Kinar menemui para normal kali ini dengan keberanian yang lebih. Saat bertemu, Kinar langsung menyampaikan keluhannya. Kinar harus menjalankan beberapa ritual yang merepotkan. Tapi Kinar dengan senang hati melakukannya.
Setelah melalui proses yang berat, akhirnya Kinar dinyatakan sembuh. Kinar kembali memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk meraih simpati para pria di luar sana.
Tapi berbeda dengan yang pertama kali berobat. Kali ini Kinar harus terima nasib dikejar pria-pria berumur untuk dijadikan istri kedua ataupun istri simpanan. Jelas saja Kinar menolak.
" Kinar, Om tuh suka banget sama Kamu. Kalo Kamu mau jadi istri simpanan Om, hidup Kamu bakal terjamin dehh...," kata seorang pria seumuran ayah Kinar.
" Maaf Om. Tapi Saya ga mau jadi istri kedua, ketiga atau simpanan...," kata Kinar tegas.
" Tapi Saya ga tahan liat Kamu terus digangguin cowok lain. Mending Kamu jadi istri Saya aja. Cuma Saya yang boleh dan bisa pegang Kamu kan...," kata pria itu lagi.
Kinar bergidik saat mendengar ucapan pria tua itu. Dengan kecepatan kilat, Kinar pun berlari menghindarinya.
Setibanya di rumah Senja langsung membersihkan dirinya, sambil berpikir.
" Apa salah Gue ya, kok bisa Gue sesial ini. Padahal Gue cantik, body Gue juga lumayan, Kulit Gue halus, Gue juga pinter. Apa yang dicari sama cowok-cowok itu ada di Gue, terus kurangnya dimana...?" Kinar bermonolog dalam hati.
Lelah mencari jawaban dari masalahnya. Kinar pun terdampar di sebuah masjid saat ia berniat menunaikan sholat Ashar. Di masjid itu Kinar bertemu seorang wanita berhijab syar'i yang terlihat pintar. Sang wanita, sebut saja namanya Ara, melihat keanehan pada wajah Kinar.
" Assalamualaikum...," sapa Ara.
" Wa alaikumsalam...," jawab Kinar.
" Maaf Mbak, saya ga bermaksud lancang. Keliatannya Mbak punya masalah yang berat...," kata Ara tepat mengenai sasaran.
" Iya, kok tau. Keliatan ya dari muka saya. He he he..., jadi malu saya...," kata Kinar malu.
" Kalo ada masalah, dateng ngadunya sama Allah ya Mbak. Jangan ke yang lain, misalnya ke dukun. Itu dosa lho Mbak...," kata Ara mengingatkan.
Kinar bagai tersambar petir saat mendengar nasehat sederhana dari wanita yang baru saja dikenalnya.
Kinar ingat, bagaimana ia terlalu jauh berlari dari jalan Allah. Bukannya meminta tolong pada Allah, tapi minta tolong pada sesama manusia yang juga memiliki kelemahan seperti dirinya.
Kinar menangis menyesali perbuatannya. Saat ia menoleh untuk berterimakasih, Ara telah pergi jauh bersama suami dan anak laki-lakinya dibonceng sang suami.
Kinar pun sadar dan segera pulang untuk membersihkan semua peralatan yang dipakainya sebagai media penyembuhannya.
Kinar pun mulai hijrah seutuhnya. Dibawah bimbingan seorang Ustadzah, Kinar mulai belajar memperdalam ilmu agama. Dan saat Kinar belajar agama di rumah Ustadzah Muna, kebetulan anak beliau Putri, yang dikaruniai kelebihan oleh Allah, bisa merasakan keanehan pada diri Kinar.
" Ummi..., Mbak Kinar itu kasian ya...," kata Putri setelah Kinar pamit pulang.
" Kasian kenapa Put...?, orang lagi belajar kok dikasihani, emang kenapa...?" tanya Ustadzah Muna yang mengerti arah pembicaraan Putri.
" Itu Mii..., Mbak Kinar sulit dapet jodoh karena kena pelet batu nisan...," kata Putri pelan.
" Inna Lillahi wainna Ilaihi rojiuun..., masa sih Put ?, ya Allah kasian banget si Kinar...," kata Ustadzah Muna prihatin.
" Coba Ummi tanya deh sama orangnya...," kata Putri sambil melangkah ke dapur.
" Terus kenapa kalo kena pelet itu Put...?" tanya Ustadzah Muna penasaran.
" Ya karena jiwanya sudah dinikahkan dengan nisan orang meninggal, otomatis Mbak Kinar sulit dapet jodoh, semacam digantung atau diikat supaya ga bisa nikah sama orang lain gitu Mi...," kata Putri menjelaskan.
" Pantesan Ummi ngerasa ada yang aneh sama Kinar, tapi Ummi ga tau itu apa...," kata Ustadzah Muna.
" Padahal Mbak Kinar itu cantik lho Mi, tapi karena pengaruh iblis jadi ketutup deh cantiknya...," kata Putri lagi.
Saat Ustadz Fakih pulang, Ustadzah Muna membicarakan hal itu pada suaminya.
" Bisa disembuhin ga Bi...?" tanya nya.
" Insya Allah bisa Mi...," jawab Ustadz Fakih.
" Kita bantu ya Bii, kasian si Kinar...," kata Ustadzah Muna lagi.
" Iya Mi, insya Allah Abi kasih tau Kyai Gufron dulu ya, minta pendapat beliau baiknya gimana dan kapan waktu yang tepat buat ruqyah. Ntar tinggal Ummi kabarin si Kinar kapan siapnya," kata Ustadz Fakih lagi.
Ustadzah Muna mengangguk setuju.
Saat Ustadzah Muna menyampaikan hal itu, Kinar menangis.
" Jadi itu sebabnya Saya ga pernah bisa menikah selama ini Bu Ustadzah...?" tanya Kinar sedih.
" Iya Kinar..., Kamu yang sabar ya...," hibur ustadzah Muna.
" Pasti karena kesombongan Saya dulu. Saya merasa diri Saya ini cantik, pintar, sempurna. Hingga Saya menghina laki-laki yang suka sama Saya dan punya niat baik menikahi Saya...," kata Kinar lagi.
" Bisa juga begitu Kinar. Mungkin laki-laki itu sakit hati jadi maen belakang kaya gini...,":kata Ustadzah Muna sambil mengelus punggung Kinar lembut.
" Apa Saya salah kalo Saya ingin punya suami yang baik, mapan, tampan. Bukannya perempuan lain juga punya impian yang sama kaya Saya Ustadzah, tapi kenapa cuma Saya yang ngalamin nasib kaya gini...?" rintih Kinar sambil menangis.
Ia hampir putus asa mengingat jodohnya yang tak kunjung datang. Padahal usianya tak lagi remaja. Usia Kinar sudah masuk angka 37 tahun, usia yang tak lagi muda untuk ukuran wanita lajang.
" Jadi Saya kena ilmu hitam yang bikin Saya sulit dapat jodoh Ustadzah ?, Astaghfirullah..., Saya ga nyangka ada orang yang tega ngelakuin itu ke Saya...," keluh Kinar sambil menangis.
" Yang sabar ya, insya Allah Kita cari jalan keluarnya sama-sama...," kata Ustadzah Muna mencoba menghibur Kinar.
Setelah bertanya kesiapan Kyai Gufron ( yang selalu sibuk dengan urusan pesantren juga janji bertemu dengan orang penting ), maka diaturlah hari kapan Kinar bisa konsultasi syar'iah kepada Kyai Gufron.
Kinar didampingi oleh Ustadzah Muna, Ustadz Fakih dan Putri, yang selalu setia mendukungnya meraih ridho Allah.
Mereka duduk berhadapan dalam situasi yang santai di masjid yang berada di area pesantren, sambil menunggu kedatangan Kyai Gufron.
Tak lama kemudian Kayai Gufron datang bersama santrinya yang bernama Subhan, seorang hafish Al Qur'an yang turut mengajar di pesantren milik Kyai Gufron.
Subhan memandang sekilas wajah Kinar, meskipun pucat tapi tak bisa menutupi kecantikan aslinya.
Subhan beristighfar dalam hati saat menyadari telah memiliki ketertarikan pada lawan jenis di hadapannya.
Tanya jawab santai pun dimulai. Putri turut hadir untuk membantu proses penyembuhan Kinar.
" Kapan terakhir Kamu merasa mulai ada yang aneh...?" tanya Kyai Gufron serius.
" Setelah berobat terakhir Pak Kyai. Saya merasa yang tertarik pada Saya kebanyakan om-om yang berniat menikahi Saya secara siri untuk dijadikan istri simpanan...," kata Kinar malu.
Semua terdiam dan ikut prihatin mendengar cerita Kinar.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments