Bab 4# Kembali

Tak lama kemudian sampailah mereka di gerbang sekolah tepatnya pintu belakang. Fiko segera turun dari motor Mimin.

"Sampai ketemu nanti malam ya Min," ucap Fiko.

"Iya Fik. Terima kasih ya udah belikan gaun untukku," ucap Mimin.

"Sama- sama Min," jawab Fiko.

"Bye... bye... ," jawab Fiko sambil lari.

Fiko pun lari menuju gerbang sekolah depan, disana sopir papanya sudah menunggu tepat di depan gerbang sekolah dengan mobil mewahnya.

"Maaf sudah menunggu lama pak. Saya terlambat pulang karena ada tugas," kata Fiko kepada sopir papanya.

"Oh ya pak, nanti malam saya ada kegiatan sekolah jadi saya akan datang ke sekolah lagi," jelas Fiko.

"Iya mas. Nanti saya antar mas ke sekolah," kata Pak Danu sopir papanya.

"Tapi sebelum ke sekolah, kita jemput teman saya dulu ya pak soalnya mau sekalian berangkat bareng," ucap Fiko pada Pak Danu.

"Siap mas," jawab Pak Danu sopir papanya.

Tak lama kemudian sampailah Fiko di rumahnya.

👑👑👑👑👑

Setelah mengantar Fiko ke sekolah, Mimin langsung pulang ke rumah. Seperti biasa sesampainya dia rumah, tak lupa dia ucapkan salam dan cium tangan ibunya. Setelah itu Mimin langsung masuk ke kamarnya dan duduk di dekat jendela kamar tidurnya.

Dia duduk termenung dan mengingat tentang ajakan Fiko untuk ikut di acara malam kesenian nanti malam. Dia masih merasa gak percaya diri untuk datang di acara malam kesenian di sekolah. Dia takut akan dibuli oleh Robi dan teman-temannya.

"Akankah aku mampu mendengarkan bulian Robi?," kata hati Mimin.

"Aku takut dan aku takut banget dipermalukan di acara itu," gumam Mimin.

Tiba - tiba terdengar suara.

krieekkkk...

Suara itu muncul di belakang Mimin. Suara pintu kamar Mimin yang terbuka pelan. Ternyata ibu Mimin masuk dan melihat kebingungan Mimin.

"Ada apa nak? kenapa kamu duduk disana dengan raut muka yang gelisah? apa kau ada masalah di sekolahmu? coba ceritakan pada ibu, siapa tahu mungkin ibu bisa bantu menyelesaikan atau mungkin ibu bisa kasih solusinya," ujar ibu menanyakan ke Mimin tentang kegelisahan anaknya.

"Hmmmm.... ," sambil menarik nafas.

"Kok hmmm... sih nak," tanya ibu Mimin.

"Hmmmm.... gak ada apa-apa kok bu," jawab Mimim menutupi.

"Kamu jangan bohong Min, ibu sudah sangat mengenal kamu. Sikap kamu yang seperti itu... diam bengong itu gak seperti biasanya. Ibu yakin ada yang kamu tutup-tutupi dari ibu. Coba ceritakan nak!," ucap ibu mencari tau tentang masalah Mimin.

"Begini bu, sejak aku sekolah di sekolah elit itu. Aku selalu dibuli dan diejek oleh teman - temanku karena wajah dan penampilanku yang buruk dan juga aku bukan dari kalangan mereka yang orang kaya. Dan malam ini ada acara malam kesenian di sekolah. Semua siswa siswi diwajibkan hadir disana. Aku takut bu kalau aku akan dibuli sama mereka. Aku punya teman baik namanya Fiko, dia memaksaku untuk ikut ke acara itu dan nanti malam dia akan menjemputku. Aku bingung bu... apakah aku harus ikut ke acara itu?," jelas Mimin sambil matanya berkaca-kaca menjelaskan kepada ibunya.

"Oh begitu ceritanya Min. Kalau menurut ibu, kau tidak perlu mendengarkan bulian mereka. Benar kata temanmu Fiko. Kamu harus datang ke acara itu dan tunjukkan kalau kamu anak yang hebat. Dan kamu juga tidak seburuk yang mereka kira," ujar ibu menyemangati Mimin anaknya.

"Tapi bu, gimana kalau mereka menertawakan penampilanku yang jelek di acara itu?," jawab Mimin sedih.

"Sudahlah Min, kamu gak perlu hiraukan ucaapan mereka. Anggap saja bulian mereka sebagai penyemangat untuk kamu bisa lebih baik lagi. Ibu yakin kamu bisa menunjukkan yang terbaik di depan mereka," lanjut semangat ibu untuk Mimin.

"Coba kamu pikirkan ucapan ibu. Anak ibu itu pasti yang terbaik dan kamu bisa buktikan itu di depan anak yang suka buli kamu," lanjut ibu sambil menepuk bahu Mimin.

Setelah ibu memberikan masukan pada Mimin, ibu pun keluar dari kamar Mimin. Tinggallah Mimin seorang diri di dalam kamarnya. Mimin memikirkan ucapan dan semangat ibu untuk dirinya.

👑👑👑👑👑

Ketika sampai di rumah, Fiko pun segera masuk kamarnya dan langsung naik di atas tempat tidurnya.

Dia tersenyum sendiri dan girang karena bisa keluar berdua dengan Mimin si gadis cupu yang berkacamata itu.

"Ternyata Mimin gadis yang baik dan cantik," kata Fiko dalam hati.

"Baru kali ini aku bisa terbuka dengan wanita," ucap Fiko.

"Meski penampilannya terlihat cupu dan tidak menarik tapi dia itu istimewa," ucap Fiko.

"Gak sabar aku, menunggu malam nanti bisa menjemputnya dan datang ke acara nanti," Fiko tersenyum bahagia.

Fiko merasa sangat bahagia bisa kenal dekat dengan Mimin si gadis cupu itu. Dia merasa baru kali ini ada perasaan yang berbeda dalam hatinya ketika bersama Mimin si gadis cupu berkacamata.

Terbesit dalam pikiran Fiko untuk merubah penampilan Mimin yang kuno itu menjadi gadis modern yang menarik.

"Gimana ya, kalau aku rubah penampilan Mimin itu?," ucap Fiko yang berbicara pada dirinya sendiri.

"Pasti dia jauh lebih cantik, jadi Robi dan teman-temannya tak lagi bisa membuli Mimin," lanjut Fiko dalam hati.

"Gimana kalau nanti sebelum berangkat di acara itu, aku ajak Mimin ke salon untuk merias dirinya biar lebih cantik," Fiko berbicara sendiri sambil tersenyum membayangkan Mimin yang tampil cantik.

"Kalau Mimin rubah penampilannya pasti anak anak disana kagum dengan penampilan barunya yang lebih menarik," ucap Fiko.

Setelah selesai memikirkan cara merubah penampilan Mimin. Fiko segera bersiap untuk persiapan acara malam kesenian. Dia berpikir akan menjemput Mimin lebih awal karena Mimin akan diajak ke salon pribadinya.

Setelah siap berpakaian rapi, Fiko segera naik kendaraan pribadinya bersama Pak Danu sopir pribadi papanya menuju rumah Mimin.

Tepat pukul lima sore, Fiko sampai di depan rumah Mimin. Melihat mobil Fiko sampai di depan rumahnya, Mimin terkejut.

"Lho kenapa mobil Fiko sudah sampai disini jam segini padahal acaranya kan masih jam tujuh malam," kata Mimin dalam hati.

Mimin pun segera keluar rumah dan mengajak Fiko masuk ke dalam rumahnya yang mungil.

"Masuk dan silahkan duduk Fik," kata Mimin mengajak Fiko masuk rumahnya.

"Kenapa kamu datang jam segini? bukannya acaranya masih nanti malam ya Fik. Apa tidak terlalu cepat kita berangkat Fik," ujar Mimin.

"Ya gak apa- apa min takut macet aja... jadi kamu segera siap-siap ya kita akan berangkat," ajak Fiko.

"Oh... ya sudah kalau gitu Fik. Aku siap - siap dulu ya," sahut Mimin.

Mimin segera masuk ke dalam kamarnya dan bersiap - siap untuk memakai gaun yang sudah dibelikan Fiko tadi siang.

👑👑👑👑👑

Terpopuler

Comments

Noer Bunda'a Vivie

Noer Bunda'a Vivie

suka sm cerita'a thor

2021-11-19

0

Cello

Cello

Fiko sangat sayang banget sama si Mimin
Semangat thor☺

2021-01-26

2

Novi

Novi

Lanjut thor

2020-12-26

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!