Happy reading!
.
***
Loyale High School merupakan sekolah menengah untuk kalangan atas, tapi ayah kesayangan yang dijuluki Alita si Rubah Tua mendaftarkannya ke sini setelah dimiskinkan.
Meski terbilang miskin dengan fasilitas milik keluarga Dario, Alita tetap memerhatikan penampilannya. Cantik itu relatif, begitu katanya. Tapi kelestarian harus dijaga demi memikat para pria tampan.
Dijuluki Queen of Beauty oleh pria tampan, membuat Alita menyeringai. Mereka tidak tahu saja kalau dirinya sangat demam dengan pria tampan.
Dengan dagu terangkat tinggi, Alita berjalan bak ratu dengan ribuan pasang mata menatap ke arahnya. Meski masih kesal dengan Diego, moodnya berubah setelah melihat banyak pria tampan di kawasan sekolah.
Bibirnya tersenyum ramah, tapi dalam hati sedang menyombongkan kecantikannya yang berhasil memikat banyak pria. "Aku memang cantik, garis keturunan tampan dari Daddy meski dia sangat licik, juga Moon yang sangat cantik. Sebenarnya aku tidak ingin mengakuinya, tapi Moon memang lebih cantik dari aku."
Seorang siswa datang padanya dan menyodorkan setangkai bunga. Alita melirik penampilannya, tidak buruk, 20% bisa dijadikan pacar.
"Aku menyukaimu," ucap siswa itu. Alita tersenyum.
"Aku juga menyukaimu," jawab Alita secepat kilat dan mengambil bunga mawar merah yang digenggam erat oleh pemuda itu. "Apa kamu ingin menjadikan aku pacarmu?"
Pemuda itu mengangguk. "Apakah aku masih memiliki kesempatan untuk itu?" tanyanya sedikit ragu.
Berdiri dengan gaya sok cool dengan hidung yang terus menghirup aroma bunga yang sangat disukainya, Alita terkekeh.
"Apa kamu sangat tidak percaya diri setelah mengatakan suka padaku? Ayolah, aku suka pria yang gentle, berani mengutarakan perasaan maka berani juga untuk menerima kenyataan jika harus ditolak." Alita mencondongkan badanya dan mendekat pada pemuda itu. "Kamu takut ditolak?"
Gelengan lemah dari pemuda itu membuat Alita tertawa lagi. "Maka jadilah pacar yang baik."
Senyuman lebar dari pemuda itu sesaat membuat Alita menelan ludah. "Dia lumayan tampan kalau tersenyum. Apa aku masih bisa menjaga hati untuk Diego setelah sekian banyak pria tampan yang datang menggoda?"
Lesung di pipi kanan pemuda itu menggoyahkan hati Alita. Siapa sih yang tidak goyah disenyumin pria tampan berlesung pipit?
"Siapa namamu?" tanya Alita yang sempat terpana oleh wajah tampan pemuda itu.
"Sky. Vincent Skylee," jawab pemuda yang menyebutkan namanya dan tersenyum lagi.
"Eh?" Alita mengerjap bingung. Rasanya familiar, tapi dia tidak ingat. Namun, daripada mengingat yang tidak pasti, Alita lebih memilih untuk menggoda pemuda itu.
"Nama yang bagus. Kamu memang langit yang aku butuhkan sekarang. Yang memberikan kehangatan disaat aku kedinginan dan yang memberi air saat aku kehausan, yang memberi cahaya disaat aku berada di dalam kegelapan."
Padahal di dalam hati, Alita sedang menertawakan nama pemuda yang hampir mirip nama perempuan, Skylee, dan Vincent, mengingatkannya pada pelukis ternama, Vincent Van Gogh.
Sungguh kelicikan yang sempurna, mulut dan hati berkata lain. Cocok menjadi pemain film yang terkenal.
"Aku ... aku hanya siswa biasa. Apa aku sudah menjadi pacarmu sekarang?" Sky bertanya ragu, masih memandang Alita dengan tatapan memuja.
"Tentu saja kamu sangat tampan untuk bisa bersanding dengan aku yang cantik ini. Apa kamu akan mengajakku kencan setelah pulang sekolah?" Alita dengan tidak tahu malunya langsung to the point. Toh pacaran sama artinya dengan menghabisi isi dompet sang pacar. Karena di pikiran Alita hanya ada uang dan pria tampan.
Tanpa ragu, pemuda yang baru beberapa detik yang lalu resmi menjadi pacar Alita itu mengangguk. "Aku akan menunggumu sepulang sekolah, kamu bisa menentukan ke mana kita harus pergi," ucap Sky.
Bibir gadis yang baru berusia tujuh belas tahun sebulan yang lalu melengkung sempurna. Kencan yang sempurna, begitu pikirnya.
***
Suasana di sebuah kelas tingkat sebelas tampak ramai. Para siswa sedang membicarakan sesuatu yang tiba-tiba membuat kantuk Alita sirna. Lari-larian semalam sungguh melelahkan dan juga tidur pagi yang diganggu Diego.
"Seorang dosen tampan?" gumamnya.
Senyuman misterius tercetak di bibir tipis Alita. "Dalam rangka apa seorang dosen mengajar di sekolah menengah?"
Dia mencolek seorang siswa yang duduk di bangku depannya. "Hei, apa berita itu benar?"
Siswa yang tidak dikenalinya dari belakang segera menoleh dan Alita terkejut melihatnya. "Kamu?! Vincent Van Gogh?"
Alita sungguh tidak menyangka pemuda yang dia goda pagi tadi ternyata satu kelas dengannya. Mungkin ini alasan dia merasa familiar dengan nama Sky.
Alita memang tidak peduli dengan manusia penghuni kelasnya, yang dia pedulikan hanya pria tampan yang berbeda kelas dengannya, itu lebih menantang dan tidak membosankan.
"Aku satu kelas denganmu, Princess," ujar Sky.
"Oh, aku tidak tahu kalau ternyata kita sudah berjodoh, Sky. Mungkin ini takdir Tuhan. Kamu dan aku bersama-sama bahkan dalam kelaspun kita sudah ditakdirkan." Alita menyengir tanpa dosa.
Dan di dalam hati, dia mengutuk pemuda pemuda yang duduk di hadapannya itu. Panggilan princess itu sungguh merisihkan, hanya kekasih satu-satunya yang boleh mengatakan itu. Sialan, Alita juga tidak bisa menggoda dosen tampan itu nanti.
"Aku harus bersikap baik agar ikan yang baru saja ditangkap ini tidak lari," gumamnya dalam hati.
Namun sesaat kemudian dia menyeringai. Mungkin setelah kelas selesai, Alita bisa memulai rayuannya untuk sang dosen yang belum dia lihat wajah, tapi sudah membuatnya demam. Pria tampan.
Sky tampak tersenyum di hadapan Alita dan itu selalu membuat Alita tidak fokus karena wajah manis sang pacar selangkah.
"Kamu tampan, Sky. Aku menyesal tidak mengenalmu sebelumnya, mungkin kita bisa bersama jauh lebih lama."
Sky tampak tersenyum merona dan Alita menyeringai puas. "Sebelum menguras isi dompetnya, aku harus menjadi kucing manis," bisiknya dalam hati.
Rayuan gombal Alita seketika terhenti tatkala segerombolan guru memasuki kelas. Manik hijaunya menangkap sosok yang tidak asing dari postur tubuhnya, tapi wajahnya sangat-sangat asing.
Dia terus menatap orang yang datang dengan gerombolan guru yang banyak itu, asing namun terkesan familiar.Orang baru yang mungkin disebut sebagai dosen tampan itu.
"Katanya tampan tapi kok masih lebih bagus mukanya Thanos," gumam Alita mengejek.
Pupus sudah harapan Alita yang hendak merayu dosen itu karena ternyata wajah sang dosen jauh lebih buruk dari yang dibayangkan.
Hatinya seketika gundah setelah mendengar pengenalan diri singkat dari dosen itu.
"Saya Santiago Kim."
Hanya itu yang disebutkan, Alita mencemooh dalam hati. "Kok dia bisa jadi dosen dengan wajah sejelek itu? Dan perkenalan singkat yang lebih jelek dari gonggongan anjiing tetangga."
Karena kesal, Alita mengambil ponsel dan mengetik sebuah kalimat untuk seseorang.
"Diego, ada satu dosen yang datang di kelas kita. Dia sangat jelek, bahkan lebih jelek dari wajahnya si Hound komando autobots di Transformers. Tapi sejelek-jeleknya dosen jelek itu, kamu yang paling jelek."
Alita terkikik sendiri membayangkan senyuman iblis Diego. Pemuda tampan yang dia katai jelek demi melindungi hati dan jiwanya agar tidak dirasuki iblis.
"Nona Dario, apa Anda mendengarkan penjelasan saya?"
Suara dosen yang jelek itu membuat Alita mengangkat pandangan dari ponsel, semua pandangan tertuju padanya dan itu membuat Alita sedikit kikuk. Namun, Alita bisa mengatasinya dengan baik.
Dia tersenyum mansi sebelum menatap mata dosen jelek itu. Alita sedikit menunduk untuk meminta maaf. "Maaf, saya melakukan kesalahan, Mr. Kim."
Sang dosen tampak datar, ekspresinya tidak menyenangkan untuk dilihat. Alita menilainya sangat buruk, bahkan sekarang lebih jelek dari wajah Thanos dan Hound. Mirip dengan Arsus di The Guardians.
"Bukan masalah besar, Nona Dario." Dosen Kim memperbaiki letak kacamatanya, kemudian mengalihkan pandangan dari Alita.
"Saya hanya ingin mengatakan sesuatu pada kalian semua. Ada yang mengatakan pada saya, kalau yang ngajak chatting akan kalah sama yang ngajak shopping, tapi yang mau saya tekankan, yang ngajak shopping akan kalah oleh yang otaknya berisi."
Alita merasa déjà vu, kalimat seperti itu pernah diucapkannya pada Diego. Apa jangan-jangan?
Sialan, dosen jelek itu pasti kenalannya Diego. Alita menerka dalam hati.
.
---
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
sizih_hm
Diego nyamar kayanya
2021-06-01
1
Nurulfajriyah
dosen jelek
2021-02-02
0
Aidan Aidan78
keren tor ceritanya...itu pasti diego yg lg nyamar
2021-01-07
1