CH '4' : Jangan lupakan budakmu

.......

.......

...HAPPY READING...

.......

.......

Sudah dua hari Caitlin tak lagi disentuh George, dia lebih memilih tidur setelah makan malam dan mengacuhkan segala keheranan para bawahannya.

Awalnya, Caitlin juga bingung kenapa setelah pulangnya mereka dari mal sikap tuannya menjadi lebih dingin, apakah dia berbuat salah?. Entahlah, tapi Caitlin juga senang tidak perlu bersusah payah menetralkan kegugupannya saat bersama tuannya itu.

.......

.......

...🌼...

.......

.......

Hingga suatu hari, mansion mereka kedatangan tamu yang tak terduga yaitu wanita paruh baya yang Caitlin dan George temui di mal.

Caitlin yang sedang merapikan meja, menghentikan aktivitasnya, melirik singkat kearah George yang sedang duduk di kursi dekat meja yang dirapikannya, George yang sedang memainkan handphonenya sambil menyesap secangkir kopi terdiam membisu.

Ekspresi wajah tuannya tak terbaca, matanya menyipit, telunjuk dan jari jempolnya bergerak memberi pijatan kecil di pelipisnya.

Caitlin terdiam sejenak, dia mulai memperhatikan ruangan yang hanya ada dirinya, George dan wanita paruh baya itu.

Merasa tidak dibutuhkan keberadaannya, Caitlin memutuskan beranjak menjauhi ruang tamu, tapi pergerakannya terhenti seketika saat sebuah lengan menggenggam erat tangannya.

Perlahan dia tertarik hingga terduduk di sofa, kaos kebesaran berwarna hitam miliknya hingga tersingkap saking kuatnya tarikan itu. Celana santai yang dia gunakan juga hampir tertarik melewati lutut. Memang Caitlin tidak menggunakan pakaian pelayanan seperti yang lainnya.

Caitlin melirik sinis tangan George yang masih menggenggam tangannya. Sang empu juga masih belum sadar, dan mulai meremas tangan mungil Caitlin.

"Ashhh..." Caitlin kesakitan, tangan kokoh milik George seakan meremukkan tulang punggung tangannya.

George terkesiap, ekspresi dingin itu berubah menjadi khawatir, George menatap lekat wajah cantik milik Caitlin.

"Kenapa kamu m e n d e s a h?" Disaat seperti ini, George masih memikirkan hal diluar nalar Caitlin yang membuat mata Caitlin melotot seketika, wajahnya memerah dan segera menunduk malu.

"Ehem..." deheman kecil itu membuat keduanya terkesiap. George segera melepaskan genggamannya dan langsung melirik wanita yang terduduk di sofa depannya.

"Ada tujuan apa anda kesini?" George bertanya dengan nada dingin, tangannya mengepal dan rahangnya mengeras.

"George mommy minta maaf nak, tidak bisakah kamu melupakan kejadian sebelumnya" Caitlin melotot kaget, kenapa sikap George begitu jahat kepada ibunya sendiri? Pikirnya.

"Oh, anda hanya ingin mengatakan itu?" George melipat tangan di depan dada.

"Kalau begitu pergilah, saya tidak punya waktu" George beranjak dari duduknya, meninggalkan kedua wanita yang terdiam membisu di ruang tamu.

"Ngomong-ngomong kamu siapa nak?" Pertanyaan itu keluar dari mulut orangtua George, dahinya berkerut bingung.

"Emmm, sa-say-ya..." Caitlin tidak mampu menjawab, dia juga bingung sebenarnya siapa dia?

"Oh... ia saya lupa, kamu salah satu wanita simpanan George kan?" wajah wanita paruh baya itu perlahan berubah menunjukkan wajah kasihan dan sedikit mimik ... tidak suka.

Caitlin hanya mengangguk, ya mungkin ibunya itu sudah mengetahui sikap buruk putra tunggalnya.

"Maafkan anak saya ya nak, saya akan berusaha membujuk dia supaya membebaskan kamu, dan meninggalkan kebiasaannya" Ibu George berucap dengan mata berkaca-kaca. Caitlin bahkan sempat merasa, dia akan dimarahi orang tua George dan mencaci makinya, melihat penampilan mewah sang ibu.

"Ahh, maaf Bu jika merepotkan, tapi saya mohon bantuannya" Caitlin menunduk hormat dan dihadiahi senyum kecil dari sang nyonya besar.

"Ya sudah, saya kembali dulu ya, jika ada keperluan kamu boleh memanggil saya, ini" orangtua George menyerahkan sebuah kartu berisi nama dan nomor telepon.

"Saya permisi" Caitlin mengangguk hormat dan mulai menatap punggung indah yang mulai menghilang ditelan pintu itu.

"Ehem, apa pun yang dia katakan, jangan bawa hati" Suara bariton itu mengejutkan Caitlin dari lamunannya.

Caitlin hanya mengangguk singkat, dan mulai meninggalkan ruang tamu. Tapi lagi-lagi tangannya dicekal, membuat dia kembali menoleh dengan malas ke arah George.

"Apa lagi tuan?" Caitlin bertanya dan menormalkan mimiknya supaya tidak terlihat kesal.

"Kenapa wajah mu seperti itu, apakah kamu tidak suka saya panggil?" George menghempaskan tangan Caitlin pelan dan mulai meninggalkannya dengan dahi berkerut. Membuat Caitlin merasa bersalah.

Matilah aku...

.......

.......

...🌼...

.......

.......

Caitlin mengetuk pintu kamar, setelah mendapat sahutan si empunya dari dalam, dia perlahan masuk dan mendapati tuannya duduk di atas kasur dengan laptop dipangkuannya.

"Ada apa?" George bertanya tanpa mengalihkan pandangan dari laptop sejenak, dan kembali fokus ke laptop lagi

"saya- saya" Caitlin meremas jari-jarinya, dan menggigit pipi bagian dalam saking gugupnya.

"saya? Kenapa?" George meletakkan laptopnya di atas nakas, dan mulai memperhatikan wajah gugup Caitlin.

"Saya minta maaf tuan, tadi saya tidak bermaksud" Dalam sekali tarikan nafas, Caitlin mengucapkan kalimat itu. George hampir saja tertawa, jika dia tidak ingat bahwa sekarang dia sedang berakting marah.

"Hmmm, aku maafkan, tapi..." George menggantung kalimatnya dan mulai memandang Caitlin dengan seringaian... mesum.

Caitlin mendesah malas, George pun mendekati Caitlin dan langsung menariknya untuk duduk di atas ranjang. George perlahan mendekat "Wah, kamu sudah tau ya, apa yang aku mau" Ucap George saat Caitlin tak memberontak dan malah terkesan menerima dengan baik, George mulai mencium daun telinga Caitlin membuat si empu memejamkan mata.

"Tapi... tadi aku cuma mau bilang, kalau besok aku akan pergi ke luar negeri selama seminggu. Tapi, karena kamu juga menginginkannya aku akan menuntaskan ini, i tuk melepaskan rindu". George pun mulai melancarkan aksinya, membuat Caitlin hanya mampu memejamkan mata dan menikmati perg*mulan panas mereka.

.......

.......

...🌼...

.......

.......

Hari ini George akan berangkat ke Perancis, meninggalkan rumahnya selama seminggu. Caitlin pun hanya diam, setelah memasukkan keperluan George ke dalam koper, dia langsung meninggalkan kamar George yang masih berantakan akibat aktivitas mereka semalam.

"Hei" tepukan di bahu Caitlin menyentakkannya dari lamunan singkat itu. Caitlin melirik singkat ke arah George yang sudah berpakaian rapi, dengan kemeja putih berlengan panjang, dan celana jeans hitamnya.

"Ada apa?" Caitlin menggeser duduknya, mempersilahkan George untuk duduk.

"Nanti jangan merindukan ku ya, mungkin aku akan sangat sibuk, dan tidak sempat menghubungi mu" George mengusap puncak kepala Caitlin dan mulai merogoh saku celananya.

"Ini... supaya kamu tidak terlalu merindukan ku nanti" George menyerahkan tiga lembar foto, berisi wajahnya, satu foto saat George sedang tersenyum ke arah kamera, di taman belakang sebuah rumah, mungkin itu saat masih SMA. Foto kedua, saat George tertidur pulas, ada tangan yang menekan pipinya membuat bibirnya maju ke depan beberapa senti. Foto ketiga...

Deg...

Caitlin bahkan ingin mengumpat, melihat foto ketiga itu, disana ia sedang tertidur pulas, seluruh tubuhnya terbalut selimut, dan hanya terlihat kepala dan wajahnya saja, dan George terlihat memeluknya sambil mengarahkan kamera kepada mereka berdua.

"I-ini mak-sudnya apa?" Caitlin bahkan tergagap saking malunya, disitu nampak wajahnya sangat buluk dan tidak manusiawi, Caitlin bahkan menyembunyikan wajahnya di dalam telapak tangan dan menghembuskan nafas pelan.

George tersenyum iblis, dia mulai merapikan helaian rambut Caitlin yang menutupi wajahnya yang sedang blushing.

"Bukankah kamu terlihat cantik disana?" George tersenyum singkat, dan mulai mengacak rambut hitam milik Caitlin.

"Ya sudah, aku akan berangkat, bisa-bisa aku ketinggalan penerbangan nanti" George beranjak dan mulai menarik tangan Caitlin, membawanya mendekati pintu utama.

George mencium pipi Caitlin singkat dan mulai melambaikan tangannya "Sampai jumpa, sayangnya George" George tersenyum iblis lagi, saat melihat pipi Caitlin bersemu merah.

'Jangan lupakan budak mu'

Caitlin hanya bisa berucap dalam hati, dan mulai memandang mobil George yang perlahan menjauh dari pekarangan rumah mewah itu.

.......

.......

.......

.......

...*You know lah,...

...vote and comment*...

Terpopuler

Comments

ms huang

ms huang

nice thor!!! aku dukung dgn like yaa.. ☺

2021-08-05

0

Ratna Dewi Dewi

Ratna Dewi Dewi

yess...YESS i see😂😂😂

2021-07-17

0

elvi yusfijar

elvi yusfijar

yes i know la thorrr

2021-06-23

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 52 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!