Setelah mandi aku turun dengan wajah fresh menuju meja makan, disana sudah terlihat reno duduk sambil memainkan hp miliknya.
"Hai, pagi " sapa reno dengan senyum ke arahku lalu meletakan benda pipih itu di atas meja.
"Hai, ren " ucap ku tersenyum sambil menggeser kursi untuk duduk.
" Kamu cantik banget, mau ikut ngantor bareng aku? " ucapnya memandangi wajahku, yang baru saja mendaratkan bokong dengan mantap dikursi.
" Apaan sih, aku malas ngantor dulu, kamu aja " ucapku dengan bibir manyun.
" Oke nona ayo kita makan " ucap reno sambil meletakan nasi dan lauk yang sudah tersedia di depan mata mereka.
Aku pun mengangguk mengikuti reno yang mengambil nasi. Tidak ada percakapan diantara kami selama makan, hanya sesekali reno melirik layar hp nya yang menyala karna ada notifikasi masuk.
" Non, bibik tinggal sebentar yaa mau kepasar, belanja kebutuhan dapur sudah habis " Ucap bik inah berdiri di sebelah ku, sambil membawa tas anyaman kesukaan nya saat belanja kepasar.
" Oke bik, hati-hati yaa" ucapku sambil mengambil jus jeruk kesukaan ku.
" Baik non tuan, bibik permisi dulu" ucap bik inah sambil tersenyum lalu melangkah kan kakinya ke arah pintu utama.
Reno mengangguk sambil tersenyum kepada bik inah. Saat ini hanya tinggal mereka berdua di meja makan bahkan di rumah besar itu. Ketika tasty hendak mengambil buah apel, reno langsung menggenggam lengan nya.
"Mengapa lengan kamu memar begini? tanya reno serius ke arahku.
Aku langsung melirik lengan ku yang di genggam lembut oleh reno. Betapa terkejutnya aku melihat bercap jari disana. Fikiran ku langsung teringat akan pria yang menggenggam erat lengan ku saat aku mimpi.
Apakah dia nyata??
aku hanya mimpi tidak mungkin beneran?? pertanyaan itu muncul begitu saja dalam benak ku.
Melihat ku yang terdiam reno menyentak ku.
" Aku juga gak tau ren, kenapa ya padahal semalam aku gak ngapa-ngapain. " ucapku sambil kembali melihat memar merah berbentuk jari di lengan ku.
Reno langsung melepaskan tangan nya dan bangkit membuka lemari mengambil sebuah salap memar berwarna hijau.
" Sini tangan kamu " ucapnya bertekuk lutut disamping ku, sambil membuka salap tersebut lalu mengolesinya di lenganku.
Ada perasaan lain di hatiku, diperlakukan begini oleh reno. Hanya saja ku tepis karna aku terlalu takut untuk jatuh cinta dengan lelaki.
" Makasih" Ucapku sambil memperhatikan lenganku dan reno kembali ke tempat duduknya semula.
" Rasty apa gak sebaiknya kamu ikut aku aja ke kantor" ucap reno menatapku cemas.
"gak usah ren, bik inah paling bentar lagi udah pulang, kamu gak usah khawatir nanti kalau ada apa-apa aku langsung hubungin kamu." ucap rasty meyakinkan reno.
" Oke lah, kalau gitu aku kekantor dulu ya. Hari ini ada meeting penting terkait kerjasama investor" ucap reno sedikit menjelaskan bahwa dia ada hal penting di kantor.
" Okey, hati-hati ya " ucapku sedikit tersenyum.
Aku memperhatikan reno yang sudah siap untuk pergi ke kantor, tak lupa dia mengambil hp ny yang sedari tadi terletak diatas meja.
" Oke nona rasty saya pergi dulu bye " ucapnya tersenyum sambil melangkah pergi.
Aku hanya membalasnya dengan senyuman tanpa berkata dan melihat tubuh sempurna milik reno berlalu.
Aku menghela napas panjang, lalu melirik lenganku serasa tak percaya efek mimpi itu nyata. Aku kembali mengambil jus jeruk yang sudah setengah ku minum.
Tiba-tiba saat hendak meminum jus itu, betapa terkejutnya aku mendengar kursi di sebelah ku bergeser seolah ada orang yang ingin duduk disitu.
Aku terdiam kaku tak bergerak dengan posisi meminum jus tersebut, hanya saja aku sama sekali tak mampu meneguknya seolah tenggorokan ku tersekat.
Bola mataku berusaha menangkap apa yang terjadi di sebelahku melalui sudut mata. Namun yang terlihat hanya sedikit, itu pun sudah mampu membuatku merinding tak karuan. Ketika menyadari sosok hitam sangat dekat dengan ku.
Badanku kaku mulai gemetar, sambil berusaha melihat sosok ini disudut mataku. Bola mataku semakin membesar ketika tangan besar dan kasar seperti berbulu, dan yaa memang terasa seperti berbulu menyentuh lenganku dari bahu sampai ke ruas jari.
Aku pelan-pelan memutar kepala kesamping, dan melihat sosok hitam besar berbulu dengan gigi bertaring melihat ku dan langsung saja aku berteriak-teriak. Aku lari namun tersandung kaki kursi lalu terjatuh tak jauh dari meja makan.
Sosok itu masih terlihat duduk disana. Napas ku tersengal-sengal seperti kena serangan asma. Aku langsung melihat ke arah pintu utama, dan berlari menuju pintu besar itu namun pintu langsung tertutup seketika.
Aku berusaha membuka pintu, mendobrak nya sekuat tenaga ku sambil terus berteriak minta tolong. Kegiatan ku berhenti ketika mendengar suara parau tertawa menggelegar seolah rumah besar ini penuh dengan suaranya.
Aku menangis menutup kupingku sambil bersandar di pintu utama. Ku lihat sosok besar penuh bulu berwarna hitam itu, berjalan mendekati ku sambil sesekali menjulurkan lidah nya seperti anjing yang kelaparan.
Badanku bergetar hebat, kaki ku lemas seperti tak mampu menginjak bumi saat sosok itu tepat dihadapanku. Aku memejamkan mata pasrah atas apa yang akan terjadi pada diriku.
Benar saja sosok itu tertawa lagi, lalu menjilat leherku, lenganku dengan lidah panjangnya. Aku tak berani menyaksikan ulah sosok itu. Aku sudah lemas selemas-lemasnya hingga akhirnya aku seperti sudah berada di kondisi lain yang terasa begitu berbeda.
Note: Hai Readers jangan lupa like setiap episodenya ya dan bantu vote bila puas dengan cerita ini. Terima kasih banyak 🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Enok Wahyu.S GM Surabaya
Cepat istighfar Rasty, nyebut...berd'a n berdzikir
2023-01-30
1
Candylove Therryus
ngeri..tp aku suka ceritannya bikin penasaran....
2020-12-31
3
raihani _ss
gunduruwo??
serem ternyata ceritany 😱
2020-12-06
1