Happy reading!
.
***
"Kamu membuat seolah aku sudah mati, Sialan!"
Diego tergelak mendengar teriakan seseorang dari seberang sana. Dia menjauhkan ponsel dari telinganya. "Ayolah, Senior. Aku hanya menambahkan kumis saja, kamu masih terlihat tampan. Lagi pula aku belum sempat mencuri untuk menggantikan indentitasmu."
"Aku tahu kamu baru saja menghancurkan brankas pribadi milik calon anggota dewan baru itu, Shaun. Kamu bisa memakai uang curian itu untuk membeli identitas."
Diego berdecak. "Astaga, ini sangat menyebalkan. Kamu tahu semua yang aku lakukan tapi aku bahkan tidak bisa mengintip sedikitpun ke sistemmu, Senior. Ini tidak adil," sungut Diego.
Santiago Kim, seorang teman juga kakak senior bagi Diego. Pandai bermain petak umpet dan juga ketat terhadap area sendiri, bahkan Diego pun tidak bisa menembus pertahanannya.
"Kamu pria licik, Shaun, aku tidak ingin semua milikku diambil alih olehmu."
Diego merenggut kesal. Dia melempar kumis palsu yang dipakainya tadi dan sialnya benda itu mengenai hidung Valentio, sang asisten pribadi. Diego tergelak, "Maaf, Valent, aku memang sengaja."
"Kamu berulah lagi? Astaga, Shaun, kapan kamu akan tumbuh dewasa?" Santiago menghela napas dari seberang. "Bagaimana proses pengejaran menjadi istri dari kekasih masa kecilmu?"
Diego bangkit dari tempat duduknya kemudian memandang awan-awan yang berlarian bebas dari balik jendela. "Dia mimisan bahkan pingsan saat melihat pria tampan, Senior. Mungkin aku harus memakai cara 'penumpasan', lawan aku sangat banyak."
Diego menghela napas saat terdengar gelak tawa Santiago dari seberang sana. "Itu karma untukmu, Shaun. Kamu tahu karma tidak pernah salah alamat, bukan? Dulu kamu membuat ayahnya kelimpungan, mungkin sekarang dia sedang balas dendam lewat anaknya."
Diego memutar bola mata malas. Pria yang terpaut usia sepuluh tahun darinya itu sangat senang kalau dirinya tertimpa sial. "Kamu memang psikopat, Senior. Di mana doa terbaik waktu itu?"
"Sialan." Santiago mengumpat dari sana.
"Waktu itu aku masih kecil dan tidak tahu apa-apa, Senior. Tapi menggoda Uncle Silver memang menyenangkan."
Diego kembali menerawang pada masa beberapa tahun silam, dirinya gencar sekali menggoda dan membuat kesal lelaki yang menjadi ayah dari gadis yang sangat disukainya. Diego tertawa saat memori itu terputar kembali, seakan masa itu baru lewat beberapa hari.
"Apanya yang 'tidak tahu apa-apa'? Kamu bahkan merelakan kebebasanmu demi bersama bayi kecil itu, Shaun!"
Diego mengerucut. "Itu karena aku ingin menjauh dari serangga pengganggu, Senior. Lagi pula waktu itu aku sedang menginginkan seorang adik kecil."
"Apa kamu tidak bisa mencari alasan yang lebih masuk akal lagi, huh?"
Diego menahan kesal, Santiago paling tahu tentangnya dan Diego merasa menyesal telah bercerita pada pria itu. Waktu itu, Diego membuat janji dengan ibunya dan pada akhirnya, Bertha mengizinkannya untuk tinggal di rumah Silver dengan bayaran dia harus bersekolah di Italia sesuai keinginan sang kakek.
"Kamu menyebalkan, Senior."
Diego memutuskan sambungan sepihak dan membiarkan seseorang di seberang sana yang mungkin sekarang sedang mengumpati dirinya. "Dia semakin membahayakan jantungku," gumam Diego.
Kembali ke tempatnya semula, Diego menatap malang wajah yang tadi terkena lemparan kumis palsu miliknya. "Kamu juga tampan kalau memakai kumis, Valent," ucapnya menyeringai dan menggoda sang asisten.
"Signore!" Valentio memutar bola mata malas, dia yang selalu menjadi sasaran keusilan Diego.
Diego tergelak sendiri dan membaringkan kepalanya di badan sofa. "Bagaimana dengan gadis kecil hari ini, Valent?"
"Nona Lele mendapatkan pacar baru lagi, Signore," lapor Valent sesuai kenyataan.
Membuat Diego segera mengangkat kepala dan melotot kaget. "Pacar baru? Lagi? Astaga, apa yang dipikirkan bocah ingusan itu," gumam Diego dan menyugar rambutnya frustrasi. "Ini yang ke berapa?"
"Menurut yang saya selidiki, ini yang ke-53, Signore."
Bukan hal baru bagi Diego. "Bagaimana tampangnya?" Diego mulai penasaran.
"Lumayan, saya rasa dia lebih tampan dari Anda, Signore."
Diego melempar Valent dengan bantal sofa tanpa aba-aba tapi bisa ditangkap pria itu. "Sialan, apa kamu sekarang sedang berubah haluan dan mengkhianatiku?"
"Maksud saya, Anda jelek dengan kumis ini, Signore." Valent memberikan kumis yang tadi menempel di hidungnya.
Diego menatap jengkel pada Valent. "Ini sesuai dengan perkiraanku, Valent."
Diego kembali memakai kumis itu dan menatap pantulan wajahnya di layar ponsel. Melihat itu, Diego mengingat ada beberapa pesan yang masuk tadi dan dia itu membuatnya penasaran kemudian mengintip nama pengirim.
"Sialan, apa aku sejelek Hound, Valent? Oh sial, aku benar-benar hilang akal dengan gadis kecil ini," ucap Diego menahan kesal.
"Anda memang seperti Thanos, Signore." Valent yang tiba-tiba berada di belakangnya membuat Diego terkejut dan sialnya, pria itu mengintip isi pesannya.
"Kamu tahu apa yang harus dilakukan, Valent."
***
Setelah mengirim pesan pada seseorang yang mungkin akan menunggunya di gerbang sekolah, pemilik manik hijau zamrud itu memasuki mobil mewah edisi terbatas.
Bibirnya terus tersenyum, bukan karena bahagia sedang berkencan, tapi karena ini kali pertamanya dia mengendarai mobil mewah di Los Angeles setelah dimiskinkan sang ayah.
"Ini seribu kali lebih baik dari mobil rongsokan milik Diego," gumam Alita sambil memasang seatbelt.
"Ke mana kamu ingin pergi, Princess?" tanya pemilik mobil mewah berlogo RR.
Alita sedikit risih dengan panggilan itu, tapi demi keamanan isi dompet yang makin terkuras, Alita tersenyum. "Langit paling tahu apa yang diinginkan bumi, Sky. Dan sekarang bumi sedang kering, tidak ada lagi hujan yang membasahi."
Pemuda itu terkekeh. "Apa kamu selalu bermulut manis pada siapapun?"
"Oh, tentu saja tidak. Hanya orang spesial yang bisa melihat sisi diriku yang ini," ucap Alita tanpa ragu sedikitpun.
Aktingnya semakin membaik dan itu bagus untuk menarik uang dari dompet para pria tampan dan kaya.
"Astaga, aku sangat beruntung," ujar Sky.
Alita terkekeh dan menatap mata pemuda yang mengemudi mobil. "Apa di matamu ada ilmu sihir?" tanyanya.
Pemuda itu mengerutkan kening dan menyentuh matanya. "Kenapa?" tanyanya penasaran.
"Saat melihat matamu, aku seolah ditarik masuk ke sana dan tidak ingin kembali lagi."
Sky terkekeh. Alita melihat ada rona merah di wajahnya dan itu membuat manik hijaunya berbinar. Seringai iblis tercetak di bibir tipisnya.
Mobil mewah berlogo terkenal itu membelah siang, menembus sinar yang menyilaukan mata.
***
Keluar dari pusat pembelanjaan terbesar di kota itu, mata hijaunya langsung bersitatap dengan manik cokelat milik seseorang. Tangannya yang memegang banyak paperbag langsung lemas seketika.
Dengan bibir mengerucut, Alita memanggil pemuda yang menunggunya di parkiran. "Ini sangat berat, Diego. Bantu aku membawanya."
Diego mendekat dan mengambil alih semua barang yang dibeli Alita, bukan, lebih tepatnya barang rampokan Alita dari isi dompet Sky.
"Ke mana pacarmu itu?" tanya Diego dengan bibir menyeringai.
"Sudah putus."
Diego menghetikan langkahnya dan menatap manik sang gadis. "Putus? Secepat itu?"
Alita mengangguk dan memegang tangannya yang gemetar akibat membawa barang berlanjaan yang sangat banyak. "Aku membeli banyak berlian dan dia bangkrut," akunya.
Kembali Diego terbelalak. Sisi diri Alita yang ini membuatnya menelan ludah. "Apa kamu juga akan membuatku bangkrut nanti?"
Bibir Alita mengerucut dan memukul lengan pemuda yang tampak bengong. "Halu kamu kejauhan, Bro. Kamu saja belum memberi kepastian, kenapa jauh-jauh mikirin itu?"
Diego menyengir dan mengusap kepala Alita. "Bukan aku yang halu kejauhan, tapi kamu yang halunya ketinggian. Orang bicara tentang hasil kerja malam kita," ucap Diego dan menarik sehelai rambut gadis yang masih gemetaran itu.
"Sialan, aku akan membuatmu patah hati saat sudah jatuh cinta padaku nanti," protes Alita.
Diego tergelak. Dia menarik Alita dari sana menuju mobil mereka, yang menurut Alita itu hanyalah mobil rongsokan dari tempat pembuangan.
"Kapan kamu akan memberiku hadiah, DS?"
Pertanyaan mendadak dari Alita membuat Diego tersedak ludah sendiri. DS? Apa gadis kecil ini sudah gila karena kebanyakan merampok?
Dalam pikiran Diego, DS yang dimaksud adalah hal spesial yang dilakukan oleh pasangan yang sudah menikah.
.
---
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Nurulfajriyah
parah
2021-02-02
0
Rini Kumaini
tanya dong visual.ny diego nama asli.ny siapa ea😁
2021-01-29
1
Noejan
Mampir ❤
2020-12-29
1