Setelah Indah mengacak-acak habis kamarnya, menghancurkan semua isi kamar dengan kaki yang berdarah karna terkena serpihan kaca yang ia banting sendiri.
Indah mengambil Phonsel nya dan menghubungi kekasihnya itu, berkali-kali ia menghubungi tapi tetap saja pangilannya tidak ada jawaban, sampai akhirnya untuk yang ke sembilan kalinya terdengar suara dari seberang sana.
"Sayang" kata Andra di seberang sana.
"Andra kamu ke mana aja aku hubungi kenapa kamu lama sekali menjawabnya" tanya Indah.
"Indah sayang aku baru bangun tidur, semalam aku tidak bisa tidur karna memikirkan kamu, memikirkan permasalahan kita lalu sudah subuh tadi aku ketiduran, maaf ya Sayang ku" bohong Andra dengan sangat baik ke pada kekasihnya itu.
Indah diam dia tampak terharu mendengar penjelasan yang di ucap kan oleh kekasihnya itu yang sangat pandai merangkai kata dalam bersilat lidah.
"Andra aku mau ngomong sesuatu sama kamu"
"Apa Sayang kamu mau ngomong apa???" tanya Andra.
"Aku engga bisa lagi sama kamu. Aku harus ikutin ke mauan orang tua ku aku sangat menyayangi mereka, mereka harta ku yang paling berharga" kata Indah menangis dan suara yang sangat pelan, Indah berkata pada Andra supaya tidak melukai hati kekasihnya itu.
"Sayang kamu bercanda kan???" tanya Andra tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan.
"Engga Ndra aku serius," kata Indah dengan mulai menahan tangisnya.
"Lalu bagai mana dengan aku Indah aku juga bisa gila bila hidup tanpa kamu" jurus andalan Andra mulai ia keluarkan satu persatu.
"Aku juga sakit Ndra, tapi mau bagai mana lagi aku benar-benar menyayangin orang tua ku." Kata Indah dengan air mata yang sudah tidak bisa lagi ia tahan, tangisnya sudah mulai pecah tubuh nya mulai gemetar.
"Baiklah kalau kamu tidak mau dengan ku lagi tidak apa, aku akan mencoba kuat menerima semua keputusan kamu. Tapi sebelum kita benar-benar berpisah aku ingin kamu datang ke Apartement ku, sekarang aku ingin melihat mu memandang wajah Indah mu memeluk mu untuk terahir kalinya sebelum kita berpisah"
Kata Andra dengan ekting yang sangat sempurna, entah apa yang akan ia lakukan setelah bertemu dengan indah. Apa mungkin Andra akan melepas Indah semudah itu lucu sekali itu pasti tidak mungkin.
Indah terdiam ia duduk di tepi ranjang, dengan memeluk lututnya, bahkan air matanya saja sudah membasahi lutut nya.
"Baik Ndra aku ke sana ya tunggu aku."
Setelah mengatakan itu Indah langsung memutuskan sambunan telponnya. Indah berpikir tidak ada salahnya menemui Andra untuk yang terakhir kalinya.
Indah bangun dari ranjang nya, dan berjalan menuju kamar mandi, Indah melihat wajahnya di cermin, dengan rambut yang berantakan bahkan baju pun masih belum ia ganti dari kemarin siang tapi sudah di bawa tidur di tambah dengan mata yang bengkak dan berkantung.
Indah langsung membuka pakaiannya dan membasahi dirinya di bawah Shower, tidak beberapa lama kemudian ia keluar dari kamar mandi karna sudah menyelsaikan ritual mandinya.
Indah mengambil tas dan kunci mobilnya yang berserakan di lantai, tidak lupa mengambil phonsel yang tadi ia lempar tampak layarnya sedikit retak akibat terbentur dengan dinding.
Indah keluar dari kamarnya dengan hanya menggunakan dres selutut tanpa lengan, rambut nya yang sedikit bergelombang, parfum yang mewangi, di tambah dengan hils yang ia pakai membuat tubuh sexy nya terpampang nyata.
Indah terus berjalan menuju pintu utama di rumahnya itu. Tapi mulai dari kamar sampai di depan pintu rumahnya ia tidak melihat siapa-siapa entah kemana Ayah dan Ibunya,
Indah berpikir pasti orang tuanya pergi ke Kantor.
***
Indah sudah turun dari mobil ia berjalan menuju Apartement pacarnya. Ya pacar mungkin sebentar lagi akan menjadi mantan pacar karena menurut ucapan Andra tadi ini pertemuan terakhir. Indah terus berjalan dengan wajah yang memendam kesedihan yang mendalam.
Ting..
Indah keluar dari Lift ia berjalan sampai di depan pintu di mana letak Apartement pacarnya itu tapi ketika Indah sudah tepat di depan pintu. Indah melihat orang tuanya juga berada di sana. Indah melihat Andra sedang duduk bersimpuh dengan darah di sudut bibirnya, tepat di depan Abdulah Ayah Indah,
Tapi justru Indah melihat Ayahnya menendang Andara. Indah tidak percaya Ayah nya yang ia lihat selama ini begitu lembut, dan murah hati bisa berbuat sekejam itu.
Indah merasa tidak sanggup melihat perlakuan Ayahnya pada Pacarnya itu, dengan emosi yang memuncak ia mendekat berjalan ke arah di mana pacarnya itu sedang tersungkur akibat di pukul Ayahnya.
"AYAH !!!!,." semua melihat dari mana asal suara itu, lalu Indah mendekati Andra dan membantunya untuk berdiri.
"Indah, kamu di sini??" Andra berpura-pura lemah seolah dialah korbannya.
"Kamu engga apa-apa kan Ndra" tanya Indah sambil melihat dari ujung kaki, sampai kepala ia melihat sudut bibir Andra yang berdarah.
Abdullah dan Istrinya terdiam, melihat anaknya yang begitu peduli pada lelaki bajingan yang ada di hadapanya itu.
Abdullah mendekat pada Indah hendak mengajaknya pulang karena ia sangat muak melihat pemandangan yang ada di hadapannya, di tambah dengan peran ekting yang tengah Andra mainkan sempurna sudah semuanya.
"Indah ayo pulang!!!" Abdullah menarik tangan Putrinya, tapi Indah menepis tangan Ayahnya, dengan mata yang di penuhi amarah di dadanya.
"PULANG??" Indah bertanya pada Ayahnya sambil tersenyum miring seolah menentang Ayahnya barusan.
"Ayo cepat, mau ngapain kamu tinggal di sini hah?" Abdullah tidak kalah emosi, sementara Ibunya berusaha menenangkan Anak dan Suaminya itu yang sedang termakan emosi.
"Sudah Indah sayang dan Ayah ayo kita pulang nanti di rumah kita bicarakan secara baik-baik." Fatimah berusaha membujuk kedua orang yang ia sayangi itu. Fatimah tidak ingin hanya karna laki-laki jahat seperti Andra menghancurkan keharmonisan keluarganya.
"Engga Indah engga akan pulang" kata Indah dengan suara tegasnya.
"Maksud kamu apa yang sopan kalau bicara pada orang tua, kami mengajarkan kamu kesopanan tapi kamu berani bertingkah tidak sopan sama orang tua kamu sendiri" kata Abdullah kembali emosi karena Indah tadi berbicara sambil setengah berteriak.
"Tadinya aku datang ke sini ingin memutuskan hubungan ku dengan Andra, karena aku tidak mau menentang ke inginan Ibu dan Ayah. Tapi ketika aku sampai di sini aku melihat Ayah berkata kasar bahkan memukulinya, aku berubah pikiran" kata Indah yang sudah mulai menurunkan nada bicaranya, karena mau bagai mana pun mereka adalah orang tuanya.
"Maksud kamu apa, hah mau jadi anak durhaka kamu ya, melawan orang tua mu begitu,?" Abdullah bertanya sampai menujuk-nunjuk Indah.
"Ayah sudah, sayang Indah anak Ibu Istifar nak" Fatimah mencoba menenangkan Ayah dan Anak yang sedang berdebat hebat itu.
"Aku memilih Andra dan akan menikah dengan Andra. Dengan atau tanpa persetujuan Ayah!!!." Kata Indah menegaskan dan mengucapkan kata-kata yang sudah sangat mantap tanpa rasa ragu lagi.
"Sayang jangan begitu ya, Indah Ibu sayang sama kamu Ibu engga bisa jika tidak melihat kamu Indah kita pulang ya Sayang,." Fatimah memeluk Putrinya sambil terisak ia benar- benar merasa sedih karna perkelahian antara Anak dan Suaminya.
"Sudah Bu cukup, tidak usah memohon pada Anak durhaka itu," Abdullah menarik pergelangan tangan Istrinya yang sedang memeluk Indah, sambil memohon agar anaknya itu mau ikut bersama mereka. Hati Abdullah terasa sakit melihat Istrinya di perlakukan seperti itu ia tidak rela.
"Dan kamu" Abdulah mejeda ucapannya sambil menunjuk Indah.
"Dengarkan baik-baik, mulai hari ini kamu bukan lagi Putri kami, dan akan di coret dari ahli waris sekaligus saya akan mencabut semua pasilitas yang saya berikan pada kamu. "
Kata Abdullah dengan emosi dan dengan rasa sakit hati, karena anaknya lebih memilih Andra dari pada orang tuanya. Mendengar ucapan Ayahnya, Indah membuka tasnya mengabil beberapa kartu dari dalam tasnya dan kunci mobil lalu ia meberikan ke pada Ayahnya.
"Ini Yah semua Indah kembalikan aku tidak akan memakainya lagi." Kata Indah sambil ia mengangkat telapak tangan Ayahnya dan memberikan semua yang di maksud Abdulah tadi.
Abdullah langsung menarik tangan Istrinya keluar dari Apartement tersebut, ia sudah tidak sanggup lagi menghadapi Anaknya sendiri, ia takut air matanya tidak bisa lagi ia tahan ia memutuskan pergi dan pulang menuju rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Ely
Anak di sayang2, di eman2 gak nurut sama ortu nya.. ya itulah cinta buta..gelap semua...
2023-05-01
0
Made Elviani
sabar ibu ayah
2022-03-28
0
Made Elviani
cinta buta
2022-03-28
0