Bab 4

Bang Al

Kinza lantas berpamitan pada mang Jajang dan langsung menghampiri mobil tersebut. Demi apa nggak ada sambutan baik dari om judes itu?! Jangan harap di bukakan pintu. Turun dari mobil aja kaga! Gumam Kinza super malas.

Kinza masuk ke pintu belakang, hal itu membuat Al langsung menatap nya sinis.

"Saya bukan sopir mu." ujar nya dingin. Lantas Kinza balas menatap nya.

"M-maaf om, terus saya harus duduk di mana?" tanya Kinza gugup.

"Depan." balas nya dingin setelah itu membuang asal tatapan nya. Kinza kesal, kalau saja tidak di suruh papa. Pasti gadis itu lebih memilih naik ojeg online daripada harus di jemput om-om judes dan cuek ini.

Kinza mengalah. Dengan langkah gontai dia masuk ke mobil dan duduk di depan. Hening. Tidak ada yang memulai percakapan. Kedua manusia itu sama-sama diam.

"Om, koknmau ngejemput saya? Om nggak terpaksa kan?" tanya Kinza memecah keheningan. Mulut gadis itu sudah gatal ingin berbicara.

Al menoleh dan menatap Kinza dingin. "Ya terpaksa lah!" balas nya cuek. Super cuek dan menusuk.

"Terus kenapa malah mengiyakan ucapan papa?" tanya Kinza lagi.

"Kamu gak perlu tau."

"Ya harus tau dong, saya ini di jemput sama orang yang baru saya kenal. Memang salah kalau saya ber..."

"Diam, tidak usah banyak bicara!"

Doeeng.

Kinza langsung mati kutu. Baru sekarang ada manusia yang bisa menghentikan ocehan gadis itu. Kinza kalah, dia memilih diam.

Perjalanan mereka cukup panjang. Butuh sekitar tiga puluh menit untuk sampai di rumah. Kinza cemberut, demi apa harus menunggu dua puluh lima menit lagi? Baru lima menit saja sudah dongkol rasanya! Lagi-lagi Kinza bergumam sebab kesal. Sebenarnya gadis itu ingin bertanya perihal mobil nya yang beberapa hari lalu lecet. Dia lupa mengecek sebelum masuk ke dalam mobil.

"Om, mobil nya masih lecet gak?" tanya Kinza pelan.

"Gak."

"Om marah sama saya?"

"Gak."

"Ko jawab nya singkat banget om, lagi PMS ya?!" Al sedikit terkejut mendengar ucapan Kinza. Tapi, dengan cepat wajah nya kembali lagi ke ekspresi semula. Cuek dan dingin.

"Om?"

"Apalagi sih? Mau minta makanan?" tanya Al kecut. Seketika Kinza menoleh dan wajah nya berbinar. "Yuk, om mari kita mampir ke minimarket." ujar gadis itu polos. Astaga, Kinza memang selalu antusias kalau soal makanan.

"Gak!"

"Lho katanya ta..."

"Gak jadi!"

Kinza membelalakkan matanya. Kesal dengan pria di samping nya ini.

"Dasar PHP!"

Kinza melipat tangan nya di dada. Amarah nya sudah mencapai ubun-ubun. Dia kesal benar-benar kesal! Sementara Al, pria itu tersenyum tipis, tipis sekali hingga nyaris tak terlihat.

Gadis bau kencur di samping nya ini begitu menggemaskan.

'Cih, apa lo bilang? Menggemaskan? Gak mungkin!' decak Al dalam hati. Bagaimana pun gadis ini membawa sial sejak first meet mereka. Terkesan buruk dan begitu memalukan!

Al kembali fokus ke jalanan. Sesekali dia melirik tipis ke arah Kinza. Hanya memastikan gadis itu tidak tertidur. Al hanya tidak ingin jika dirinya harus repot-repot menggendong Kinza masuk ke dalam rumah. Hanya itu saja!

Kinza sesekali menguap, rasa penat dan kesal datang bertubi-tubi. Dia butuh istirahat sekarang juga.

"Jangan tidur, saya nggak punya banyak waktu buat gendong kamu." ujar Al sinis, seakan dia tau apa yang sedang Kinza pikirkan. Gadis itu lalu menatap Al tipis.

"Saya juga nggak sudi harus di gendong sama om-om tua dan judes macam om gini!" balas Kinza tak kalah sinis. Demi Tuhan, dia butuh tidur sekarang!

"Oke!"

Mati gue?! Apa yang barusan gue katakan?! Gumam Kinza dalam hati. Mau berpikir masa bodo pun sulit.

Sudah tiga puluh menit berlalu. Akhirnya dia sampai juga ke rumah. Ah ya, tidak ada mampir-mampir ke minimarket. Padahal, jika bersama papa nya, pasti dia sudah membeli makanan sebanyak mungkin.

"Makasih om, saya pamit."

"Hemm." cuek. Lagi dan lagi pria itu tidak ada hangat-hangat nya. Kinza sebal, sangat-sangat sebal.

Setelah turun dari mobil, gadis itu melangkahkan kaki masuk ke rumah tanpa menoleh ke mobil Al. Malas sekali rasanya harus melihat dia beserta mobil nya itu. Bikin muak! batin Kinza.

...---...

Setelah membersihkan diri, gadis itu lantas merebahkan diri di atas kasur. Pikiran nya menerawang pada kejadian beberapa menit lalu. Entah kenapa malah membuat nya gusar.

Dia merubah posisi tidur nya. Kali ini duduk dan bersandar pada dipan kasur. Tangan lentik nya memainkan ponsel, membuka aplikasi instagram dan mencari nama seseorang.

Arjuna.bima

Beberapa nama muncul dengan berbagai foto profil yang berbeda. Ada salah satu yang menarik hati nya untuk kemudian dibuka. Foto seorang pria berseragam doreng.

Benar saja. Pria itu adalah sosok yang selama ini Kinza tunggu-tunggu. Si pria lembut dan hangat serta baik hati. Rasa rindu mulai menjalar ke sekitar otak nya. Gadis itu lantas mengirim pesan pada pria yang bernama lengkap Arjuna Bima Nusamalima.

^^^Kinza.irsyania^^^

^^^Hai, kak?^^^

Sebuah pesan berhasil Kinza kirim. Tapi tak ada jawaban. Seperti nya Bang Juna sibuk, pantas saja instagram nya tidak pernah aktif. Lirih Kinza.

Kinza pasrah saja. Dia meletakkan ponsel nya di atas nakas lalu memilih memejamkan mata. Gadis itu berharap suatu saat Juna akan membalas pesan nya.

...---...

Pagi-pagi sekali pintu kamar Kinza sudah di ketuk. Mama nya harus buru-buru berangkat untuk menghadiri kunjungan ke Kota Bandung. Kinza pun bergegas bangun dan menyibakkan selimut ke sembarang arah.

"Ada apa, Ma?" tanya Kinza sambil menguap. Membuat mama nya geleng-geleng kepala.

"Mama ada kunjungan KASAD ke Bandung. Mungkin akan menginap satu malam. Jadi Iza baik-baik ya di rumah. Uang nya sudah mama kirim ke ATM mu." ujar Mama nya lembut. Wanita itu memasang senyum merekah. Sangat cantik dengan seragam persit kebanggaan nya itu.

"Janji semalam aja ya, Iza suka kepikiran mama soalnya." balas Kinza seraya memeluk mama. Dia sedih harus di tinggal lagi.

"Iya sayang, yaudah sana mandi jangan lupa solat."

"Okay."

Kinza masuk kembali ke kamar nya. Lebih tepat nya ke kamar mandi, gadis itu mulai membersihkan diri dan melaksanakan ibadah solat subuh.

Sudah jam enam kurang dua puluh menit. Rumah kembali sepi. Mama dan papa nya sudah berangkat sejak pukul lima pagi tadi. Sekarang hanya tersisa Kenzo dan Kinza yang sedang sarapan di meja makan.

"Gue pulang sekolah ada latihan karate. Nanti lo balik naik ojeg aja." ujar Kenzo memecah keheningan. Kinza menoleh dan menatap Kenzo.

"Pulang jam berapa?" tanya Kinza datar.

"Magrib, paling."

"Oke deh."

Hening. Kedua nya sama-sama sibuk melahap kembali sarapan nya.

"Jo?" panggil Kinza pelan.

"Apa?"

"Lo lupa kalau hari ini kita ulang tahun?" tanya Kinza lirih.

"Nggak."

"Terus kok biasa aja? Nggak sedih gitu pas sweet seventeen kudu di tinggal Mama, Papa dan nggak ada pesta?"

"Ya emang kenapa? Gue bukan anak kecil lagi. Stop bersikap manja, lo udah SMA bukan TK lagi." cibir Kenzo pelan. Dia menatap Kinza yang sekarang sedang menekuk wajah nya.

Hari ini adalah hari kelahiran Kenzo, Kinza dan Papa nya. Usia mereka menginjak angka tujuh belas tahun dan papa menginjak usia empat puluh tujuh tahun. Tidak ada yang spesial. Mereka bahkan harus di tinggal ke Bandung karena kesibukan mama dan papa nya. Kinza pasrah saja.

Setelah sarapan selesai. Kedua nya bergegas untuk berangkat ke sekolah.

"Bi Tata, Iza sama Jojo berangkat, yaaa.." ujar Kinza sedikit berteriak. Tak lama Bi Tata datang.

"Iyaa, non. Hati-hati ya." balas Bi Tata. Wanita paruh baya itu langsung merapihkan piring-piring di atas meja makan.

Kinza masuk ke dalam mobil. Gadis itu memasang ear-phone di telinga dan membuka aplikasi instagram.

Satu buah notif DM muncul. Buru-buru Kinza membuka pesan nya.

Arjuna.bima

Hai juga, Kinzaa.

Apa kabar?

Wajah Kinza berbinar seketika. Senyum nya mengembang lebar, menambahkan kesan cantik untuk dirinya.

^^^Kinza.irsyania^^^

^^^Alhamdulillah sehat, abang apa kabar?^^^

Arjuna.bima

Alhamdulillah sehat juga.

Kinza sekolah?

^^^Kinza.irsyania^^^

^^^Iya sekolah bang, abang dinas hari ini?^^^

Arjuna.bima

Pulang jam berapa? Nanti abang jemput ya?

Hari ini abang piket, pulang jam lima sore.

^^^Kinza.irsyania^^^

^^^Oke deh.^^^

^^^Semangat abang😂^^^

Arjuna.bima

Siaap, Kinza semangat juga sekolah nya😅.

Nanti abang sambung lagi ya, sekarang mau apel pagi.

^^^Kinza.irsyania^^^

^^^Okee😅^^^

^^^Read.^^^

Hati Kinza menghangat seketika. Bahagia juga gugup menjadi satu. Gadis itu mengembangkan senyum nya lebar-lebar. Di hari spesial bersama bersama orang spesial.

Chat nya berakhir bersamaan dengan sampai nya mereka di sekolah. Kinza turun dari mobil di ikuti Kenzo. Mereka berdua langsung berjalan masing-masing. Kenzo masuk ke kelas dua belas IPA satu dan Kinza masuk ke kelas dua belas IPA empat.

Gadis itu berjalan dengan senyum yang tak henti-henti terukir dari bibir tipis nya. Menambah kesan cantik untuk dirinya. Sesekali dia memeluk ponsel nya di dada. Merasakan kembali hangat nya percakapan singkat tapi begitu sangat berarti untuk Kinza. Dia senang, sangat senang.

Dari kejauhan, Kinza nampak melihat kelas nya sudah sepi. Pintu nya tertutup rapat seperti sedang ada ujian. Dia melirik jam tangan silver di tangan kirinya. Masih ada waktu tiga puluh menit sebelum bel, tapi kenapa pintu sudah tertutup. Keringat mulai membanjiri pelipis gadis itu, rasa takut juga bingung mulai menjalar ke seluruh tubuh nya.

Gadis itu semakin mempercepat langkah kaki dan segera membuka pintu.

Duaarrr!!

Suara balon yang meletus mulai terdengar dimana-mana. Dia di beri suprise oleh teman-teman sekelas nya. Tangis nya pecah seketika, tubuh nya lemas sebab terlalu takut.

"Happy birthday to you, happy birthday to you. Happy birthday, happy birthday. Happy birthday to youuuu..." ucap semua nya seraya bernyanyi lagu selamat ulang tahun.

"Happy sweet seventeen mabestie. Doa yang baik selalu mengiringi langkah lo." ucap Claudia seraya memeluk Kinza. Kue yang tadi berada di tangan nya kini sudah pindah ke tangan Annisa.

"Happy birthday Kinzaaa!" seru semua teman-teman nya berbarengan.

"Terima kasih semua. Gue bener-bener terharu, hiks." ujar Kinza seraya berterima kasih. Gadis itu masih menangis sesenggukan lantaran mendapat kejutan tak terduga di pagi hari. Semua nya lantas bersalaman satu-persatu sampai akhirnya bel terdengar memekikkan telinga.

...---...

Kinza menunggu kehadiran Juna di pos satpam, lagi-lagi gadis itu ditemani mang Jajang. Sepuluh menit yang lalu, Juna bilang sudah ada di jalan untuk menjemput Kinza. Gadis itu sesekali bercermin melalui ponsel nya. Penampilan nya memang agak kumel lantaran baru saja selesai latihan Paskibra. Tak apa, dia tetap cantik dengam senyum merekah. Siapapun yang melihat nya akan langsung terpana.

Suara deru mobil terdengar semakin mendekat. Sebuah mobil Honda Brio terpakir mulus tepat di depan pos satpam. Pintu nya terbuka menampilkan sosok pria berperawakan tinggi, hidung mancung dan rahang tegas. Tubuh atletis nya terbalut oleh baju doreng, lengkap dengan sepatu PDL serta topi khas tentara. Perfect! Sangat tampan dan tak bosan di pandang.

"Permisi pak, saya pamit mau jemput Kinza." ujar Juna seraya berpamitan ke mang Jajang. Lantas mang Jajang mengangguk sambil tersenyum ramah.

"Silakan, Ndan."

"Yuk, masuk." seru Juna hangat. Bibir nya tak pernah berhenti tersenyum.

"Ayo, bang."

Mereka berdua masuk ke dalam mobil. Tidak ada adegan romantis seperti membukakan pintu. Juna tau Kinza pasti bisa membuka pintu mobil sendiri. Perlahan mobil mulai melaju dengan kecepatan sedang.

"Mau langsung pulang atau main dulu?" tanya Juna pelan.

"Terserah abang."

"Beneran terserah abang?" tanya Juna lagi.

"Iyaa."

"Oke, kita makan dulu. Sekalian mau rayain ulang tahun kamu yang ke tujuh belas tahun." ujar Juna ramah. Aish, lagi dan lagi hati Kinza menghangat. Senyum nya kembali terukir di bibir tipis nya.

"Siaap, aku ikut abang aja." kekeh Kinza pelan. Rambut gadis itu langsung di acak oleh Juna. Selalu saja lucu dan menggemaskan. Batin Juna dalam hati.

Selang beberapa menit. Mobil Juna terparkir di sebuah restoran seafood. Sejak dulu restoran ini menjadi tempat makan favorit mereka. Tidak ada yang berubah. Semua masih sama sejak enam tahun lalu.

Mereka memilih kursi di pojokan dekat pintu samping. Juna memesan makanan dan Kinza menunggu di kursi yang sudah di booking.

"Abang nggak sempat beli kue. Soalnya habis piket langsung jemput kamu." ujar Juna setibanya di dekat Kinza.

"Nggak apa-apa bang. Iza udah seneng banget bang Juna masih ingat ulang tahun Iza." kekeh Kinza malu-malu kucing garong.

"Gimana sekolah nya? Masih ikutan Paskibra?"

"Baik, iya masih. Empat hari lagi Kinza lomba Paskibra, event terakhir di kelas dua belas."

"Empat hari lagi berarti hari sabtu, nanti abang usahakan datang deh." balas Juna pelan. Kinza langsung menatap Juna sumringah.

"Waah, abang serius? Emang nggak piket?" tanya Kinza.

"Abang izin aja, pertama kali nya abang izin kok. Jadi pasti di kasih izin."

"Makasih banget abang."

"Iya sama-sama, tapi janji harus menang. Oh iya, Kinza masih sering pingsan?"

"Iya siap, doain aja semoga menang. Iya masih hehe, apalagi kalau anemia nya kambuh." balas Kinza pelan.

"Kalau Kinza nggak pingsan nanti abang kasih hadiah."

"Serius, bang?"

"Iyaa dong."

"Oke, Kinza usahakan nggak pingsan."

"Sip, bagus kalau gitu."

Mereka melanjutkan aktivitas mengobrol nya. Hingga beberapa saat kemudian, makanan pesanan mereka datang. Udang asam manis porsi jumbo dan kerang lada hitam. Mereka lantas menyantap makanan tersebut sampai habis.

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian, di tunggu bom like dan komentar nya. Dan, jangan lupa berikan vote nya!🥰

Terpopuler

Comments

Keke Cahya

Keke Cahya

3

2021-01-25

0

skiesoyra

skiesoyra

next

2020-12-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!