitu penasaran. Dan pemandangan yang membuat matanya membulat adalah, Denrio sedang bersama dengan seorang perempuan. Denrio melecehkan perempuan tersebut. Ia menutup mulut si perempuan dan tubuh bagian bawahnya terus menghentak.

"****!" Maki Raihan seraya mendekati pintu. Ia meninju pintu yang terbuka sedikit itu hingga orang di dalamnya menoleh terkejut. Denrio secepat kilat memperbaiki kondisi celana nya.

"Kau tidak memiliki uang untuk pergi ke hotel? Mau aku berikan?!"

"Sial! Tidak usah banyak bicara kau! Pergi dari sini!" Usir Denrio sementara si perempuan sedang menangis tersedu. Beruntung tubuhnya masih mengenakan baju lengkap. Hanya saja rok nya disingkap oleh Denrio. Tapi setelah Raihan datang, Ia cepat-cepat memperbaikinya.

"Kau tidak lebih baik dari aku. Tapi selalu saja pintar membicarakan keburukan orang lain. Benar-benar brengsek!"

Raihan masuk ke dalam gudang lalu melakukan baku hantam. Ia meninju Denrio dan musuhnya itu melakukan pembalasan.

Teman-teman Raihan akan melewati gudang tapi ketika mendengar keributan, mereka menoleh. Setelah melihat bahwa Raihan lah penyebab nya, mereka segera masuk ke dalam gudang.

"Rai, sudah cukup! Jangan membuat keributan di sini. Kau akan mendapat teguran lagi,"

"Aku tidak peduli. Dia harus mendapat pelajaran,"

"Kenapa kau terlihat sangat membela dia?! Kau menyukainya?"

Raihan membuat mulut Denrio mengeluarkan darah. Mulut itu sudah lancang berbicara. Ia hanya melindungi, apa yang salah?

Sergi menarik Raihan agar berhenti membuat Denrio babak belur. Edrick dan Gion berusaha membuat Raihan tenang.

"Aku hanya benci melihat perilaku brengsek mu di kampus. Setidaknya cari tempat yang sesuai,"

Raihan berhasil dibawa keluar oleh teman-temannya, meninggalkan Denrio yang sudah terkapar tidak berdaya.

Perempuan yang sudah dilecehkan oleh Denrio akan keluar dari gudang tapi Denrio berhasil meraihnya.

Denrio memberi tamparan hingga wajah yang penuh air mata itu terlempar ke samping.

"Tidak seharusnya kau pergi,"

Denrio memberi pelajaran untuk perempuan itu dengan berbuat sesuatu pada rambutnya hingga kepala perempuan bernama Aneline itu tersentak ke belakang.

"Perempuan murahan!" Desis Denrio. Lelaki itu menepuk-nepuk kedua tangannya seolah Ia baru saja menyentuh kotoran. Kemudian Ia pergi meninggalkan Aneline yang masih tersedu.

****

"Nasibmu di kampus akan semakin diujung tanduk, Raihan. Berhati-hati lah dalam ber----"

"Kau bisa diam tidak?!" sentak Raihan  saat Edrick menasihatinya. Telinga Raihan terasa panas mendengar Edrick bicara begitu.

"Aku hanya tidak suka melihat dia melecehkan perempuan. Dan tempatnya juga tidak tepat sekali. Entah ada dimana otaknya,"

"Kau juga sering melecehkan perempuan, Rai. Jangan menutup mata dengan kesalahan sendiri,"

"Mereka yang menyerahkan diri dan aku membayar mereka. Itu bukan dilecehkan namanya. Kalau tadi, aku yakin sekali Denrio tidak memberikan apapun pada perempuan itu. Buktinya dia menangis, artinya dia tidak rela Denrio puas atas tubuhnya,"

Edrick, Sergi, dan Gion mengangguk. Ada benar nya juga. Bahkan mereka saja merasa tidak tega melihat perempuan itu menangis.

****

Rena memasuki tempat kerjanya yang lain. Di sinilah Ia menjadi perempuan yang seratus delapan puluh derajat berbeda dari yang selama ini dikenal orang.

Rena yang selama ini terlihat sangat baik, terpaksa merubah dirinya menjadi liar ketika memasuki rumah bordil.

Rena menjual apa yang Ia punya di sini. Tugasnya memuaskan banyak lelaki, lalu setelahnya Ia akan mendapat uang. Sekotor itulah hidupnya.

"Ini dia yang kau inginkan, Tuan. Silahkan kau bawa dia,"

Rena mengikut saja saat tangannya ditarik oleh lelaki tua. Begitu datang, tamu nya sudah menunggu bersama pemilik rumah bordil yang biasanya Rena sebut Nyonya Baretta.

Baretta sempat berbisik memperingati Rena. "Lakukan yang terbaik, Jal*ng."

Sebelum menjalani tugasnya, Rena selalu diberi perintah seperti itu. Padahal selama ini tidak pernah ada keluhan dari pelanggan. Dia sudah menjadi pemuas yang baik, tapi tetap saja Baretta memberikan titah seperti itu.

Lelaki tua yang sedang bersama Rena saat ini mengunci pintu salah satu kamar yang berada di rumah bordil setelah mereka masuk ke dalamnya.

Setiap pintu tertutup, Rena selalu merasa merinding dan cemas. Padahal Ia sudah biasa berada di situasi seperti ini.

Lelaki itu mendekati Rena yang perlahan mundur. Tubuh Rena gemetar, selalu seperti ini. Siapapun pelanggan nya, reaksi yang diberikan Rena membuat mereka berdecih geli.

"Kau seperti wanita polos saja. Bukankah ini sudah menjadi hal yang biasa bagimu? Jangan takut, Sayangku."

Napas Rena memburu. Ia menatap lelaki itu penuh was-was. Itu membuat Rena terlihat menggemaskan dan semakin membuat lelaki di hadapannya bergairah.

 ------

Dah Dig dug serrr. Terima kasih sudah membaca dan meninggalkan jejak. Ku sayang kalian🤗❤️

Ini jg udh up lhoo lg direview👇Jgn lupa mampir😊

Terpopuler

Comments

emailnavistha

emailnavistha

Serruu sumpah. Lanjut ya kak

2021-01-04

1

Seriani Yap

Seriani Yap

Reihan muda ternyata bad boy n pemberontak juga ya
Semangat thor

2020-12-27

3

Desi Arisumanti

Desi Arisumanti

Reihan n Rena semasa muda

2020-12-03

2

lihat semua
Episodes
1 Addicted 1
2 Addicted 2
3 Addicted 3
4 Addicted 4
5 Addicted 5
6 Addicted 6
7 Addicted 7
8 Addicted 8
9 Addicted 9
10 Addicted 10
11 Addicted 11
12 Addicted 12
13 Addicted 13
14 Addicted 14
15 Addicted 15
16 Addicted 16
17 Addicted 17
18 Addicted 18
19 Addicted 19
20 Addicted 20
21 Addicted 21
22 Addicted 22
23 Addicted 23
24 Addicted 24
25 Addicted 25
26 Addicted 26
27 Addicted 27
28 Addicted 28
29 Addicted 29
30 Addicted 30
31 Addicted 31
32 Addicted 32
33 Addicted 33
34 Addicted 34
35 Addicted 35
36 Addicted 36
37 Addicted 37
38 Addicted 38
39 Addicted 39
40 Addicted 40
41 Addicted 41
42 Addicted 42
43 Addicted 43
44 Addicted 44
45 Addicted 45
46 Addicted 46
47 Addicted 47
48 Addicted 48
49 Addicted 49
50 Addicted 50
51 Addicted 51
52 Addicted 52
53 Addicted 53
54 Addicted 54
55 Addicted 55
56 Addicted 56
57 Addicted 57
58 Addicted 58
59 Addicted 59
60 Addicted 60
61 Addicted 61
62 Addicted 62
63 Addicted 63
64 Addicted 64
65 Addicted 65
66 Addicted 66
67 Addicted 67
68 Addicted 68
69 Addicted 69
70 Addicted 70
71 Addicted 71
72 Addicted 72
73 Addicted 73
74 Addicted 74
75 Addicted 75
76 Addicted 76
77 Addicted 77
78 Addicted 78
79 Addicted 79
80 Addicted 80
81 Addicted 81
82 Addicted 82
83 Addicted 83
84 Addicted 84
85 Addicted 85
86 Addicted 86
87 Addicted 87
88 Addicted 88 Kabar buruk dan bahagia
89 Addicted 89
90 Addicted 90 Meminta bantuan
91 Addicted 91 Membantu suami keringkan rambut
92 Addicted 92 Keinginan Rena terwujud
93 Addicted 93 Nenna "Lelaki yang menyukai Rena adalah lelaki yang bodoh"
94 Addicted 94 Pemandangan yang memanaskan hati Denrio
95 Addicted 95 Satu tamparan untuk Rena
96 Addicted 96 Rena berusaha menjaga situasi
97 Addicted 97 Raihan ingin menghabisi Nenna
98 Addicted 98 Ada kesempatan untuk Denrio
99 Addicted 99 Berusaha menggunakan kesempatan yang ada
100 Addicted 100 Menyudutkan Rena ketika Raihan tidak ada
101 Addicted 101 Reaksi yang tak sesuai harapan
102 Addicted 102 Raihan datang untuk balas dendam
103 Addicted 103 Tak cukup luka, motorpun menjadi sasaran
104 Addicted 104 Rena kesal karena Raihan pulang membawa luka-luka
105 Addicted 105 Raihan mendapat teguran dari ayahnya
106 Addicted 106 Raihan melarang istrinya untuk hadir memenuhi undangan
107 Addicted 107 datang sebentar di pesta ulang tahun Nenna
108 Addicted 108 Rena bertemu keluarga Raihan
109 Addicted 109 Denrio membuat Aldri terluka
110 Addicted 110 Amarah Christ pada Denrio
111 Addicted 111 Denrio kekurangan biaya untuk memperbaiki motornya
112 Addicted 112 Denrio tidak mau ayah stres maka ayo bersenang-senang
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Addicted 1
2
Addicted 2
3
Addicted 3
4
Addicted 4
5
Addicted 5
6
Addicted 6
7
Addicted 7
8
Addicted 8
9
Addicted 9
10
Addicted 10
11
Addicted 11
12
Addicted 12
13
Addicted 13
14
Addicted 14
15
Addicted 15
16
Addicted 16
17
Addicted 17
18
Addicted 18
19
Addicted 19
20
Addicted 20
21
Addicted 21
22
Addicted 22
23
Addicted 23
24
Addicted 24
25
Addicted 25
26
Addicted 26
27
Addicted 27
28
Addicted 28
29
Addicted 29
30
Addicted 30
31
Addicted 31
32
Addicted 32
33
Addicted 33
34
Addicted 34
35
Addicted 35
36
Addicted 36
37
Addicted 37
38
Addicted 38
39
Addicted 39
40
Addicted 40
41
Addicted 41
42
Addicted 42
43
Addicted 43
44
Addicted 44
45
Addicted 45
46
Addicted 46
47
Addicted 47
48
Addicted 48
49
Addicted 49
50
Addicted 50
51
Addicted 51
52
Addicted 52
53
Addicted 53
54
Addicted 54
55
Addicted 55
56
Addicted 56
57
Addicted 57
58
Addicted 58
59
Addicted 59
60
Addicted 60
61
Addicted 61
62
Addicted 62
63
Addicted 63
64
Addicted 64
65
Addicted 65
66
Addicted 66
67
Addicted 67
68
Addicted 68
69
Addicted 69
70
Addicted 70
71
Addicted 71
72
Addicted 72
73
Addicted 73
74
Addicted 74
75
Addicted 75
76
Addicted 76
77
Addicted 77
78
Addicted 78
79
Addicted 79
80
Addicted 80
81
Addicted 81
82
Addicted 82
83
Addicted 83
84
Addicted 84
85
Addicted 85
86
Addicted 86
87
Addicted 87
88
Addicted 88 Kabar buruk dan bahagia
89
Addicted 89
90
Addicted 90 Meminta bantuan
91
Addicted 91 Membantu suami keringkan rambut
92
Addicted 92 Keinginan Rena terwujud
93
Addicted 93 Nenna "Lelaki yang menyukai Rena adalah lelaki yang bodoh"
94
Addicted 94 Pemandangan yang memanaskan hati Denrio
95
Addicted 95 Satu tamparan untuk Rena
96
Addicted 96 Rena berusaha menjaga situasi
97
Addicted 97 Raihan ingin menghabisi Nenna
98
Addicted 98 Ada kesempatan untuk Denrio
99
Addicted 99 Berusaha menggunakan kesempatan yang ada
100
Addicted 100 Menyudutkan Rena ketika Raihan tidak ada
101
Addicted 101 Reaksi yang tak sesuai harapan
102
Addicted 102 Raihan datang untuk balas dendam
103
Addicted 103 Tak cukup luka, motorpun menjadi sasaran
104
Addicted 104 Rena kesal karena Raihan pulang membawa luka-luka
105
Addicted 105 Raihan mendapat teguran dari ayahnya
106
Addicted 106 Raihan melarang istrinya untuk hadir memenuhi undangan
107
Addicted 107 datang sebentar di pesta ulang tahun Nenna
108
Addicted 108 Rena bertemu keluarga Raihan
109
Addicted 109 Denrio membuat Aldri terluka
110
Addicted 110 Amarah Christ pada Denrio
111
Addicted 111 Denrio kekurangan biaya untuk memperbaiki motornya
112
Addicted 112 Denrio tidak mau ayah stres maka ayo bersenang-senang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!