Rasty
Setelah bik inah berjalan menuju tong sampah di halaman depan, aku pun berjalan menemui reno yang telah duduk di sofa tamu. Dia menatapku lekat seolah banyak hal yang ingin dia tanyakan padaku.
Setelah aku duduk berhadapan dengan nya, aku langsung memecah keheningan yang ada di antara kami.
"Jadi kamu sering liat bik inah buat begituan?" ucapku dengan santai lalu melihat reno menunduk dan menganggukkan kepalanya.
"ohh, trus kenapa gak kamu larang? tanyaku lagi, lalu dengan santai ia pun memberi jawabannya.
" Aku gk bisa larang, takut dimarahin nenek. Sebab nenek bilang itu demi kebaikan kamu" ucapnya santai menjelaskan padaku
" Berarti kamu percaya begituan?? tanyaku menatap Reno yang sedang mengambil segelas air putih di hadapan nya.
Namun tiba-tiba saja vas bunga mini terbuat dari kaca, jatuh dari rak dinding tak jauh dari tempat kami duduk. Aku dan Reno segera bangkit menuju tempat vas bunga yang sudah berserakan di lantai itu.
Sesaat kami saling menatap rak dinding tempat awal vas bunga itu sebelum jatuh. Namun tidak ada yang salah dan tidak ada pula baut yang lepas pada rak dinding tersebut. Lalu kenapa vas bunga ini jatuh? pertanyaan itu mulai mengisi kepala kami.
Tak lama bik inah datang lalu menutup pintu. Ketika menoleh ke arah kami yang berdiri tak jauh dari pintu utama, bik inah langsung panik melihat aku dan reno berdiri di dekat pecahan vas bunga tersebut.
" Aduuh non, awas awas jangan disini nanti kalo kena kaki gimana? " ucap bik inah khawatir sambil berjalan cepat mengambil sapu dan serokan sampah.
Aku dan reno pun mundur ketika Bik Inah membersihkan pecahan kaca tersebut.
" kenapa bisa jatuh non? " tanya bik inah sambil terus membersihkan pecahan kaca itu.
Aku yang akan menjawab langsung berhenti ketika reno duluan yang bicara.
" Itu bik, tadi rasty resek banget jadi kami bercanda sampai kejar-kejaran ehh ternyata sampai nyenggol vas bunga ini. " ucap reno senyum sambil menatap ku yang sudah pasti dengan ekspresi kaget, mendengar dirinya begitu santai saat mengarang bebas.
Namun segera ku tepis ekspresi kaget ku itu, saat menyadari bik Inah sudah selesai lalu berdiri tegak melihat ku.
"Lain kali hati-hati non" ucap Bik Inah tersenyum senang sambil melirik Reno lalu pergi meninggalkan kami berdua.
Aku tidak menanyakan alasan Reno berbohong, karna aku tau semua itu dia lakukan agar bik inah tidak cemas. Mengingat aku baru saja menyuruh nya untuk membuang sesajen itu.
" Yuk istrahat aku udah capek" ucap Reno sambil membalikkan badan nya berjalan menuju ketangga.
"Maksudnya kita istirahat satu kamar??" tanyaku polos dengan ekspresi cemas mengikuti langkah nya dari belakang.
Reno yang mendengar perkataan ku langsung menghentikan langkahnya di anak tangga ke dua, lalu berbalik menatapku. Dia terdiam sebentar, setelah itu langsung tertawa selepas-lepasnya membuat ku malu dan menundukkan wajahku.
Ia kembali berjalan, dan berhenti di depan pintu kamar yang sangat aku rindukan. Bagaimana tidak rindu, sudah dua tahun aku meninggalkan kamar yang selalu menjadi tempat ku menghabiskan sepanjang malam.
Aku pun sampai didepan pintu kamar lalu membukanya.
" Ini kamar kamu kan? disebelah situ kamar aku" ucap reno tersenyum sambil menunjuk kamar tamu disebelah kamarku.
Aku yang malu hanya mengatakan "Oke". lalu langsung membuka pintu kamar. Setelah melihat sebentar kamar ku, yang ternyata masih sama seperti pertama kali kutinggalkan. Aku pun melangkah masuk.
" Oke lah, bye aku duluan " ucap ku yang telah berada didalam kamar.
" Oke, istirahat lah kamu" ucap Reno tersenyum.
Aku pun tersenyum lalu menutup pintu dengan rapat. Sebelum merebahkan badanku, aku menatap foto diriku saat kecil. Foto anak yang terlihat begitu polos dan ceria, foto bersama kedua orang tuaku dan nenek.
Air mataku kembali menetes saat mengambil foto itu dan memandanginya. Rasanya ingin ku putar waktu kembali namun itu adalah hal mustahil untuk terjadi.
Ku letakan foto itu ke tempat asalnya, dan menghapus air mataku. Entah perasaan ku saja atau apa, aku merasa seperti tak sendiri dikamar ini.
Terasa seperti ada seseorang yang terus memperhatikan setiap gerak-gerik ku, tanpa membiarkan ku lepas dari matanya. Aku menepis itu semua, mungkin karna saat ini aku sedang terpuruk. Sehingga perasaan aneh ini muncul dengan begitu mudah nya.
Kuputuskan untuk mandi agar tubuhku terasa segar. Aku merebahkan badan menatap langit-langit kamar ku, dengan memakai tank top dan celana tidur panjang.
Akhirnya aku mengambil posisi ternyamanku untuk tidur, menyamping sambil memeluk guling, itu lah posisi favoritku.
Dan mimpi itu di mulai.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Putri Minwa
Resty mesti di obati tuh
2023-03-21
0
Enok Wahyu.S GM Surabaya
Rasty disukai mahluk halus kali ya, mknya laki2 yg Deket sama dia pasti dilibas sama tuh mahluk 😔
2023-01-30
1
Anik Kurniawan
udah mulai seram nih...
2021-05-05
3