Siang ini, Kenan pulang kerumah tidak seorang diri, melainkan mengajak Rio dan Niko untuk bermain ke rumah Kenan. Rio dan Niko adalah sahabat dekat Kenan semenjak mereka menapaki bangku kelas menengah atas.
Tidak heran jika mereka sangat dekat, mereka selalu pergi bersama kemanapun dan selalu memiliki ide ataupun pemikiran hampir sama dan saling melengkapi. Itu lah alasan yang mendasari mereka menjalin hubungan pertemanan yang bisa di bilang sangat akrab.
Kenan tiba dirumahnya setelah sebelumnya Kania dan Anjani pulang dari sekolah mereka.
"Lo emang temen yang nggak punya hati ya Ken, temen baru datang bukannya di kasih minum malah di tinggal sibuk sendiri", Rio yang baru mendaratkan bokongnya di sofa kamar Kenan ,mendengus dan menatap Kenan dengan tatapan mengejek.
"Lo bisa ambil sendiri di dapur!", tegas Ken yang sedikit merapikan meja belajarnya yang awut-awutan.
"Ih, mana ada gitu? Kita tamu loh ken", Niko menimpali perdebatan dengan senyum tak tau malunya. "Eh, ngomong-ngomong, si cerewet mana nih? Kok nggak ada keliatan batang idungnya?", Si cerewet yang di maksud Niko adalah Kania, adik Kenan yang selalu banyak maunya.
"Mana gue tau? Kalo nggak masih sekolah ya, palingan di kamarnya, bertelur mungkin", jawab k nan dengan mengedikkan bahunya tak acuh.
"Keeeen,, gue haus. mau minum".
"Iya beg*, tunggu bentar!", jawab kenan sebal sembari baranjak dari tempat duduknya dan keluar kamar menuju dapur. Teman-temannya hanya tertawa karena berhasil mengerjai kenan yang super duper lucu di mata mereka.
Tak lama setelah Ken kembali dari dapur dan mereka berbincang ringan di kamar Ken, pintu kamar Ken di ketuk beberapa kali dan terdengan suara wanita yang memanggil Kenan.
"Mas Ken. Ini minumannya sudah jadi", Anjani yang menggantikan tugas ibunya yang istirahat segera membuatkan minum untuk tiga orang sesuai dengan permintaan Kenan.
Ke tiga orang di dalam kamar tersebut segera menghentikan percakapan mereka dan Niko lah yang membukakan pintu.
Begitu pintu terbuka, ke tiga orang tersebut menatap Anjani yang menunduk dan berjalan menuju meja dengan membawa tiga gelas bulir jeruk beralaskan nampan.
"Ini mas, minumannya", ucap Anjani lembut. Rio dan Niko saling tatap dan menatap penuh arti. Seperti merencanakan sesuatu yang tidak melibatkan Ken di dalamnya.
"Ya, taruh aja di situ", ucap Ken santai sambil memainkan ponselnya dan melirik Anjani yang mengangguk sekilas.
Setelah kepergian Anjani, Rio dan Niko mendekati Kenan.
"Ken, gila ya Lo! Punya pembantu yang cantik dan bahenol gitu kok Lo bisa tahan sih?", Rio segera mendaratkan bokongnya di sebelah Kenan. Kenan hanya melirik sekolah dengan raut wajah datar.
"Terus, Lo maunya gue salto, gitu?",
"Bukannya gitu, Lo nggak ada kepikiran buat ngembat dia, gitu? Sayang bange gitu loh kalau di lewatin gitu aja. Pasti rasanya... ahhh mantap!", kali ini Niko yang bersuara.
"Seorang Kenan bisa kuat iman? ck". Rio berdecih, " Apa jangan-jangan Lo nggak berani deketin dia? Secara deh, tu anak masih SMA aja seksinya aduhai, Lo kuat gitu untuk nggak nerkam dia? Nggak laki amat Lo jadi jantan".
"Dia cuma pembantu!", ucap Kenan di sertai lirikan tajamnya ke arah Rio.
"Fix Lo banci dan nggak berani karna nggak bisa naklukin tuh cewek. Sepanjang sejarah nih ya, baru kali ini gue liat Kenan nggak tergoda liat cewek sexy. Kurang jantan Lo ah", sambung Niko.
"Lo pikir gue nggak bisa naklukin tuh anak pembantu? Berani bertaruh? Apa yang bakal Lo jadi in barang taruhan?", ucap Kenan menyeringai.
"Kalo Le menang dan berhasil dapet perawan tuh pembantu, ambil motor baru gue. Tapi kalau Lo kalah, Lo harus geratisin gue sama Niko makan di resto bokap Lo", Ucap Rio serius.
"Deal", jawab kenan sembari menyambar tangan Rio untuk di jabat.
"Deal. Gue kasih waktu Lo dua Minggu paling cepet, dan sebulan paling lama. Kalau Lo belum juga bisa nidurin tuh pembantu, Lo kalah", Sambung Niko yang disusul tawa mengejek dari Kenan.
Setelah kepulangan dua temannya yang somplak tadi, Kenan duduk termenung menyandarkan bahunya di ujung ranjang. Otak kotornya sedang memikirkan cara untuk bisa menaklukkan Anjani si anak pembantu itu.
Semenjak kuliah semester dua, Kenan memang sudah sering mengencani banyak wanita dan berakhir di ranjang hotel. Pesona seorang Kenan memanglah sulit untuk di tolak oleh kaum hawa, bahkan tajir karena Kenan berasal dari kalangan berada, itu menjadi nilai plus bagi banyak kaum wanita yang bersedia mengobral sel***k***an untuk menghabiskan malam bersama dengan seorang Kenan Nayaka Mahardhika.
Kelakuan Kenan yang tidak terpuji ini di karenakan Fandy, sangatlah yang selalu membela dan memanjakan Ken saat ibunya, Nawal memarahinya.
Apalagi semenjak memasuki kelas 11 di bangku menengah atas, kenakalan Ken semakin menjadi-jadi saja. Sang ibu bahkan sangat kewalahan menghadapi tingkah laku putranya yang kelewat nakal itu.
Sangat lah sering Nawal keluar masuk sekolah putranya demi memenuhi panggilan dari guru BK. Namun saat Nawal menegur putranya, Fandy selalu di depan untuk membela sang anak.
Sikap seperti itulah yang akhirnya membuat sang anak sering bermain wanita. Hanya saja, kenakalan Kenan hanya sebatas wanita, rokok, dan balap liar saja. Untuk na minum minuman keras dan mengonsumsi obat-obatan terlarang serta berjudi, Ken akan sangat menghindarinya.
"Apa iya gue tega nidurin cewek polos itu? Ah masa bodoh. Yang penting, gue harus dapetin hatinya. Lebih cepet lebih baik".
..............
Sesuai kesepakatan antara Kenan dan Kania, malam ini Kenan menggedor-gedor pintu kamar Kania dan Kania membuka pintu dengan raut wajah malas.
Kenan berdecih.
"Udah sore elo masih berantakan gini dek?", ucap Kenan yang gemas melihat penampilan adiknya yang berantakan karena bangun tidur. "Mandi Sono. Gue mau ngomong sama elo".
"Ngomong aja kali mas. Ribet amat". sahut Kania dengan menyilangkan kedua tangan di depan dada dan bersandar pada pintu yang terbuka lebar
"Gue mau nagih janji Lo karna gue udah bantuin Lo tadi pagi", ucap Kenan yang nyelonong masuk dan duduk santai di ranjang sang adik tanpa merasa bersalah.
"Ya udah keluar sana. Sebelum makan malem ketemuan di gazebo belakang deh. kan sepi tuh kalau abis magrib. Kita bicarain di sana. Kalau ngobrol dia sini bisa-bisa mama ngamuk ntar, kayak nggak tau mama aja kalau ngamuk udah kayak Mak lampir", sahut Kania dengan suara lirih.
Kenan mendongak, " Gue mau sekarang".
"Gue belom mandi mas, elo ngerti nggak sih?", ucap Kania dengan memberengut sebal ke arah kakanya.
Kenan berdiri kemudian menghampiri sang adik dan berbisik pelan. "Kasi gue nomor Anjani. Udah gitu aja".
Kania yang terkejut pun akhirnya membeliakkan mata, tak percaya.
"Serius cuma itu?".
Ken hanya mengangguk dan memasang wajah ceria.
"Bentar", ucap kania kemudian ia berhenti sejenak dan menatap kakaknya bingung. " Mas, Kania nggak punya ponsel kekinian loh. Ponselnya itu ponsel jadul. Mas yakin mau minta nomor Anjani?".
Ken memutar bola matanya malas". Hadehh, buruan deh kasi nomornya. Gampang ntar gue pikirin lagi, yang pnting dapat nomornya". ucap Kenan santai.
Kania segera menuliskan nomor Anjani ke sebuah kertas kecil yang ia ambil dari buku tulisnya.
"Nih", kata Kania dan menyodorkan kertas itu.
"Dek, Lo janji ya, jangan kasih tau siapa-siapa. Kalau sampe ada semut aja yang tau, kelar idul Lo!", Ucap Ken pada Kania dengan mata tajamnya yang memandang sang adik.
Kania hanya melongo mendapati tingkah laku sang kakak yang tak biasa dan terasa ada yang aneh itu.
🌹🌹🌹🌹
Hai hai hai kakak-kakak readers tersayang, jumpa lagi dengan neng Tia ya...
Jangan lupa tetep dukung neng Tia dengan meninggalkan jejak dan tekan like, love, serta jangan lupa komen yang positif ya....buat neng Tia biar makin semangat up nya... Meski coretan masih abal-abal dan terkesan awut-awutan ini. Namanya juga masih belajar kan??? heheheh😄
Sampai jumpa di episode selanjutnya ya, kecup sayang dari neng Tia buat kakak-kakak readers tercinta😚😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Wiwik Murniati
🙄🙄🙄🙄🙄
2022-12-26
1
Ai Elis
menarik.
2022-02-02
1
Memi kasim
❤️❤️❤️❤️❤️
2021-11-14
0