Ayah sudah menghubungi keluarga om Alex jika Olivia akan mengunjungi kediamannya, sekedar untuk bertemu calon suaminya. Om Alex sangat senang mendengarnya, dia berkata pintu rumahnya akan selalu terbuka untuk Olivia.
Olivia mengendarai mobilnya sendiri menuju kawasan elite di kota Jakarta. Ayah sedang memiliki beberapa urusan yang harus di selesaikannya di kantor, meski awalnya Olivia sempat ragu dan segan dengan rencana pertemuannya namun akhirnya ia memantapkan diri. Dahulu ia pernah beberapa kali bertemu dengan om Alex tapi tidak dengan anaknya, mungkin tak banyak yang berubah, pikirnya mencoba menenangkan diri.
Hanya beberapa meter lagi saja, Olivia telah sampai di sebuah rumah besar berlantai dua dan terlihat sangat luas, bahkan halamannya begitu asri dengan banyaknya tanaman dan bunga-bunga. Olivia memarkirkan mobilnya, ia segera di sambut oleh satu orang pelayan. Kini ia di tuntun untuk masuk ke dalam rumah.
"Silahkan duduk nona" ucap pelayan tersebut saat Olivia sampai di sebuah ruang tamu. Olivia duduk sambil terus mengedarkan pandangannya, banyak benda-benda arsitektur unik yang terpajang di lemari-lemari kaca.
"Apa om Alex ada?" tanya Olivia karena sedari tadi tak ada pemilik rumah yang menyambutnya.
"Maaf nona, tuan sedang tidak di rumah" jawabnya sambil menundukkan badan.
"Oh, kalau istrinya om Alex ada?"
"Sedang keluar juga nona"
Sebelumnya Olivia tidak tahu bahwa penghuni rumah ini sedang memiliki keperluan semua, ia menjadi kecewa dan juga malas untuk berkunjung lagi kemari. batinnya.
"Sudah rela datang menghampiri rumah calon mertua semua penghuninya lenyap" umpatnya dalam hati.
"Sebaiknya aku pulang saja" Olivia beranjak berdiri.
"Jangan nona, anda di minta menunggu sebentar lagi tuan muda akan pulang" cegahnya membuat Olivia kembali duduk dan mengurungkan niatnya.
Olivia berpikir sejenak, yang di maksud tuan muda pelayan ini pasti calon suaminya, ia hanya bisa pasrah karena sudah terlanjur datang, menunggu kedatangan orang yang akan di temuinya.
Tak lama kemudian pelayan yang lain datang membawakan teh hangat dan cheesecake untuk Olivia. Makanan itu nampak enak, tanpa malu Olivia segera menyambar cake tersebut, melahap dan meminum minuman yang di sediakan. Hanya di tatap oleh pelayan saja membuatnya tidak ragu dan menghabiskan makanannya segera seperti orang kelaparan, ia kesal. Pelampiasannya adalah makanan, ya itu salah satu moto dalam hidupnya.
Pelayan yang membawa Olivia tadi nampak melangkahkan kakinya akan pergi meninggalkannya namun Olivia mencegahnya. Ia ingin menanyakan beberapa hal kepadanya
"Ada apa nona?" tanya pelayan itu memutar kembali tubuhnya.
"Aku ingin tahu, bisa kamu ceritakan bagaimana itu tuan muda? maksudku sifatnya"
"Emm tuan muda ya, beliau sangat baik, santun, namun pendiam tidak terlalu banyak bicara, tidak suka hal yang manis-manis" jelasnya.
"Lalu apa kamu mendengar hal tentang perjodohan? apa dia setuju untuk menikah muda?" untuk saat ini hanya pelayan inilah yang dapat di tanyai alias di introgasi.
"Kalau hal itu saya tidak tahu nona, karena itu soal pribadi tuan muda. Tapi saya rasa beliau menanggapinya biasa saja, nampaknya ia setuju"
"Uhmm ya sudah, terima kasih informasinya. Kamu boleh melanjutkan kembali tugasmu"
"Baik, jika nona membutuhkan sesuatu nona bisa memanggil saya kembali" pelayan itupun membungkukan badannya dan pergi. Kini Olivia hanya tinggal sendiri di ruangan asing ini.
Olivia merasa bosan jika hanya duduk-duduk, ia berjalan-jalan di ruang tamu yang cukup luas itu. Olivia menghampiri sebuah rak buku yang menjulang tinggi dan memperhatikan buku-buku apa saja yang tertata rapi di sana. Sepertinya keluarga Hutomo gemar membaca.
Kini ia beralih, menatap pajangan di sebuah lemari besar. Olivia menyapu setiap sudut ruangan mencari foto keluarga om Alex namun sepertinya orang-orang di rumah ini tidak suka di foto atau memang sengaja tidak menaruh foto keluarga. Di dinding hanya terdapat beberapa lukisan abstrak dan pemandangan.
Tanpa terasa karena terus berkeliling Olivia sampai di sebuah pintu yang lebar dan mengarahkannya pada sebuah taman bunga. Di sana ada sebuah meja bundar di kelilingi empat kursi, beberapa tumbuhan merambat mengelilingi tempat itu menambah kesan sangat indah. Olivia memilih duduk di sana, melihat sekeliling taman di rumah calon suaminya.
"Permisi apa aku mengganggu" sebuah suara bariton membuyarkan lamunannya, Olivia segera mengalihkan pandangannya pada suara itu.
Tampak seorang lelaki berbadan tegap, berwajah putih cerah seperti tak memiliki satu pori-pori pun di celah kulit wajahnya. Mata berwarna kecoklatan itu menatap kedua bola mata Olivia, menyunggingkan sebuah senyuman manis yang membuat siapapun yang melihatnya akan candu.
Olivia hanya bisa terdiam, ia tak dapat mengeluarkan sepatah kata pun.
"Ayah engkau baik hati sekali mengirimkan seorang malaikat di dunia nyata untuk putri kesayanganmu" pujinya pada ayah yang berusaha keras menjodohkannya.
Mata Olivia tak dapat berkedip, lelaki itu kini memandangnya heran. Dia beberapa kali menggibaskan salah satu telapak tangannya di depan wajah Olivia.
"Nona. . nona. . apa kamu baik-baik saja?" tanyanya, Olivia menganggukan kepalanya.
"Iya malaikatku" ucapnya tanpa sadar. Olivia segera menutup mulutnya dengan kedua tangannya, refleks.
Pemuda itu menjadi terkikik, baginya Olivia ini sangat imut.
"Maaf" ucapnya.
"Apa yang aku lakukan!! mulut ini!!"
Olivia tersenyum kikuk karena menahan malu.
"Tidak apa-apa, tidak usah kaku. Apa kamu putrinya om Danu? namamu Olivia kan?" gadis itu masih memandanginya, terpesona.
"Iya aku Olivia, sa-salam kenal" Olivia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, ia segera mengulurkan tangannya ingin menyalami lelaki tampan di depannya.
"Namaku Daniel Hutomo, aku anak tertua di keluarga ini, maaf jika saat Olivia ke sini kedua orangtuaku sedang tidak di rumah, mereka sibuk dengan pembukaan cabang perusahaan baru" jawabnya sambil menerima uluran tangan Olivia, namun jawabannya membuat Olivia harus menelan kekecewaan.
"Anak tertua? jadi dia bukan jodohku?" Olivia menggerutuk dalam hati.
"Oh tidak apa-apa, aku hanya ingin berkunjung saja sambil melihat-lihat. Hehe" senyum terpaksa itu terlihat jelas di sudut bibirnya.
"Andai saja kak Daniel yang di jodohkan denganku" dalam hati Olivia masih menyisakan sedikit harapan.
Olivia masih memandang Daniel yang ramah.
"Maaf kalau boleh tahu berapa umur kak Daniel?"
"Umurku 27 tahun, cukup tua ya" Daniel masih mengumbar senyum manisnya.
"Ah tidak juga"
Olivia kembali berpikir, umur 22 tahun dengan 27 tahun sepertinya jarak yang pas untuk pasangan yang akan menikah, dengan sikap dewasa Daniel rasanya Olivia rela di bimbingnya, meski Olivia sudah berusia dewasa namun sikapnya kadang masih kekanak-kanakan.
"Olivia kamu pasti menunggu adikku, tunggu sebentar lagi mungkin dia akan segera sampai" ucap Daniel sambil memperhatikan jam yang melingkar di tangannya.
"Dia? akan pulang sekarang?"
"Iya, kamu ke sini untuk menemuinya kan?"
Olivia merasa ini masih mimpi, ia berusaha mencerna perkataan Daniel dengan baik. 'Dia' yang di maksud itu artinya calon suami Olivia bukanlah Daniel, tapi jika Daniel saja begitu menarik mungkinkah adiknya juga sama?
"Tak apa aku rasa satu gen pasti mirip" ucapnya menghibur diri sendiri.
"Sebaiknya kita tunggu di dalam" ajak Daniel menuntun Olivia kembali ke rumahnya, Olivia menurut namun baru saja beberapa langkah masuk ke dalam.
"Maaf aku terlambat" terdengar suara dari arah belakang, kali ini suaranya tidak terlalu berat, malah terkesan sangat nyaring. Langkah kakinya cepat dan berdiri di samping Olivia.
"Aku tadi ada les tambahan jadi pulang terlambat" susulnya lagi berbicara.
Olivia memandang anak lelaki itu, cukup tampan hanya saja masih kecil tapi cukup menggemaskan.
"Mungkin anak ketiga keluarga Hutomo" pikirnya.
"Olivia ini dia orang yang tadi kamu tunggu-tunggu" ucap Daniel menjelaskan.
"Heeeeeeuuuuu!!!" teriak Olivia keras.
"Tidak mungkiiiiinnnnn!!!" teriakan itu lebih kencang di dalam hati.
"Berisik, jangan berteriak di hadapanku" kini sepasang mata tajam itu menatapnya tak suka.
"Kau cebol!!" kata itu keluar mulus dari mulut Olivia membuatnya kembali menutup mulutnya, sedangkan Daniel hanya bisa menahan tawanya melihat pasangan calon pengantin baru di keluarganya.
***
Mohon dukungannya lagi ya teman-teman 💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Diana diana
cebol . . wkwkwkwk
2023-07-19
0
abdan syakura
up to you la,kak Thor
ngakak Aqu...
🤣🤣🤣🤣
2023-01-30
0
NUR(V)
🤣🤣🤣🤣🤣syok lah tu Olivia calonnya masih sekolah.....
2022-09-21
0