Pergi, Gana!

Hanya rasa patah, hancur dan sakit ketika mengetahui Ganaya tengah menjalin hubungan dengan lelaki lain. Berhari-hari menutup diri dalam rasa kekecewaan yang terus berkecamuk. Tidak ada lagi harapan untuk tetap bertahan pada wanita yang tidak akan menjadi miliknya.

Untuk itu, Ammar menerima perjodohan yang dilakukan oleh sang Mama. Orang tua Ammar resah, mereka takut anak lelakinya itu tidak menyukai wanita. Karena selama hidup Ammar tidak pernah memiliki kekasih atau teman wanita yang di ajak bertamu ke rumah.

Ammar mantap menyetujui perjodohan itu, dan Asyifa langsung jatuh hati pada pandangan pertama kepada Ammar.

Ammar berharap, dengan menikahi Asyifa. Bayangan Ganaya akan menghilang seiring cinta yang selama ini masih bersarang lekat di dalam hatinya, bisa terhempaskan dengan baik.

Ia bermaksud ingin membangun rumah tangga bersama Asyifa dan pergi jauh dari Ganaya. Ia yakin, cinta akan datang seiring mereka hidup bersama.

Ammar sudah menjalani hubungan dengan Asyifa selama empat bulan, dan tetap saja rasa cinta tidak kunjung hadir. Karena si cinta hanya ingin berlabuh kepada Ganaya seorang.

Tapi, sepertinya hidup sedang ingin bercanda dengannya. Ammar terkejut, ketika ia tahu, dirinya dan Gana akan menjadi kembali menjadi saudara dalam keluarga yang berbeda.

Kini, mereka akan hidup dalam satu payung, bersama keluarga Wiryawan. Dimana, Asyifa dan Adri adalah saudara sepupu di dalam keluarga tersebut.

Dari semenjak itu, Ammar tidak pernah lagi hangat kepada Gana. Gana dan Ammar menutup hubungan kekeluargaan di antara mereka kepada Asyifa dan Adri. Biarlah berjalan layaknya orang yang tidak saling mengenal.

Ammar mengikhlaskan Gana untuk berbahagia. Ganaya pun menyemangatinya agar bisa mencintai Asyifa. Dan Ammar setuju akan semua itu, sampai dimana ia tahu.

Jika Adri dan Asyifa telah membohongi wanita yang ia cintai sampai detik ini. Maka dari itu rasa cintanya kembali bergejolak. Ia yakin, masih mempunyai kesempatan untuk menikahi Ganaya.

Aku akan merebutnya. Aku mencintainya.

Mengingat ucapan Ammar, membuat Asyifa semakin terluka. Ia kembali berteriak, sampai Ganaya terlonjak dari lamunannya.

"Jelaskan padaku! Apa yang kalian sembunyikan? Ada hubungan apa, Kak?" Asyifa mengguncangkan kedua lengan Ganaya.

"Tenang, Syifa. Kamu tidak perlu panik seperti ini. Tidak ada hubungan apa-apa antara aku dengan Ammar." Ganaya menjeda ucapannya, menghirup oksigen sebentar untuk melegakan dadanya. Sejujurnya ia masih kaget, dengan ucapan Asyifa beberapa detik lalu.

"Kakaknya Ammar adalah istri dari Kakakku. Kami berdua hidup dalam lingkaran keluarga. Pertama kali mengenalnya, dulu saat aku masih ada di bangku SMA. Aku hanya menganggapnya sebagai adik. Namun berbeda dengannya, Ammar jatuh hati padaku pada pandangan pertama. Beribu kali ia menyatakan cinta dan beribu kali itu pula aku menolak nya, Syifa."

Buliran air mata semakin deras membasahi pipi Asyifa. Sebegitu besarnya kah cintanya Ammar? Bahkan ia saja sangat iri mendengarnya, mengapa bukan dia?

"Apakah Kakak akan mengambil Ammar dariku?"

"Kamu ngaco, Syifa." Ganaya tertawa. "Kan, sudah ku bilang tadi. Aku bahkan beribu kali menolaknya. Aku akan menikah dengan Kakakmu lusa. Aku sangat mencintai, Adri. Apa itu tidak cukup untuk menenangkanmu?"

Asyifa mengangguk. Ia mencoba untuk tenang walaupun kadarnya masih sedikit. Air matanya pun mulai surut. Hanya sisa-sisa kebasahan yang ada, dan Ganaya mengusapnya dengan punggung tangannya.

"Kamu tenang, Syifa. Aku akan membujuk Ammar. Dia pasti akan mendengarkan ucapanku." Ganaya menenangkan calon adik iparnya.

Asyifa langsung memeluk Ganaya. "Benar ya, Kak? Kamu janji, kan?"

Ganaya mengangguk senyum. Mengusap lembut punggung Asyifa dengan gerakan naik turun. Dirasa Asyifa sudah membaik, Gana melepaskan pelukan itu. Gana menangkup wajah Asyifa, dan wanita itu sedikit mendongakkan wajahnya.

"Aku berjanji." jawab Gana mantap.

"Kak, jika Kak Adri melakukan kesalahan. Apakah kamu tetap mencintainya?"

Mendengar ucapan itu membuat Ganaya mengerjapkan matanya beberapa kali. "Maksud kamu apa, Syifa?" tanyanya bingung.

"Jawab saja."

"Mau lihat dulu masalahnya apa, kalau perselingkuhan. Jelas tidak ada maaf dariku."

JAG.

"Mungkin ini lebih menyakitkan, dibandingkan perselingkuhan, Kak." Asyifa lirih dalam batinnya.

"Kamu nih, kenapa sih, kok, jadi aneh begini? Yang sekarang jadi masalah kan, Ammar. Kenapa jadi bawa-bawa Adri?"

Asyifa menggeleng. "Ya udah, kamu pulang ya. Hati-hati di jalan. Aku harus cepat masuk ke dalam, sepertinya rapat sudah mau dimulai."

"Baik, Kak. Tolong ya, bujuk Ammar. Dan ... tetaplah mencintai Kakakku, sampai kapanpun."

Ganaya kembali mengerutkan kening dengan beberapa lipatan bergelombang. Ia merasa aneh, tapi ya sudah lah. Mungkin itu hanya nasihat pra pernikahan dari Asyifa untuk dirinya, fikir Ganaya. Asyifa berlalu dengan hati yang kacau. Ia ingin secepatnya pergi untuk mendatangi Adri.

***

Ganaya melangkah cepat memasuki gedung serbaguna Eco Group. Berkali-kali ia berseru bangga, karena Ammar mampu memajukan EG sampai sepesat ini dalam kurun waktu yang belum lama.

Seorang penjaga melakukan pengecekan dengan sebuah benda infrared yang di usap ke seluruh tubuh. Dirasa aman, Ganaya dipersilahkan masuk.

"Oh, syukurlah belum dimulai. Aku pasti tidak enak hati jika Ammar melihatku telat." gumamnya sambil menatap podium yang masih kosong, dan hingar bingar para Presdir tengah berbicara dengan para kolega membuat hati Ganaya kembali lega.

Ia berhenti sebentar sambil memandangi kursi-kursi yang ada dihadapannya sekarang. Kursi-kursi itu memunggunginya, menghadap ke arah mimbar. Ada sebuah podium yang memunggungi layar lcd. Membentang luas dj sana dan bertuliskan selamat datang. Sudah dipastikan sang Presdir Eco Group akan berdiri di sana.

"Duduk dimana, ya? Sepertinya sudah terisi semua---" gumaman nya terjeda ketika melihat penjaga mempersilahkan ia duduk ditempat yang sudah disediakan.

"Mari, Bu. Saya antar. Masih ada kursi yang kosong di depan." lelaki itu menjulurkan tangannya kedepan agar Ganaya lebih dulu berjalan di depannya.

Langkahnya terhenti sesuai arahan dari penjaga. Ganaya berdiri didepan kursi kosong tepat di barisan paling depan. Ia merasa aneh, mengapa masih ada satu kursi tersisa. Sedangkan di sisi kanan dan kiri kursi kosong tersebut sudah terisi.

"Apa Ammar sengaja, menyiapkan semua ini untukku?" batin Ganaya makin bergejolak.

Ya, tentu. Ammar yang sengaja mengatur tata letak kursi untuk Ganaya. Ia ingin melepas rindu dengan memandang lamat-lamat wajah wanita yang selama empat bulan ini tidak pernah ia temui. Ammar hanya akan melihat aktivitas Ganaya di status whatsappnya.

"Makasih banyak, Pak." ucap Ganaya kepada penjaga tersebut. Penjaga mengangguk hormat kemudian berlalu.

Ganaya langsung menghempaskan bokong di kursi setelah mengucapkan kata permisi kepada dua orang yang ada di sebelah kanan dan kirinya. Sama-sama Presdir, namun kastanya masih dibawah Eco Group.

Tak lama kemudian, derap sepatu pantopel begitu terdengar jelas. Sang Presdir EG memasuki gedung serbaguna dengan di dampingi enam pengawal dan dua asisten pribadinya. Ganaya menatap Ammar dengan decakan kagum.

Ia merasa Ammar seperti sekelompok orang yang paling disegani dan ditakuti saat ini. Tentu ia tidak tahu, apa pekerjaan Ammar selain menjadi Presdir Eco Group. Membuat ia harus terus terlindungi dalam keadaan apapun. Karena banyak yang mengincar nyawanya.

Dalam langkah menuju podium. Ammar menatap Ganaya dengan wajah teduh. Kilatan cinta seakan keluar dari manik matanya yang gelap. Samar-samar senyum dibibir nya terangkat.

Tidak terlihat lagi raut kaku dan dingin yang selalu orang lain temukan dibalik wajah tampan seorang Maldava Ammar. Bahkan, Bima dan Denis sesekali bersitatap dengan kode mata ketika melihat perubahan wajah Ammar. Memang, hanya Ganaya yang mampu menyejukkan hati sang Presdir EG.

"Kamu cantik sekali hari ini, Gana." Ammar memuji Gana dalam hatinya. Ia mengulum senyum simpul.

Hati Ammar berdesir, cinta sucinya benar-benar tidak lekang oleh waktu kepada Gana. Malah semakin besar. Rasanya, ia ingin memeluk tubuh wanita itu dan membawanya pergi jauh untuk hidup bersama.

Mungkin, kah?

Sekelibat bayangan masa kecil, 13 tahun yang lalu kembali menganggu fikiran Ammar.

"Hai Gana---"

Ammar berpindah duduk persis disamping Gana yang masih sibuk menyantap kue nya.

"Panggil Kakak dong! Kok nama sih, kamu tuh lebih muda dari aku!"

"Ya elah Gan, nggak enak manggilnya. Masa Kakak? Kalau kaya gitu, aku ngerasa kaya ke Kak Maura dong..." cicitnya manja.

Ngapain sih ini bocah? Sok dekat banget. Ganaya mendengus malas meladeni Ammar.

"Kita kan nggak jauh umurnya Gan, hanya tiga tahun!"

"Terus masalahnya apa??" Gana berdecak.

"Ya biar akrab aja, aku nggak usah panggil kamu nama---"

"Ya udah terserah, enaknya kamu aja!" Gana mengambil jalan pintas untuk menyudahi obrolan yang tidak penting ini.

"Bagi nomor WA kamu dong boleh nggak?"

Seketika Gana menjadi tersedak batuk-batuk.

"Aduh duh, kamu kenapa Gana?"

"MINUM!!" Tangan Gana menunjuk sebuah gelas berisi air yang agak jauh letaknya dari nya.

"Oh, iya bentar. Nih kamu minum dulu!" Ammar menyodorkan air kepada Gana.

"Kamu kenapa bisa tersedak begitu, makanya kalau mau makan baca doa dulu!"

"Eh anak kecil, aku nih tersedak karna kamu! Ngapain sih pakai segala minta no WA, kalau tukeran nomor rekening, baru aku mau--"

"Ya kan hanya mau jalin persaudaraan masa nggak boleh?"

"Aku nggak punya WA!"

"Hari gini, nggak punya WA??"

"Nggak punya HP!"

"Ah, masa??" Kelakar Ammar.

"...Ya udah gampang, nanti aku tinggal minta ke Kak Maura untuk belikan kamu HP. Kakak ku itu baik, dia pasti mau belikan kamu HP."

"Idih, minta doang kerjaan kamu! Kerja dong--"

"Kerja apa, kan aku mah masih kelas tiga SMP!"

"Nah, tuh tau! Masih SMP juga sok belagu mau beliin HP, eh uangnya minta lagi. Aduh ck! Sama aja kamu tuh kaya si Gemma, paling juga kalau abis main bola, badannya bau asem kecut, eum..." Ganaya berdecak geli.

"Jangan menghina dong!"

Lalu Ammar memasukan telapak tangannya untuk masuk kebagian ketiak kiri, ia mengelap wangi ketiaknya disana.

"Nah wangi kan? Nggak bau asem?" Ia mengoleskan lubang hidung Gana dengan telapak tangannya tadi. Gelak tawa Ammar terus membuncah hebat.

"Ih dasar monyet!" Gana menepis tangan Ammar dengan kasar.

Gana mendengus kesal, ia pun mengelap bibirnya dengan tissu sebelum akhirnya bangkit dari meja makan untuk meninggalkan Ammar disana. "Liat aja, aku balas nanti!"

"Cantik-cantik jutek! Awas nanti kalau suka sama aku, hahahaha!!"

Dorr.

Ammar terlonjak. Ia mendelik tajam ke arah Bima. "Maa-maaf, Pak. Bapak melamun cukup lama. Para hadirin lihatin Bapak terus."

Ammar merasa malu karena ia sudah mematung lama di podium. Ia menatap sekilas ke arah Ganaya yang juga menatapnya dengan raut bingung sedari tadi.

Dan, di saat Ammar ingin membuka mulutnya untuk mengucap kata awalan sebagai sambutan dari balik podium. Ada sebuah senapan tengah menjulur ke arahnya dari jarak yang cukup jauh. Peluru panas sedang melesat menuju tubuh yang sedang ia incar, ketika pelatuk pistol di tekan.

Dorrrr.

Benda tajam itu mengeluarkan suara yang menggema nyaring di udara, bersamaan dengan tubuh sang Presdir yang limbung di atas tapakkan mimbar. Dari mata sayu nya, Ammar masih bisa melihat Ganaya yang sedang berlari menuju dirinya sambil menyerukan namanya.

"AMMAR!"

"Pergi, Gana. Mereka akan melukaimu!"

Dan ketika Ammar masih berada di ujung nyawa, ia masih saja memikirkan keselamatan Ganaya.

***

Like dan Komennya ya guys. Ini udah 1700 kata lebih loh. Awas aja masih ada yg bilang dikit, akuu cium nih pake pistol nya Ammar🤭🤪

Ammar: Percayalah ... Hanya diriku paling mengerti kamu, Gana❤️🌺

Terpopuler

Comments

Sitialmira

Sitialmira

visualnya the K2 😘

2022-08-31

0

Asni Riel

Asni Riel

visualnya Yoona SNSD Ama Ji Chang Wook K2

2022-07-24

0

Intan Anggraeny

Intan Anggraeny

next

2022-01-21

0

lihat semua
Episodes
1 Pembatalan Pernikahan.
2 Namamu Masih Saja Terukir
3 Pergi, Gana!
4 Tenang, Sayang.
5 Tolong Jelaskan Padaku, Mas!
6 Kamu Tetap Yang Pertama
7 Aku Hanya Seorang Pendosa.
8 Kamu Harus Habis di Tanganku.
9 Patah Hati dan Terluka
10 Aku Bukan Pelakor.
11 Menikahlah denganku, Ganaya.
12 Aku Akan Tetap Menikah!
13 Tidak Sadarkan Diri.
14 Tidak Usah Besok, Nanti Malam Saja!
15 Lamaran Malam Ini.
16 Atas Ijin Mama dan Papa.
17 Bersikaplah Egois!
18 Tolonglah Untuk Setia.
19 Sebagai Orang Ketiga.
20 Dasar Anak Kecil!
21 Ada Apa Sayang?
22 Siapa Mereka?
23 Dalam Waktu Yang Bersamaan.
24 Di Arsy-nya Allah
25 Dirimu Tampan Sekali.
26 Menjadi Nyonya Ammar Hari Ini.
27 Menggetarkan Arsy-nya Allah.
28 Apa aku pantas mendapatkannya?
29 Aku Tidak Suka di Bantah.
30 Tersiksa dengan Kebaikanmu.
31 Tolong Doakan Aku.
32 Bolehkah Aku Ikut?
33 Sudah Mantan, Bekas!
34 Pergilah, Ammar!
35 Hanya Ingin Menjaga Kamu.
36 Nasihat Dari Seorang Suami.
37 Menyicip, boleh 'kan?
38 Kemana 'kah, Ammar?
39 Di Belakang Ku, Selama itu?
40 Tiga Bulan Pernikahan.
41 Awal Perjuangan.
42 Yakin Mau Berhenti?
43 Ganaya Adalah Hidupku!
44 Aku Ingin Minta Maaf Kepadanya.
45 Suami Terbaik.
46 Terima Kasih Karena Selalu Ada.
47 Permata Hatiku.
48 Demi Orang Yang Terkasih.
49 Lima Bulan Pernikahan.
50 Kamu kenapa?
51 Siang Ini Milik Gana.
52 Aku Tetap Enggak Suka!
53 GANAYA!!
54 Makasih Sudah Menyelamatkan Aku.
55 Dasar, Tidak Peka!
56 Sudah Diam!
57 Sudah Musnah.
58 Sayang, bertahan ya.
59 Harusnya Aku.
60 Tujuh Bulan Pernikahan.
61 Farhan?
62 Jangan Mencurigai Aku!
63 Hanya Jadi Boneka.
64 Peluk Aku Aja.
65 Kalian Saling Mengenal?
66 Langit Saja Setuju Dengan Ucapanku!
67 Jangan Takut, Gana.
68 Iblis?
69 Lapangkan Hati Kamu.
70 Sembilan Bulan Pernikahan.
71 Jelaskan Kepadaku!
72 Jangan Tinggalkan Dia.
73 Aku Belum Siap.
74 Mencuri Detak Jantungku.
75 Jangan Menangis!
76 Dengarkan Aku Dulu!
77 Ini Yang Terakhir.
78 Kamu Cari Apa?
79 71141. Your Succes!
80 Aku Tidak Ingin Di Ketahui!
81 Kamu Gila, Ammar!
82 Berjuanglah, Gunakan Kecerdikanmu.
83 Salahku Apa?
84 Sepuluh Bulan Pernikahan.
85 Aku Berangkat, Sayang.
86 Kamu Harus Tau Siapa Aku!
87 Apa Yang Ingin Kamu Ketahui?
88 Aku Sudah Mencintainya.
89 DASAR IBLIS!
90 Berbahagialah Selalu, Bapak dan Ibu
91 MaldavaKu (Ganaya POV)
92 Karena Ijab-mu Menggantung di Arsy.
93 Kamu Nih, Nakal!
94 Jika Ammar punya Gana, Maka Kamu punya Aku!
95 Apa Aku Sudah Boleh?
96 Rasanya Hangat.
97 Tolong Sebarkan!
98 Kita Dosa Apa Ya?
99 Aku Akan Kembali, Sayang!
100 Tolong, Ampuni Suamiku.
101 Di Ujung Tanduk.
102 Tolong Jaga, Gana.
103 Lihatlah Bintang Jika Rindu
104 Aku Kembali Padamu.
105 Sebelas Bulan Pernikahan
106 Bagaimana Dengan Janjimu?
107 Aku tanpa istriku, dan kamu tanpa suamimu.
108 Ganaya, My Adore
109 Masya Allah, Tampan Sekali.
110 Meminta Hak
111 Aku Cinta Kamu, Sayang
112 Pergi Untuk Kembali.
113 Perasaan Malam Ini.
114 Jalan Terus.
115 I Love You, Abang!
116 Malvinia Aurora Artanegara.
117 Kapan Pulang, Nak?
118 Yang Lembut, Sayang.
119 Ada Apa Dengan Mama?
120 Malam Ini, Ba'da Isya
121 Sudah Jadi Tugas Aku
122 Jangan Kangen.
123 Harus Jadi Pemberani!
124 Tega-teganya kamu!
125 Mereka Pergi.
126 Papa Sayang Kamu, Nak.
127 Sosok Yang Di Rindukan.
128 Demi Gana dan Anak-anak Kami.
129 Adek Takut, Bang!
130 Kesalahan Yang Sama
131 Cerita Selanjutnya
132 Keduanya Merindu.
133 Jangan Keluar Sekarang, Bang!
134 Sama-Sama Membusuk di Penjara.
135 Perahu Layar terus melaju [END]
136 Cerita Geisha Sudah Terbit.
137 Eks Part One
138 Eks Part Two
139 Eks Part Three
140 Eks Part Four
141 Eks Part Five
142 Eks Part Six
143 Eks Part Seven
144 Eks Part Eight
145 GMA 2 : Adek Sayang Abang.
146 GMA 2 : Geli! Aku Enggak Tahan!
147 GMA 2 : Jalan Menuju Surga-Nya.
148 GMA 2 : Mama Hamil Lagi?
149 GMA 2 : Pecat Saja!
150 GMA 2 : Hanya Adek Yang Abang Cinta.
151 GMA 2 : Bidadari Hati Mafia.
152 GMA 2 : Selalu Teledor!
153 GMA 2 : Dia Sudah Kendor!
154 Buat Kalian
155 GMA 2 : Dava bisa, Om.
156 GMA 2 : Silakan Temani Dia!
157 GMA 2 : Ada Apa Dengan Gana?
158 GMA 2 : Cinta Dari SMP.
159 Assalammualaikum
160 GMA 2 : Calon Jenazah.
161 Tas Lucu.
162 GMA 2 : Bau Surga.
163 GMA 2 : Haus 'kan?
164 GMA 2 : Nanti aku mati, loh!
165 GMA 2 : Terserah Kamu!
166 GMA 2 : Om Baik.
167 GMA 2 : Di Sini, Bang?
168 GMA 2 : Bodohnya Aku Terayu.
169 GMA 2 : Jangan Kau Berkelahi.
170 GMA 2 : Magala Aidan.
171 GMA 2 : Kerudung Untuk Nurul.
172 GMA 2 : Aku Lelaki.
173 Rora Dava Falan.
174 GMA 2 : Takut Kotor!
175 GMA 2 : Kamu Bisa, Dek.
176 GMA 2 : Al- Fatihah Sejak Dini.
177 GMA 2 : Aku Mau Lewat.
178 GMA 2 : Sehat, Mah, Pah.
179 GMA 2 : Potong Rambut.
180 GMA 2 : SABAR
181 GMA 2 : MIKU.
182 GMA 2 : Mau Ngapain?
183 Cerita Baru Di NT.
184 Sebelum Dia Pergi
185 GMA 2 : Welcome, Adek!
186 GMA 2 : Ular Kobra
187 GMA 2 : Cara Manual.
188 GMA 2 : Kibooo.
189 GMA 2 : Bella dan Malia.
190 GMA 2 : Enggak Takut?
191 GMA 2 : Mimi dan Momo
192 GMA 2 : Love IS
193 GMA 2 : Sang Casanova
Episodes

Updated 193 Episodes

1
Pembatalan Pernikahan.
2
Namamu Masih Saja Terukir
3
Pergi, Gana!
4
Tenang, Sayang.
5
Tolong Jelaskan Padaku, Mas!
6
Kamu Tetap Yang Pertama
7
Aku Hanya Seorang Pendosa.
8
Kamu Harus Habis di Tanganku.
9
Patah Hati dan Terluka
10
Aku Bukan Pelakor.
11
Menikahlah denganku, Ganaya.
12
Aku Akan Tetap Menikah!
13
Tidak Sadarkan Diri.
14
Tidak Usah Besok, Nanti Malam Saja!
15
Lamaran Malam Ini.
16
Atas Ijin Mama dan Papa.
17
Bersikaplah Egois!
18
Tolonglah Untuk Setia.
19
Sebagai Orang Ketiga.
20
Dasar Anak Kecil!
21
Ada Apa Sayang?
22
Siapa Mereka?
23
Dalam Waktu Yang Bersamaan.
24
Di Arsy-nya Allah
25
Dirimu Tampan Sekali.
26
Menjadi Nyonya Ammar Hari Ini.
27
Menggetarkan Arsy-nya Allah.
28
Apa aku pantas mendapatkannya?
29
Aku Tidak Suka di Bantah.
30
Tersiksa dengan Kebaikanmu.
31
Tolong Doakan Aku.
32
Bolehkah Aku Ikut?
33
Sudah Mantan, Bekas!
34
Pergilah, Ammar!
35
Hanya Ingin Menjaga Kamu.
36
Nasihat Dari Seorang Suami.
37
Menyicip, boleh 'kan?
38
Kemana 'kah, Ammar?
39
Di Belakang Ku, Selama itu?
40
Tiga Bulan Pernikahan.
41
Awal Perjuangan.
42
Yakin Mau Berhenti?
43
Ganaya Adalah Hidupku!
44
Aku Ingin Minta Maaf Kepadanya.
45
Suami Terbaik.
46
Terima Kasih Karena Selalu Ada.
47
Permata Hatiku.
48
Demi Orang Yang Terkasih.
49
Lima Bulan Pernikahan.
50
Kamu kenapa?
51
Siang Ini Milik Gana.
52
Aku Tetap Enggak Suka!
53
GANAYA!!
54
Makasih Sudah Menyelamatkan Aku.
55
Dasar, Tidak Peka!
56
Sudah Diam!
57
Sudah Musnah.
58
Sayang, bertahan ya.
59
Harusnya Aku.
60
Tujuh Bulan Pernikahan.
61
Farhan?
62
Jangan Mencurigai Aku!
63
Hanya Jadi Boneka.
64
Peluk Aku Aja.
65
Kalian Saling Mengenal?
66
Langit Saja Setuju Dengan Ucapanku!
67
Jangan Takut, Gana.
68
Iblis?
69
Lapangkan Hati Kamu.
70
Sembilan Bulan Pernikahan.
71
Jelaskan Kepadaku!
72
Jangan Tinggalkan Dia.
73
Aku Belum Siap.
74
Mencuri Detak Jantungku.
75
Jangan Menangis!
76
Dengarkan Aku Dulu!
77
Ini Yang Terakhir.
78
Kamu Cari Apa?
79
71141. Your Succes!
80
Aku Tidak Ingin Di Ketahui!
81
Kamu Gila, Ammar!
82
Berjuanglah, Gunakan Kecerdikanmu.
83
Salahku Apa?
84
Sepuluh Bulan Pernikahan.
85
Aku Berangkat, Sayang.
86
Kamu Harus Tau Siapa Aku!
87
Apa Yang Ingin Kamu Ketahui?
88
Aku Sudah Mencintainya.
89
DASAR IBLIS!
90
Berbahagialah Selalu, Bapak dan Ibu
91
MaldavaKu (Ganaya POV)
92
Karena Ijab-mu Menggantung di Arsy.
93
Kamu Nih, Nakal!
94
Jika Ammar punya Gana, Maka Kamu punya Aku!
95
Apa Aku Sudah Boleh?
96
Rasanya Hangat.
97
Tolong Sebarkan!
98
Kita Dosa Apa Ya?
99
Aku Akan Kembali, Sayang!
100
Tolong, Ampuni Suamiku.
101
Di Ujung Tanduk.
102
Tolong Jaga, Gana.
103
Lihatlah Bintang Jika Rindu
104
Aku Kembali Padamu.
105
Sebelas Bulan Pernikahan
106
Bagaimana Dengan Janjimu?
107
Aku tanpa istriku, dan kamu tanpa suamimu.
108
Ganaya, My Adore
109
Masya Allah, Tampan Sekali.
110
Meminta Hak
111
Aku Cinta Kamu, Sayang
112
Pergi Untuk Kembali.
113
Perasaan Malam Ini.
114
Jalan Terus.
115
I Love You, Abang!
116
Malvinia Aurora Artanegara.
117
Kapan Pulang, Nak?
118
Yang Lembut, Sayang.
119
Ada Apa Dengan Mama?
120
Malam Ini, Ba'da Isya
121
Sudah Jadi Tugas Aku
122
Jangan Kangen.
123
Harus Jadi Pemberani!
124
Tega-teganya kamu!
125
Mereka Pergi.
126
Papa Sayang Kamu, Nak.
127
Sosok Yang Di Rindukan.
128
Demi Gana dan Anak-anak Kami.
129
Adek Takut, Bang!
130
Kesalahan Yang Sama
131
Cerita Selanjutnya
132
Keduanya Merindu.
133
Jangan Keluar Sekarang, Bang!
134
Sama-Sama Membusuk di Penjara.
135
Perahu Layar terus melaju [END]
136
Cerita Geisha Sudah Terbit.
137
Eks Part One
138
Eks Part Two
139
Eks Part Three
140
Eks Part Four
141
Eks Part Five
142
Eks Part Six
143
Eks Part Seven
144
Eks Part Eight
145
GMA 2 : Adek Sayang Abang.
146
GMA 2 : Geli! Aku Enggak Tahan!
147
GMA 2 : Jalan Menuju Surga-Nya.
148
GMA 2 : Mama Hamil Lagi?
149
GMA 2 : Pecat Saja!
150
GMA 2 : Hanya Adek Yang Abang Cinta.
151
GMA 2 : Bidadari Hati Mafia.
152
GMA 2 : Selalu Teledor!
153
GMA 2 : Dia Sudah Kendor!
154
Buat Kalian
155
GMA 2 : Dava bisa, Om.
156
GMA 2 : Silakan Temani Dia!
157
GMA 2 : Ada Apa Dengan Gana?
158
GMA 2 : Cinta Dari SMP.
159
Assalammualaikum
160
GMA 2 : Calon Jenazah.
161
Tas Lucu.
162
GMA 2 : Bau Surga.
163
GMA 2 : Haus 'kan?
164
GMA 2 : Nanti aku mati, loh!
165
GMA 2 : Terserah Kamu!
166
GMA 2 : Om Baik.
167
GMA 2 : Di Sini, Bang?
168
GMA 2 : Bodohnya Aku Terayu.
169
GMA 2 : Jangan Kau Berkelahi.
170
GMA 2 : Magala Aidan.
171
GMA 2 : Kerudung Untuk Nurul.
172
GMA 2 : Aku Lelaki.
173
Rora Dava Falan.
174
GMA 2 : Takut Kotor!
175
GMA 2 : Kamu Bisa, Dek.
176
GMA 2 : Al- Fatihah Sejak Dini.
177
GMA 2 : Aku Mau Lewat.
178
GMA 2 : Sehat, Mah, Pah.
179
GMA 2 : Potong Rambut.
180
GMA 2 : SABAR
181
GMA 2 : MIKU.
182
GMA 2 : Mau Ngapain?
183
Cerita Baru Di NT.
184
Sebelum Dia Pergi
185
GMA 2 : Welcome, Adek!
186
GMA 2 : Ular Kobra
187
GMA 2 : Cara Manual.
188
GMA 2 : Kibooo.
189
GMA 2 : Bella dan Malia.
190
GMA 2 : Enggak Takut?
191
GMA 2 : Mimi dan Momo
192
GMA 2 : Love IS
193
GMA 2 : Sang Casanova

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!