Pagi hari tiba, matahari telah bersinar memancarkan cahaya kuning keemasan yang hangat. Reihan dan Dimas yang telah mengenakan seragam sekolah berjalan mengendap-endap masuk ke kamar Nisa. Kedua bersaudara itu sudah paham betul kebiasaan kakaknya yang tak pernah mengunci pintu kamar.
"Kak, bangun Kak!" teriak Dimas sambil memukul pantat Nisa.
"Zzzz ..." Nisa masih tertidur nyenyak.
"Bangun woi! Dasar kebo! Beban keluarga!" teriak Reihan tepat di telinga Nisa.
"Aaahhh ...! Ketipung telingaku!" Nisa langsung bangun sambil memegangi telinganya yang terasa berdengung.
"Mana ada ketipung telinga? Yang ada itu gendang telinga!" Reihan lalu beralih menatap Dimas. "Nah, aku sudah bilang, kan? Ini cara paling efektif untuk bikin kebo kayak dia bangun dari mimpi sesat nya!"
"Heh!" Dimas lalu mengalihkan pandangan.
"Siapa yang beban keluarga, hah?! Justru kalian itu yang aib bagi keluarga!" teriak Nisa seakan tidak terima.
"Ck, sudalah Kak, ini sudah kesiangan. Memangnya Kakak nggak kuliah?" tanya Dimas sambil menunjuk ke arah jam dinding.
"Iya-iya ... sekarang aku sudah bangun, kalian cepat keluar sana!" bentak Nisa.
"Galak banget sih, nanti suamimu bakal jelek loh~" ejek Reihan sambil berlari keluar.
"Eh, tunggu!" Nisa berteriak namun Reihan tetap tak kembali, dia lalu beralih menatap Dimas. "Kalian sudah tahu?"
"Ya, ayah sendiri yang cerita. Aku tahu kalau ini kurang adil bagi Kakak. Selama ini Kak Ricky juga selalu baik pada kita. Tapi saran dariku, Kakak tolong pikirkan kami juga. Aku nggak mau ya hidup miskin gara-gara Kakak egois!" ucap Dimas penuh penekanan.
"Sialan! Coba saja kau yang berada di posisiku!"
"Heh, kalau bisa aku juga mau bertukar posisi. Aku sih mau-mau saja dijodohkan dengan orang kaya, reputasinya juga bagus, hidupku pasti akan makmur."
"Ck, jomblo dari lahir sih ... makanya bisa bilang begitu." Nisa melirik seakan-akan seperti menyindir.
"Terserah! Kakak saja yang sekarang jadi super bucin."
***
Karena bangun agak kesiangan, akhirnya Nisa sedikit terlambat tiba di kampus. Tepatnya Universitas Grand SC, universitas swasta dengan standar internasional, mendapat perhatian khusus dari pemerintah karena selalu menghasilkan banyak sarjana yang kompeten. Alhasil banyak juga yang menempuh jalur beasiswa dari pemerintah. Mayoritas anak orang kaya yang diterima di sini, namun terdapat satu golongan spesial, yaitu bukan asal kaya tapi juga berasal dari keluarga yang berpengaruh.
"Sania! Akhirnya sudah datang, ayo sini cepetan!" sapa Jennyta Mila, akrab dipanggil dengan Jenny. Dia adalah salah satu teman dekat Nisa di kampus, namun dia sama sekali tidak tahu apa-apa tentang masa lalu Nisa.
"Ada apa, Jen? Kenapa buru-buru banget?" tanya Nisa terheran-heran. Teman-temannya di kampus lebih akrab memanggilnya Sania.
"Hasil tes kita sudah keluar! Yuk kita lihat!"
"Oke, tapi Isma di mana?"
"Isma sudah ke sana duluan. Ayo cepat!"
Jenny lalu menarik tangan Nisa dan menyeretnya untuk mendatangi papan pengumuman. Di sana ramai sekali mahasiswa yang berniat untuk melihat nilai dan peringkat hasil tes mereka.
"Sania, Jenny! Sini!" ucap gadis itu sambil melambaikan tangannya. Risma Noviana, akrab dipanggil dengan sebutan Isma. Dia teman akrab Nisa.
"Gimana, Isma? Sudah lihat, kan? Jadi hasilnya bagaimana?" tanya Jenny.
"Sudah, Jenny peringkat 15, kalau Sania dapat peringkat 3!"
"Yah ... punyaku turun 4 peringkat," ucap Jenny tanpa semangat.
"Yang sabar ya, Jenny. Syukur deh aku naik 1 peringkat. Kalau Isma peringkat berapa?"
"Oh, kalo aku sih stay di 46," jawab Isma dengan wajah datar.
"Hahh ... ya sudahlah. Kita ke kantin yuk! Aku mau makan biar nggak badmood!" ajak Jenny.
"Good idea Jenny~" ucap Isma.
"Sania! Tunggu!" teriak seseorang dari kejauhan.
Seketika Nisa menoleh, dia kaget saat melihat seorang laki-laki yang sudah tidak asing lagi dengannya. Dia adalah Terry Bachtiar, dia seorang ketua dari organisasi Komisi Kedisiplinan di kampus. Terry adalah musuh Nisa karena Nisa sering membuat masalah.
"Gawat, itu Terry! Ayo cepat lari ke kantin! Kalian kalau dipanggil pura-pura saja nggak dengar!" ajak Nisa yang sudah melesat mendahului kedua temannya.
"Memangnya kenapa harus lari?" tanya Isma.
"Heh, dia itu cuma bawa kabar buruk. Ayo cepat!" ajak Nisa.
"Hei! Sania yang pakai baju abu-abu tas warna hitam, berhenti!! Kalian berdua yang lari bareng Sania juga berhenti!" teriak Terry dengan suara keras.
Seketika ketiga gadis itu berhenti berlari.
"Dia itu gila ya?! Liat tuh, semua orang langsung lihat kita." Jenny merasa tak nyaman.
"Iya, dia memang nggak waras! Kan aku sudah bilang!" jawab Nisa.
Terry yang napasnya terengah-engah lalu mendekati ketiga gadis itu. "Nah, akhirnya berhenti juga. Sania, ayo ikut aku!" ajak Terry yang tiba-tiba menggandeng tangan Nisa.
Nisa menepis tangan Terry. "Memangnya ada apa sih? Sampai-sampai ketua komisi kedisiplinan Terry mencariku?" tanya Nisa dengan tatapan sinis.
"Ck, ayo cepat. Dekan mencarimu!" jawab Terry dengan tidak sabar.
"Ada perlu apa dekan mencariku?"
"Gak tahu! Pokoknya ayo!"
"Tunggu!"
"Apa lagi sih?" tanya Terry dengan sangat tidak sabar.
"Jenny, aku titip milkshake coklat satu!" pinta Nisa sambil meringis.
"Ayo cepet! Keburu dekan marah!" teriak Terry.
"Iya-iya!"
Nisa dan Terry akhirnya berlari secepat mungkin. Saat mereka sampai di tempat yang mereka tuju, tiba-tiba Terry berhenti di depan pintu ruangan dekan.
"Tunggu sebentar!" ucap Terry.
"Apaan sih? Katanya buru-buru!"
"Nanti di depan lak Dekan kamu harus jaga kelakuanmu!"
"Heh, sok ngatur!"
"Kok dikasih saran malah begitu sih?"
"Bodo amat! Cepat masuk sana!"
"Tsk! Iya deh ..."
Tok Tok Tok!
Terry mengetuk pintu, mereka berdua masuk ke ruangan setelah dekan mempersilakan mereka masuk.
"Permisi. Pak dekan, saya dan Sania sudah datang," ucap Terry.
"Akhirnya kalian datang. Aku punya tugas khusus untuk kalian!" ucap dekan dengan senyum licik.
"Tugas?!" tanya Nisa secara spontan karena terkejut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Mak Aul
Ya ampun anak perawan, jaga kelakuan napa, bar-bar amat dah.
2022-04-11
2
Mama Nanik
ya dong thorr jangan terlalu kasar githu bhsnya😕😕😕
2021-03-28
5
Naniya fannonna shiners
go go lanjuuuutt
2020-12-14
0