Fiko menarik tangan Mimin dan mengajaknya menuju lapangan olahraga. Mereka pun berbaris dengan tertib mendengarkan tugas yang disampaikan Pak Indra guru olahraganya. Dan Pak Indra memberikan tugas untuk melakukan kegiatan berlari mengelilingi lapangan sebanyak tiga kali.
Tibalah saatnya mereka melakukan aktivitas olahraga dimulai. Mimin dan Fiko berlari beriringan. Ketika sudah dua kali putaran, mereka berpapasan dengan Robi dan teman-temannya. Dan tiba-tiba Robi mendorong bahu Mimin. Untung saja Fiko menahan badan Mimin sehingga Mimin tidak sampai terjatuh.
"Hai cupu... memangnya kau bisa lari ya!!!! hahahahaha," ejek Robi.
"Memangnya manusia alien seperti kamu bisa lari ya hahahaha, " lanjut Robi dan teman- temannya ikutan membuli Mimin.
"Kenapa sih kalian gak bosan-bosannya membuli Mimin??? dia salah apa sama kalian?," ujar Fiko membela Mimin.
"Hei, Fiko kenapa kamu belaiin dia sih?. Apalagi berteman dengan orang cupu seperti dia dan gak selevel dengan kita," sahut Robi.
"Sudahlah Fik... sebaiknya kita diam saja," gumam Mimin dan memegang bahu Fiko.
Setelah selesai tiga kali putaran, mereka pun duduk di samping lapangan untuk beristirahat sejenak. Tiba-tiba terdengar suara bel berbunyi tanda waktu istirahat datang. Semua siswa beristirahat di luar kelas.
Si Mimin ditemani Fiko berjalan menuju ke kantin sekolah.
"Min, ayo ke kantin!!, "ajak Fiko dengan senyumannya yang manis.
"Ya Fik," jawab Mimin menerima ajakan Fiko.
Sesampainya di kantin, ternyata Robi dengan teman-temannya sudah ada disana. Bercanda tawa dan menggoda siswi cantik disana.
Ketika Robi dan teman -temannya melihat Mimin dan Fiko jalan menuju kantin. Mereka sudah bersiap untuk mengganggu dan membulinya.
"Hei cupu, kalian pasangan serasi sekali ya...yang satu cupu kucel dan satunya selalu jadi bodyguardnya hahahhahahaha," ejek Robi dan teman-temannya.
"Jaga omonganmu ya !!," sahut Mimin dengan amarahnya.
"Sabar Min. Sebaiknya kita pergi dari sini daripada terjadi masalah lagi," ucap Fiko menenangkan Mimin.
Fiko menarik tangan Mimin dan mengajak Mimin menghindari Robi. Fiko mengajak Mimin duduk di belakang kelasnya. Mereka duduk berdua. Mimin tertunduk dan terdiam. Wajah Mimin yang sedih dan raut muka yang kesal dengan sikap Robi kepadanya.
"Min, aku tau kalau kamu marah dan kesal dengan ucapan dan sikap Robi. Tapi sebaiknya kamu mengalah karena Robi punya pengaruh besar di sekolah ini," Fiko menjelaskan kepada Mimin.
Dengan mata Mimin yang berkaca-kaca dan sedikit mengeluarkan airmata sehingga dia melepaskan kacamata tebalnya sambil mengusap air matanya.
"Iya, aku tau kok Fik. Aku memang bukan berasal dari keluarga yang sama seperti mereka tapi kalau aku biarkan, dia semakin merendahkan aku," jawab Mimin mengatakan keluh kesahnya kepada Fiko.
Sambil melepas kacamatanya, Mimin berkata, "Aku sudah gak tahan dengan sikap dan perkataan mereka, Fik."
Dan ketika kacamata terlepas, terlihat wajah Mimin yang cantik itu tanpa kacamata tebalnya. Fiko melihat Mimin sampai tak berkedip karena kaget dan terpesona melihat kecantikan dan kepolosan wajah Mimin. Karena selama ini Mimin selalu terlihat tak menarik dihadapan semua orang.
Fiko sangat kagum dan merasakan jantungnya berdebar-debar melihat kecantikan Mimin. Dan Mimin pun melihat Fiko keheranan. Karena Fiko melihatnya tak berkedip.
"Fik, kenapa kau melihatku seperti itu? apakah ada yang aneh di wajahku?," tanya Mimin kepada Fiko.
"Enggggg....enggak kok, justru aku melihatmu sangat cantik tidak seperti biasanya apalagi yang dikatakan Robi kalau kamu cewek cupu itu salah besar. Kamu tuh cantik, pintar dan baik," ujar Fiko kagum kepada Mimin.
"Ah.. kamu bisa aja Fik," sahut Mimin sambil memakai kacamatanya kembali.
"Aku gak bohong kok Min. Kamu bukan gadis cupu tapi kau cantik seperti bidadari. Mungkin mereka tidak tau saja kalau kamu wanita yang cantik dan pintar," ucap kagum Fiko.
"Jangan terlalu banyak memujiku Fik! nanti aku jadi besar kepala hehehehehe," sahut Mimin sambil berdiri dan memegang tangan Fiko untuk mengajaknya kembali ke kelas.
"Ayo Fik, kita masuk kelas." Lanjut Mimin mengajak Fiko kembali ke kelas.
Mereka pun berjalan menuju kelas. Dan sesampainya di depan kelas. Mereka bertemu dengan Robi. Mimin melihat Robi dengan penuh kekesalan dan amarah. Mereka pun duduk di bangku masing-masing. Fiko pindah duduk di dekat Mimin.
Fiko yang sebagai ketua kelas mengumumkan kalau nanti malam ada acara malam kesenian di Aula gedung sekolah. Semua siswa diwajibkan hadir dan memakai dresscode putih.
"Hai cupu, sebaiknya kamu gak perlu ikut karena akan memalukan kelas kita aja dengan wajahmu yang kucel itu," ejek Robi lirih.
"Kenapa sih kamu selalu berucap seperti itu, apa salahku sama kamu?," sahut Mimin dengan marah.
"Kamu mau tau salahmu apa?? salahmu itu kamu punya wajah yang memalukan," jawab Robi.
Fiko datang dan menahan tangan Mimin agar tidak terbawa emosi.
"Wah, sang bodyguard datang hahahahhaha," ujar Robi mengejek Fiko.
"Jaga omonganmu, Rob!," sahut Fiko kesal karena Robi yang selalu membuli Mimin.
Bel berbunyi tanda pulang. Mereka pun segera keluar kelas.
"Bye.. bye manusia cupu dan sang bodyguard," ujar Robi kepada Mimin dan Fiko dengan berjalan keluar kelas.
Tinggallah Mimin dan Fiko di dalam kelas.
"Fik, mungkin sebaiknya aku gak datang di acara malam kesenian nanti malam, aku takut mereka membuli aku lagi karena penampilanku," ucap Mimin lirih.
"Kamu harus datang Min, aku akan bantu kamu merubah penampilanmu," kata Fiko menguatkan Mimin.
"Merubah penampilan gimana ya Fik?," tanya Mimin.
"Aku kan bantu merubah penampilanmu supaya menarik Min. Supaya di acara nanti malam, kamu terlihat menarik," gumam Fiko menguatkan Mimin.
"Benarkah itu Fik ??," sahut Mimin dengan sedikit ragu namun penuh harap.
"Iya Min," jawab Fiko.
"Ayo Min ikut aku," lanjut Fiko dengan menarik tangan Mimin untuk segera pulang.
"Kemana Fik?," tanya Mimin bingung.
"Udah ikut aja, nanti pasti kamu tau," jelas Fiko kepada Mimin.
Merekan pun pulang berdua dengan sepeda butunya Mimin.
"Lho Fik, kamu gak pulang kah?? Kita mau kemana?," tanya Mimin.
"Nanti kamu pasti tau kok Min," jawab Fiko.
Fiko membonceng Mimin dengan jantungnya yang berdebar debar. Fiko membawa Mimin ke sebuah butik.
"Fik, kenapa kita kok ke butik baju ini?. Ini kan harga bajunya mahal-mahal. Aku gak bakalan bisa untuk membeli baju disini," gumam Mimin yang minder.
"Sudahlah Min, ayo masuk!," ajak Fiko.
Akhirnya Mimin dan Fiko masuk ke dalam butik itu. Fiko memilihkan sebuah gaun yang bagus untuk Mimin.
"Kamu coba dulu Min!," ucap Fiko sambil memberikan gaun itu kepada Mimin.
"Ini kan gaun mahal Fik, aku tidak mau mencobanya karena aku gak mungkin bisa membelinya," ujar Mimin.
"Sudahlah Min, kamu coba dulu saja," sahut Fiko.
"Baiklah Fik. Aku akan coba," jawab Mimin mengiyakan dan menuju ke kamar pas.
Lima menit kemudian Mimin keluar dari kamar pas. Fiko tak hentinya menatap Mimin dengan gaun yang dipakainya dari bawah ke atas.
"Gimana Fik? bagus kah?, " tanya Mimin.
Fiko terbengong melihat Mimin.
"Fik... fik... gimana?," tanya Mimin kedua kalinya.
"Oh... oh... ya... ya... bagus kok Min, kamu cantik mengenakan gaun itu," pujian Fiko kepada Mimin.
👑👑👑👑👑
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
fuck
mampir thor
2021-02-16
0
Azizah Sari
Pahlawannya si mimin😄
2021-01-30
0
Novi
Si Mimin😅
2020-12-26
3