Ayah

Olivia pulang dan berjalan masuk, rumahnya sepi tidak seperti biasanya.

"Ayah. . Ibu" panggilnya menuju kamar kedua orangtuanya namun sama sekali tidak ada jawaban, Olivia menjadi semakin penasaran. Firasatnya menjadi buruk.

Olivia dapat melihat pintu kamar yang sedikit terbuka, ia berjalan dengan hati-hati sambil mencondongkan tubuhnya. Ia tak ingin gegabah, mungkin kedua orangtuanya sedang melakukan hal yang bersifat privasi  maka ia memutuskan untuk memeriksa keadaan terlebih dahulu.

Ibunya terlihat duduk di tepi ranjang, wajahnya terlihat sedih sedangkan ayah sedang terbaring di sebelahnya, wajahnya pucat. Terdengar sayup-sayup isak tangis yang keluar dari mulut ibunya. Olivia menjadi tidak tahan, akhirnya ia mendorong pintu dan masuk menghampiri kedua orangtuanya.

"Ibu apa yang terjadi? apa ayah baik-baik saja?" ucap Olivia sangat khawatir.

"Ayahmu baik-baik saja nak hanya penyakit lamanya kambuh" perkataan ibu tak sesuai dengan ekspresi wajahnya yang sendu, Olivia segera mengalihkan pandangannya. Lelaki paruh baya itu memejamkan matanya tenang membuat Olivia semakin takut. Ayah memiliki riwayat penyakit jantung.

Olivia berlutut, entah mengapa kakinya terasa lemas. Ia segera meraih tangan ayahnya lalu menempelkannya di pipinya. Seketika ia ingat perlakuan buruknya pada ayah kemarin, membentaknya membuat Olivia merasa menyesal dan merasa bersalah.

"Maaf ayah, aku putri yang nakal. Aku sudah berlaku tidak baik kemarin, ayah aku mohon jangan sakit." ucapnya lirih sambil meneteskan air mata yang membasahi lengan ayahnya membuat sang ayah terbangun dari tidurnya.

"Olivia" panggil ayah dengan suara yang serak, melirik lemas menatap putri kesayangannya.

"Aku di sini ayah, aku sangat menyayangi ayah. Jadi jangan sakit" 

"Putriku" tangan ayah yang berusaha membelai pucuk kepala putrinya seketika jatuh lemas, keadaannya begitu mengkhawatirkan membuat Olivia dan ibu menjadi panik.

"Ayah. ." buliran air mata Olivia semakin deras, ia memegangi kedua bahu ayahnya. "Ayah sadarlah, ayah aku mohon bertahanlah" tak ada respon yang berarti. "Ayah maafkan aku membantahmu kemarin, aku janji akan menjadi putri yang baik dan penurut jadi aku mohon teruslah hidup sampai aku tua nanti" 

"Benarkah kamu tidak akan membantah lagi?" tanya ayah tiba-tiba dengan suara yang pelan sambil kembali membuka matanya perlahan. Olivia menganggukkan kepalanya.

"Iya aku akan benar-benar berusaha menuruti perintah ayah dan menjadi putri yang berbakti" Olivia sesekali menyeka air yang membasahi pipinya.

"Apa itu termasuk menikah?" tanya ayah memastikan. Olivia menganggukan kepalanya kembali.

"Iya, apa pun itu asalkan ayah tidak sakit"

Senyum bahagia seketika mengembang dari wajah sang ayah, dia sukses membuat Olivia menjadi patuh. Satu-satunya cara licik yang membuat Danu sebenarnya merasa sedikit bersalah. Olivia begitu lemah jika melihat kedua orangtuanya yang sakit.

"Maafkan ayah sayang" gumam Danu dalam hati.

"Tapi nak jika kamu tidak ingin menikahpun rasanya tak apa, ayah tidak akan memaksa" lirihnya lagi dengan suara yang masih pelan.

Olivia menggeleng dengan cepat.

"Tidak, aku akan melakukannya demi ayah, aku akan menikah dengan lelaki pilihan ayah" 

Laras menutup mulutnya, menahan tawa. Melihat tingkah laku kekanak-kanakan suaminya yang berhasil memperdayai anaknya sendiri. Sebenarnya dia merasa geli melihat akting orang terkasihnya.

"Sayang istriku" panggil ayah kini suaranya sedikit mengeras.

"Iya" jawab Laras memasang wajah serius tak ingin semua jerih payah akting suaminya gagal hanya karena dia yang tak bisa menahan tawa.

"Ambilkan aku air" 

"Baik sayang, tunggu sebentar aku akan mengambilkannya" ibu segera berjalan keluar meninggalkan Olivia dan ayahnya di kamar.

"Setelah berpura-pura lemas, aku rasa dia kehausan" Laras berbicara sendiri dan terkikik, dia merasa lega akhirnya bisa melepaskan tawanya.

Danu memandang wajah putrinya lekat.

"Terima kasih ya Oliv, ayah merasa beruntung memiliki anak sepertimu" dalam hati sebenarnya dia bersorak.

"Ayah, aku memiliki satu permintaan" 

"Apa permintaanmu sayang?" 

"Bolehkah aku bertemu dengan calon suamiku dulu? aku hanya ingin mengetahui dia orang seperti apa, sifatnya, wataknya, aku tidak ingin menikah secara langsung tanpa saling mengenal satu sama lain." jelas Olivia.

"Tentu saja, kamu bebas melakukannya. Kamu bisa datang ke rumah keluarga Hutomo. Nanti ayah akan memberitahunya bahwa calon menantunya ingin mengunjungi rumahnya. Dia pasti akan sangat senang" wajah ayah terlihat  lebih segar.

"Uhm baiklah, kalau begitu ayah beristirahat sekarang. Aku akan kembali ke kamar, apa ayah sudah meminum obat?" Olivia membetulkan selimut ayah menutupi dadanya.

"Sudah, ayah rasa sejak kedatanganmu ayah sudah merasa baikkan" 

"Tapi tetap saja ayah harus harus beristirahat agar lekas sembuh. Aku pergi ya" Olivia mengecup kening ayahnya. Danu mengangguk pelan sambil tersenyum.

Olivia berjalan menuju pintu, ia sempat berpapasan dengan ibunya yang membawa nampan berisi air putih.

"Aku tidur ya bu, ibu juga beristirahatlah" Olivia mengecup pipi kiri ibunya.

"Iya sayang, selamat malam" 

Laras memastikan Olivia keluar dan menutup pintu, kemudian dia meletakkan nampan yang di bawanya di atas nakas.

"Sudah jangan berakting lagi, Olivia sudah pergi" ucapnya pada suaminya. Danu mengangkat punggungnya kemudian duduk bersandar di ujung ranjang, dia segera menyambar gelas berisi air putih yang di bawakan istrinya.

"Bagaimana aktingku? apa menurutmu bagus?" tanyanya setelah meneguk air itu sampai habis.

"Iya sangat bagus, aku rasa kamu berbakat menjadi aktor" 

"Iisshhh ini semua demi masa depan kita bersama" 

"Sayang, apa menurutmu Olivia akan baik-baik saja dengan anak Alex?" sebenarnya ibu menyimpan sedikit keraguan dalam hatinya.

"Aku yakin Olivia akan baik-baik saja, kita sudah mengenal keluarga Alex dengan baik, mereka semua orang yang terpelajar, terdidik dan berprestasi, aku yakin calon menantu kita pasti akan bisa membahagiakan Olivia" 

"Hemm, iya sih. Semoga Olivia menyukai calon suaminya. Aku hanya sedikit berpikir jika mereka bersanding rasanya akan lucu" ibu terkekeh membayangkan calon menantunya berdiri berdampingan dengan Olivia.

"Tidak usah di bayangkan, kita jalani saja. Aku akan mengatur pertemuan Olivia dengan anak itu" 

"Semoga anak kita tidak syok di buatnya" ibu masih tertawa geli.

***

Semoga terhibur dan semoga syuka ya 💕

Terpopuler

Comments

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

mampiiirr...

keknya seru

2023-06-01

0

@shiha inayah

@shiha inayah

aduh pak Danu hebat banget acting nya 🤭🤭🤣🤣
sampai anaknya bisa ketipu ...
🤭🤭🤣🤣🤣

2022-02-15

0

Laila Molek

Laila Molek

woww..papa Oliv the best actor 😁😁

2022-02-09

1

lihat semua
Episodes
1 Olivia
2 Ayah
3 Calon Suami
4 Raiden
5 Benci dan Cinta
6 Pesan
7 Pipit
8 Benjol
9 Terkejut
10 Gendong
11 Jaka Tingkir
12 Terjaga
13 Macan Ternak
14 Candid
15 Kriminal
16 Senyuman
17 Bukan Anak Kecil
18 Bulu
19 Asem
20 17 plus
21 3 Ronde
22 Cucu
23 Menjagamu
24 3 Bulan
25 Pekerjaan Baru
26 Tua
27 Sembunyi
28 Calon Suami Kecil
29 Kemauan
30 Lelaki Dewasa
31 Eksperimen
32 Takut
33 Tanggung Jawab
34 Mengganjal
35 Persiapan Pernikahan
36 Hari H
37 Malam Pertama
38 Pengantin Baru
39 Pelajaran Biologi
40 Terpisah
41 Bali
42 Bali 2
43 Semangat Pengantin Baru
44 Mandiri
45 Adakah Hari Yang Normal Kembali?
46 Anak SMA
47 Rey Si Tampan
48 Singa
49 Nambah
50 Kapal Pesiar
51 Wanita
52 Ranger Pink
53 Aku. .
54 Kesurupan
55 Meracau
56 Mode Terbalik
57 Lotre
58 Pindah
59 Ada Kamu
60 Anak
61 Memasak
62 Buku Biologi
63 Solo Atau Duo?
64 Ibu
65 Menghitung Hari
66 Sakit
67 Kesayangan
68 Recomen
69 Acara Yang Bermanfaat
70 Lugu
71 Mannequin
72 Sampai Pagi
73 Atasan dan Bawahan
74 Sama-sama Aneh
75 Ada Apa Dengan Dia?
76 Akankah Mimpi Menjadi Nyata?
77 Duren Sawit
78 Banyak Pelajaran
79 Status
80 Duo Detective
81 Hotel
82 Kecewa dan Bahagia
83 Gajah Terdahulu
84 Pasangan Kedua
85 Lebih Dulu
86 Sah!
87 Ragu-ragu
88 Pasangan
89 Kejutan
90 Panen Bluberry
91 Buah Sultan
92 End
93 Penutup
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Olivia
2
Ayah
3
Calon Suami
4
Raiden
5
Benci dan Cinta
6
Pesan
7
Pipit
8
Benjol
9
Terkejut
10
Gendong
11
Jaka Tingkir
12
Terjaga
13
Macan Ternak
14
Candid
15
Kriminal
16
Senyuman
17
Bukan Anak Kecil
18
Bulu
19
Asem
20
17 plus
21
3 Ronde
22
Cucu
23
Menjagamu
24
3 Bulan
25
Pekerjaan Baru
26
Tua
27
Sembunyi
28
Calon Suami Kecil
29
Kemauan
30
Lelaki Dewasa
31
Eksperimen
32
Takut
33
Tanggung Jawab
34
Mengganjal
35
Persiapan Pernikahan
36
Hari H
37
Malam Pertama
38
Pengantin Baru
39
Pelajaran Biologi
40
Terpisah
41
Bali
42
Bali 2
43
Semangat Pengantin Baru
44
Mandiri
45
Adakah Hari Yang Normal Kembali?
46
Anak SMA
47
Rey Si Tampan
48
Singa
49
Nambah
50
Kapal Pesiar
51
Wanita
52
Ranger Pink
53
Aku. .
54
Kesurupan
55
Meracau
56
Mode Terbalik
57
Lotre
58
Pindah
59
Ada Kamu
60
Anak
61
Memasak
62
Buku Biologi
63
Solo Atau Duo?
64
Ibu
65
Menghitung Hari
66
Sakit
67
Kesayangan
68
Recomen
69
Acara Yang Bermanfaat
70
Lugu
71
Mannequin
72
Sampai Pagi
73
Atasan dan Bawahan
74
Sama-sama Aneh
75
Ada Apa Dengan Dia?
76
Akankah Mimpi Menjadi Nyata?
77
Duren Sawit
78
Banyak Pelajaran
79
Status
80
Duo Detective
81
Hotel
82
Kecewa dan Bahagia
83
Gajah Terdahulu
84
Pasangan Kedua
85
Lebih Dulu
86
Sah!
87
Ragu-ragu
88
Pasangan
89
Kejutan
90
Panen Bluberry
91
Buah Sultan
92
End
93
Penutup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!