Nisa yang perasaannya campur aduk segera pergi ke kamarnya. Dia merasa cemas, berkeringat dingin, dada terasa nyeri, dan tubuhnya gemetaran. Penyakit gangguan kecemasan umum yang dia derita sekarang sedang kambuh. Sudah lama rasanya dia tak merasakan sensasi seperti ini.
Nisa lalu mengobrak-abrik laci lemari kecil yang berada di samping ranjangnya. Dia mencari-cari obat antidepresan, setelah menemukannya dia langsung menelan beberapa butir.
BRUGH ...
Nisa kemudian berbaring di ranjang, menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. Setelah tahu bahwa dirinya dijodohkan oleh ayahnya, pikirannya mulai dipenuhi dengan hal yang bermacam-macam.
"Hahh ... sialan!"
Kok bisa-bisanya aku mau dijodohkan sama orang asing?! Walaupun itu orang kaya, tapi kata ayah dia anak tertua. Bagaimana nanti kalau dia duda terus punya banyak anak. Terus anaknya seumuran sama aku! Lalu ... mulai saat itu juga julukanku berubah jadi mama muda! Idiihhh ... membayangkan saja aku nggak mau.
Terus ... dia kan orang kaya, pasti nanti orang tuanya bakalan galak! Toh nggak cukup itu, pasti nanti setelah aku menikah disuruh melahirkan anak yang banyak, datang ke acara kurang penting, bergabung ke grup sosialita yang kurang bermanfaat, nggak boleh sering main dan kalau nggak ada acara pasti seharian di rumah disuruh besarin anak.
"Hahh ... 2 miliar," gumam Nisa sambil menghela napas.
2 miliar, bagaimana aku bisa menghasilkan uang sebanyak itu dalam waktu satu minggu? Kerja apa ya biar bisa dapat uang sebanyak itu dalam waktu singkat? Jadi sugar baby? Ihh ... nggak ada harga diri banget, lagi pula aku kan punya Ricky. Mau merampok atau membobol bank nanti juga bakal dipenjara. Apa aku jual ginjal aja, ya?
"..." Sejenak Nisa tertegun. "Nggak, aku nggak mau jadi orang cacat!"
BUZZ BUZZ ...
BUZZ BUZZ ...
Ponsel Nisa yang berada di atas nakas mendadak berdering, dia lalu mengambilnya dan melihat siapa yang meneleponnya.
"Hm? Dari Ricky! Gawat!" Nisa panik dan segera mengangkat telepon dari pacarnya itu.
"Halo, ada apa, Rick?" tanya Nisa pada Ricky.
"Ehmm ... Nisa, ini kan belum terlalu larut ... Mau nggak kalau malam ini kita ketemu lalu main di luar? Nanti aku jemput!" ajak Ricky yang terdengar sangat antusias.
"Nggak! Aku sibuk!" bentak Nisa.
"Tapi kan ... kita jarang-"
TUT TUT ...
Panggilan telepon diakhiri oleh Nisa meskipun Ricky belum menyelesaikan kalimatnya. Nisa langsung menonaktifkan ponselnya agar tak bisa menerima panggilan telepon lagi.
Ardian Ricky Pamungkas, pacar Nisa yang berusia 23 tahun. Saat ini dia berprofesi sebagai dokter spesialis bedah, Ricky juga terbilang cukup populer di antara gadis-gadis. Bukan cuma itu, dia juga adalah cinta pertama Nisa, oleh karena itu Nisa teramat sangat mencintainya. Hubungan mereka sudah berjalan selama 2 tahun lebih. Tetapi sekarang, entah akan berlangsung lebih lama lagi atau tidak.
"Sial! Aku masih belum siap jika harus ketemu sama Ricky sekarang!" keluh Nisa yang merasa frustrasi.
Seandainya aku bilang ke Ricky kalo aku mau dijodohkan sama orang lain, kira-kira reaksinya bakal seperti apa? Apa aku ajak saja Ricky kawin lari? Tapi ... dia mau nggak, ya?
Tapi ... kalaupun Ricky mau, bagaimana nasib keluargaku? Apa aku pura-pura diculik saja, ya? Nggak, kalau itu keluargaku bakal kena masalah juga. Mereka bisa dituduh menghindari perjodohan dan menyembunyikan aku di suatu tempat.
Atau apa aku pura-pura mati saja sekalian, jadi keluargaku nggak bakal dapat masalah. Tapi kalau aku melakukan itu, artinya aku harus hidup dalam penyamaran selamanya. Cih, itu akan menjadi akhir yang lebih buruk.
"Haiss ... 2 miliar itu sedikit, jika itu dulu. Tapi sekarang semuanya jadi susah, ini semua gara-gara keputusan ayah yang bodoh!"
Nisa lalu mengambil sebuah boneka beruang besar pemberian dari Ricky, dia berbaring sambil memeluk erat boneka itu.
"Ricky ... hidupku berubah karena aku mengenalmu. Kamu adalah orang pertama yang memberiku boneka, bahkan sejak kecil aku tak pernah menerima dari orang tuaku sendiri."
Dulu ayah adalah seorang ketua gangster, dan aku sebagai anak pertamanya dibesarkan sebagai penerus secara diam-diam. Tapi saat identitas ayah ketahuan oleh ibu, ayah memilih untuk berhenti. Ayah memilih menjadi seorang pengusaha yang jujur.
Tapi aku berbeda, kepribadianku sudah terlanjur sulit untuk diubah. Tapi Ricky berhasil mengubahku, dia juga memintaku untuk berhenti. Aku sempat menolak permintaannya, tetapi karena rekan-rekanku bermaksud mencelakai Ricky, akhirnya aku memutuskan untuk berhenti dan meninggalkan rekan-rekanku.
Lalu sekarang aku dihadapkan dengan masalah ini. Jika saja ayah tak jadi berhenti, maka mendapatkan uang senilai 2 miliar akan sangat mudah. Aku pun juga sama, jika aku kembali dan menghubungi rekan-rekanku lagi maka aku bisa mendapatkan uang itu dengan mudah.
"Tetapi ... jika aku melakukan itu, artinya aku juga akan mengkhianati Ricky. Sedangkan di satu sisi tujuanku mendapatkan uang itu adalah menghindari perjodohan untuk tetap bersamanya."
Ricky berharap agar aku berhenti, dan aku sudah melakukan itu. Jika dia tahu bahwa aku mulai aktif lagi, takutnya dia akan merasa kecewa.
"Ahh ... aku nggak tahu lagi harus apa!"
Malam pun dengan cepat berlalu tapi Nisa belum juga tidur. Entah hal-hal apa saja yang terlintas di pikirannya. Dia sangat sulit untuk tidur, dia terus menerus berpikir tentang bagaimana nasibnya untuk ke depannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 198 Episodes
Comments
Katiza binti pma sahabuddeen Katiza
Paning
2024-03-08
0
Katiza binti pma sahabuddeen Katiza
Up
2024-03-08
0
💋ShasaVinta💋
dilema banget yah....
2022-05-25
0