Setelah melewati lorong Aiu melihat sebuah pintu yang sudah terbuka lebar di depan matanya dia masuk ke dalam pandangannya langsung tertuju kepada perempuan yang duduk di kursi seberang meja.
Ruangan itu terkesan sangat mewah walau pun minimalis tapi terasa hangat.
Aiu langsung bergidik menyadarkan diri karena tak secara langsung dia mengakui bahwa rumah itu nyaman.
"Apa yang sedang kau pikirkan Aiu!" gumamnya dalam hati.
Mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat Nyonya Kang meletakkan secangkir teh setelah sesaat mencercapnya.
"Kau sudah datang?" ucapnya tanpa menoleh ke arah Aiu.
Walau pun dia merasa jengkel dan marah Aiu tetap berusaha keras untuk bersikap sopan. Aiu berdiri tepat di depannya kemudian menundukkan kepala dengan hormat.
Nonya Kang mengarahkan pandangannya ke arah Aiu menatap lekat dari ujung kaki hingga ujung kepala.
"Jadi kau yang kemarin membuat onar di perusahaanku?" ucap Nonya Kang dengan tenang dia bersikap angkuh dan dingin.
"Aku datang ke sini tidak untuk membahas hal itu Nyonya Kang, langsung saja pada intinya" Aiu menatapnya dengan lekat dia memperlihatkan seolah tak punya rasa takut untuk menghadapi perempuan paruh baya itu.
"Jadi apa yang kau inginkan?" ucap Nyonya Kang pura-pura tak tahu padahal dia mengerti dengan benar kenapa Aiu datang ke perusahaannya.
Aiu tersenyum sinis sementara pandangannya terlihat meremehkan ke arah Nyonya Kang.
"Kembalikan perusahaan Ayahku yang kau rampas secara paksa!" Aiu berucap dengan nada tenang namun penuh dengan penekanan memperlihatkan bahwa dia tak main-main dengan apa yang dia ucapkan.
Nyonya Kang tersenyum dengan tenang dia kembali berucap.
"Silakan duduk dulu kita bisa bicarakan ini baik-baik."
Tak ingin membuatnya lebih berlama-lama Aiu kemudian duduk di kursi seberang meja.
"Jadi kau berfikir aku sudah merebut perusahaan milik ayahmu, mana mungkin aku melakukan hal itu."
"Kalau kau tidak melakukannya untuk apa aku datang kemari menemuimu?" ucap Aiu tanpa rasa takut sedikit pun.
Hahaha... !
Nyonya Kang tertawa.
"Astaga tawannya seperti Mak Lampir!" gumam Aiu dalam hati.
"Apa! kau mengataiku?" ucap Nyonya Kang secara tiba-tiba seolah dia bisa membaca pikiran Aiu.
Aiu dibuat kalang kabut dia berusaha menggelengkan kepala.
"Tidak aku tidak mengatakan apa-apa."
"Aku berusaha keras untuk mendapatkan perusahaan itu jadi semua itu bukan karena aku melakukannya dengan sengaja tapi karena memang kecerobohan Ayahmu, Tuan Himmler" ucap Nyonya Kang dengan lambat di akhir kalimat.
"Ayahku tidak mungkin melakukan kesalahan kecuali ada orang dalam yang membantumu untuk mengambil alih perusahaan Ayahku."
"Seperti apa pun aku menjelaskan kau tak akan bisa paham, dan lagi jika kau ingin membawa masalah ini ke ranah hukum, kau akan kalah telak karena aku mendapatkan perusahaan Ayahmu dengan jalur yang benar. Tapi semua itu terserah jika kau bersikeras ingin mencobanya silakan akan tetapi kau harus paham konsekuensinya. Jika kau kalah maka kau dan Ayahmu tak akan mendapatkan seperser pun seperti apa yang aku berikan setiap bulannya."
Walau pun perusaan di bawah kendali Grup JW, Tuan Himmler dan Aiu masih bisa menikmati kauntungan walau pun berbeda jauh saat di mana perusahaan masih menjadi milik Ayahnya.
Aiu terdiam dia tak dapat berucap, sepertinya Aiu sudah tak punya cara lagi untuk mengambil kembali perusahaan Ayahnya.
"Bagaimana kabarmu, pendidikanmu di Amerika lancar-lancar saja, kan? " ucap Nyonya Kang penuh dengan misterius seolah dia tahu masalah dan seluk beluk tentang keluarga Himmler.
Aiu memicingkan mata ke arah Nyonya Kang.
"Kau sepertinya tahu lebih banyak dari pada diriku sendiri."
"Aku hanya mencoba untuk menebak. Jadi walau pun aku mengambil alih perusahaan ayahmu kalian tidak akan pernah kelaparan karena setiap akhir bulan perusahaanku akan mengirimkan sejumlah uang ke rekening Ayahmu, kau paham itu, kan?"
"Aku tidak membutuhkan uang dari perusahaanmu yang aku butuhkan adalah kau mengembalikan apa yang bukan menjadi hakmu. Aku jadi curiga sebelumnya Ayahku tak pernah memiliki musuh dalam bisnisnya tapi secara tiba-tiba kau mengambil alih semuanya jadi... " Aiu menyipitkan mata, pandangannya terlihat menyelidiki ke arah Nyonya Kang.
"Apakah kau memiliki dendam pribadi kepada Ayahku??" tambahnya.
Nyonya Kang tiba-tiba terbatuk setelah mendengar pertanyaan Aiu seakan membenarkan apa yang diucapkan oleh perempuan itu.
"Oh jadi begitu?" gumam Aiu.
"Lihat saja aku tidak akan tinggal diam, aku pasti akan mencari alasan kenapa kau menyerang Ayahku."
"Dasar kau anak kecil, itu bukan urusanmu kita langsung saja ke intinya. Jadi kau datang ke sini karena mau meminta kembali perusahaanmu, kan?" sekali lagi Nyonya Kang tertawa terbahak-bahak.
"Aku bersusah payah mengeluarkan dana banyak untuk mendapatkan perusahaan Ayahmu, jadi kau tidak akan bisa semudah itu mendapatkan kembali... asalkan!"
"Tidak usah bertele-tele" sahut Aiu dengan cepat.
"Nyonya Kang, katakan apa yang kau inginkan agar kau mau mengembalikan perusahaanku."
Nyonya Kang terdiam seakan inilah pertanyaan yang ditunggu-tunggu oleh dirinya. Nyonya Kang menghela nafas panjang sebelum berucap.
"Sejauh ini aku tahu kau mahasiswi terpandai dengan nilai IPK tinggi, kau bahkan mengambil jurusan bisnis jadi agar kecerdasanmu itu tidak terbuang sia-sia bagaimana kalau kau bekerja kepadaku selama 3 bulan. Jika perusahaanku berkembang dengan pesat maka aku akan mengembalikan perusahaan Ayahmu secara cuma-cuma" ucap Nyonya Kang.
"Dasar Mak Lampir, aku tahu kau pasti akan memberikan syarat untuk mengembalikan perusahaan, mana mungkin kau akan memberikannya tanpa embel-embel sedikit pun" gumam Aiu, tetapi Nonya Kang masih bisa mendengarnya.
"Mak Lampir?" Nyonya Kang tak paham apa yang dikatakan oleh Aiu.
"Mak Lampir, apa itu kata-kata buruk yang kau lontarkan kepadaku?"
"Tidak, kata Mak Lampir kalau di negaraku itu seperti sebuah kata yang menuju ke arah kau cantik, Kau Baik dan kau manis... ya mirip-mirip seperti itulah, ya."
"Hah? aku tidak percaya dengan ucapanmu."
"Yaitu terserah, karena memang pada kenyataannya kau seperti Mak Lampir" Aiu semakin menjadi-jadi ketika Nyonya Kang tak tahu artinya, maka dengan senang hati Aiu semakin gencar menyebutnya Mak Lampir.
"Terserah apa yang kau katakan yang terpenting jika kau ingin kembali mengambil perusahaan milik ayahmu kau harus bekerja dengan ku selama 3 bulan dan kau harus bekerja keras untuk membuat perusahaanku berkembang pesat."
"Itu hal yang sepele Nyonya Kang, hanya itu saja, kah persyaratannya?" Aiu menantangnya seolah dia akan dengan sangat mudah menerima tantangan dari Nyonya Kang.
"Kau akan membantu Putraku di kota X karena dia yang akan memimpin perusahaanku di sana."
"Oke, lalu?"
"Aku tidak suka melihat wajahmu itu! jadi saat kau masuk ke dalam perusahaanku yang ada di kota X besok, kau harus merubah penampilanmu jangan sampai ada orang yang melihat wajahmu seperti ini."
Aiu membulatkan mata tak percaya bibirnya menganga setelah mendengar ucapan Nyonya Kang.
"Apa yang salah dengan wajahku? apakah karena aku cantik? apakah karena aku manis? persyaratanmu kali ini benar-benar aneh. Tidak masuk akal."
Nyonya Kang kembali tertawa.
"Cantik?" ucapnya mengulangi perkataan Aiu, dia seakan mempertanyakan kata itu.
"Ya aku akui kau memang cantik tapi aku tidak suka melihatnya! jika kau menyetujuinya maka tandatangani berkas ini" Nyonya Kang melempar sebuah map ke arah Aiu.
Aiu menatap aneh ke arah map dan Nyonya Kang secara bergantian seolah perempuan baru payah itu seperti sudah mempersiapkan semua ini sejak lama.
Itu membuat Aiu semakin penasaran apa sebenarnya yang terjadi sampai membuat Nyonya Kang melakukan hal ini.
"Apakah kau sudah mempersiapkan berkas perjanjian ini sejak lama?"
Senyum yang menghiasi bibir Nyonya Kang seakan membenarkan ucapan Aiu.
"Baca semuanya dengan teliti setelahnya kau baru tanda tangan, oh ya... ada beberapa poin penting yang tidak boleh kau langgar!"
Aiu langsung mengerucutkan matanya ke arah Nyonya Kang.
"Yang pertama kau dilarang membuka jati dirimu di depan Putraku!"
"Putramu? yang gendut itu? hahaha... aku berdekatan dengannya saja jijik. Aku malah lebih suka kalau aku harus menyembunyikan identitasku di depan putramu agar dia tak terus terusan mengejarku seperti dulu!" ucap Aiu dalam hati.
"Dan yang kedua apa pun yang diucapkan Putraku, apa pun yang dia suruh kau harus melakukannya dengan patuh!" Nyonya Kang berucap dengan nada berat, seolah tak main-main seperti ada amarah tersendiri ketika mengatakan kalimat itu.
"Yang ketiga, ini hal yang paling serius jika kau melanggarnya maka aku pastikan perusahaanmu tidak akan kembali ke tanganmu!"
"Katakan saja Nyonya Kang karena sejak dari awal sampai sekarang yang aku tahu semua persyaratanmu itu sangat mudah" ucap Aiu dengan santai.
"Kau dilarang jatuh cinta kepada Putraku! jika kau melanggarnya kau tak akan mendapatkan apa-apa!"
Aiu tertawa terbahak-bahak dia hampir kehilangan akal sehatnya, Aiu hanya berpikir mana mungkin dia akan jatuh cinta kepada si gendut itu.
"Jangan mengada ada Nyonya Kang, mana mungkin aku akan jatuh cinta kepada putramu."
"Asal kau tahu justru dia yang selalu mengejarku sejak dulu!" ucapnya dalam hati.
Dengan senang hati Aiu menandatangani berkas yang ada di tangannya. Setelahnya Aiu mendorong berkas itu ke arah Nyonya Kang dan berucap.
"Selesai, kau mendapatkan apa yang kau inginkan Nyonya. Jadi masih ada hal lain lagi, kah? atau persyaratan yang lebih berat misalnya?" Aiu berucap dengan santai namun nada bicaranya terdengar sangat menjengkelkan bagi Nyonya Kang.
Nyonya Kang hanya diam pandangannya terlihat semakin menajam ke arah Aiu, dia sampai mengepalkan tangannya kuat menahan betapa besar amarahnya yang tertahan.
***
Vote bintang 5
likenya jangan lupa kakak🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 207 Episodes
Comments
Cicih Sophiana
apakah nyonta Woo tau klo Aiu pernah membully Joong Woo?
klo tau mungkin ini yg nama nya balasan unuk Aiu...
2023-06-11
0
Ita Imus
sombong amat neng
2021-03-15
0
☘𝓛 𝒂ᷤ𝒏ᷧ𝒂ᷝ𝒔ͦ𝒂ᷠ𝒓𝒊𝒆͠ ⍣ᶜᶦ
Mak lampir vc nyi pelet ☺😂
2020-12-29
0