Ricky mengantar Nisa pulang dengan mobilnya. Tetapi, selama di perjalanan Nisa yang biasanya selalu berisik dan banyak bicara kini hanya diam. Dia sama sekali tak bicara dan terus menerus menatap keluar dari kaca mobil.
Kenapa Nisa dari tadi seperti memikirkan sesuatu? Apa ada hal yang ingin dia sampaikan padaku? Tapi dia dari tadi diam, berarti hal itu sulit disampaikan atau dia memang nggak mau cerita. Ya sudah deh, aku coba rayu dulu.
Ricky menurunkan kecepatan mobil dan menepi, saat ini dia memberhentikan mobilnya di tempat yang cukup sepi.
"Eh?! Kenapa tiba-tiba berhenti?" tanya Nisa kebingungan.
"Nisa!" Ricky melepas sabuk pengaman, mendadak dia mendekatkan wajahnya pada Nisa.
"Ada ap- Uhmm ...?!" Nisa membelalak, dia kaget karena bibirnya tiba-tiba dicium oleh Ricky.
Tak lama kemudian Ricky melepaskan ciumannya lalu meringis. "Nah, bagaimana sekarang?"
"Bagaimana apanya? Kok tiba-tiba dicium sih?!" tanya Nisa dengan muka memerah.
"Habisnya dari tadi kamu diam seperti memikirkan sesuatu, jadi aku cium deh. Nah, sekarang mau cerita nggak?"
"Ehmm ..." Nisa mengalihkan pandangan matanya.
Bagaimana aku bisa cerita? Yang aku pikirkan dari tadi itu masalah kekurangan uang 2 Milyar sebagai penebus perjanjian. Kalau aku cerita ke Ricky pasti bakal dikira matre.
"Memangnya kamu mau dengar masalahku?" tanya Nisa sedikit ragu.
"Oh, ternyata memang ada masalah. Sebelum itu aku beri saran, seberat-beratnya masalahmu jangan terlalu dipikirkan. Itu hanya akan membuat keseharianmu terganggu dan itu juga nggak baik buat kesehatan. Lihat saja sekarang, kamu sudah makin kurus. Jadi kalo ada masalah cerita saja, kalau bisa aku juga akan bantu cari solusinya," bujuk Ricky sambil mencubit pipi Nisa.
"Humphh ...."
Apa yang dibilang Ricky benar, jangan terlalu dipikirkan. Kemungkinan besar sisa wakktuku tinggal beberapa hari lagi, jadi aku mau memanfaatkan waktu ini buat bahagia. Iya, habiskan waktuku bersama Ricky saja.
"Makasih Rick, tapi ini nggak terlalu penting kok!"
"Cepat cerita, atau kucium lagi sampai mau cerita!" ucap Ricky memaksa.
Nisa menghela napas. "Iya deh, aku cerita. Sebenarnya aku dapat tugas proyek khusus dari dekan. Dan Natasha yang selalu ingin merebutmu juga mendapat proyek yang sama. Dari sekian banyaknya orang malah disuruh kerja sama dengannya! Aku kesal!"
Maaf Ricky, aku terpaksa bohong. Aku nggak bisa cerita yang sebenarnya.
"Haha, jadi itu. Kalau itu sih, pasti berat ya rasanya kerja sama dengan orang yang nggak disuka. Tapi aku percaya kalau kamu bisa mengerjakan tugas proyek ini dengan baik. Pacarku kan hebat~"
"Heh, jadi seperti itukah solusi?" tanya Nisa seolah menyindir.
"Iya, ini solusi terbaik. Ayo kita lanjut jalan!"
"Ricky!" Nisa tiba-tiba menarik kerah baju Ricky dan memberikan ciuman mendadak di bibirnya.
"U-uhmm ...!?" Ricky membelalak, dia sangat kaget dengan serangan yang diberikan oleh pacarnya.
Nisa lalu melepaskan ciuman itu. "Hehe, sekarang kita impas!" ucapnya tanpa rasa malu.
"Nggak, ini belum impas! Aku mau lagi!"
Ricky menarik tangan Nisa dan sekali lagi mencium bibir Nisa. Dia kemudian menahan tengkuk Nisa yang membuat ciuman itu semakin dalam.
"M-mmm ..."
Nisa, aku mencintaimu. Sangat, sangat cinta ...
Ciuman itu serasa tiada akhir. Ricky terus menerus menempel pada bibir manis itu. Diam-diam tangannya mulai mencoba melepas satu per satu kancing baju yang dipakai Nisa.
Setelah kancing baju lepas, Ricky mulai menurunkan baju Nisa dan kemudian dia mulai menciumi leher yang mulus itu. Sementara itu Nisa juga mulai mengikuti permainan Ricky, dia menerima setiap ciuman itu dengan patuh.
"Hahh ... haah ... Ricky, pelan sedikit ..." Nisa terengah-engah, dia merasakan sensasi aneh di lehernya.
Ricky langsung menghentikan tindakannya, dia lalu memasang senyum nakal. "Habisnya pacarku ini terlalu menggoda~ Mau lanjut ...?"
"Ehmm ... cukup sampai di sini," ucap Nisa sambil merapikan bajunya.
"Iya-iya, lain kali akan lebih lembut~" bisik Ricky di telinga Nisa.
"Ricky!" kesal Nisa yang wajahnya sudah semerah tomat.
Mereka berdua kembali melanjutkan perjalanan, selang beberapa waktu kemudian mereka akhirnya tiba di rumah Nisa. Ricky memberhentikan mobilnya di halaman rumah, saat Nisa akan turun dia mendadak memeberi kecupan di pipi Ricky.
"Makasih ya sudah antar sampai rumah. Mau mampir sekalian?" tanya Nisa sambil turun dari mobil.
"Emm ... nggak usah, lain kali aku mampir. Bye Nisa!"
"Tunggu! Jangan pergi dulu!" Nisa lalu berpindah ke sisi pintu kaca mobil Ricky yang terbuka.
"Kenapa?" tanya Ricky.
"Nanti malam sibuk nggak? Kalau nggak sibuk ... kita kencan yuk!" ajak Nisa dengan wajah memerah.
"Haha, aku nggak sibuk ... Nanti jam 7 malam aku jemput, ya?"
"Oke! Dadah Ricky, hati-hati di jalan ya!" ucap Nisa sambil melambaikan tangannya.
"Dah!"
Setelah memastikan bahwa Ricky sudah pergi, Nisa lalu berjalan masuk ke rumahnya. Dia berjalan riang dsn tersenyum sendiri bagaikan orang bodoh.
"Hehe ..."
Setelah bertemu Ricky suasana hatiku jadi lebih baik. Nanti malam enaknya ke mana ya? Hem, habis ini aku harus buat rencana kencan.
Reihan yang kebetulan sedang berada di teras rumah tiba-tiba berkata, "Ciee~ yang mau kencan, kakak rencananya mau buat kencan terakhir yang berkesan?" tanya Reihan dengan muka minta dihajar.
"Apa maksudmu, hah?! Maksudmu hubunganku dengan Ricky bakal berakhir?!" kesal Nisa.
"Eh ... Kakak jangan marah, aku kan nggak bermaksud membuatmu tersinggung. Itu cuma firasatku saja kok," ucap Reihan berusaha mencari pembelaan.
"Dengar ya, aku bakal cari cara supaya perjodohan itu batal. Kau itu adikku, jadi bantu aku dong!"
"Nggak mau ah, aku belajar dari pengalaman kalau rencana Kakak semuanya gila. Bye, aku mau pergi main!"
"Ck!" Nisa berdecak kesal
***
Nisa yang kini telah berada di kamar hanya duduk diam di depan meja belajarnya. Dia terus memandangi sebuah kertas catatan kecil dan menggenggam sebuah pulpen.
"Hahh ... apa yang harus aku tulis untuk rencana kencan? Semua tempat bagus di kota ini sudah aku kunjungi bersama Ricky." Nisa tertunduk lesu.
Aku bingung mau apa, waktu janjian dengan Ricky juga masih lama. Baca komik atau main game saja? Ah jangan deh, lebih baik aku belajar.
Nisa lalu mengambil laptop miliknya, ekspresinya langusng berubah panik tepat sesaat setelah laptopnya menyala.
"Sial, aku lupa masih ada tugas proyek merepotkan itu! Cih, lebih baik aku cari info-info dulu di internet."
BERITA EKONOMI HARI INI》》
5 PERUSAHAAN TERBESAR SIAP REKRUT KARYAWAN BARU!
"Hemm ... seperti ini masuk, biar aku coba dulu." Nisa lalu membuka situs berita dengan headline yang menarik perhatiannya tersebut. Dia membaca setiap kata rincian yang dimuat dengan saksama.
"Eh, ini kebetulan atau apa? Yang dibutuhkan adalah yang ahli dalam keuangan. Hehe, kalau begini kan mudah, ini sesuai dengan jurusanku!"
Tapi ... aku merasa ada yang janggal, semua ini terlalu tiba-tiba dan waktunya bertepatan dengan tugas proyek dari pak dekan.
"Ah, masa bodoh! Siapa peduli, paling cuma kebetulan!"
Sejenak Nisa tertegun, sepintas ada sebuah ide yang melintas di pikirannya.
Tunggu ... ini semua akhirnya ada jalan keluarnya! Aku ada satu rencana meskipun ini termasuk rencana gila. Yang aku butuhkan adalah uang dengan jumlah besar dalam waktu singkat. Jadi, semuanya akan mudah jika aku berhubungan dengan bagian keuangan.
Jika rencana ini berhasil ... semua masalahku bakal selesai! Tapi jika tidak, aku cuma bisa pasrah dengan nasib. Nggak masalah, taruhan besar untuk hasil yang lebih besar.
Nisa menyeringai, dia mulai sibuk dengan laptopnya dan mengetik sesuatu dengan cepat di tombol keyboard itu.
Nah, email lamaran dan CV juga sudah dikirim. Sekarang tinggal tunggu siapa yang akan memakan umpan. Hehe, 5 perusahaan terbesar di kota. Salah satu dari kalian akan jadi mangsaku!
"Bersiaplah, Nisa sang Trouble Lady akan datang!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Katiza binti pma sahabuddeen Katiza
Nisa nisa
2024-03-09
0
Mak Aul
kau niat korupsi ya😏
2022-04-11
1