Bab 5# Salon

Setelah selesai memakai gaun yang dibelikan Fiko. Mimin berdandan seperti biasanya dengan memakai kacamata khasnya. Mimin pun segera keluar dari kamarnya dan mendekati Fiko yang duduk di ruang tamu sendiri.

"Aku sudah siap Fik," gumam Mimin.

"Apakah kita berangkat sekarang Fik ??," lanjut Mimin.

"Iya sekarang. Ayo kita berangkat Min!," sahut Fiko.

"Aku pamit sama ibuku dulu ya Fik," ucap Mimin.

"Iya Min," sahut Fiko.

Mimin segera menuju dapur dan minta ijin berangkat ke acara malam kesenian di sekolah.

"Bu, aku berangkat dulu ya bersama Fiko " ucap Mimin kepada ibunya.

"Lho, temanmu Fiko sudah datang ya. kok ibu tidak tahu," ujar Ibunya Mimin.

"Ibu mau ketemu sama dia Min," lanjut ibu Mimin.

Mimin dan ibunya berjalan menuju ruang tamu dimana Fiko duduk menunggu.

"Nak, kenalkan saya ibunya Mimin. Sudah lama menunggu Mimin ya. Maaf ibu tadi tidak tahu kalau ada nak Fiko datang karena ibu lagi memasak di dapur," ujar ibu Mimin kepada Fiko.

" Saya titip Mimin ya nak!," ucap ibunya Mimin.

"Iya bu, saya akan jaga Mimin," jawab Fiko.

"Terima kasih ya nak," sahut ibu.

"Bu, kami berangkat dulu ya. Doakan acara nanti lancar," ujar Mimin.

"Iya nak, ibu doakan acara kamu sukses," ucap ibu.

"Amin," jawab Mimin.

"Hati - hati di jalan ya nak," ujar ibu.

"Iya bu," jawab Mimin dan Fiko bersamaan.

Mereka melangkah menuju mobil Fiko yang sudah menunggunya dari tadi dengan Pak Danu sopir papa Fiko.

Fiko pun membukakan pintu belakang untuk mimin. Lalu Fiko pun masuk dan duduk di sebelah Mimin yang masih memakai kacamata culunnya itu.

"Berangkat pak!," ujar Fiko kepada Pak Danu sopir papanya.

"Siap mas!," jawab Pak Danu sopir itu

Fiko membisiki sopir itu untuk jalan menuju salon langganan keluarga Fiko. Akhirnya mobil Fiko melaju menuju salon tersebut. Mimin melihat di kanan kiri jalan.

"Lho Fik, kita mau kemana? jalan ini kan bukan jalan menuju sekolah," tanya Mimin kepada Fiko bingung.

"Sudahlah Min, ikut saja. Nanti kamu tau sendiri kita mau kemana," jawab Fiko sambil tersenyum.

Mimin pun terdiam dan mengikuti keinginan Fiko.

Lima belas menit kemudian, mereka sampailah di sebuah salon langganan keluarga Fiko.

Sopir Fiko berhenti tepat di depan pintu masuk salon itu.

"Mas kita sudah sampai," kata sopir

"Iya pak, terimakasih. Kami turun dulu ya," kata Fiko.

"Saya tunggu di parkiran ya mas," sahut Pak Danu.

" Iya pak," ucap Fiko.

"Ayo Min, kita turun!," ujar Fiko kepada Mimin.

Mereka pun turun dari mobil tersebut. Fiko dan Mimin masuk ke salon itu.

"Kita mau ngapain ke sini Fik?," tanya Mimin.

"Ikuti saja Min," sahut Fiko sambil tersenyum.

Fiko memanggil salah satu karyawati disana.

"Mbak....!," ucap Fiko.

"Ya mas, ada yang bisa kami bantu?," tanya karyawati itu.

"Mbak, tolong bantu make over teman saya ya," ujar Fiko.

"Siap mas," jawab karyawati itu.

"Mari mbak ikut saya," ajak karyawati itu kepada Mimin.

"Fik, aku mau diajak kemana sih?," tanya Mimin kepada Fiko.

"Sudah. Ikut saja Min," jawab Fiko.

Mimin pun mengikuti perintah Fiko untuk mengikuti karyawati itu. Mimin di ajak ke sebuah ruangan. Dimana ruangan itu penuh dengan make up.

"Mbk, silahkan duduk disini!," ucap karyawati.

"Iya mbak," jawab Mimin sambil jalan menuju kursi itu.

Mimin duduk di depan kaca yang sangat besar. Kaca cermin itu memperlihatkan wajah Mimin yang cupu dan berkacamata itu dengan jelas.

Karyawati itu mempersiapkan peralatan make up untuk Mimin. Di saat itu, Mimin melihat di sekelilingnya dengan heran.

Dia berpikir tentang apa yang akan dilakukan karyawati itu kepadanya.

"Mbak, tolong lepas kacamatanya dulu ya," ujar karyawati itu.

"Iya mbak," jawab Mimin.

Mimin pun melepas kacamatanya dan meletakkannya di atas meja di depannya.

"Mbak sudah siap ya," kata karyawati.

"Iya mbak," jawab Mimin.

"Mbak, sekarang tutup matanya ya. Jangan membuka mata kalau belum ada instruksi dari saya ya mbak," ujar karyawati itu.

"Iya mbak,", jawab Mimin lirih.

Karyawati mulai menata rambut Mimin terlebih dahulu. Rambut Mimin yang panjang dan yang biasa di kepang itu dibuka ikatannya. Rambut Mimin disisir dengan perlahan kemudian karyawati itu mulai mengikat rambut Mimin dan ditatanya dengan rapi dan memasang jepit cantik di rambut Mimin.

Setelah selesai menata rambut Mimin yang hampir lima belas menit itu dilanjutkan merias wajah Mimin yang mungil itu. karyawati itu merias dengan lembut.

Dua puluh menit telah berlalu. Rias wajah Mimin sudah hampir selesai.

"Mbk masih lama kah?," tanya Mimin

"Gak kok mbak, bentar lagi selesai," jawab karyawati itu.

Tak lama kemudian, Mimin mulai dipakaikan lipstik sebagai pelengkap hasil akhir riasan wajah Mimin.

Akhirnya karyawati itu selesai merias wajah Mimin. Lalu karyawan itu menyusuh Mimin untuk membuka matanya.

"Mbak coba buka matanya," ujar karyawati itu.

Mimin pun mulai membuka matanya meski di dalam hatinya takut kalau melihat penampilannya.

Mimin melihat wajahnya di depan cermin yang ada di depannya. Mimin pun terkejut melihat perubahan wajahnya.

"Mbak tolong buka matanya dan lihat ke atas, karena saya akan memasang soft lens di mata mbak," ujar karyawati.

"Tapi mbak, buat apa aku pake soft lens itu? bukannya aku sudah punya kacamata," ucap Mimim sambil menolak.

"Iya mbak. Kata Mas Fiko, mbk disuruh melepas kacamatanya dan memakai soft lens ini," kata karyawati itu.

"Ya sudah deh mbak, hati- hati ya mbak soalnya saya takut pake soft lens ini?," gumam Mimin.

Karyawati itu mulai membuka mata Mimin dan memasang soft lens satu persatu di mata Mimin.

"Gimana mbak, apakah mbak merasa matanya sakit?," tanya karyawati.

" Enggak kok mbak,", jawab Mimin

" Alhamdulillah kalau gitu mbak," sahut karyawati itu.

"Makasih ya mbak sudah merubah penampilanku," ucap Mimin.

Mereka pun keluar dari ruangan dan menuju tempat dimana Fiko menunggu Mimin. Dengan pelan pelan, Mimin menepuk bahu Fiko yang menunggu lama di sofa.

"Heeeiiiii Fik....!," ucap Mimin sambil menepuk bahu Fiko untuk membuat kejutan.

Fiko pun dengan spontan melihat ke arah Mimin. Fiko melihat Mimin terkejut melihat perubahan penampilan Mimin yang begitu cantik tanpa kacamata tebalnya itu.

"Hei Fik. Kenapa kamu bengong melihatku? apakah ada yang salah dengan wajahku?," tanya Mimin.

"Enggak kok Min. Justru aku melihatmu sangat cantik sekali dengan penampilan barumu yang tanpa kacamata," sanjung Fiko kepada Mimin.

"Benarkah Fik. Sebenarnya aku tuh masih takut datang ke sekolah dan ikut acara ini," gumam Mimin.

"Kamu gak perlu takut. Karena penampilanmu ini sangatlah cantik. Aku yakin banyak anak di sana yang akan suka padamu," ucap Fiko.

Fiko memuji kecantikan Mimin.

👑👑👑👑👑

Terpopuler

Comments

Yukity

Yukity

mampir kesini Thor...
like♥️♥️

2021-09-04

0

Riris

Riris

Aku selalu tunggu kelanjutan ceritanya thor 😘

2021-01-26

0

Novi

Novi

Semakin🤩

2020-12-26

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!